Akibat dari perceraian orang tua pasti akan berdampak pada kehidupan anaknya. Apa lagi anak itu ada di masa pubertas yang mengalami pertumbuan secara fisik, maupun uperilaku-perilakunya.
Joko Susanto adalah salah satunya.
Dia adalah remaja yang putus sekolah.
Dan memutuskan untuk meninggalkan desanya untuk bekerja di perbatasan kota Y. Ia tinggal di kosan putri milik istri dari kakak keponakannya, Parmin. Dan istrinya yang bernama Rani.
Karena Parmin ini jarang pulang kerumah, Joko dan Rani pun menjadi sangat akrap. Tidak terkecuali kepada Elsa adik dari Rani dan juga Bude Atun ibunya Rani dan Elsa.
Karna kosan itu adalah kosan putri, Joko pun juga dekat dengan banyak wanita di sana. Ada mahsiswi yang bernama Indri, ada juga pemilk salon yang bernama Dina.
Belum di luaran kosan
Ada Lastri penjual angkringan,
nyonya Santi, dan masih banyak lagi.
Dan mereka semua cantik-cantik dengan kelebihan masing-masing yang mereka miliki.
Siapakah yang nantinya akan menjadi istri Joko?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon joko susanto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Joko berani jujur
Rani kembali naik ke kamar Buleknya dan menuju balkon.
"Dah selesai Mbak, ke toiletnya? gantian ya," Joko beranjak menuju pintu kamar dengan terburu-buru,
"Eh mau kemana?" Rani menghadangnya.
"Mau pipis."
"Pipis nya di sini aja."
"Hah! di sini!? Maksudnya?"
"Samping sini," Rani menunjuk ke samping pintu. "Oh kirain," jawab Joko. "Kirain kirain" Rani memukul lengan Joko.
Joko segera ke samping balkon dan menuju ke toilet. Joko tidak menyangka kalau di balkon ternyata ada toiletnya juga. Dan lumayan agak besar.
Joko melihat lihat toilet itu, hampir seperti yang ada di toilet bawah.
Rani kembali duduk di kursi dan menunggu Joko.
Setelah Joko selesai ke toilet. Rani pun masuk ke toilet. Dan Joko duduk kembali di tempat yang tadi.
Sebenarnya Joko masih merasa takut dengan peristiwa yang tadi.
Tapi kenapa ya Mbak Rani ga marah? apa benar yang di katakan bulek siti kalau Mbak Rani itu sebenarnya suka ma aku?
Kenapa ya Mbak Rani tadi nangis? apa Mbak Rani sudah tau ya kalau mas Parmin selingkuh. Apa yang sebenernya terjadi. Joko terlihat bingung dengan situasi itu. Dan bertanya-tanya dalam hati.
Terlihat Rani sudah selesai dengan ritualnya di toilet dan melihat Joko yang sedang melamun. Kemudian Rani duduk disampingnya.
" Ngelamun lagi...ngelamun lagi, emang kamu itu, ngelamunin apa sih Ko?," tanya Rani dengan melihat Joko. Joko terbangun dari lamunannya dan melihat Mbak Rani duduk di sampingnya.
"Deg" jantungnya kembali berdenyut dengan kencang. Karena saat ini Mbak Rani tidak memakai sarungnya lagi. Dan hanya memakai celana pendek saja.
Sebelumnya Rani tidak pernah memakai celana pendek. Di mana pun pakaian Rani cenderung tertutup. Ini pertama kalinya Joko melihatnya
dari jarak yang sangat dekat.
Rani memperhatikan Joko dengan tingkah lakunya yang terlihat sangat gugup dan grogi.
"Kamu kenapa ko? Kok kayaknya kamu liat Mbak kaya gimana gitu?," tanya Rani yang menggeser duduknya lebih dekat.
"Maksudnya gimana Mbak?."jawab Joko dengan suara yang bergetar.
Rani melihat mata Joko,
Joko pun melihat mata Rani. "Ko kamu suka ga? sama Mbak?."
"Ya suka lah, maksudnya gimana Mbak?
"Mbak cantik ga?"
"Ya cantik"
"Terus kalau deket Mbak gini, apa yang kamu rasain?"Joko terlihat bingung dengan apa yang ingin dia jawab, apa harus berkata jujur atau berbohong.
Joko takut kalau dia jujur Mbak Rani akan marah,
batin Joko.
"Ya malah bengong lagi,
kamu itu jadi laki-laki harus berani berkata jujur Ko," ungkap Rani.
"Emang kalau aku ngomong apa adanya Mbak ga bakal marah?" tanya Joko.
"Ya ngapain marah?
Yang namanya kejujuran itu harus di ungkap Ko. Walaupun pada akhirnya tidak sesuai yang di inginkan. Laki-laki itu harus berani mengambil resiko. Marah atau enggaknya ya itu resiko yang harus di ambil," Rani menjelaskan.
Joko terlihat memperhatikan Mbak Rani dan mencernanya.
***
"Mbak mau gak jadi pacar Joko?," Joko bertanya dan menatap mata Mbak Rani.
Rani sedikit terkejut dengan ucapan Joko yang berani.
"Apa? Pacar?."
"Iya" Jawab Joko.
Rani sedikit berfikir dengan ucapan Joko, walaupun Rani sebenernya juga suka sama Joko. Tapi Rani merasa Joko ini masih terlalu kecil umurnya. Bahkan sama Elsa aja masih tuaan Elsa.
"Kok Mbak diem?"
Rani merasa tertekan oleh Joko. Padahal tadi dia yang menekannya. "Emang kalau Mbak mau jadi pacar kamu, kamu mau ngapain Mbak?"
emang kamu ga takut sama mas Parmin?," tanya Rani menguji mental Joko.
"Lha ngapain mesti takut!
Kan badanku lebih gede Mbak, dari mas Parmin,"
Rani terlihat tersenyum dengan jawaban Joko.
Rani tidak menyangka dengan jawaban itu.
"Emang kamu suka Mbak beneran Ko?" jawab Rani memastikan.
"Ya iya Mbak, tadi kan dah ngomong."
Rani terlihat bingung untuk menjawabnya. "Ya udah masuk yok, Ko, udaranya tambah dingin."
Rani mengajak Joko untuk masuk ke kamar. Saat itu memang angin pantai terasa lebih dingin.
Rani beranjak masuk kamar di susul Joko di belakangnya.
***
Setelah di kamar Rani berada di springbed .
Joko terlihat ragu untuk naik ke springbednya. Dan memilih tidur di lantai keramik.
"Udah Ko, di atas aja ga papa, nanti malah masuk angin lho kalau di lantai," ungkap Rani.
Akhirnya Joko mau juga ke spring bed.