NovelToon NovelToon
Cinta Itu Sakit Tapi Dia Tetap Pemenangnya

Cinta Itu Sakit Tapi Dia Tetap Pemenangnya

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Fantasi / TimeTravel / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Romansa
Popularitas:707
Nilai: 5
Nama Author: Marya Juliani Jawak

Sebuah kisah asmara dia orang anak remaja yang sudah berjalan hingga 2 tahun lamanya. Perjalanan cinta yang indah tapi retak di tengah perjalanan.

Dihadapkan dengan cinta baru oleh kehadiran orang yang baru. Perasaan yang dulu membara kini terasa hampa dan dingin.

Mampukah mereka mempertahankan kisah cinta mereka yang retak menjadi utuh. Atau melepaskan demi cinta baru yang membuat mereka bahagia. Mari kita ikuti kisah cinta mereka. Selamat membaca

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marya Juliani Jawak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Direktur

Didalam sebuah ruangan terdapat tiga pasang mata yang berbeda umur sedang berbicara dengan serius. Suasana mencengkram membuat detik jarum jam dinding terdengar di telinga mereka.

Disini terdapat Direktur, Penanggungjawab Asrama, serta Permata. Permata yang berada di kamarnya di panggil Ibu Asrama untuk menghadap Direktur. Dan disinilah mereka bertiga berada.

"Kamu tau kesalahan kamu?" Tanya Direktur setelah beberapa detik hening. Ia menatap tajam Permata sebagai bentuk intimidasi

"Maaf Bu kesalahan apa? Saya tidak pernah berbuat kesalahan." Ucap Permata membela dirinya. Dia yakin dia tidak pernah berbuat kesalahan.

"Maaf Direktur, saya rasa di sini ada kesalahpahaman. Anak kita Permata ini tidak pernah ada catatan kesalahan. Dia anak yang baik bu." Bela Ibu Asrama mencoba membantu nama baik Permata walaupun dia tidak tau kesalahan apa yang dibuat Permata karena telah menyinggung Direktur.

"Tidak tau kesalahannya atau kalian yang tidak becus dalam bekerja." Marah Direktur membuat Ibu Asrama terdiam. Ibu Asrama bertanya - tanya kesalahan apa yang telah diperbuat mahasiswinya, sehingga Direktur semarah ini. Direktur menatap Permata kembali.

"Kalau tidak ada masalah, kenapa bisa ada keributan di ruang makan? Jawab?" Teriak Direktur membuat Ibu Asrama terkejut sedangkan Permata masih mampu menguasai keterkejutannya dengan tetap diam.

"Apakah Ibu hanya mendengar dari satu pihak saja?" Tanya Permata walaupun emosinya sudah mulai ada. Terlalu tidak adil baginya jika Direktur hanya mendengar dari satu suara saja.

"Satu suara sudah mewakili kebenarannya. Benar kan yang dibilang sama teman kamu. Bagaimana jika nama kampus kita tercoreng? Mau di letak dimana wajah saya?" Emosi Direktur karena Permata tidak menjawab pertanyaannya mala memberi pernyataan lain.

"Maaf Direktur bukan saya lancang, saya rasa Permata ada benarnya juga. Mari kita diskusi kan masalah ini dengan mempertemukan semua orang yang bersangkutan. Jadi kita bisa mendengar secara menyeluruh dan mengambil kesimpulan serta solusi yang terbaik." Ibu Asrama mencoba memberi pendapat yang menurutnya baik bagi semuanya.

"Saya rasa anda tidak diperlukan disini. Silahkan keluar dan urus pekerjaan yang lain. Biar saya yang berbicara kepada anak didik ini." Usir Direktur pada Ibu Asrama. Ibu Asrama mau memprotes, tapi Direktur menatap tajam dirinya. Sedangkan Permata memberi isyarat untuk menyuruh Ibu Asrama mengikuti perintah Direktur.

"Baik bu. Maaf sudah mengganggu. Saya permisi dulu." Pamit Ibu Asrama, sebelum dia keluar dari ruangan, dia melihat Permata dan berharap Permata tidak dapat masalah serius kali ini. Walau bagaimana pun Permata anak yang baik, tapi di satu sisi keputusan Direktur juga tidak bisa dilawan. Walaupun itu adalah keputusan yang berat.

"Bagaimana Permata? Kamu sudah tau kesalahan kamu?" Tanya Direktur kembali. Diruangan ini, tinggal mereka berdua yang ada.

"Maaf Direktur. Saya rasa saya tidak bersalah dan apa yang saya perbuat tidak ada sangkut pautnya sehingga membuat nama kampus kita menjadi buruk. Kampus terbaik dilihat dari kualitas dan kuantitas mahasiswa serta metode cara mengajar tenaga pengajar yang baik. Untuk orangtua, saya rasa itu tidak menjadi penghalang. Karena kemampuan setiap orangtua mahasiswa berbeda - beda."

"Jadi secara tidak langsung kamu menyalahkan saya? Begitu?"

"Saya tidak bilang seperti itu Direktur. Saya hanya berbicara mengenai fakta yang ada."

"Kamu pikir kamu siapa Permata? Kamu hanya seorang mahasiswa. Kamu masih kecil, yang belum tau menahun mengenai dunia orang dewasa. Saya harap kamu mengerti akan hal itu." Tekan Direktur bahwa apa yang dikatakan oleh Permata salah.

"Saya memang masih seorang mahasiswa Direktur. Tapi bukan berarti saya anak kecil. Saya sudah dewasa dan sudah bisa menilai mana yang baik dan mana yang tidak baik. Saya harap ibu tidak mendengar dari satu suara saja. Saya harap sebesar - besarnya Direktur juga mau mendengar suara saya mengenai kejadian yang sebenarnya." Jawab Permata yang sudah mulai kesal. Ambang emosinya sudah di ubun - ubun kepala yang sewaktu - waktu bisa meledak detik itu juga.

"Jadi kamu ingin kakak tingkat kamu serta sahabat kamu menghadap saya? Tidak masalah. Kamu tau kan konsekuensi tingkat tiga jika ada catatan kesalahan pada saat sidang nanti akan dipersulit. Sedangkan orangtua sahabat kamu jauh. Saya rasa kamu cukup pintar memaknai perkataan saya barusan." Senyum Direktur menganggap remeh Permata

"Jangankan mereka. Beasiswa kamu aja bisa saya cabut jika saya mau." Senyum puas menghiasi wajah Direktur melihat Permata tidak berkutik.

"Jadi apa yang Direktur inginkan?" Tanya Permata akhirnya setelah memikirkan semua perkataan Direktur. Ini masalahnya dan dia tidak ingin menyeret orang - orang yang telah membantu dirinya. Biar dia yang menyelesaikannya masalahnya sendiri.

"Good girls. Itu yang saya tunggu." Senang Direktur. Dan ada seseorang dari luar ruangan yang senang mendengar situasi ini juga.

Rasain kamu Permata. Batin orang tersebut

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!