Suami Cicilan

"Bareng sama aku saja. Kita kan satu kampus?" tawar lelaki itu. "Daripada kamu jalan kaki. Lagian susah kan, nyari transportasi di daerah sini?" lelaki itu menatap Yutasha dengan penuh kagum. Yutasha tidak seperti perempuan di kampus mereka yang sering lelaki itu temui.

"Ah, makasih Kak. Tapi nggak usah, takut ngerepotin Kakak," tolak Yutasha dengan nada lembut.

Yutasha pun berniat melanjutkan langkahnya. Meninggalkan lelaki tampan tersebut. Namun, sebelum Yutasha benar-benar menjauh dari sana, lelaki tampan itu mencekal lengan Yutasha. Sehingga mau tidak mau Yutasha menghentikan langkahnya lagi.

"Ada apa lagi, Kak? Aku sudah hampir terlambat ini," rengek Yutasha menoleh ke arah lelaki yang mencekal lengannya.

Lelaki itu menampilkan senyuman menawannya pada Yutasha. Tatapannya seolah mengatakan aku tidak menerima penolakan.

"Nah, itu! Daripada terlambat, mending bareng aku aja. Toh, kita satu kampus," tanpa menunggu jawaban dari Yutasha, lelaki itu dengan seenaknya menarik Yutasha untuk masuk ke dalam mobilnya.

Yutasha pun pasrah, karena tidak mungkin lagi bagi dirinya untuk mencari transportasi. Mana lagi waktu juga menunjukkan pukul delapan kurang lima belas menit. Dan tidak mungkin di waktu yang singkat itu, ia bisa menempuh nya dengan berjalan kaki. Mau tidak mau, memang karena sangat butuh tumpangan. Akhirnya Yutasha menurut saja.

Lelaki itu tersenyum puas, menatap Yutasha yang tengah duduk di samping kemudinya. Ia sudah memperhatikan Yutasha, saat seminggu setelah Yutasha pindah di kampusnya.

Mobil mereka melaju sangat kencang, namun tetap mematuhi peraturan lalu lintas yang ada. Di dalam mobil, terjadi percakapan dimana lelaki itu memperkenalkan diri pada Yutasha.

"Kenalin, aku Arga," lelaki yang di ketahui bernama Arga itu, mengulurkan tangannya pada Yutasha di sela-sela ia mengemudi.

Yutasha menoleh ke samping, menatap tangan Arga lalu meraihnya. Meskipun ia sudah tau dia itu Arga, namun Yutasha bersikap tidak mengetahui nya. Karena memang mereka tidak pernah terlibat percakapan sebelumnya.

"Yutasha, panggil saja Yuta," jawab Yutasha sembari menganggukkan kepalanya dengan sopan. Tidak lupa pula ia menampilkan senyuman manis yang mampu memikat hati para lelaki.

Siapa yang tidak kenal dengan Arga? Lelaki tampan, kaya dan juga sangat berprestasi dalam bidang akademik olahraga, khususnya basket. Dia menjadi kapten basket di kampusnya. Ia juga menjadi lelaki incaran para mahasiswi di sana. Arga semakin di gilai para perempuan itu, karena tidak pernah sekalipun Arga terlihat dekat dengan perempuan di kampus tersebut.

Hal itu membuat para perempuan di sana, saling berebut untuk menjadi siapa yang pertama berhasil dekat dengan Arga dan menjadi kekasihnya. Meski poin utamanya karena paras Arga yang sangat tampan.

Kembali ke Yutasha dan Arga, sekarang. Yutasha memekikkan suaranya di saat mereka sampai di depan gerbang kampus mereka.

"Stop, Kak! Aku turun di sini saja!" Yutasha mengarahkan telapak tangannya ke depan. Membuat Arga mengernyit heran dengan mahluk Tuhan yang satu ini.

"Kenapa?" tanya Arga heran dengan spontan mengerem mobilnya secara mendadak.

"Aku turun di sini saja, Kak! Aku nggak mau kalo ada yang lihat, aku berangkat bareng Kak Arga," jawab Yutasha sembari mengatupkan kedua tangannya di depan dada.

Sikap Yutasha membuat Arga mendesah frustasi. Apa yang di pikirkan oleh gadis di sampingnya ini? Di saat gadis lain pada berebut dekat dengannya, bahkan tidak sedikit pula yang ingin nebeng padanya. Namun, mahluk Tuhan yang satu ini sungguh berbeda. Dia malah menolak semua kemudahan yang datang padanya. Kau memang unik, Yutasha. Baru pertama kali, aku menemukan gadis seperti dirimu. Mempunyai paras cantik, namun kau tutupi dengan penampilan sederhana mu. Dan satu lagi, sifat mu yang... Aargghh... Membuatku tidak habis pikir. Arga menyugar rambutnya dengan kasar.

Yuhuuuuu.... jangan lupa di like😉

Jempol kalian, semangatkuuuhhhh😘