berfokus pada kisah Satya, seorang anak dari mantan seorang narapidana dari novel berjudul "Dendamnya seorang pewaris" atau bisa di cek di profil saya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nemonia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
"Ternyata dia menjadi korban pemerkosaan dan pembunuhan. Kasusnya sama seperti teman wanitamu tadi. Mobilnya kempes dan penjahat itu berpura-pura menolong padahal mereka sendiri yang menebar paku. Kemudian-" Belum sempat Faro menyelesaikan ucapannya, Satya segera menanyakan keberadaan Alexa.
"Di mana? Aku akan ke sana."
Faro yang mendengarnya tersenyum puas. la hanya bercanda, apa yang dikatakannya mengenai berita itu hanya agar Satya segera membantu Alexa.
Setu jam kemudian akhirnya Satya sampai di tempat yang Alexa katakan. Namun, saat mereka sampai, tampak dua orang pria yang berusaha menggoda Alexa. Terlihat jelas dari keduanya yang sesekali mencolek Alexa.
"Se- sebaiknya kalian segera pergi. Sebentar lagi kekasihku datang!" sentak Alexa saat dua pria itu terus saja menggodanya.
"Apa? Memangnya seperti apa kekasihmu itu? Aku yakin kekasihmu hanya pria lemah yang hanya bisa bergoyang dan menguploadnya ke sosial media. Hahahaha!" gelak tawa pria dengan tindik di bibir, telinga serta hidung itu terdengar keras diikuti tawa temannya yang berambut pirang juga tertawa terbahak.
"Hahahaha, sangat lucu. Sangat lucu."
Tawa dua pria yang mengganggu Alexa terhenti saat mendengar tawa keras dari orang lain. Mereka menoleh ke belakang dan mendapati Faro berjalan ke arah mereka. Sementara Satya baru saja turun dari mobilnya dan mengarah pandangan pada keduanya dengan sorot matanya yang datar.
"Hei, Sat. Mereka bilang kau hanya bisa goyang di depan kamera dan mengunggahnya ke sosmed!" kata Faro dengan suara lantang tanpa menoleh pada Satya yang telah berdiri di belakangnya.
Dua pria itu saling melempar pandangan sekilas kemudian tampak bersiap memasang kuda-kuda.
"Jangan banyak bicara, buktikan saja!"
Suara perkelahian terdengar beberapa detik setelahnya. Dan beberapa menit kemudian dua lelaki yang mengganggu Alexa, terkapar dan saling tumpang tindih di atas aspal.
"Haha, baru begitu saja sudah keok. Jangan-jangan kalian hanya laki-laki yang cuma bisa joget di sosmed?" ejek Faro. Padahal, Satya lah yang menghajar dua orang itu. la juga membantu, namun hanya memberi satu pukulan saja pada salah seorang di antara keduanya.
Sementara itu Satya mengibaskan tangannya dengan gerak cepat seolah tengah melakukan pemanasan. Siapa bilang memukul dan dipukul lebih sakit dipukul? Buku-buku jarinya pun merasakan sakit saat berhasil mengenai rahang dua pria itu.
Sedangkan Alexa menatap takjub Satya. la melihat betapa kerennya Satya saat melawan dua orang itu. Ternyata ide Oliva berhasil. Bahkan dua pria itu juga adalah suruhan Olivia.
"Apa yang kalian tunggu?! Cepat pergi!" gertak Faro. Dua pria itu pun berusaha bangun dengan memegang beberapa bagian tubuhnya yang terluka terutama rahang dan hidung mereka yang mungkin patah.
"Awas kalian!" ancam pria berambut pirang itu kemudian pergi bersama temannya menaiki motor sport mereka.
"Huuu...." sorakan mengejek Faro terdengar hingga dua pria itu sampai di persimpangan jalan. "
"Dasar, pecundang!" teriaknya kembali.
"Diamlah. Jangan sampai mereka membawa teman mereka dan menyeretmu di belakang ban mereka nantinya," ucap Satya kemudian melangkah menghampiri Alexa yang sedari tadi tetap berdiri di samping mobilnya.
"Kau baik-baik saja?" tanya Satya meski ia yakin dua pria itu tidak melakukan apapun pada Alexa kecuali hanya toelan kecil.
Alexa mengangguk. "Terima kasih, Sat. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika tidak ada kau," ucapnya dengan wajah bersemu merah dan tanpa bisa mengalihkan pandangannya dari Satya. Mungkin awalnya ayahnya lah yang menyuruhnya mendekati Satya, tapi sepertinya sekarang, tanpa disuruh pun ia akan mengejar Satya.
"Bagaimana bisa kau melewati jalan ini? Ada jalan besar untuk dilewati pengemudi wanita sepertimu," tutur Satya yang membuat harapan Alexa menciut. Meski begitu dirinya telah menyiapkan alasan masuk akal.
"Aku mengikuti maps, tapi entah kenapa malah bisa samai ke sini. Selain itu, banku...." Menunjuk ban mobilnya.
"Sudahlah, Sat. Cepat pasang saja ban serepnya," sahut Faro yang telah membawa dongkrak yang ia ambil dari bagasi mobilnya.
"Tapi... aku tidak bawa ban ganti," ujar Alexa.
"Eh? Yah ... aku juga tidak bawa. Jadi, bagaimana ini, Sat?"
Satya tampak berpikir. Tidak mungkin membawa mobil ke bengkel mengingat bengkel cukup jauh dari sana.
"Eh? Apa ini?" Tiba-tiba perhatian Faro tertuju pada sesuatu di ban mobil Alexa. la menemukan sebuah paku yang menancap. "Sepertinya ini yang membuat banmu kempes," ucapnya seraya menatap Alexa dan menunjukkan kepala paku yang terlihat jelas menancap pada ban."Eh, tunggu. Di sini juga," ucapnya kembali setelah tanpa sengaja juga melihat paku pada ban belakang mobil Alexa.
"Ya Tuhan!"
Suara keras Alexa membuat Faro dan Satya terkejut. Keduanya menatap Alexa di mana wajah Alexa kini tampak pucat.