Pengantin Pengganti Tanpa Nasab

Pengantin Pengganti Tanpa Nasab

Pembukaan

Laura melihat wajahnya yang terpantul dari kaca. Tak pernah dia bayangkan akan menikah dengan Adam, tunangan sang adik.

Sebenarnya keluarga Laura masih berduka atas kepergian sang adik, tapi pernikahan tak bisa ditunda karena undangan sudah terlanjur disebarkan.

Saat Laura sedang bercermin, suara ketukan di pintu membuat dia terkejut. Gadis itu lalu mempersilakan orang itu masuk.

"Ibu ... aku kira siapa?"

Ibu berjalan mendekati sang putri. Air mata yang hampir jatuh berusaha dia tahan. Dia mengecup pucuk kepala Laura. Hal yang tak biasa wanita itu lakukan.

Selama ini ibunya tak pernah menyayangi dirinya. Baik ayah atau ibunya hanya sayang dan perhatian pada sang adik Nayla.

Bukannya Laura cemburu, tapi sebagai anak dia juga ingin mendapatkan perlakuan yang sama. Di sayang dan juga diperhatikan.

"Ibu kenapa ...? Masih sedih atas kepergian Nayla?" tanya Laura.

Pasti ayah dan ibunya sangat kehilangan sang adik. Anak yang sangat mereka sayangi. Kepergian Nayla membuat kedua orang tuanya sangat berduka, termasuk Laura.

Selama ini hanya Nayla yang perhatian padanya. Setiap dia sakit, hanya adiknya yang memberikan perhatian. Ayah dan ibunya tak pernah peduli.

Terkadang dalam hati Laura bertanya, apakah dia anak angkat atau anak tiri. Namun, dia selalu menepis semuanya.

"Maafkan Ibu, Laura!" seru Ibu Sumarni.

"Maaf untuk apa, Bu? Aku rasa Ibu tak pernah melakukan kesalahan," kata Laura dengan penuh keheranan. Tak pernah Ibu Sumarni mengatakan maaf selama ini.

Laura memandangi wajah ibunya. Mata wanita itu memerah karena menahan tangis. Dia jadi bertanya, apa yang sebenarnya membuat ibunya sangat bersedih begitu. Apakah masih menangisi kepergian Nayla? Tanya Laura dalam hatinya.

Ibu lalu mengambil kursi dan duduk dihadapan putrinya. Dia meraih tangan Laura dan menggenggamnya. Hal yang tak biasa dia lakukan. Jangankan menggenggam tangannya, saat akan bersalaman saja, biasanya sang ibu dengan malas menyambutnya.

"Maafkan Ibu jika selama ini telah membuat kamu bersedih dan terluka. Ibu tak bermaksud begitu, tapi perasaan tak suka ini selalu menghantui," ucap Ibunya dengan suara pelan.

"Apa salahku, kenapa Ibu tak suka dan tak menyayangiku?" tanya Laura. Sudah lama dia ingin menanyakan ini, tapi tak berani.

"Suatu saat kamu akan mengerti. Sekarang bersiaplah. Semua telah menunggu. Sebentar lagi ijab kabul mu. Jangan buat ayah menunggu. Ibu takut dia akan makin marah!" seru Ibu.

Ibu Sumarni lalu berdiri dan pergi meninggalkan Laura. Selalu saja begitu. Ibu tak pernah mau menjawab, kenapa dia sangat membencinya.

Laura keluar dari kamar tanpa ada yang menemani. Pengantin mana yang berjalan seorang diri menuju ke meja pernikahan. Apakah karena dirinya hanyalah pengantin pengganti? Tanya gadis itu dalam hatinya.

Saat memasuki ruangan, Laura melihat Adam, calon suaminya telah duduk di kursi, berhadapan dengan ayahnya Pak Darimi.

Semua mata tamu undangan memandangi dirinya dengan tatapan iba karena hanya berjalan seorang tanpa ada yang menemani. Laura tetap berusaha tersenyum walau hatinya bersedih.

Laura lalu duduk di samping Adam. Pembawa acara lalu memulainya dengan membacakan susunan acara.

Setelah melalui acara demi acara satu persatu, tibalah saatnya ijab kabul. Entah mengapa, dada Laura terasa berdetak lebih cepat.

"Pak Darimi dan Adam, apakah sudah siap untuk membacakan ijab kabul?" tanya Pak Penghulu.

"Siap ... Pak!" jawab Adam.

"Baiklah. Kita mulai ijab kabulnya. Bapak dan Adam bisa mencoba sekali sebagai latihan," ucap Penghulu.

"Maaf, saya tidak bisa menjadi wali nikah buat Laura," ucap Pak Darimi dengan suara tegas.

Ucapan Pak Darimi membuat Laura dan semua tamu undangan menjadi terkejut. Semua mata memandang tajam ke arah mereka, menanti adegan selanjutnya.

"Kenapa, Pak?" tanya Pak Penghulu.

"Saya bukan ayah kandungnya Laura. Dia hanyalah anak haram istriku. Aku menikah dengan Sumarni saat dia sedang hamil Laura, anak dari pria lain!" seru Pak Darimi.

Suara riuh terdengar dari semua tamu undangan. Mereka tak percaya dengan apa yang Pak Darimi ucapkan.

Ibu Sumarni dan Laura adalah dua wanita yang paling tersakiti saat ini. Wajah mereka merah karena menahan malu dan tangis.

"Kenyataan apa lagi ini, ternyata aku hanyalah anak haram, pantas ayah dan ibu sangat membenciku," gumam Laura dalam hatinya.

Terpopuler

Comments

Nurhartiningsih

Nurhartiningsih

huuuhhhh setelah sekian lama akhirnya mama Reni bikin karya baru..

2025-03-02

1

Imas Nurhermansyah

Imas Nurhermansyah

karya Baru lagi mamah Reni,,,semoga sukses selalu Mmh 🤲🏻

2025-03-01

1

Zainab Ddi

Zainab Ddi

Laura tidakbersalah mengapa dia yg dihukum diumumkan lagi didepan semua orang sangat menjatuhkan mentalnya ayah sambung yg ngak ada akhlaq

2025-03-01

1

lihat semua
Episodes
1 Pembukaan
2 Bab Satu
3 Bab Dua
4 Bab Tiga
5 Bab Empat
6 Bab Lima
7 Bab Enam
8 Bab Tujuh
9 Bab Delapan
10 Bab Sembilan
11 Bab Sepuluh
12 Bab Sebelas
13 Bab Dua Belas
14 Bab Tiga Belas
15 Bab Empat Belas
16 Bab Lima Belas
17 Bab Enam Belas
18 Bab Tujuh Belas
19 Bab Delapan Belas
20 Bab Sembilan Belas
21 Bab Dua Puluh
22 Bab Dua Puluh Satu
23 Bab Dua Puluh Dua
24 Bab Dua Puluh Tiga
25 Bab Dua Puluh Empat
26 Bab Dua Puluh Lima
27 Bab Dua Puluh Enam
28 Bab Dua Puluh Tujuh
29 Bab Dua Puluh Delapan
30 Bab Dua Puluh Sembilan
31 Bab Tiga Puluh
32 Bab Tiga Puluh Satu
33 Bab Tiga Puluh Dua
34 Bab Tiga Puluh Tiga
35 Bab Tiga Puluh Empat
36 Bab Tiga Puluh Lima
37 Bab Tiga Puluh Enam
38 Bab Tiga Puluh Tujuh
39 Bab Tiga Puluh Delapan
40 Bab Tiga Puluh Sembilan
41 Bab Empat Puluh
42 Bab Empat Puluh Satu
43 Bab Empat Puluh Dua
44 Bab Empat Puluh Tiga
45 Bab Empat Puluh Empat
46 Bab Empat Puluh Lima
47 Bab Empat Puluh Enam
48 Bab Empat Puluh Tujuh
49 Bab Empat Puluh Delapan
50 Bab Empat Puluh Sembilan
51 Bab Lima Puluh
52 Bab Lima Puluh Satu
53 Bab Lima Puluh Dua
54 Bab Lima Puluh Tiga
55 Bab Lima Puluh Empat
56 Bab Lima Puluh Lima
57 Bab Lima Puluh Enam
58 Bab Lima Puluh Tujuh
59 Bab Lima Puluh Delapan
60 Bab Lima Puluh Sembilan
61 Bab Enam Puluh
62 Bab Enam Puluh Satu
63 Bab Enam Puluh Dua
64 Bab Enam Puluh Tiga
65 Bab Enam Puluh Empat
66 Bab Enam Puluh Lima
67 Bab Enam Puluh Enam
68 Bab Enam Puluh Tujuh
69 Bab Enam Puluh Delapan
70 Promo Novel Terbaru
71 Bab Enam Puluh Sembilan
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Pembukaan
2
Bab Satu
3
Bab Dua
4
Bab Tiga
5
Bab Empat
6
Bab Lima
7
Bab Enam
8
Bab Tujuh
9
Bab Delapan
10
Bab Sembilan
11
Bab Sepuluh
12
Bab Sebelas
13
Bab Dua Belas
14
Bab Tiga Belas
15
Bab Empat Belas
16
Bab Lima Belas
17
Bab Enam Belas
18
Bab Tujuh Belas
19
Bab Delapan Belas
20
Bab Sembilan Belas
21
Bab Dua Puluh
22
Bab Dua Puluh Satu
23
Bab Dua Puluh Dua
24
Bab Dua Puluh Tiga
25
Bab Dua Puluh Empat
26
Bab Dua Puluh Lima
27
Bab Dua Puluh Enam
28
Bab Dua Puluh Tujuh
29
Bab Dua Puluh Delapan
30
Bab Dua Puluh Sembilan
31
Bab Tiga Puluh
32
Bab Tiga Puluh Satu
33
Bab Tiga Puluh Dua
34
Bab Tiga Puluh Tiga
35
Bab Tiga Puluh Empat
36
Bab Tiga Puluh Lima
37
Bab Tiga Puluh Enam
38
Bab Tiga Puluh Tujuh
39
Bab Tiga Puluh Delapan
40
Bab Tiga Puluh Sembilan
41
Bab Empat Puluh
42
Bab Empat Puluh Satu
43
Bab Empat Puluh Dua
44
Bab Empat Puluh Tiga
45
Bab Empat Puluh Empat
46
Bab Empat Puluh Lima
47
Bab Empat Puluh Enam
48
Bab Empat Puluh Tujuh
49
Bab Empat Puluh Delapan
50
Bab Empat Puluh Sembilan
51
Bab Lima Puluh
52
Bab Lima Puluh Satu
53
Bab Lima Puluh Dua
54
Bab Lima Puluh Tiga
55
Bab Lima Puluh Empat
56
Bab Lima Puluh Lima
57
Bab Lima Puluh Enam
58
Bab Lima Puluh Tujuh
59
Bab Lima Puluh Delapan
60
Bab Lima Puluh Sembilan
61
Bab Enam Puluh
62
Bab Enam Puluh Satu
63
Bab Enam Puluh Dua
64
Bab Enam Puluh Tiga
65
Bab Enam Puluh Empat
66
Bab Enam Puluh Lima
67
Bab Enam Puluh Enam
68
Bab Enam Puluh Tujuh
69
Bab Enam Puluh Delapan
70
Promo Novel Terbaru
71
Bab Enam Puluh Sembilan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!