NovelToon NovelToon
Dendam & Cinta Tuan Muda

Dendam & Cinta Tuan Muda

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Balas Dendam
Popularitas:735.1k
Nilai: 5
Nama Author: Qinan

Jiro Adrian pernah mencintai wanita begitu dalam namun di hianati, beberapa tahun kemudian setelah bertunangan dengan wanita lain tiba-tiba masa lalunya hadir dan kembali mengacak-acak hatinya.

Pria itu menyayangi tunangannya tapi juga tak bisa melepaskan wanita masa lalunya karena ingin membalas rasa sakit hatinya dahulu.

Lalu siapa yang akan ia pilih, tunangannya yang telah membantunya kembali bangkit atau justru masa lalunya yang banyak menyimpan rahasia yang tak pernah ia duga?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab~29

Ehm

Sebuah deheman nyaring membuat Hanna yang sedang membuat makanan di dapur langsung berjingkat kaget, baru siang hari tumben bosnya itu sudah pulang dari kantornya.

"A-aku lapar jadi aku membuat makanan yang ada saja," ucapnya seraya melirik makanan yang baru ia keluarkan dari oven.

Sebelumnya Hanna yang mendapati sebuah roti dan buah langsung mengolahnya dengan memanggangnya sebentar dan kini terlihat nikmat hingga perutnya kembali keroncongan tak sabar untuk menikmatinya.

Jiro menatap makanan tersebut lantas menariknya mendekat, di sentuhnya sejenak kemudian di cicipinya.

"Buat saja yang baru lagi jika mau!" ucapnya lantas di bawanya pergi makanan tersebut.

Hanna yang melihatnya tentu saja kesal bahkan itu satu-satunya bahan makanan yang tersisa di rumah ini. "Sudah tidak ada bahan makanan lagi dan aku sangat lapar jadi kembalikan kue itu," ucapnya seraya merebut kue yang sudah di gigit oleh pria itu dan wanita itu pun langsung memakannya namun Jiro tak mau mengalah lalu di ambilnya lagi dan di makannya semua.

Sepertinya pria itu masih lapar karena tadi hanya makan sedikit di rumah orang tuanya karena tiba-tiba tak berselera.

"Ke-kenapa dihabiskan?" Hanna langsung mengerucutkan bibirnya ketika melihat mulut pria itu nampak penuh dengan kue buatannya.

Sedangkan Jiro berlalu pergi begitu saja tanpa perasaan bersalah namun tanpa pria itu sadari kedua sudut bibirnya nampak terangkat keatas.

Hanna langsung menghempaskan bobot tubuhnya diatas sofa, rumah sebesar ini bagaimana bisa tidak ada makanan. Ia bisa mati jika terus bekerja tanpa di beri makan.

Tak berapa lama Jiro terlihat menuruni anak tangga dengan pakaian rumahan, sebuah kaos putih polos dan juga celana polo pendek.

"Kamu belum membersihkan kamarku?" ucap pria itu kemudian.

Hanna yang masih duduk diatas sofa hanya menatapnya kesal, bukannya kembali ke kantor pria itu malah betah di rumah pikirnya.

"Rumahmu terlalu besar untuk ku bersihkan seorang diri lagipula aku butuh makan biar ada tenaga untuk melanjutkan membersihkan lantai atas," sahutnya menanggapi. Dasar bos pelit dan ia tidak akan menurut begitu saja jika haknya tidak di tunaikan.

Jiro nampak menghela napasnya. "Gantilah pakaianmu kita pergi belanja!" perintahnya kemudian.

"Benarkah?" Hanna langsung mengulas senyumnya.

"Baiklah ayo!" Wanita itu pun segera beranjak dari duduknya namun Jiro langsung menghentikannya.

"Ganti pakaianmu!" ulangnya kemudian.

"Memang ada apa dengan pakaianku?" Hanna menatap pakaian pelayan yang dikenakannya, masih bersih pikirnya karena seluruh ruangan rumah pria itu ada pendingin ruangan yang tak pernah mati hingga membuatnya tak begitu berkeringat saat bekerja.

"Aku tidak suka mengulang perkataanku, ganti atau tidak usah pergi!" tegas pria itu seraya berlalu dari hadapan wanita itu.

"Baiklah tunggu sebentar," tentu saja Hanna langsung patuh karena ia sendiri tak ingin mati kelaparan.

Beberapa saat kemudian wanita itu datang dengan mengenakan pakaiannya saat berangkat tadi dan mereka pun segera meninggalkan apartemen tersebut, sepanjang perjalanan keduanya nampak membisu sampai mobil mereka berhenti disebuah supermarket yang berada tak jauh dari sana.

Tempat yang lumayan besar pikir Hanna, tapi karena sangat jauh dari rumahnya ia tak pernah berbelanja disini. Lagipula entah kenapa pria itu memilih tempat tinggal yang jauh dari kantor sangat merepotkan pikirnya.

Saat melihat pria itu mulai memilih bahan makanan Hanna jadi teringat dengan Sofie, bagaimana jika wanita itu tahu kalau kekasihnya juga sedang berbelanja dengannya meskipun kini statusnya hanya sebagai pelayannya.

Tanpa sadar Hanna pun mengedarkan pandangannya berharap tak ada wanita itu disini karena ia tidak ingin dilabrak di tempat umum dan dianggapnya sebagai perebut kekasih orang.

"Kamu disini berbelanja bukan mengawasi setiap orang yang datang," cibir Jiro ketika wanita itu nampak gelisah.

Hanna pun langsung tersenyum nyengir menatapnya. "Aku tidak tahu harus berbelanja apa," ucapnya menanggapi karena kebutuhan di apartemen pria itu sangat lengkap kecuali bahan makanan. Ia juga tak mungkin memilih bahan makanan pilihannya karena itu akan sangat lancang pikirnya, bagaimana jika ia nanti disuruh membayar sendiri?

Jiro hanya menggeleng kecil, kemudian pria itu segera memenuhi trolinya dengan beberapa bahan makanan dan juga buah. Hanna yang melihat itu pun cuma bisa menelan ludahnya, berbelanja sebanyak itu apa pria itu yang akan menghabiskannya seorang diri?

"Tentu saja bersama Sofie, bukankah wanita itu suka sekali memasak." gumamnya, mungkin ke depannya ia akan lebih sering melihat kebersamaan mereka di apartemen dan itu mungkin akan sedikit menyakiti perasaannya karena bagaimana pun usahanya untuk melupakan cinta pertamanya itu tapi rasa itu tetap bersemayam dihatinya.

Setelah selesai berbelanja mereka pun kembali pulang dan sesampainya di apartemen Hanna segera memasak karena jujur perutnya sudah sangat kelaparan, sedangkan bosnya ia tak tahu sedang apa pria itu karena tadi langsung naik ke kamarnya.

"Baunya harum sekali," gumamnya ketika omelet yang ia buat telah pindah diatas piringnya. Ia sengaja memasak yang mudah karena pekerjaannya masih banyak.

Saat wanita itu duduk di meja makan untuk menikmati makan siangnya yang tertunda tiba-tiba terdengar suara langkah kaki menuruni anak tangga, mungkin bosnya mau pergi pikirnya mengingat ini masih jam kerja.

Namun tanpa ia duga tiba-tiba pria itu duduk di hadapannya lantas menarik piringnya berisi omelet tersebut dan tentu saja itu membuat Hanna beserta cacing dalam perutnya langsung melotot menatapnya.

"Kenapa tidak panggil aku jika sudah matang?" ucap pria itu lantas mulai menyuapkan omelet tersebut kedalam mulutnya.

Hanna langsung menatapnya kesal, ia pikir pria itu tak menyukai masakannya jadi ia masak untuk dirinya sendiri. "Itu makan siangku," ucapnya kemudian.

"Ya sudah buat saja lagi," tukas Jiro tanpa perasaan bersalah.

Hanna yang enggan protes pun langsung beranjak dari duduknya dan kembali membuat makan siangnya, meskipun ingin sekali memaki pria itu dan kini karena ia sudah tak berselera makan omelet jadi memutuskan membuat mie saja. Semoga bosnya tak lagi merecokinya dan benar saja setelah selesai makan pria itu kembali naik ke kamarnya, melihat itu pun Hanna merasa lega dan bisa menikmati makan siangnya dengan tenang.

Setelah makan dan beristirahat sejenak kini Hanna kembali melanjutkan pekerjaannya sore itu yaitu membersihkan lantai atas yang entah ada apa disana karena ia belum mengeceknya.

Wanita itu pun membawa alat kebersihan naik ke lantai atas dan sesampainya disana ia bingung karena ada beberapa pintu, entah ruangan mana yang harus ia bersihkan dahulu.

"Itu pasti kamarnya," gumamnya ketika melihat sebuah pintu yang nampak tertutup rapat.

Kemudian wanita itu pun berlalu ke ruangan lain dan segera membukanya namun tiba-tiba langsung berteriak terkejut, entah apa yang dilihatnya dan pasti bukan hal yang biasa.

1
sutiasih kasih
nungguin upnya...
ardiana dili
lanjut
Syarifah
Thor,klw gk salah jiro kn punya bar ya ?.......
Asih Rahmadhani Bohara
nungguin ni.. up donk thorrrr
Wicih Rasmita
semangat up-nya Thor 👍💪💪
Yati Rosmiyati
lanjut thor
𝔇𝔢𝔢 💕🍒⃞⃟🦅Kᵝ⃟ᴸ
kayaknyaa sihh Hayes disuruh Gerard ini
jangan2 Jiro cuma sandiwara aja untuk membuktikan ke orgtuanya kalau Hanna tulus mencintai Jiro bukan karena harta
Radya Arynda
waaao tuan sombong dan angkuh rela jadi kuli demi istri,,,aku kasih 10 jempol👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍semangaat hanna ber juang ber sama melawan orang2 sombong,,,,,mosok yo jiro keren banget,,selama kerja dulu ngak punya aset pribadi.....
Farhana Ana
bingung ih
aku g mau nebak2
ngg lanjutanx aja
aku suka bgt ceritanya
selalu mnyentuh
bikin ketar ketir bacax
ngaduk emosi
sk bikin aku kadang senyum ato melow sndri
༄༅⃟𝐐Qinan ananto: terima kasih
total 1 replies
Naufal Affiq
lanjut thor
nyaks 💜
🤔🤔🤔
Tuti Tyastuti
lanjut💪
Retno Harningsih
lanjut
Rahmawati
jgn sebut sebut Sofie lagi Hanna, Jiro itu gk pernah cinta sama dia, cinta Jiro hanya utk kn
Rahmawati
jgn sebut sebut Sofie lagi Hanna, Jiro itu gk pernah cinta sama dia, cinta Jiro hanya utk km
mbok Darmi
hana pria mencintai tidak semua dgn ucapan tapi perbuatan ngga tau kamu jiro gengsi nya gede ngga bakalan bilang mencintai mu, semoga perjuangan kalian membuahkan hasil kecebong premium jiro berkembang jadi bayi kembar dan jiro jadi lebih menghargai uang yg didapat dgn kerja kerasnya
Anonymous
sebenarnya dengan jiro berkorban seperti itu sdh tdk perlu dipertanyakan cinta apa cinta taaapiiii dasar kita perempuan kelemahannya dihati dan telinganya ya logika jadi jarang dipake jadi ribet sendiri dicintai dibilang bohong ngga dia diam saja dibilang ngga jahat hedeeeehh
Anonymous
perhatiannyaaa🥰🥰
Anonymous
pertanyaannya nyonya ini mata matanya sapa????
Anonymous
bukankah Ann udah diterima bekerja remote perusahaan luar???
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!