NovelToon NovelToon
Cahaya Yang Ternodai

Cahaya Yang Ternodai

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / One Night Stand / Romansa / Bad Boy / Idola sekolah
Popularitas:384
Nilai: 5
Nama Author: Itz_zara

Hujan deras malam itu mengguyur perkampungan kecil di pinggiran kota. Lampu jalan yang redup hanya mampu menerangi genangan air di jalanan becek, sementara suara kendaraan yang melintas sesekali memecah sunyi. Di balik dinding rumah sederhana beratap seng berkarat, seorang gadis remaja duduk memeluk lututnya.

Alendra Safira Adelia.
Murid kebanggaan sekolahnya, panutan bagi teman-temannya, gadis berprestasi yang selalu dielu-elukan guru. Semua orang mengenalnya sebagai bintang yang bersinar terang di tengah gelap. Tapi hanya dia yang tahu, bintang itu kini nyaris padam.

Tangannya gemetar menggenggam secarik kertas—hasil tes yang baru saja ia lihat dengan mata kepalanya sendiri. Tulisan kecil itu menghantam seluruh dunia yang telah ia bangun: positif.

Air mata jatuh membasahi pipinya. Piala-piala yang tersusun rapi di rak kamar seakan menatapnya sinis, menertawakan bagaimana semua prestasi yang ia perjuangkan kini terasa tak berarti.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itz_zara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

18. Menutupi Semua

“Udah diem… jangan nangis lagi,” kata Rayven lembut, menepuk bahu Alendra. “Gue janji, nanti gue bakal tanggung jawab ke rumah Lo. Sekarang, gih, lap dulu muka Lo. Nanti temen-temen Lo curiga.”

Alendra menunduk, bibirnya bergetar, tapi tetap menurut. Dengan pelan, ia mengusap wajahnya, menghapus air mata yang menetes.

“Jangan kasih tau siapa-siapa… cukup gue dan Lo yang tau,” bisik Alendra, suaranya nyaris rapuh.

“Beres,” jawab Rayven tegas tapi lembut. “Gue keluar dulu, nanti setelah pulang sekolah kita ketemu lagi. Nanti bakal ada orang yang kirim makanan ke sini, Lo terima aja… nanti gue yang pesen semuanya.”

Alendra mengangguk pelan, masih menatap lantai. Rayven menatapnya sebentar, memastikan ia benar-benar tenang. Lalu menarik napas dalam, melepaskan genggaman tangannya, dan berdiri.

Dia berjalan ke pintu UKS, menyesuaikan ekspresi wajahnya agar tampak biasa. Saat membuka pintu, wajahnya datar, seolah tak ada apa-apa.

Begitu keluar, Rayven langsung disambut oleh teman-temannya dan juga sahabat-sahabat Alendra.

“Alen mana?” tanya Nayla, suara cemas tapi terselubung penasaran.

“Di dalam,” jawab Rayven singkat, nada biasa-biasa saja.

Sahabat-sahabat Alendra saling pandang sebentar, lalu satu per satu masuk ke UKS untuk menemui Alendra, meninggalkan Gang Ravenclaw.

“Ada apa sih sebenarnya?” tanya Kenzo, mulai kepo, menatap Rayven dan teman-temannya.

Rayven memasang wajah datar. “Gak ada apa-apa. Gue cuma minta maaf, gak sengaja lempar bola ke dia,” jawabnya tenang, menyembunyikan semua kebenaran di balik kebohongan itu.

“Ooo… gitu… ya udah, yuk kita langsung ke markas aja. Males gue di kelas,” ujar Kenzo, mengangguk sambil mengajak teman-temannya.

Tanpa ada yang menjawab lebih jauh, mereka semua berjalan menuju parkiran. Rayven ikut menyusul langkah santai mereka, wajahnya tetap tenang, tapi di dalam hatinya masih bergolak.

Sementara itu, Alendra dibuat pusing oleh pertanyaan beruntun dari sahabat-sahabatnya.

“Lo nggak diapa-apain sama Rayven, kan?” tanya Selena, matanya penuh kekhawatiran.

“Lo nggak ada yang sakit lagi, kan?” Nayla menambahkan, suara dan nada penuh perhatian.

“Lo udah baik-baik aja, kan?” Elvira ikut bertanya, menatap Alendra dengan cemas.

Alendra menelan ludah, memaksakan senyum tipis. “Iya… gue udah baik-baik aja. Gue nggak papa kok. Tadi Rayven cuma minta maaf karena kena bolanya.”

Mereka bertiga saling pandang sebentar, belum yakin sepenuhnya, tapi menerima jawaban itu untuk sementara.

“Ya udah, asal lo jujur ya, Len. Jangan ditutupi-tutupi,” kata Nayla, menepuk bahu Alendra dengan lembut.

Alendra hanya mengangguk pelan, rasa lega dan gelisah bercampur. Di satu sisi, ia senang sahabatnya percaya, tapi di sisi lain, rahasia yang ia simpan membuat dadanya sesak.

Selena mencoba mengalihkan suasana. “Eh, yuk kita jalan bareng ke kantin. Gue lapar nih.”

“Ah iya, mendingan, biar kita bisa santai dulu,” tambah Elvira, tersenyum.

Alendra menghela napas panjang, berusaha menyesuaikan ekspresi wajahnya. Ia ikut berjalan, tersenyum seolah semuanya normal. Namun, pikirannya masih penuh dengan bayangan Rayven, janji tanggung jawab, dan rahasia yang mereka simpan bersama.

Di balik tawa dan canda sahabat-sahabatnya, Alendra merasa beban itu tetap menempel—rahasia yang harus dijaga, dan masa depan yang belum pasti menanti.

“Emm… kalian aja yang ke kantin, gue makan di sini dulu,” ucap Alendra sambil menunduk, canggung. “Katanya Rayven udah pesenin makanan buat gue… tapi belum dikasih.”

Selena dan Nayla saling pandang sebentar, sedikit heran, tapi menghargai keputusan Alendra. “Ya udah, kalau gitu kita duluan aja,” kata Nayla, tersenyum.

“Jangan keburu kenyang semua ya,” celetuk Selena, mencoba meringankan suasana.

Alendra menatap sahabat-sahabatnya yang menjauh, kemudian duduk di bangku di sudut UKS. Ia masih merasa tegang, napasnya sedikit berat. Ia menatap kotak makanan yang belum datang, berharap Rayven benar-benar menepati janjinya.

Beberapa menit kemudian, pintu UKS terbuka perlahan, dan beberapa ibu kantin masuk membawa nampan berisi makanan. “Ini untukmu, Nak. Katanya sudah dipesankan,” ucap salah satu dari mereka dengan senyum ramah.

Alendra mengerjap kaget, tapi kemudian menarik napas lega. Ia menerima nampan itu dengan tangan sedikit gemetar. Aroma makanan membuat dadanya sedikit lebih ringan.

“Terima kasih,” bisiknya pelan, suara hampir tak terdengar. Ia menatap kotak makanan itu sejenak, menyadari bahwa ini adalah bukti tanggung jawab Rayven, sekaligus pengingat bahwa rahasia mereka masih harus dijaga dengan hati-hati.

Di sudut hati, Alendra tersenyum tipis, tapi matanya tetap menyiratkan campuran antara lega, cemas, dan harapan. “Gue harus kuat… buat Lo… buat anak kita,” gumamnya pelan sambil menatap makanan yang kini ada di depannya.

Sunyi UKS hanya diisi suara alat makan sesekali beradu, sementara di luar, dunia tetap berjalan tanpa menyadari rahasia besar yang sedang ditanggung dua orang itu.

Sementara itu, di markas Ravenclaw, suasana terlihat santai. Darren, Aksa, Julian, Alvaro, Kenzo, dan Axel sedang asyik bermain Uno di meja panjang. Rayven duduk di sudut, ikut bermain sambil tersenyum tipis, menyesuaikan ekspresinya agar terlihat biasa-biasa saja.

“Eh, lo gila! Kenapa kartu ganti warna gue terus, Kenzo?” protes Axel sambil tertawa frustrasi.

Kenzo hanya tersenyum jahil. “Itu hukuman karena lo suka sok tahu aja!”

Julian menatap Rayven sebentar, lalu berkata, “Eh, Rayven… tadi lo sama Alendra ada apa sih? Lo keliatan aneh aja tadi.”

Rayven mengangkat bahu, tetap tersenyum datar. “Ah, gak ada apa-apa. Gue cuma lagi ngobrol biasa sama Alen aja. Semua aman.”

Darren menatapnya curiga, tapi memutuskan untuk membiarkan. “Hmm, oke deh… kalau lo bilang aman, berarti aman lah.”

Axel meletakkan kartunya dengan dramatis. “Ya udah, kita lanjut main. Siapa kalah besok traktir snack!”

Rayven tersenyum tipis, tetap ikut bermain Uno, tapi pikirannya masih teringat Alendra yang makan di UKS. Ia tahu, menjaga rahasia ini butuh konsistensi—tampil santai di depan teman-temannya, tapi tetap memantau keadaan dari jauh.

Meski tawa dan canda memenuhi markas Ravenclaw, ada sedikit ketegangan yang tersembunyi di mata Rayven. Ia tahu, setiap langkahnya harus diperhitungkan agar Alendra tetap aman dan rahasia mereka tetap terjaga.

Rayven sedang menyusun bagaimana cara memberitahu orangtuanya nanti, bagaimana reaksi kedua orangtuanya nanti. Rayven tau jika ayahnya pasti akan sangat marah mengetahui semua perbuatan Rayven nanti. Ibunya akan sangat kecewa mendengarnya.

Tapi apa boleh buat, nasi sudah menjadi bubur. Rayven hanya bisa mencoba memperbaikinya nanti. Selebihnya Rayven hanya berdoa keoada yang diatas.

Untuk Alendra sendiri memang Rayven tidak mencintainya tapi jika memmang tanggung jawab nantinya adalah sebuah pernikahan maka, ia akan dengan iklas menjalaninya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!