Melintasi Waktu Dengan Sistem Gosip

Sementara itu, Menteri Lu menepuk bahu Jiao Wenqing pelan. “Hahaha, anak yang jujur dan berani seperti ini sangat langka, Tuan Jiao. Aku yakin kerajaan ini akan hidup setelah kedatangannya.”

Nada terakhirnya terdengar agak aneh, tapi Jiao Lizhi menafsirkannya sebagai pujian tulus.

“Ah, terima kasih atas doanya, Paman Lu! Aku akan berusaha keras, atau mungkin tidak terlalu keras, karena aku tidak suka berkeringat.”

Jiao Wenqing, “...”

Menteri Lu, “...”

Seluruh aula, “...”

Beberapa pejabat bahkan menahan tawa dan batuk kecil agar tidak terlihat menertawakan putri Perdana Mentri yang baru saja diangkat jabatan itu.

Tak lama kemudian, suara langkah teratur terdengar dari arah pintu utama. Semua kepala menoleh. Putra Mahkota memasuki aula dengan langkah tenang dan aura yang dingin.

Seketika seluruh orang di dalam aula membungkuk memberi hormat, termasuk Jiao Lizhi yang ikut-ikutan dengan sedikit terlambat karena tadi sempat sibuk menepuk-nepuk pakaiannya yang berdebu.

Begitu salam selesai dan Putra Mahkota berjalan mendekati tempat para menteri berada, Jiao Lizhi dengan santainya memberi salam tambahan sambil tersenyum cerah.

“Selamat pagi, Putra Mahkota! Sepertinya pagimu sangat menyenangkan hari ini.” Jiao sambil menekan suaranya pelan, pasalnya ia sedikit marah dengan pelaku utama ini yang membuatnya harus bekerja di istana.

Semua mata langsung menatapnya dengan ngeri, sejak kapan ada orang berani menyapa Putra Mahkota seperti menyapa tetangga sebelah?

Putra Mahkota menatap Jiao Lizhi dengan senyumnya, “Oh, kau hari ini sudah bekerja? Selamat!”

Jiao Lizhi mendengus dengan jawaban Putra Mahkota, “Yah, itu akibat seseorang sehingga aku bisa bekerja di istana. Terima Kasih putra mahkota!”

“Ah, ya sama-sama. Tak perlu sungkan.”

Mulut Jiao Lizhi sedikit berkedut.

Putra Mahkota lalu beralih berbincang dengan Perdana Menteri dan beberapa pejabat penting lainnya. Belum lama percakapan mereka dimulai, suara lantang Kasim Utama menggema dari pintu besar di sisi lain aula.

“Yang Mulia Kaisar, tiba!”

Semua pejabat langsung membungkuk serentak, masing-masing memegang papan jabatan mereka di kedua tangan. Suasana aula mendadak hening, hanya terdengar langkah Kaisar yang mantap menuju singgasana.

“Semoga panjang umur, Yang Mulia.” ucap mereka serempak hingga sampai 3x.

Kaisar memandang para menterinya dengan ekspresi puas, kemudian menelusuri barisan satu per satu dengan tatapan tajam namun tenang. Ia tengah mencari sosok wanita muda yang dilaporkan oleh Putra Mahkota, wanita yang konon bisa ‘di dengar suara hatinya’ oleh putra nya dan yang akan membersihkan istana dari pejabat korup.

Ia juga penasaran dengan sosoknya, dan juga penasaran apakah ia juga bisa mendengar suara hatinya berikut rahasia-rahasia yang bisa mengguncang istananya.

Tatapan Kaisar akhirnya berhenti pada sosok putri muda yang masih menunduk kikuk di barisan belakang Perdana Mentri.

“Hmm, yang ini pasti dia...” pikir Kaisar.

Jiao Lizhi tiba-tiba merasa ada tatapan maut yang menuju ke arahnya oleh seseorang, ia pun refleks melirik ke arah sumbernya, dan matanya bertemu langsung dengan mata sang Kaisar.

Kaisar sontak terkejut, cepat-cepat mengalihkan pandangan sambil berdehem kecil. “Berdirilah!”

Semua orang lantas berdiri dan menunduk sedikit, agar tidak langsung menatap sang penguasa.

Dengan suara berat dan berwibawa, Kaisar membuka sidang pagi itu.

“Baiklah... Apakah ada yang ingin kalian laporkan? Jika tidak ada, sidang dibubarkan.”

Jiao Lizhi langsung berseri-seri karena dengan rapat yang tanpa laporan, ia bisa melanjutkan tidur nya kembali.

Namun kebahagiaannya terhenti saat seorang pejabat berbaju merah melangkah maju dan menunduk hormat.

“Hamba, ingin menyampaikan sesuatu kepada Yang Mulia.” ucap Menteri Urusan luar Negeri, He Zhongshan.

“Heh, siapa orang ini? Kenapa berteriak dengan suara jeleknya? Mengganggu nona cantik yang sudah siap pulang saja!” Jiao Lizhi menggerutu.

Sayangnya, seluruh aula mendadak hening. Semua orang menatap ke arahnya dengan tatapan aneh.

“Eh? Kalian kenapa melihatku?” bisiknya pelan. Tapi semua pejabat justru saling pandang, karena mereka semua mendengar suara perempuan yang barusan mengutuk! Dan yah, hanya satu wanita di dalam ruangan, yaitu Jiao Lizhi.

Sementara itu, Tuan He Zhongshan tetap melanjutkan bicaranya. “Yang Mulia, meskipun Dinasti kita memperbolehkan wanita belajar dan bekerja, namun belum pernah ada wanita yang ikut hadir dalam sidang pagi dengan resmi. Terlebih, usia Nona Jiao ini masih sangat muda dan belum memiliki pengalaman. Hamba juga mendengar, beliau belum pernah menimba ilmu di akademi bahkan belum pernah ikut ujian kekaisaran. Mohon pertimbangkan kembali keputusan Yang Mulia.”

Jiao Lizhi terperangah. Ia sempat senang, kalau bisa batalkan jabatannya agar ia tidak perlu Bagun pagi dan bisa tidur sepuasnya! Tapi di sisi lain, hatinya kesal. Berani sekali pria itu menjelekkan Jiao Lizhi di depan umum! Memangnya salah muda dan cantik?

Ia berbicara pada sistem di dalam dirinya. “Sistem, orang ini berani-beraninya menjelekkan aku. Walau aku tidak ikhlas datang ke istana dan mengorbankan waktu tidur pagiku, tapi tetap saja aku tidak terima!”

[Benar. Orang ini memang tidak baik. Tunggu sebentar, aku akan coba ku korek rahasia nya.]

“Cepatlah! Aku sudah tidak sabar membalasnya.”

Di sisi lain, suasana aula berubah aneh.

Beberapa menteri mulai berbisik pelan, wajah mereka terlihat bingung.

“Kau... kau juga mendengar suara wanita tadi?” tanya salah satu pejabat dengan nada heran.

“Mendengar apa? Aku baru saja memejamkan mata sebentar...” sahut temannya gugup

Sementara itu, Kaisar menatap para bawahannya satu per satu, bibirnya melengkung membentuk senyum tipis. “Jadi ini benar... Aku juga bisa mendengar suara hatinya. Menarik sekali.”

Tak disangka, rekomendasi Putra Mahkota ternyata tepat. Gadis ini benar-benar istimewa, kemampuannya bisa menjadi alat ampuh untuk mengetahui siapa pejabat jujur dan siapa yang penuh tipu daya. Jadi ia tak perlu khawatir lagi.

Putra Mahkota di barisan depan tersenyum samar, nyaris tak terlihat. Senyum dingin namun mengandung rasa puas. Ia melirik sekilas ke arah Jiao Lizhi. Ia sangat suka mendengar gosip dari Jiao Lizhi ini.

Sementara itu, Menteri Lu yang sejak tadi berdiri di dekat Tuan Jiao mengerutkan dahi. “Bukankah suara tadi berasal dari Nona Jiao? .”

Ia lalu menatap kaisar di singgasananya, “Tapi kenapa Kaisar terlihat senang, bukannya marah? Bahkan beliau tersenyum? Mungkinkah... ini alasan mengapa putri Perdana Menteri diangkat menjadi pejabat istana?”

Di antara para pejabat, Tuan He Zhongshan diam-diam menggenggam kayu jabatan dengan lebih erat. “Hmph. Anak perempuanku belajar di Akademi selama lima tahun, menghafal kitab sampai rambutnya rontok, juga telah mengeluarkan banyak uang untuk nya, tapi belum juga mendapatkan jabatan! Sedangkan gadis muda ini bisa langsung masuk istana tanpa ujian? Sungguh tidak adil! Apakah dia istimewa?”

Jiao Wenqing yang berdiri di samping Menteri Lu hanya bisa menghela napas panjang sambil menatap tuan He Zhongsan sambil menggelengkan kepalanya dengan rasa kasian, “Aduh, bagus sekali. Korban pertama sudah muncul...”