NovelToon NovelToon
Karma Si Playboy: Jadi Cewek!

Karma Si Playboy: Jadi Cewek!

Status: sedang berlangsung
Genre:Kutukan / Dikelilingi wanita cantik / Misteri / Berbaikan / Fantasi Wanita / Playboy
Popularitas:243
Nilai: 5
Nama Author: Zaenal 1992

Bram, playboy kelas kakap dari Bekasi, hidupnya hanya tentang pesta dan menaklukkan wanita. Sampai suatu malam, mimpi aneh mengubah segalanya. Ia terbangun dalam tubuh seorang wanita! Sialnya, ia harus belajar semua hal tentang menjadi wanita, sambil mencari cara untuk kembali ke wujud semula. Kekacauan, kebingungan, dan pelajaran berharga menanti Bram dalam petualangan paling gilanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zaenal 1992, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dendam Clara dan Siska Dimulai

Pagi itu, Clara dan Siska datang ke kantor dengan senyum kemenangan. Mereka yakin, karier Sinta akan hancur setelah rapat yang diadakan Rian.

"Lihat saja nanti, si anak baru itu pasti dipecat," bisik Clara pada Siska sambil terkekeh.

Siska mengangguk penuh percaya diri. "Rian pasti akan sadar, dia lebih membutuhkan kamu daripada Sinta."

Namun, kepercayaan diri mereka mulai goyah saat Rian membuka rapat. Dengan tenang, Rian memaparkan bukti-bukti yang telah ia kumpulkan. Rekaman CCTV, data yang diubah secara ilegal, hingga kesaksian beberapa karyawan yang melihat Clara dan Siska melakukan sabotase.

Wajah Clara dan Siska pucat pasi. Mereka tidak menyangka, Rian akan bertindak sejauh ini.

"Saya sangat kecewa dengan tindakan kalian," kata Rian dengan nada tegas. "Kalian berdua telah melanggar aturan perusahaan dan merusak nama baik perusahaan. Untuk itu, saya memutuskan untuk memberikan sanksi skorsing selama satu bulan tanpa gaji."

Clara dan Siska mencoba membela diri, namun semua bukti sudah terpampang jelas. Mereka tidak bisa mengelak lagi.

"Ini tidak adil! Sinta yang salah!" teriak Clara histeris.

Rian menatap Clara dengan tatapan dingin. "Cukup, Clara! Saya sudah cukup bersabar dengan tingkah laku kamu. Jika kamu tidak bisa menerima keputusan ini, silakan ajukan pengunduran diri."

Setelah rapat selesai, Clara dan Siska menarik Sinta secara paksa ke dalam toilet wanita. Emosi mereka sudah tidak terkendali.

"Ini semua gara-gara kamu!" bentak Clara sambil mendorong Sinta ke dinding.

Siska ikut menimpali dengan nada sinis. "Kamu pikir, kamu siapa? Mentang-mentang dekat dengan Rian, kamu bisa seenaknya sendiri?"

Clara mengangkat tangannya dan menampar pipi Sinta dengan keras. "Dasar wanita murahan!"

Seketika, mata Sinta berubah menjadi gelap. Insting Bram muncul kembali. Ia menangkap lengan Clara dengan gerakan cepat dan meremasnya dengan kuat.

"Aww! Sakit!" teriak Clara kesakitan.

Sinta menatap Clara dengan tatapan tajam. "Jangan pernah menyentuhku lagi. Kamu tidak tahu dengan siapa kamu berurusan."

Siska mencoba menyerang Sinta dari belakang, namun Sinta dengan sigap menghindar dan membalas dengan tendangan yang mengenai perut Siska. Siska terhuyung ke belakang dan jatuh terduduk di lantai.

"Kalian berdua pikir bisa mengintimidasiku? Kalian salah besar," kata Sinta dengan nada dingin. "Aku bukan orang lemah yang bisa kalian injak-injak."

Sinta meninggalkan Clara dan Siska yang meringis kesakitan di toilet. Ia berjalan keluar dengan kepala tegak.

Dengan langkah gontai, Clara dan Siska meninggalkan kantor, aura kekalahan menyelimuti mereka. Skorsing satu bulan tanpa gaji terasa seperti hukuman mati bagi harga diri mereka. Mereka memutuskan untuk mampir di sebuah kafe di bilangan Jakarta Selatan, mencari sedikit ketenangan di antara hiruk pikuk kota.

"Sialan!" umpat Clara sambil menggebrak meja, membuat beberapa pengunjung menoleh. "Gara-gara Sinta, semua rencana kita berantakan!"

Siska mengaduk-aduk es tehnya dengan kasar. "Aku nggak nyangka Rian akan membela dia mati-matian. Padahal jelas-jelas dia anak baru."

Clara mendengus. "Kamu lihat sendiri kan tatapan Rian ke Sinta tadi? Tatapan yang nggak pernah dia berikan ke aku." Nada bicaranya berubah getir. "Aku sudah lama mencintai Rian, Siska. Aku rela melakukan apa saja untuk mendapatkan hatinya. Tapi sepertinya... sepertinya dia lebih memilih Sinta."

Air mata mulai menggenang di pelupuk mata Clara. Siska mencoba menenangkan sahabatnya itu. "Jangan menyerah, Clara. Kita masih punya waktu. Rian belum tentu serius dengan Sinta. Mungkin dia hanya terpesona sesaat."

"Terpesona sesaat?" Clara tertawa sinis. "Kamu nggak lihat bagaimana dia membela Sinta di rapat tadi? Dia bahkan mengumpulkan bukti-bukti untuk menjatuhkan kita! Rian yang aku kenal nggak akan pernah melakukan itu."

Siska terdiam. Ia tahu Clara benar. Ada sesuatu yang berbeda dari Rian sejak Sinta datang. Rian yang biasanya dingin dan profesional, kini tampak lebih hangat dan perhatian, terutama pada Sinta.

"Lalu, apa yang akan kita lakukan sekarang?" tanya Siska, mencoba mengalihkan perhatian Clara dari kesedihannya.

Clara menghapus air matanya dengan kasar. "Aku nggak akan menyerah begitu saja. Aku akan mencari cara untuk menyingkirkan Sinta. Rian pantas untukku, bukan untuk wanita murahan seperti dia."

Siska mengangguk setuju. Dendam membara di hati mereka. Mereka akan melakukan apa saja untuk menghancurkan Sinta dan merebut kembali apa yang mereka yakini sebagai hak mereka. Tanpa mereka sadari, rencana jahat sudah mulai tersusun di benak mereka, siap untuk dijalankan. Sementara itu, di suatu tempat, Rian sedang memikirkan Sinta, merasa bersalah karena telah menyeretnya ke dalam masalah ini. Ia bertekad untuk melindungi Sinta, meskipun itu berarti ia harus berhadapan dengan Clara dan Siska.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!