NovelToon NovelToon
Sistem Uang Tidak Terbatas

Sistem Uang Tidak Terbatas

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Sci-Fi / Sistem / Ahli Bela Diri Kuno / Menjadi Pengusaha
Popularitas:6k
Nilai: 5
Nama Author: MZI

*Khusus Bacaan Dewasa*

Sinopsis: Make, pemuda tampan dan kaya, mengalami kebangkrutan keluarga. Dia menjadi "anak orang kaya gagal dan terpuruk" dan dibuang pacarnya yang berpikiran materialistis adalah segalanya. Namun, nasib baik datang ketika dia mendapatkan "Sistem Uang Tidak Terbatas".

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MZI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16: Kembali Muda

Setelah menyampaikan pesannya, Make bergerak dengan keahlian 'Assassin Tingkat Tinggi' yang baru dibelinya. Ia menghilang dari kamar Pak Rido secepat dan tanpa jejak seperti kedatangannya, meninggalkan Pak Rido yang masih terpukau dengan kesembuhan ajaibnya.

Begitu Make pergi, Pak Rido segera meraih ponselnya dan mengirimkan pesan singkat kepada seluruh bawahannya, termasuk Andi. Pesan itu singkat namun tegas: "Hentikan semua penyelidikan terhadap pria bernama Make. Fokus utama sekarang adalah melindungi Risa dari kejauhan. Jika Risa bersama Make, biarkan saja. Jangan ada yang mengganggu mereka."

Pesan itu sontak menimbulkan kebingungan di antara para bawahan Pak Rido. Mereka bertanya-tanya mengapa perintah itu tiba-tiba berubah drastis.

Namun, loyalitas mereka kepada Pak Rido membuat mereka segera melaksanakan perintah tersebut tanpa banyak bertanya. Andi, yang masih merasakan nyeri di rahangnya, hanya bisa mengernyitkan dahi, menebak-nebak apa yang sebenarnya terjadi semalam di kamar atasannya.

Keesokan paginya, kejutan besar menanti para bawahan Pak Rido. Ketika mereka melihat Pak Rido keluar dari kamarnya, mereka semua terkejut bukan main. Pria yang beberapa hari lalu tampak lemah dan sakit parah kini terlihat segar bugar, rambutnya menghitam, kerutan di wajahnya menghilang, dan tubuhnya bahkan terlihat lebih tegap dan berotot, seperti kembali ke masa jayanya di usia 30-an. Padahal, usia Pak Rido sudah lebih dari 60 tahun.

Risa sendiri juga terkejut bukan main melihat perubahan drastis pada ayahnya. "Ayah... apa yang terjadi? Anda terlihat... berbeda sekali!" serunya dengan mata membulat tak percaya.

Pak Rido hanya tersenyum misterius, menepuk bahu putrinya dengan penuh kasih sayang. "Ada keajaiban yang terjadi, Nak. Sekarang, yang terpenting adalah kamu aman dan bahagia." Ia melirik sekilas ke arah pintu, seolah mengingat sosok bertopeng yang telah mengubah hidupnya dalam semalam.

Ia tahu ia berhutang budi pada Make, dan ia akan menepati janjinya untuk membiarkan putrinya berteman dengan pria itu. Ia percaya, meskipun dengan sedikit keraguan, bahwa Make tidak akan menyakiti Risa. Keajaiban kesembuhannya adalah buktinya.

---

Kebebasan Baru dan Langkah Awal

Risa masih belum sepenuhnya memahami perubahan drastis pada ayahnya, namun ia merasakan aura positif dan kehangatan yang давно hilang kini terpancar kembali dari sosok sang ayah. Ia memutuskan untuk tidak terlalu memikirkannya untuk saat ini dan menikmati kebersamaan dengan ayahnya yang tampak sehat dan bersemangat.

Di sisi lain, perintah ayahnya yang tiba-tiba membuat para pengawal menjaga jarak dan tidak lagi terlalu mengekang pergerakannya. Risa merasakan kebebasan yang lebih besar dari sebelumnya. Ia bisa pergi dan melakukan apa pun yang ia inginkan tanpa merasa terus diawasi.

Beberapa hari kemudian, Risa menerima pesan dari nomor yang tidak dikenal. Isinya singkat: "Ada kejutan kecil untukmu di galeri 'Senja Abadi'. Semoga kamu menyukainya. - M."

Risa mengerutkan kening. 'M'? Ia langsung teringat pada Make, pria misterius dengan mobil sport mewah dan kemurahan hati yang luar biasa. Rasa ingin tahunya kembali terusik. Bagaimana Make bisa mendapatkan nomor teleponnya? Kejutan apa yang menantinya di galeri?

Dengan sedikit keraguan namun rasa penasaran yang lebih besar, Risa memutuskan untuk mengunjungi galeri 'Senja Abadi' sesuai dengan pesan tersebut. Sesampainya di sana, ia menunjukkan pesan itu kepada petugas galeri. Petugas itu tersenyum dan mengantarnya ke sebuah ruangan kecil yang menampilkan satu lukisan yang tertutup kain hitam.

"Ini dari Tuan Make," kata petugas itu sebelum pergi meninggalkan Risa sendirian.

Dengan jantung berdebar, Risa menarik kain hitam itu. Di baliknya, terpampang sebuah lukisan pemandangan yang indah, menampilkan sebuah pantai dengan matahari terbenam yang memukau. Palet warnanya hangat dan memikat, menciptakan suasana yang tenang dan romantis. Di sudut bawah lukisan, tertera inisial 'M' dengan gaya yang elegan. Risa mengagumi bakat melukis Make yang ternyata cukup berbakat.

Tiba-tiba, suara lembut menyapa dari belakangnya. "Kamu menyukainya, Risa?"

Risa berbalik dan melihat Make berdiri di ambang pintu, tersenyum menawan. Tatapan matanya lembut dan penuh perhatian. "Ini indah, Make. Kamu melukisnya sendiri?" tanya Risa, sedikit terkejut.

"Ya," jawab Make sambil mendekat. "Saya terinspirasi oleh percakapan kita waktu itu tentang pantai. Saya harap kamu bisa merasakan kedamaian yang sama saat melihatnya."

Mereka berdua terdiam sejenak, menikmati keindahan lukisan itu. Kemudian, Make menatap Risa dengan tatapan yang lebih dalam. "Risa, saya sangat menikmati pertemuan kita sebelumnya. Mungkin... kamu bersedia meluangkan waktu untuk makan malam bersamaku suatu malam nanti? Kita bisa mengobrol lebih banyak."

Risa terdiam sejenak, mempertimbangkan ajakan Make.

Ada rasa tertarik yang mulai tumbuh dalam dirinya, didorong oleh rasa penasaran dan kebaikan pria itu. Setelah kebebasan yang diberikan ayahnya, ia merasa tidak ada salahnya untuk mengenal Make lebih jauh. "Saya bersedia, Make," jawab Risa dengan senyum kecil.

Make tersenyum lebar. "Senang mendengarnya. Bagaimana kalau... besok malam?"

Risa mengangguk. "Baiklah."

Saat mereka bertukar senyum, angka 'Love' di atas kepala Risa (yang hanya bisa dilihat Make) perlahan naik menjadi '30'. Langkah awal untuk membangun hubungan yang lebih dekat telah dimulai.

---

Malam yang Penuh Pesona

Malam berikutnya, Make menjemput Risa dengan mobil mewahnya yang elegan. Mereka menuju sebuah restoran dengan pemandangan kota yang gemerlap. Suasana romantis dengan cahaya lilin dan alunan musik lembut menciptakan latar yang sempurna untuk malam itu.

Selama makan malam, mereka terlibat dalam percakapan yang mengalir begitu saja. Risa menemukan bahwa Make adalah sosok yang menarik dan berwawasan luas. Mereka membahas berbagai topik, mulai dari seni, musik, hingga pengalaman hidup masing-masing.

Make bercerita tentang perjalanannya dan minatnya, namun tetap menjaga sebagian besar latar belakang pribadinya tetap samar.

Risa, sebagai seorang polisi yang terlatih untuk mengamati, tidak luput dari detail-detail kecil. Ia merasakan ada lapisan misteri yang masih menyelimuti Make, namun kali ini ia tidak merasa terancam. Justru, rasa ingin tahunya semakin besar untuk mengungkap lebih banyak tentang pria ini.

Make menunjukkan ketertarikan yang tulus pada Risa. Ia mendengarkan dengan penuh perhatian setiap perkataannya, mengajukan pertanyaan yang cerdas, dan sesekali melontarkan pujian yang membuat Risa tersipu.

Ada sebuah yang tak terbantahkan di antara mereka, sebuah daya tarik yang perlahan namun pasti mulai tumbuh.

Di tengah percakapan, Risa memberanikan diri untuk bertanya tentang lukisan potret dirinya yang ia lihat di galeri. "Lukisan itu... sangat indah, Make. Tapi bagaimana kamu bisa... melukis saya?"

Make tersenyum misterius. "Seorang seniman memiliki caranya sendiri untuk menangkap esensi seseorang, Risa. Anggap saja itu... kesan yang mendalam."

Jawaban Make tidak sepenuhnya memuaskan rasa ingin tahu Risa, namun ia memilih untuk tidak mendesaknya lebih jauh. Ada sesuatu yang ia nikmati dari aura misterius Make.

Seiring berjalannya malam, keakraban di antara mereka semakin meningkat. Mereka tertawa bersama, berbagi cerita, dan sesekali bertukar tatapan yang menyimpan lebih dari sekadar percakapan biasa. Risa merasakan kenyamanan dan ketenangan saat bersama Make, sesuatu yang jarang ia rasakan sebelumnya.

Ketika malam semakin larut, Make mengantar Risa kembali ke rumahnya. Di depan pintu, sebelum berpisah, Make menatap Risa dengan lembut. "Saya sangat menikmati malam ini, Risa. Semoga kita bisa melakukannya lagi."

Risa tersenyum tulus. "Saya juga, Make. Terima kasih untuk malam yang indah."

Saat mereka berpisah, dan Risa masuk ke dalam rumah, angka 'Love' di atas kepalanya perlahan naik menjadi '55'. Benih-benih ketertarikan telah bersemi, dan malam ini telah menanamkan kesan yang mendalam di hati Risa. Namun, pertanyaan tentang siapa sebenarnya Make dan bagaimana ia bisa tiba-tiba hadir dalam hidupnya masih menggantung di benaknya.

Bersambung...

1
Ahmad Sarman
oke lanjut thor
Ahmad Sarman
terim kasih thor
MZI: Sama-sama semoga suka dengan ceritanya😁
total 1 replies
Hiu Kali
99 milyar thor.. mana 100 trilyun...ngantuk pasti ini
MZI: Terima kasih atas masukannya, akan segera di perbaiki 😁
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!