My Husban Perfect Imam
Ciara Salsabila, dia seorang gadis yatim piatu. Gadis itu tidak menyangka, pria yang merupakan king badboy di sekolahnya sekaligus ketua geng motor yang paling menakutkan kini sudah sah menjadi suaminya. Menurutnya ini sebuah mimpi buruk bagi Ciara, kehidupan bagi wanita itu idam-idamkan kandas setelah dirinya di nikahi seorang pria angkuh dan keras kepala. Dafi Firmansyah, pria yang tidak mau mengalah dan keras kepala. Seorang anak tunggal sekaligus pewaris perusahaan Firmansyah group yang namanya sangat tersohor di dunia bisnis.
Dafi dan Ciara sepakat untuk merahasiakan pernikahan mereka untuk kenyamanan bersama. Namun, sepertinya kehidupan Ciara tidak berjalan mulus. Satu hal yang Ciara ketahui, ternyata Dafi memiliki seorang kekasih yang merupakan siswi paling popular sekaligus seorang pembully yang paling di takuti di sekolah Taruna.
Bagaimana Ciara menghadapi situasi itu ? akankah Dafi bisa menaruh hati kepada Ciara ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indah Mayaddah f, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3 Tidak Menyangka
“CIARA” Teriak Dafi
Laki-laki itu kemudian menyusul Ciara yang kini sudah ingin menuruni anak tangga. Dafi berlari dengan kekuatan penuh, lalu segera menarik lengan Ciara cukup kuat, membuat keduanya terjatuh.
Bruk
Untung saja mereka tidak jatuh ke bawah tangga, namun posisi Dafi mengenaskan. Bagaimana tidak ? saat ini Ciara tengah menindih tubuh Dafi, hingga Dafi berada di bawah Ciara.
Ciara membeku untuk beberapa saat, saat tatapan mereka bertemu. Kedua mata Dafi dapat menghipnotis Ciara dalam hitungan detik.
Tanpa sadar senyuman tipis terbit di wajah cantik Ciara yang di tutupi oleh cadar, seluar biasa itukah mata Dafi dapat menghipnotis Ciara ?
“Berat banget, lo makan banyak benget ya ?” Sindir Dafi
“Ish, jangan ngeledek” Dumel Ciara
“Yau dah bangun, betah banget lo di atas gue atau jangan-jangan lo mau di anu sama gue ya ?” Ucap Dafi menggoda seraya memperhatikan senyuman miringnya.
Mendadak wajah Ciara tersipu malu dan memerah, gadis itu kemudian bangkit dari tubuh Dafi.
“Ck, so alim so poloh tapi pikiran lo mesum” Ujar dafi
“Sembarangan” Protes Ciara
Ciara pun kesal, dia kembali melangkahkan kakinya ke lantai bawah menemui Indri dan Idris.
“Mau kemana lo ?” Tanya Dafi mencegah dan menarik Ciara tapi tidak sekuat tadi
“Mau ngadu” Jawab Ciara
“Mau ngadu tentang apa ?” Tanya Dafi
“Mau ngadu tentang kamu punya pacar” Jawab Ciara
“Lo nyusahin ya ?, bisa gak sih lo gak usah ikut campur kehidupan gue ? gue itu terpaksa menikah sama lo. Jadi jangan so-soan ngatur hidup gue, paham gak lo ?” Sentak dafi dengan suara yang penuh penekanan.
Wajah Dafi mulai memerah karena amarahnya yang ingin meledak. (Bom kali meledak hehehehe)
Rahangnya pun mengeras memperlihatkan wajah garang Dafi yang belum pernah Ciara lihat sebelumnya, Ciara menghembuskan nafas panjangnya.
“Kamu mau dengar kajian yang pernah aku dengar gak ?” Tanya Ciara
“Ck, jangan sok menasehati lo. Ceramah lo gak penting buat gue” Sarkas Dafi
“Astagfirulloh, bisa gak kamu bicaranya dengan baik dan sopan ?” Tanya Ciara
“Kalau lo gak suka mending lo bilang ke papah minta cerai sama gue, nyesel gue nerima kemauan papah” Jawab Dafi
Ciara hanya geleng-geleng kepala melihat suaminya itu begitu angkuh dan keras kepala, Ciara harus ekstra sabar menghadapi sifat Dafi.
“Astagfirulloh’aladzim” Ucap Ciara sambil mengelus dadanya
*****
Di kamar …
Dafi sedang berbaring di atas kasurnya sambil chatingan dengan Nabila, pacarnya.
Dddrrrrtttt
Tertulis nama Nabila di layar ponselnya menelpon dirinya.
Dafi [Nabila kenapa ?]
Nabila [Kamu selama dua minggu ini kemana ? Ihsan dan Bisma juga bilang kamu
gak ada kabar. Kamu kemana, sih ? Di samperin ke rumah katanya orang
tua kamu, kamu gak ada]
Dafi [Orang tua geu bicara begitu ?]
Nabila [Iya, memangnya orang tua kamu bohong ?]
Dafi [Enggak, besok gue ke sekolah]
Nabila [Serius ?, syukur deh. Aku kangen banget sama kamu, Dafi]
Dafi [Hmmmm, gue juga….] Ucapan dafi terpotong karena Ciara tiba-tiba Ciara
datang dengan wajah yang basah.
Bukan itu yang membuat Dafi terdiam, melainkan Ciara datang ke kamar tanpa cadarnya.
Deg !
Dafi tertegun melihat wajah Ciara yang begitu cantik dan manis, kulit wajahnya putih dan bersih. Di tambah bibirnya yang kemerah-merahan, membuat dafi susah payah menelan savalinya sendiri.
Nabila [Daf ? kok gak di terusin ucapan kamu ?]
Dafi pun tersadar, lalu segera berdeham untuk mengalihkan rasa gugupnya.
Dafi [Sudah dulu ya Bila, gue mau tidur dulu]
Nabila [Oke, mimpi indah sayang. Besok aku tunggu]
Dafi [Iya, lo juga]
Dafi segera menaruh ponselnya di atas meja, lalu ia kembali melihat wajah Ciara dari sudut matanya. Dia memperhatikan Ciara yang kini tengah melakukan sholat
Dafi baru menyadari, bulu mata istrinya itu sangat lentik nan indah. Kekagumannya bahkan tidak berhenti sampai detik itu. Tanpa sadar dari sudut bibir Dafi terbit senyuman tipis hampir tak terlihat.
“Kamu juga mau sholat Dafi ?” Tanya Ciara
Dafi masih diam dengan pandangan mata yang masih mengamati wajah Ciara.
“Apa ?” Tanya Dafi
“Kamu sudah sholat isya ?” Tanya ulang Ciara
“Belum” Jawab Dafi
“Sholat dulu, baru setelah itu kamu tidur” Ucap Ciara
“Nanti” Jawab Dafi
Lagi-lagi Ciara hanya menghela nafas saja, susah sekali meluluhkan hati dafi yang sekeras batu itu. Tapi Ciara bertekad, dia akan mengubah Dafi untuk menjadi lebih baik lagi.
“Sholatlah sebentar saja, sebenarnya nggak baik jika istri menyuruh suami sholat apalagi memaksa. Aku hanya ingin mengingatkan kamu” Ujar Ciara
“Bua tapa lo mengingatkan gue ? urus aja di lo sendiri” Ketus dafi
“Karena … karena aku ingin ….” Ciara tergagap.
Dia malu jika alasan dia menyuruh Dafi sholat adalah ingin menjadi pasangan dunia akhirat.
“Apa ?” Tanya Dafi
“Gap apa-apa, kalau kamu mau tidur juga gak apa-apa kok. Aku tidur di sofa” Jawab Ciara
“Ck, cewek aneh lo” Rutuk Dafi
“Ingat, lo tidur di sofa” Titah Dafi
“Iya” Jawab Ciara pasrah
Ciara sudah Lelah berdebat dengan Dafi dan lebih memilih untuk mengalah. Melihat Ciara yang terlihat tidak ada reaksi apa pun, Dafi pun memiringkan tubuhnya untuk memeluk guling lalu memejamkan matanya.
Sedangkan Ciara saat ini sedang tidak nyaman berbaring di sofa, dia tidak terbiasa tidur dalam keadaan berjilbab. Ciara pun melirik Dafi lalu mendekatinya, Ciara sedikit berjongkok di depan wajah Dafi untuk memeriksa apakah dafi sudah tidur atau tidak.
Karena taka da reaksi apa pun dari suaminya itu, Ciara pun perlahan melepaskan jilbabnya perlahan lalu menguraikan rambutnya yang terikat.
“Besok aku harus bangun lebih dulu dari dia” Gumam Ciara
Ciara kemudian kembali berbaring di atas sofa, beberapa menit kemudian dia terlalap dalam tidurnya.
*****
Tepat pukul 4 pagi, Dafi ingin buang air kecil. Dia terbangun, lalu segera berlari ke kamar mandi. Setelah selesai, tak sengaja Dafi melirik ke arah Ciara yang masih terlelap di atas sofa.
Deg
Dafi terpana untuk beberapa saat, tak terasa kakinya bergerak ke arah Ciara yang masih terlelap dengan nyenyaknya.
“Jir, dia istri gue ?” Gumam Dafi terkesima melihat wajah Ciara yang cantik dan manis
Bertepatan dengan itu, Ciara mengerjap-ngerjap matanya dirinya masih setengah sadar. Tanpa sadar, tangan Ciara terangkat lalu menyentuh wajah Dafi. Dafi membeku dengan mata yang membulat, bahkan jantungnya seperti ingin melompat. Karena dia takut ketahuan diam-diam telah memperhatikan wajah Ciara.
“Kamu tampan sekali, apakah kamu pangeran dari surga ?” Tanya Ciara tanpa sadar