Niat hati ingin mengugurkan kandungannya, malah bertemu ayah janin yang ia kandung. Lusi Caisa Vanholand, CEO wanita muda yang menghabiskan malam dengan Gasan Samiel Pedros seorang dokter spesialis kandungan dan anak namun memilih tidak ingin mempertahankan hasil benih semalam yang mereka lakukan. Bagaimana Gasan memperlakukan pasiennya itu? Apakah dia mampu memaksa Lusi untuk mempertahankan calon anak mereka? Bagaimana sikap Lusi dengan pemaksaan yang akan dilakukan Gasan padanya? Dukung novel ini agar mendapatkan retensi terbaik dan masuk menjadi novel pilihan pembaca! Terima Kasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SariRani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
LAYAKNYA PARANORMAL
Sesampainya di rumah Sophie, Lusi langsung disambut oleh Jaguar dan juga ada 2 anak kecil lainnya yang menyerbu nya.
"BIBI LUSIII!!" teriak mereka bergantian.
"Hai hai hai sayaaang...kalian semangat sekali bertemu bibi" sahut Lusi.
"Karena hanya bibi yang belum datang" ujar Jaguar.
"Iyaa, maafkan bibi ya sayang karena telat, karena bibi bawain Jaguar iniii!" ucap Lusi sambil memberikan kotak cukup besar kepada anak yang sedang berulang tahun itu.
"HOREEE!!! BIBI MEMANG TERBAIK!!" seru Jaguar senang sambil membawa hadiahnya masuk kedalam.
"Bibi bibi...ada hadiah buat kita tidak?" tanya salah satu anak laki laki yang usianya mungkin sekitar 6 tahunan.
"Ada dong! Bibi tau kalian juga akan datang kesini. Sebentar bibi ambilkan" jawab Lusi keluar rumah dan tak lama kemudian masuk kembali sambil membawa 2 kotak berwarna biru dan pink.
"Ini yang biru untuk Cihan dan ini yang pink untuk adik Cesa" ucap Lusi.
"HOREEE!!! Kita juga dapat hadiaaah!!!" seru Cihan bahagia.
Lalu Ester dan Sophie menyambut kedatangan sahabatnya itu.
"Ck...dibilang gak usah bawain apa apa" omel Sophie.
"Ya mana ada gak bawain apa apa buat 3 ponakan lucuku" sahut Lusi.
"Iya nih, kamu juga akhirnya beliin buat Cihan sama Cesa..Jadi ngrepotin kamu" timpal Ester karena Cihan dan Cesa adalah anaknya.
"Hust! Kalian itu apa apa an sih! Namanya beliin untuk keponakan sendiri apa salahnya? Gak ngrepotin sama sekali. Kalian jangan alay deh" ujar Lusi.
"Wkwkwkw iya ya, aku baru ingat kalau Bibi Lusi adalah CEO terbaik di Madrid tahun ini hahahaa.. beliin hadiah buat ponakan mah kecil" ejek Ester.
Lalu mereka bertiga tertawa bersama sambil berjalan menuju ruang keluarga dimana sudah ada dekorasi ulang tahun untuk Jaguar.
Disana juga sudah terlihat ada 2 pria dewasa.
"Hai Lusi, apa kabar?" sapa Arlo, suami Sophie.
"Helooo Arlo, aku baik baik saja dan sepertinya kamu juga semakin baik baik saja melihat tubuhmu yang makin berisi" sahut Lusi seperti body shaming namun Arlo tidak menganggapnya seperti itu.
Arlo sudah mengenal Lusi sejak satu sma bersama istrinya dan Ester juga.
"Hahahaha..susu dari Sophie cocok" balas Arlo lalu mendapatkan tepukan ringan di lengannya.
Puk!
"Ada anak anak kecil disini sayang" bisik Sophie kesal dan Arlo tersenyum tipis sambil mengaruk lehernya tak gatal.
"Hai, Cesar" sapa Lusi kepada suami Ester.
"Hello, Ceo terbaik.. aku harap kamu selalu menjadi ceo yang menginspirasi yaa dan tetap mau bekerja sama dengan perusahaan kecilku haha" sahut Cesar.
"Hahhaa, beres. Selama kamu tidak mencurangiku, kerjasama kita akan selalu berjalan" ujar Lusi.
"Udah udah..kok malah ngomongin bisnis. Ayo kita mulai acara ulang tahun Jaguar" celetuk Ester.
Lalu kemudian Arlo dan Sophie berdiri disamping kanan kiri Jaguar setelag menyalan lilin di tengah kue tar.
Acara ulang tahun ke-10 Jaguar ini hanya dirayakan oleh sahabat sahabat Sophie karena mereka sudah dekat layaknya keluarga.
Setelah acara tiup lilin dan potong kue, mereka semua pun makan siang bersama. Masakan Sophie memang terbaik. Dari ketiga wanita bersahabat itu memang Sophie yang paling jago masak dan yang paling tidak bisa masak adalah Lusi. Ester berada ditengah tengah.
Lalu tiba tiba ponsel Lusi berdering, ia pun izin untuk mengangkat telepon karena dari ayahnya.
"Hai pi.." sapa Lusi terlebih dahulu.
"Hai sayang...kamu bersama teman temanmu ya sampai tidak sempat menelepon papi balik?" tebak Jugos.
"Hahaha iyaa, Pi. Maafkan aku yaa..ini aku berada dirumah Sophie merayakan ulang tahun Jaguar" jawab jujur Lusi.
"Iya gapapa sayang. Kamu sudah membalas pesan ayah dengan OK, berarti kamu sudah tau ya jika nanti sore mungkin sekitar jam 4 sore, keluarga Betrand akan datang ke rumah?" tanya Jugos.
"Ya pi..aku akan pulang sebelum jam itu" jawab Lusi.
"Baiklah..sampaikan salamku kepada Sophie dan Arlo serta putra mereka. Ajaklah main ke rumah jika mereka luang" sahut Jugos.
"Iya papi, akan aku sampaikan pesan dari papi untuk mereka. Oh ya ada keluarga Ester juga disini apakah papi tidak mengucapkan salam kepada mereka juga?" ujar Lusi.
"Oh yaa..papi lupa kalian kan sepaket hehe..oke sampaikan salam papi kepada mereka semua. Jika ada waktu ajak main kerumah" ucap Jugos.
"Okee papi, sesuai instruksi" sahut Lusi.
Lalu panggilan selesai, wanita itu kembali ke ruang keluarga dan menyampaikan salam dari ayahnya untuk semua orang yang ada disitu.
Tak terasa sudah jam 3 siang menuju sore, Lusi bermain dengan anak anak sahabatnya hingga ia cukup kelelahan menghadapi tingkah anak kecil. Namun ada rasa bahagia dan kepuasan melihat anak anak itu menyukainya.
Lusi baru bisa beristirahat menjadi bibi saat ketiga anak itu tidur.
Kini Lusi baru bisa mengobrol dengan dua sahabatnya, Sophie dan Ester. Sedangkan Arlo dan Justin memilih untuk bermain PS di ruang tengah situ.
Ketiga wanita tersebut mengobrol di taman belakang sambil menyemil snack yang tersedia.
"Bagaimana Lu, apa ada kabar terbaru yang ingin kamu sampaikan kepada kita?" pancing Sophie.
Lusi menatap bergantian kedua sahabatnya itu sebelum menjawab lalu ia menghela nafas panjang.
"Aku akan menikah" ucap Lusi singkat membuat Sophie dan Ester menutup mulut mereka bersamaan.
"Hah? Menikah?" lirih Ester tak percaya.
"Bagaimana kamu bisa menikah secepat ini? Apa pria bayaran itu yang akan menikahimu dan mempertanggung jawabkan apa yang telah ia perbuat padamu?" tanya Sophie dengan nada tak sabaran.
"Bukan..bukan dia yang akan menikah denganku. Pria lain. Pria yang tidak aku ketahui" jawab jujur Lusi sambil menyemil snacknya.
Sophie dan Ester sampai terheran heran dengan sikap santai Lusi mengatakan hal sepenting ini.
"Dari awal aku tidak ingin mengemis pertanggungjawaban jawaban pria bayaran itu. Meskipun sekalipun tampan dan seorang dokter, tapi aku tidak akan meminta dia untuk menikahiku" jelas Lusi kemudian.
"Apa yang kamu pikirkan, Lusi? Bagaimana kamu bisa menikah dengan orang lain jika pria yang menghamilimu berada didepan mata? Dia pun ingin bertanggung jawab atas anak kalian kan? Kenapa kamu merumitkan keadaan? Apakah keluargamu sudah tau kehamilan ini selain ibumu?" tanya Sophie seperti menginterogasi.
Sophie jadi panik sendiri.
"Tenang, Sop. Kamu jangan bikin Lusi tidak nyaman dengan serangan pertanyaan mu itu" ucap Ester.
Sophie pun menghela nafas panjang mengatur kepanikannya.
"Maafkan aku" lirihnya.
"Aku tau apa yang kamu pikirkan tentangku, Sop. Aku sangat ceroboh bukan? Haha..aku juga berfikiran seperti itu tentang diriku sekarang. Aku sangat bingung dengan apa yang ingin kulakukan dengan kandungan ini" jawab Lusi dengan wajah sendunya.
"Iya, kamu sangat ceroboh dan bukan seperti Lusi yang aku kenal. Aku tidak tau harus berbicara apa lagi terkait masalah ini" sahut Sophie sedikit kesal.
"Kenapa kamu menjadi kesal kepada ku, Sop?" ujar Lusi ikut tersulut juga.
"Sebenarnya bukan sepenuhnya kesal tapi ikut bingung dengan keputusan yang kamu ambil. Menikah dengan pria lain yang tidak ada hubungan dengan kandungan mu itu adalah masalah baru. Iya jika calon suamimu itu mau menerima jika tidak bagaimana? Terus keluarganya bagaimana?" serang Sophie.
"Cukup, Sophie. Please jangan bikin Lusi makin bingung" sela Ester.
Lagi lagi Sophie menghela nafas panjang.
"Aku akan membuatkan minuman es, karena situasi ini perlu didinginkan" ujarnya kemudian lalu beranjak dari pendopo taman miliknya masuk kerumah.
Kini tinggal Ester dan Lusi berdua.
"Aku dengar dari Sophie bahwa pria yang menghamili mu itu adalah dokter kandunganmu, Lu? Bagaimana sikapnya kepadamu saat mengetahui kehamilanmu?" tanya Ester memulai percakapan.
"Hmmm..aku tidak sukanya. Dia terlalu meragukan ku dan semaunya sendiri" jawab Lusi dengan ekspresi wajah kesal.
Setiap kali mengingat Gasan, dokter kandungannya, emosinya selalu naik.
"Apakah dia tidak tampan? Apakah dia tidak pintar sampai kamu tidak ingin meminta tanggung jawab darinya?" tanya Ester lagi.
"Ya! Dia tidak tampan dan tidak pintar! Bagiku dia hanya dokter gadungan sekaligus pria bayaran. Penilaian pertamaku padanya sudah buruk" jawab Lusi.
Ester yang sudah mengenal Lusi bertahun tahun mengerti bahwa wanita itu sedang berbohong atau menyembunyikan perasaan aslinya.
"Apa yang membuatmu menilai dia buruk? Kamu ingatkan dia yang membantumu melampiaskan ramuan gila dari dua pria hidung belang itu. Seharusnya kamu memiliki penilaian baik untuk bantuannya" sahut Ester.
"Aku tidak menyuruhnya menolongku! Dia saja yang mengambil kesempatan dalam kesempitan! Seharusnya dia membawaku ke dalam club dan bertemu kalian" elak Lusi.
"Apakah kamu ini sedang gengsi untuk menerima dia sebagai ayah dari anak yang kamu kandung karena kalian sudah sepakat menghabiskan ONS bersama tanpa ada komitmen disana? Aku ingat bahwa kamu sendiri yang bilang tidak mungkin hamil dengannya karena kamu meminum pil kb setelah malam itu. Dan ternyata kali ini perkiraanmu salah, jadi kamu gengsi untuk meminta tanggung jawab dari pria yang telah kamu bayar" tebak Ester seperti layaknya paranormal karena Lusi merasa apa yang dikatakan sahabatnya ini cukup menembus pertahanannya.
Namanya juga Manager SDM dan sudah menyelesaikan gelar master di bidang yang sama 🤭
Ester sudah bisa membaca perilaku dari lawan bicaranya dan tidak jarang penilaian cukup mendekati benar.
Lusi terdiam. Ia tidak bisa memarahi penilaian Ester itu karena cukup benar dengan apa yang sebenarnya ia rasakan.
semangat update nya hehhehehe....