Mencertakan tentang gadis miskin dari desa Senja Rinjani yang menjadi asisten rumah tangga. stelah beberapa tahun bekerja,anak sang majikan Awan Abimana jatuh hati padanya. Cinta mereka sangat manis,meski senja dari kalangan bawah orangtua Awan sangat menyayangi Senja. Apalgi ibu Awan sudah sangat menyayangi Senja sejak awal senja datang kerumahnya sebagai asisten dirumahnya. Nyonya Arumi ibu Awan sangat menginginkan anak perempuan,namun sayang kecelakaan saat Awan masih kecil merenghut rahimnya. itu juga yang menyebabkan awan tidak memiliki saudara. Namun cinta manis mereka tak berlangsung lama setelah Senja melahirkan anak pertamanya Awan bertemu kembali dengan wanita dimasa lalunya. Wanita yang telah menenmani awan sejak lama. Namun mereka harus berpisah saat Awan memutuskan study nya kelyar negri. Wanita bernama Hana itu memilih laki-laki lain yang lebih mapan dan sukses dari Awan. Namun setelah pertemuannya kembali dengan Hana saat Hana menjadi seorang janda hati Awan terus goyah,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Diana Suryandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
JANJI SUCI AWAN DAN SENJA II
Setelah makan siang ini Awan dan Senja tidak lagi kembali ke butik atau pun kekantor lagi. Mereka justru menghabiskan waktu berdua untuk berbelanja di Mall.
Kini mereka tengah asyik memilih barang-barang untuk diberikan kepada adik Senja dan kedua orang tuanya. Terlihat Awan sudah membawakan beberapa hasil belanjaan mereka ditangannya.
Berbagai barang dari brand ternama Awan sengaja belikn untuk keluarga tunangannya itu. Pekan depan mereka semua berencana melamar Senja secara resmi.
"Mas ini sepertinya sudah cukup, sudah banyak banget?" ucap Senja tidak enak karena semua barang-barang dari brand mahal yang Senja pilih ini dibelikan Awan.
"Kamu yakin?" tanya Awan heran, pasalnya jika itu Felisya dia tidak akan sungkan menghabiskan uang ratusan juta untuk sekali shopping saja.
Senja menganggukan kepalanya, "iya mas, ini sudah cukup?"
"Kamu nggak belanja barang kamu pribadi?" tanya Awan lagi.
"Semua kebutuhanku masih ada banyak, minggu lalu mommy sudah membelikan semuanya. Aku tidak enak mas sama kalian semua, barang-barang ini sangat mahal tapi kalian selalu memberinya padaku"
"Hei... Calon nyonya Awan, dengar ya sekarang apa yang ku miliki itu juga milikmu. Aku mencintaimu, dan katakan apa saja keinginanmu dan keluhanmu, bersandar lah padaku untuk semua hal jika itu masih mampu ku penuhi semua akan ku penuhi untuk mu. Apa pun itu" ucap Awan dengan menatap mata Senja lekat, lalu mencium kening Senja singkat.
"Mas ini tempat umum" rengek Senja malu-malu.
Tapi bukannya melepas Senja, Awan justru meraih pundaknya dan mendekapnya posesif. Senyum diwajah tampannya terus saja tersungging diwajah tampannya.
"Biarkan saja, bagus malah jika semua tau kamu itu milikku" ucap Awan dengan santainya.
"Kumat, bilang saja mas lagi curi-curi kesempatan buat peluk-peluk dan cium" kata senja pada Awan.
Mendengar itu Awan langsung tertawa dan mengacak-acak pucuk kepala Senja lembut.
"Di dekatmu sulit banget beib kontrol nggak cium, gemes?" bisiknya ditelinga Senja.
Senja yang mendapat perlakuan manis itu hanya tersipu-sipu. Awan sangat menyukai ekspresi Senja yang malu-malu itu. Gadis lugu ini sekarang sudah berhasil memporak porandakan hati Awan.
Ah... Yang benar saja, rasanya dunia milik berdua. Hehehe
Mereka pun berjalan dengan bergandengan tangan mesra, menuju basement Mall dimana mobil terparkir disana.
Setelah sampai mobil Awan pun membukakan pintu mobil untuk Senja. Mereka lalu masuk kedalamnya, tak lupa Awan memasangkan seet beltnya. Dan, "cup" lagi-lagi Awan mencuri kesempatan untuk mengecup bibir Senja singkat.
"Mas..." rajuk Senja karena terus mendapat serangan Awan.
"Hahaha" Awan tergelak tawa melihat Senja merajuk baginya sekarang hal seperti ini sangat menggemaskan untuk dilihat.
"Nggak sabar banget buat cepet-cepet nikah beib, atau kita nyicil dihotel saja?" Awan belum berhenti menggoda Senja yang warna pipinya terus masih bersemu merah karena malu itu.
Mendengar kata itu keluar dari mulut Awan Senja langsung mencubit pinggang Awan.
"Aduh sakit beib" kata Awan mengaduh.
"Makanya itu mulut dijaga, gak ada rem banget sih" kata senja.
"Habis kamu gemesin banget beib, tiap malam icip dikit boleh ya?" Awan memasang wajah melasnya.
Senja hanya menunduk malu-malu. Meski mereka sudah melakukan lebih dari sekedar kissing beberapa kali rasanya bagi Senja membahas hal seperti ini sangat masih tabu.
"Mas... Kita pulang atau mau disini saja?" Senja mengalihkan pembicaraan mereka.
"Baiklah, kita pulang sekarang beib?" Akhirnya mobil pun berjalan kearah mansion.
Tangan Awan sebelah kiri terus menggenggam jemari Senja yang ada diatas pahanya.
"Love you beib" ucap Awan sambil meraih jemari itu dan menciumnya.
"Love you too mas" jawab Senja malu-malu.
Awan yang mendengar itu dari mulut Senja hatinya terus berbunga-bunga bahagia.
Disepanjang perjalanan Awan sengaja memacu mobilnya dengan kecepatan sedang, tangannya kini sudah berpindah meraba-raba paha mulus Senja yang sedikit terekspos. Karena Senja hanya mengenakan rok span diatas lutut.
Mendapat perlakuan itu, Senja mulai merasakan gelenyer aneh yang menggelitik perutnya. Perlahan tangan Awan kini telah menyusup kedalam kain segitiga milik Senja.
"Mas..." ucap senja manja.
Mendapat respon itu Awan tak lantas membuat tangan Awn berhenti begitu saja.
"Nikmati beib" ucapnya
Sedangkan milik Awan sudah menggembung dibalik celananya. Senja yang melihat itu wajahnya semakin merah.
"Mas itu.." Senja menunjuk milik Awan yang tercetak jelas dibalik celana sedang menggembung sempurna.
"Mau coba pegang, hem..?" tanya Awan. Lalu Awan langsung menarik tangan Senja untuk menyentuh anacondanya itu.
"Uh..beib?" lenguh Awan saat tangan senja mendarat dibagian pangkal pahanya.
Sedangkan tangan Awan semakin gencar memainkan milik Senja. Awan pun tak tahan lagi, dia membelokkan mobilnya disebuah hotel tak jauh dari sana.
Senja yang menyadari mobil Awan menuju hotel hendak protes namun Awan langsung berucap pada Senja, "Dikit saja beib, aku nggak tahan lagi. Aku janji nggak akan ambil mahkota kamu sebelum kita nikah?" Awan meyakinkan Senja.
Senja pun hanya menganggukkan kepalanya. Akhirnya mereka memesan kamar tipe suite room disana.
Awan pun membukakan pintu kamarnya, lalu menutupnya kembali.
Tanpa aba-aba Awan langsung melumat habis bibir Senja, tangannya meloloskan satu persatu kancing kemeja Senja.
Tanpa melepas pagutan mereka Awan menggiring Senja ketempat tidur, disana dia seperti seorang bayi yang kehausan. Semua inci tubuh Senja pun tak luput dari sapuan lidah hangat Awan.
Mendapat perlakuan begitu, Senja tak bisa berkutik lagi.
Lenguhan demi lenguhan kenikmatan keluar dari mulutnya.
"uh...Mas Awan?" suaranya terdengar indah ditelinga Awan.
Awan pun langsung melepas, kain segitiga senja tanpa melepas rok yang Senja kenakan. Awan membuka kaki Senja lebar, namun Senja langsung merapatkannya karena malu.
"Ini indah banget beib, aku suka" ucap Awan. Lalu dia menenggelamkan wajahnya disana. Menghisab lembut inti Senja. Jari tengah Awan masuk kedalam sana,m mengocoknya keluar masuk. Sungguh mendapat perlakuan itu Senja tak berdaya. Ribuan kupu-kupu seoalah menggeletik perutnya.
Antara geli dan nikmat terus bercampur menjadi satu. Apalagi saat ini tangan Awan yang satunya juga masih bertengger di bukit gunung kenyal miliknya. Meremasnya lembut.
"ummh..ummh.. Mas Awan?" lenguh Senja. Kini nafsunya sudah memuncak disana.
"Mas Senja mau pipis" mendengar itu pun Awan terus menghisab milik senja yang dibawah sana, dan benar saja tak lama cairan hangat meleleh disana. Awan melumat habis cairan itu dan menelannya tanpa rasa jijik.
"uh...uh..uh mas?" lenguh senja panjang, tubuhnya seketika terasa lemas dan nikmat secara bersamaan.
Lalu Awan pun bangkit, dia melepas celananya. Nampaklah anaconda Awan yang berukuran sangat panjang dan besar.
Senja yang melihat itu hanya bergidik ngeri, membayangkan bagaimana jika benda itu masuk ke intinya. Pasti tidak akan muat disana. Saat Senja masih terpaku diam, Awan menuntun tangan Senja untuk menyentuh miliknya.
Awan memegang jemari Senja, dan menggeseknya naik turun.
"Uh..beib ini enak?" lenguh Awan yang merasakan nikmat saat gesekan jemari lembut Senja menyentuhnya.
"Terus beib, kocok naik turun?" ucap Awan dengan suara beratnya beratnya.
Senja pun langsung paham, dia mengurut lembut anaconda Awan yang berdiri tegak itu. Awan semakin merem melek dibuat nikmat oleh Senja.
Lalu dia pun menuntun mulut senja untuk mengulumnya.
"Kulum beib, perlahan saja?" Awan menuntun Senja memuaskan hasratnya yang sudah beberapa bulan dia pendam itu.
Kini senja sedang memaju mundurkan kepalanya, mengulum Anaconda milik Awan. Sesekali dia tersedak karena milik Awan menyentuh pangkal tenggorokannya.
"Uh..beib...terus beib." racau Awan.
Dia membelai lembut rambut Senja, dan sesekali Menekan kepala Senja. Sungguh Awan seperti tak terkendali.
Dan akhirnya, "Uh beib aku tidak tahan lagi...uh..beib ini nikmat..." lenguh Awan dan milik Awan kini tumpah di mulut Senja.
Senja yang baru merasakan itu langsung tersedak, batuk-batuk dan mual seketika. Rasanya begitu aneh, dia berlari kekamar mandi yang ada disana.
Dari belakang Awan mengikutinya, masih dalam keadaan setengah bugil. Dengan santainya dia berjalan menyusul Senja. Memeluknya dari belakang.
"Terimakasih beib, maaf ya?" ucapnya pada Senja.
Senja yang sudah selesai berkumur dan membasuh mukanya pun langsung menghadap Awan, lalu memeluk Awan mesra menenggelamkan wajahnya didada bidang milik Awan.
"Kita istirahat dulu ya, setelah itu baru pulang. Janji aku tak akan melakukan lebih" ucap Awan pada Senja.
"Tapi mommy bakal kawatir mencari kita kalau telat mas" jawab Senja, pasalnya Senja pun takut jika mereka terus disana bukan tidak mungkin mereka akan melakukan lebih dari yang tadi.
"Gampang, nanti aku kirim pesan ke mommy kalau aku sedang ajak kamu meeting diluar kota, jadi kita pulang telat" ucap Awan meyakinkan senja.
"Tapi mas..." ucap Senja
"Kamu percaya sama aku, aku tidak akan meminta lebih" kata Awan lagi.
Setelah itu di menggiring Senja ketempat tidur. Sebelum itu dengan telaten Awan memakaikan baju Senja kembali. Dan juga memakai celananya sendiri, Awan mengambil ponselnya yang ada di tas kerjanya, lalu mengirim pesan pada sang mommy jika pulang terlambat.
Senja pun nampak sudah berbaring diranjang king size itu. Lalu Awan menyusulnya, memeluknya dari belakang.
Hingga akhirnya mereka tertidur dengan pulasnya.
Tanpa terasa waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam.
Senja merasa perutnya berontak minta diisi makanan, kini dia merasa sangat lapar. Dia pun akhirnya terbangun, dan pergerakan kecil Senja itu juga membangunkan Awan.
"Kenapa hem..?" tanya Awan pada senja sambil menatap Senja penuh damba.
"Aku lapar mas?" kata Senja.
"Mau makan diluar terus pulang, atau makan disini dulu biar mas pesan?" tanya Awan pada Senja.
"Makan diluar saja dan langsung pulang ya?" ucap Senja pada Awan.
"Baiklah kita cek out dulu" Awan pun langsung duduk dari tempat tidurnya, lalu dia berdiri dan berjalan menuju kamar mandi untuk membasuh mukanya.
Begitu juga dengan Senja, setelah dirasa rapi kembali mereka keluar dari kamar hotel.
Awan terus menggenggam jemari Senja saat keluar hotel.
Mereka menyempatkan makan malam disebuah resto, Senja makan begitu lahapnya karena dia memang merasa sangat lapar saat ini.
Pukul sepuluh mereka tiba di mansion, seperti biasa kondisi mansion sudah sepi.
Awan dan Senja pun menuju kamar mereka masing-masing.
Didepan pintu kamar Senja Awan langsung menarik tubuh Senja dan memeluknya. Lalu memberi kecupan singkat dibibir Senja.
"Istirahat, tidur yang nyenyak beib?" ucap Awan.
"Heem... Mas Awn juga?" balas Senja lalu masuk dalam kamarnya.
Begitu juga dengan Awan dia masuk dalam kamarnya. Setelah membersihkan tubuh baik Senja dan Awan kini langsung pergi tidur. Karena memang tubuh mereka sangat letih.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Kini akhir pekan telah tiba, mansion terasa sangat heboh pagi ini. Nyonya Arumi tengah sibuk menyiapkan apa saja yang akan dibawa kekampung Senja di bantu dengan Bi Sari dan Asisten rumah tangga yang lainnya. Banyak barang yang Nyonya Arumi sengaja dia bawa untuk keluarga Senja didesa.
Ya hari ini seperti yang sudah direncanakan, keluarga Awan melamarnya. Mereka semua termasuk Bi Sari akan pergi kerumah Senja.
Setelah mereka semua siap Pak Supri pun mengangkat semua barang bawaan mereka untuk dimasukkan dalam bagasi mobil.
Pak Supri akan mengemudi untuk Tuan besar dan Nyonya nya itu. Nanti bi Sari pun ikut dengan mereka. Sedangkan Senja akan pergi bersama Awan.
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih empat jam lamanya mereka telah sampai didepan halaman rumah Senja.
Rumah itu sekarang sudah berubah menjadi bangunan dua lantai yang cukup mewah untuk kalangan orang pedesaan.
Halamannya cukup luas, dengan pagar teralis besi berwarna putih, yang kini sengaja gerbangnya tidak ditutup. Hingga mobil mereka semua dengn mudah terpakir tepat didepan rumah tanpa harus repot membuka pagar lagi.
Lalu mereka semua pun keluar dari mobil, disana terlihat kdu orangtua Senja dan juga adiknya menyambut kedatangan mereka semua.
Bahkan beberapa kerabat juga sudah ada disana. Sebelum kelurga Awan datang memang Senja sudah menyampaikan kepada kedua orangtuanya jika Nyonya Arumi dan Tuan Abimana akan berkunjung untuk melamarnya.
Disana juga nampak Bu Aminah, ibu Senja yang kini sudah berangsur-angsur pulih dari sakitnya. Bahkan wanita paruh baya itu sudah bisa berjalan kembali meski belum normal namun itu perkembangan yang luar biasa.
Sedangkan Pak Ridwan Bapak Senja, segera menyalami mereka semua mempersilahkan mereka semua masuk dalam rumah. Kondisi disana terlihat sangat hangat.
"Masyaallah nduk, mari semua masuk?" ujar Pak Ridwan. Sedangkan Senja menyalami tangan sang Bapak takzim, lalu bergantian ke ibunya.
"Terima kasih, Tuan dan Nyonya kedatangannya" ucap bu Aminah kepada kedua orang tua Awan.
"Jangan panggil kami Tuan dan Nyonya bu Aminah, kita calon besan?" nyonya Arumi menimpali, senyum cantiknya terlihat dibibir wanita itu.
"Baiklah bu Arumi, Pak Abimana silahkan masuk digubuk kami. Maafkan kondisi kami yang hanya seperti ini" ucap pak Ridwan pada mereka.
"Tidak apa-apa Pak Ridwan, kami senang sudah disambut seperti ini. Tolong jangan sungkan" ucap Tuan Abimana pada Pak Ridwan.
Sedangkan Awan dan Senja terlihat sudah masuk rumah. Bi Sari dan Pak Supri menurunkan semua barang yang mereka bawa dari dalam bagasi.
Sore ini dikediaman keluarga Senja sangat ramai. Mereka membahas rencana pernikahan Senja dan Awan yang akan digelar tiga hari kemudian.
Mereka berbincang sambil menikmati hidungan yang telah disiapkan, terlihat sesekali saling melempar candaan.
Semua persiapan pernikahan yang digelar tiga hari lagi akan menggunakan jasa WO dari kota. Mulai catering, dan persiapannya akan diatur pihak WO jadi keluarga Senja hanya terima beres saja.
Untuk saat ini semua keluarga Awan menginap dirumah bi Sari, sampai hari pernikahan Senja dan Awan digelar.
Keesokan harinya rumah Senja sudah nampak ramai orang WO, mulai memasang tenda pernikahan mereka. Juga menyiapkan segala sesuatu keperluan pernikahan Awan dan Senja.
Kini rumah Senja sudah berubah bak istana negeri dongeng. Dekorasi dan pelaminan mereka tampak sangat indah. Disana nampak bunga-bunga segar aneka jenis didominasi warna putih dan pink menghiasi setiap sudutnya. Juga lampu-lampu cantik terpasang disana.
Kabar pernikahan Senja bersama sang Tuan Muda pun tersebar diseantero kampung. Banyak orang yang mengagumi kesuksesan Senja, namun ada juga yang masih julid tak menyukainya.
Hari pernikahan pun tiba, pagi ini senja sudah mulai di make over oleh MUA dari kota. Balutan kebaya warna putih sangat pas melekat ditubuh indah Senja. Sanggul jawa menjadi pilihan Senja saat prosesi akad membuatnya nampak sangat anggun bak seorang putri-putri kerajaan dizaman dahulu.
Setelah pukul sembilan pagi, penghulu telah tiba. Senja didampingi Nyonya Arumi dan juga Bu Aminah ke tempat ijab kabul. Awan pun seperti terhipnotis kala melihat Senja saat ini. Sangat cantik dan mempesona, akhirnya Awan dan Senja melakukan prosesi ijab kabul. Awan dengan lancar dan lantang mengucapnya. Dan hari ini mereka telah syah menjadi suami istri. Janji suci pernikahan antara Senja dan Awan terikrar penuh dengan nuansa sakral sangat terasa disana.