NovelToon NovelToon
Di Persimpangan Rasa

Di Persimpangan Rasa

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Teen School/College / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Idola sekolah
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Candylight_

Alana tak percaya pada cinta—bukan sejak patah hati, tapi bahkan sebelum sempat jatuh cinta. Baginya, cinta hanya ilusi yang perlahan memudar, seperti yang ia lihat pada kedua orang tuanya.

Namun semuanya berubah saat Jendral datang. Murid baru yang membawa rasa yang tak pernah ia harapkan. Masalahnya, Naresh—sahabat yang selalu ada—juga menyimpan rasa yang lebih dari sekadar persahabatan.

Kini, Alana berdiri di persimpangan. Antara masa lalu yang ingin ia tolak, dan masa depan yang tak bisa ia hindari.

Karena cinta, tak pernah sesederhana memilih.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Candylight_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32 — Senyum di Balik Rencana

The Rogues mulai mempertanyakan siapa sebenarnya Naresh, selain sahabat terdekat Alana. Jika melihat bagaimana Savana dan Liora langsung pergi setelah nama Naresh disebut, rasanya mustahil jika Naresh hanya murid biasa.

"Gue heran, kenapa mereka langsung pergi gitu aja setelah denger nama Naresh?" tanya Dewa dengan wajah bingung.

Selama ini, yang mereka tahu hanya latar belakang umum Naresh—siapa dia dan keluarganya. Ayah Naresh pebisnis, sama seperti ayah Alana. Naresh sendiri dikenal sebagai murid yang tenang dan tidak banyak bicara. Tempat yang biasa ia datangi pun hanya seputar perpustakaan sekolah, kelas Alana, dan sesekali lapangan futsal. Sekilas, tidak ada yang aneh, dia tampak seperti murid biasa pada umumnya.

"Serius, bukan gue yang ngasih video itu ke kepala sekolah," ucap Aska, kembali membahas hal yang sempat tertunda karena kedatangan Savana dan Liora tadi. Ia memilih untuk tidak memikirkan soal Naresh dulu karena ada hal yang lebih penting sekarang.

Meski Alana bilang jangan dipikirkan, Aska tetap gelisah—apalagi video itu memang berasal dari dirinya.

"Emang bukan kamu kok," sahut Nisya, membenarkan bahwa Aska bukan pelakunya. Sebab, jika memang Aska yang melakukannya, Naresh tidak akan membiarkan dia dan anggota The Rogues lainnya berada di dekat Alana.

Nisya memang tidak tahu pasti siapa pelakunya, tapi yang jelas, itu bukan Aska.

“Kamu pernah ninggalin HP kamu di suatu tempat? Atau, pernah ada orang yang minjem HP kamu?” tanya Nisya menyelidik.

Jika Aska pernah meninggalkan ponselnya, sempat kehilangan, atau bahkan meminjamkannya, bisa saja ada seseorang yang tidak bertanggung jawab mengambil video itu diam-diam dari dalam ponsel.

“Pernah nggak? Coba lo ingat-ingat,” desak Dewa, karena ia juga penasaran siapa yang mengirimkan video itu kepada pihak sekolah.

“Sebentar, gue ingat-ingat dulu,” jawab Aska, meminta waktu untuk berpikir.

Jendral dan Alana saling menatap. Mereka tidak berkata apa-apa, tetapi sebenarnya mereka percaya bahwa Aska bukan pelakunya.

"Kayaknya nggak pernah deh," ucap Aska setelah cukup lama berpikir dan mengingat kemungkinan ponselnya pernah ketinggalan atau dipinjam orang.

"Tapi gue beneran nggak ngasih video itu ke kepala sekolah," jelasnya lagi. Barangkali Alana dan Jendral tidak percaya. Untuk saat ini, kepercayaan mereka yang paling diutamakan.

Nisya tampak berpikir keras. Ia mencoba memikirkan kemungkinan lain yang bisa menjelaskan bagaimana video itu bisa bocor ke tangan kepala sekolah. Mahen diam-diam memperhatikan dan tersenyum kecil.

"Temen lo suka sama Nisya, ya?" tanya Alana berbisik pada Jendral.

Aska memang sedang membahas sesuatu yang penting tentang dirinya, tapi Alana justru memperhatikan hal lain. Lagi pula, ia benar-benar tidak mempermasalahkan soal video itu. Jika memang benar Aska yang memberikannya kepada kepala sekolah, Alana juga tidak mempermasalahkannya.

Jendral melirik ke arah teman yang dimaksud. Ia melihat Mahen yang terus memperhatikan Nisya, sementara perempuan itu masih berpikir keras.

"Ngomong-ngomong, mana minuman yang gue pesen?" tanya Jendral sambil mengalihkan. Ia baru ingat kalau tadi sempat minta dibelikan minuman. Tapi karena obrolan mereka panjang, minuman itu belum juga sampai ke tangannya. Ia baru sadar setelah melihat keresek di tangan Mahen.

"Oh iya, ini," sahut Mahen buru-buru, lalu membagikan satu per satu minuman. Jendral dan Alana pesan americano seperti biasa, sementara Nisya mau es boba.

Minuman mereka sudah terlalu lama dibiarkan. Es batu di dalamnya pasti sudah mencair. Untuk Jendral dan Alana, mungkin rasanya tidak akan banyak berubah—paling rasa pahit kopinya berkurang. Tapi es boba Nisya? Pasti udah nggak enak lagi.

"Kasihan banget si Nisya, es bobanya udah cair. Pasti nggak enak rasanya," ucap Jendral, sengaja. Ia tidak langsung menjawab pertanyaan Alana tadi, tapi memilih menunjukkan jawabannya.

Dan tepat saat Mahen hendak menyerahkan es boba itu ke Nisya, ia tiba-tiba menghentikan gerakannya.

"Tunggu sebentar, gue beliin yang baru," ucap Mahen cepat, lalu bergegas pergi tanpa sepatah kata pun lagi.

Aska dan Dewa tampak bingung melihat Mahen yang tiba-tiba pergi. Tapi Jendral hanya tersenyum, lalu berbisik pelan pada Alana.

"Itu jawabannya." bisik Jendral.

Alana mengangguk pelan, matanya beralih pada Nisya yang tampak tertegun melihat Mahen pergi membawa es bobanya. Ia tahu Nisya belum pernah dekat dengan cowok mana pun, sama seperti dirinya. Dan ia paham betul rasanya—saat seseorang tiba-tiba menunjukkan perasaan.

"Mahen udah mulai nunjukin kalau dia suka Nisya," bisik Jendral, membuat Alana spontan melirik tajam ke arahnya.

"Lo nggak takut keduluan mereka jadiannya?"

Alana mendecih pelan. Jendral terlalu basa-basi. Padahal, kalau Jendral memang serius, dia bisa menembak Alana saat itu juga.

"Woy! Bisa nggak lo berdua jangan bikin gue makin iri?!" seru Aska sambil melempar tutup botol ke arah Jendral dan Alana.

Jendral dan Alana menoleh ke arah Aska. Tatapan keduanya tajam, sampai Aska menyesali perbuatannya.

"Sorry, gue nggak sengaja," ucap Aska sambil mengangkat dua jari ke atas membentuk huruf 'V'.

"Biasa nih, jomblo suka iri lihat orang pacaran," ucap Dewa sambil menepuk bahu Aska. Lalu tidak segan melaporkan keluhan temannya itu.

"Tadi Aska bilang, dia susah dapet jodoh karena sering disuruh pesan antar makanan," adunya.

Aska langsung melotot. Bisa mati dia kalau Jendral tahu dirinya mengeluh. Jendral memang tidak sejahat itu membunuh temannya sendiri hanya karena protes, tapi tetap saja Aska tidak berani.

Jendral tidak sempat bereaksi karena lebih dulu mendengar terkekeh Alana. Perempuan itu sepertinya terhibur dengan perkataan Dewa.

"Kalau lo emang mau banget dapet jodoh, lo bisa pakai aplikasi kencan, atau ikut kencan buta aja sekalian," ucap Alana memberi saran.

Yang diberi saran Aska, tapi yang terlihat tertarik justru Jendral. Bukan tertarik untuk pakai aplikasi kencan atau ikut kencan buta, tapi tertarik karena Alana membicarakan itu. Seolah... Alana pernah pakai aplikasi kencan atau ikut kencan buta.

"Lo pake aplikasi kencan?" tanya Jendral spontan.

"Eh?" Alana terkejut ditanya begitu, "ya nggak lah, gue kan nggak segitunya pengen jodoh."

"Oh, kirain," Jendral akhirnya bernapas lega.

Dewa dan Aska saling menatap. Ini kenapa, sih, setiap apapun yang mereka bahas, dua sejoli itu malah fokus satu sama lain?

"Tapi serius, lo bisa pake aplikasi kencan kalau emang mau cepet punya jodoh atau pacar," ucap Alana kepada Aska. Ia sempat melirik ke arah Nisya yang sejak tadi hanya diam, sejak Mahen pergi membelikan es boba yang baru.

"Atau... lo bisa saja pacaran sama Nisya," tambah Alana sambil tersenyum penuh makna.

Ia mengucapkan kalimat itu tepat ketika terdengar suara langkah kaki yang mendekat. Suara itu pasti berasal dari Mahen.

Bagi Alana, membuat lelaki seperti Mahen berjuang lebih keras untuk mendapatkan hati Nisya memang harus dengan cara seperti ini, bukan?

1
Syaira Liana
makasih kaka, semoga baik baik terus 😍😍
Syaira Liana
ceritanya sangat seru
Syaira Liana
alana percaya yuk
Syaira Liana
jadi bingung pilih naresh apa jeje😭😭
Syaira Liana
alana kamu udah jatuh cinta😍😍 terimakasih kak
Farldetenc: Ada karya menarik nih, IT’S MY DEVIAN, sudah End 😵 by farldetenc
Izin yaa
total 1 replies
Syaira Liana
lanjutt kaka, alana bakal baik2 aja kan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!