Bagimana jika dimasa lalu kalian dikhianatin sahabat kalian sendiri? Akankah kalian memaafkan orang tersebut? Atau kalian akan membalaskan dendam kalian?
Lalu bagaimana dengan hidup Calista yang di khianati oleh Elvina sahabatnya sendiri. Lalu kemudian ada seseorang laki-laki yang mengejar Calista, namun disatu sisi lain laki-laki itu disukai oleh Elvina.
Bagimana menurut kalian? Akankah Calista memanfaatkan moment ini untuk balas dendam di masa lalu? Atau bahkan Calista akan mendukung hubungan mereka?
Calista tersenyum remeh, lalu memperhatikan penampilan Elvina dari atas sampai bawah. "Pacarnya ya? Pantes, kalian cocok! Sama-sama baj**ngan!" Kata Calista tanpa beban, ia mengacungkan jari tengahnya sebelum ia pergi.
Kepo? Yuk simak cerita kelanjutannya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Njniken, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
18. cuma pengen
Barra diam memperhatikan Calista yang menyedot es jeruk itu. Barra terpana dengan kecantikan Calista malam ini.
Rambut yang tadi di gerai kini menjadi dikuncir. Kulitnya yang berkeringat itu terlihat lebih glowing. Calista, sexy!
Jantung Barra berdegup kencang. Bukankah selama ini hal itu yang di sukai Barra? Cewek sexy!
"Kenapa Lo ngelihatin gue terus?" Celetuk Calista membuat Barra langsung memalingkan wajahnya.
"Lo kayak orang nggak minum setahun! Kalem kek dikit jadi cewek." Sahut Barra, tentu itu alibi dia yang terpesona dengan Calista. tentu gengsi menyukai orang seperti Calista yang awalnya dia benci banget.
Barra pun kembali menyalakan mesin mobilnya lalu menjalankan mobil tersebut ke jalan Raya.
"Suka-suka gue lah!" Sahut Calista tak peduli. Kini gadis itu membuka tutup cup itu agar bisa meneguk es batu kecil itu di dalam.
"Lo nungguin gue tadi? Atau Lo sengaja jemput gue?" Tanya Calista, ia sendiri juga penasaran apakah tadi Barra pulang atau tidak.
Barra terkekeh kecil. "Gausah geer! Kasih tau kata sandi hp Lo!" Kata Barra.
Calista tersenyum miring ke arah Barra. Jadi ini alasan Barra. Segitu kepo nya Barra sampai mau membuka ponselnya. Tapi Calista akan menjebak Barra kali ini.
"Oke, jawab dulu pertanyaan gue? Lo tadi beneran nggak pulang? Atau Lo pulang terus kesini? Gue serius karena selama ini nggak ada orang yang berani sendirian malam-malam disekolah SMA Garuda ini." Ucap Calista mendramatiskan suasana.
Barra memang anak yang nakal, dia tidak takut musuh manusia maupun binatang yang menggelikan sampai binatang buas. Tapi kalau masalah setan? Barra agak takut hahahha... Masalahnya mukanya menyeramkan.
Barra melihat Calista dengan ekor matanya, disitu jelas wajah Calista terlihat serius dan tidak mengarang cerita.
Wajah Barra berubah juga menjadi serius. Selama ini Barra tidak pernah mendengar cerita horror disekolah yang di miliki oleh orangtuanya sendiri itu.
Tapi, bisa jadi juga jika informasi itu benar. Karena Barra kan jarang masuk ke sekolah ini?
"Nggak usah ngarang cerita, daritadi gue disana sendirian nggak ada apa-apa." Ucap Barra membuat Calista terkejut. Hah! Calista tidak salah dengar? Jadi benar Barra menunggunya?
"Massa!" Ucap Calista seolah terkejut.
"Apa hantu pun takut sama elo? Atau Lo belum kenalan sama hantunya. Banyak Lo cerita dari satpam ataupun orang-orang yang tinggal dekat di sekolah kita banyak yang cerita soal mistis." Lanjutnya tentu Calista mengarang cerita hanya untuk menakuti Barra.
"Udah! Banyak omong Lo! Apa kata sandi hp Lo?"
"Iya deh gue kasih tau. Calistaxorange! Itu kata sandinya? Udah kan?"
Tak terasa karena didalam mobil mereka berbincang-bincang. Kini mobil Barra telah berhenti di depan rumah Calista.
"Ketik password itu, kirim ke wa gue. Dan buka blokir nomor gue! Kalau sampai Lo nggak buka blokir gue akan buat Lo nggak bisa pulang lagi!" Ancam Barra yang membuat Calista semakin tersenyum.
"Iya Barra! Soal tadi, gue nggak percaya kalau Lo nungguin gue cuma karena pasword. Lo suka sama gue ya!" Tuding Calista yang di tetap tajam oleh Barra.
Melihat hal itu Calista tertawa renyah karena ekspresi galaknya Barra. Gadis itu pun keluar dari mobil Barra kemudian berdiri di depan mobil itu dan memberikan bentuk love pada Barra. Lalu juga Calista memberikan cium jauh pada Barra.
Barra reflek tertawa renyah saat itu juga. Tentu Calista juga tau karena kaca mobil Barra tembus pandang.
Calista pun kemudian berlari masuk ke dalam rumahnya. Barra mengatur nafasnya. Jantungnya itu terasa berdebar.
Barra menyadari hal itu, ia memegangi dadanya dengan satu tangan. Dan satu tangan lagi untuk menyetir mobilnya.
"Nggak lah! Gue kayak gini karena hukum dia aja!" Kata Barra menegaskan perasaannya sendiri.
Sudah lama juga Barra tidak ke club, Barra pun akhirnya pergi ke club malam ini. Untuk apa lagi kalau bukan untuk bersenang-senang. Barra sangat menyukai Wanita sexy dan entah mengapa itu membuatnya senang.
Sampai di club malam.
Barra turun dari mobilnya yang sudah terparkir di area parkiran itu. Ia beranjak memasuki Club itu. Wow seperti biasa sangat ramai.
Barra tidak terlalu suka berjoget, jadi ia menyendiri duduk di kursi sofa itu. Namun sebelum itu Barra ke bar untuk memesan minuman dulu.
Biasanya Barra akan memesan bir atau anggur. Namun kini Barra hanya akan memesan orange jus.
"Tumben sekali kamu Barra memesan orange jus." Ucap Karina. Seorang bartender di club tersebut.
Barra hanya tersenyum menanggapi Karina. "Cuma pengen!" Jawabnya singkat.
Tak lama dari itu seorang wanita sexy datang memeluk Barra dari belakang. "Barra." Panggil Aurel. Wanita yang biasanya berduaan dengan Barra hanya untuk bersenang-senang.
Namun meskipun seperti ini, Barra masih bisa menjaga perjakanya. Ia membatasi hal itu untuk wanita di masa depannya nanti.
Barra tersenyum menyambut Aurel. Ia mengelus tangan Aura yang mengalung di lehernya itu.
"Kamu sudah 2 hari ini tidak datang kemana?" Tanya Aurel dengan manjanya.
"Ini orange jus kamu Barra!" Ucap Karina memberikan minuman itu. "Thank you Karina ." Balas Barra. Lalu kemudian Barra segera meneguk orange jus tersebut. Bau aroma khas jeruk itu membuatnya kembali teringat tentang Calista. Entah mengapa Barra rasanya tidak ingin seperti ini. Ia teringat Calista seolah... Barra ingin menjaga hati untuk Calista....
"Hey! Aku bertanya!" Kata Aurel, ia merasa dicueki oleh Barra.
"Ah, sialan! Lupakan tentang Calista." Batinnya. Ia pun menggandeng Aurel untuk membawanya ke kursi sofa.
Barra duduk dikursi sofa itu bersama Aurel. Mereka bersenang-senang di sofa itu.
****
Keesokannya
Calista pagi-pagi sekali sudah bangun. Dia memang gadis rajin yang patut di acungi jempol. Ia tau orang tuanya itu pasti capek kerja.
Calista berinisiatif untuk membuatkan sarapan untuk orangtuanya. Calista dengan lihai membuat nasi goreng.
Ia mencicipi rasa nasi goreng itu, setelah merasa pas. Calista mengorak-arik nasi goreng itu sejenak. Lalu kemudian ia matikan kompornya.
Pertama Calista menuangkan nasi goreng itu untuk mamanya, lalu piring ke dua untuk papanya. Lalu yang terakhir Calista masukkan nasi goreng itu ke dalam box, tak lupa juga ia menambahkan bubuk cabe yang terpisah. Kemudian Calista membuat es jeruk lagi. Namun kali ini berbeda, es jeruk itu ia campur dengan susu.
Setelah itu Calista kembali ke atas untuk mandi dan bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Setelah dirinya siap, Calista kembali turun ke bawah ia melihat kedua orangtuanya yang sedang sarapan.
Calista tersenyum melihat kedua orangtuanya yang bahkan belum mandi. Sepertinya mereka ketiduran.
"Ya ampun cal, maaf ya mama ketiduran." Kata mama Davira merasa tak enak.
"Ngapain minta maaf ma. Kayak gini setiap hari juga Calista nggak keberatan." Kata Calista, ia hendak mengambil bekalnya yang ada di meja.
"Ini bekal kamu?" Calista mengangguk, lalu kemudian mengambil es jeruk susu yang dia taruh di kulkas supaya lebih dingin.
"Kamu es jeruk Mulu. Jangan terlalu banyak minum yang manis. Ntar sakit." Kata papa Harun.
"Calista tau kok pa. Lagian Calista selalu beli yang jeruknya asli bukan yang ada gula buatan."
"Bagus. Jaga kesehatan ya sayang."
"Iya pa. Calista berangkat dulu." Ucap Calista berpamitan dengan kedua orangtuanya.
Disaat yang sama
Barra baru saja terbangun dari tidurnya. Alarm nya itu terus berbunyi membuatnya terusik.
Ia mematikan alarmnya. Dan ingin kembali tidur. Namun tiba-tiba ponselnya itu menyala.
Klunting!
Barra pun mengecek ponselnya yang ternyata ada pesan dari Calista.
Orange
Calistaxorange pasword
Barra tersenyum senang di pagi hari. Padahal hanya mendapatkan pesan singkat namun ia lebih semangat di pagi ini.