Liam, seorang DJ tampan di sebuah diskotik mewah, terperangkap dalam lingkaran setan. Ia dipaksa menjadi "pria bayaran" oleh Mr. Ricardo, pemilik diskotik yang kejam. Liam terpaksa menerima tip dari para wanita kaya, meski hatinya menolak. Ia berusaha bebas, namun ancaman Mr. Ricardo dan desakan teman-temannya membuatnya terjebak. Suatu malam, Amanda, seorang wanita muda kaya raya yang sering berkunjung ke diskotik tersebut, tertarik pada Liam. Amanda terbiasa mendapatkan apa saja yang diinginkannya dengan uangnya, namun Liam berbeda. Liam tidak tertarik pada uang Amanda, dan ini justru membuat Amanda semakin tertarik padanya. Amanda menawarkan Liam uang sebesar dua miliar rupiah untuk menjadi miliknya. Tawaran ini menjadi titik balik dalam hidup Liam. Apakah Liam akan menerima tawaran Amanda dan bebas dari jeratan Mr. Ricardo? Atau akan ada konflik yang akan terjadi? Akankah cinta mereka
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Little Fox_wdyrskwt, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
༺ ༻ BAB 18 ༺ ༻
...✧༺♥༻✧...
...✧༺♥༻✧...
Di gedung pencakar langit terbengkalai itu, Liam tergeletak tak berdaya di lantai yang dingin dan kotor. Darah bercampur debu menempel di wajahnya yang babak belur.
Napasnya tersengal-sengal, tubuhnya gemetar karena sakit dan ketakutan. Ia hanya bisa menatap langit-langit yang gelap dan berdebu, mengharapkan keajaiban.
Tiba-tiba, suara langkah kaki terdengar dari pintu masuk. Mr. Ricardo masuk dengan senyum licik di wajahnya, disusul oleh Amanda yang wajahnya pucat dan penuh kemarahan.
Melihat kondisi Liam, Amanda menahan tangis. Amarah dan keputusasaan bercampur baur dalam dirinya. Ia tidak pernah melihat Liam sebabak belur ini.
"Kau puas, Ricardo?" suara Amanda terdengar gemetar, namun tetap kuat. Ia mencoba menahan air matanya yang ingin mengalir.
Mr. Ricardo tertawa keras. "Puas? Tentu saja. Aku sangat menikmati pemandangan ini," katanya, sambil menunjuk ke arah Liam yang tak berdaya.
"Sekarang, penuhi persyaratan aku, Nona Amanda. Jika tidak… kau tahu akibatnya."
Amanda mengunyah bibirnya, pikirannya berputar cepat mencari jalan keluar. Ia tidak mau menurut pada Ricardo, tetapi ia juga tidak mau melihat Liam terus disakiti. Ini adalah dilema yang sangat berat baginya.
Mr. Ricardo mengeluarkan sebuah berkas dokumen dari dalam jasnya. Ia meletakkan berkas itu di atas meja yang kotor dan berdebu.
"Tandatangani ini, Nona Amanda," perintahnya, suara dingin dan keras.
"Jika kau menandatanganinya, aku akan melepaskan Liam dan tidak akan menyakitinya lagi."
Amanda mengambil berkas dokumen itu dengan tangan gemetar. Ia membuka berkas tersebut dan membacanya dengan teliti. Matanya membesar ketika ia membaca isi dokumen tersebut.
Itu adalah sebuah perjanjian yang akan merugikannya secara finansial dan reputasinya. Namun, demi keselamatan Liam, ia harus mempertimbangkannya.
Ia menatap Liam yang terbaring tak berdaya di lantai. Wajah Liam penuh dengan luka dan darah. Bayangan kejadian saat ia menerima telepon dari Ricardo dan mendengar rintihan kesakitan Liam masih terngiang-ngiang di telinganya. Air mata mulai membasahi pipinya.
"Apa isi dokumen ini?" suara Amanda terdengar lirih, namun tetap kuat. Ia mencoba menahan tangis dan menjaga suara agar tidak terlalu gemetar.
Mr. Ricardo tersenyum sinis. "Itu adalah perjanjian yang akan membuatmu kehilangan sebagian besar kekayaanmu," jawabnya, suara penuh kepuasan.
"Tapi itu adalah harga yang harus kau bayar untuk keselamatan Liam."
Amanda terdiam sejenak, bergulat dengan perasaannya. Di satu sisi, ia ingin menyelamatkan Liam.
Di sisi lain, ia tidak ingin kehilangan semua yang telah ia usahakan selama ini. Ini adalah dilema yang sangat sulit untuk diputuskan.
Di tengah kebimbangan Amanda, suara Liam yang hampir tak terdengar memecah kesunyian. "Nona... ini... ini jebakan... pergilah... aku mohon... tinggalkan aku..." bisik Liam, suaranya lemah tapi jelas.
Ia tahu ini adalah jebakan Ricardo. Ricardo hanya ingin Amanda menandatangani perjanjian itu dan kemudian akan menyingkirkan mereka keduanya.
Amanda tersentak. Ia mendekati Liam, menatap wajah babak belur kekasihnya itu dengan perasaan campur baur.
"Liam, tenanglah," katanya, suaranya penuh kekhawatiran. Ia mencoba menenangkan Liam yang sedang berjuang antara hidup dan mati.
Diam-diam, Mr. Ricardo mengamati situasi dari kejauhan. Ia tersentak ketika mendengar Liam mengungkapkan rencananya.
"Brengsek! Liam berani-beraninya kau mengungkapkan rencanaku!" geramnya dalam hati.
Ia langsung memberi isyarat kepada anak buahnya untuk menyerang Amanda. Satu persatu anak buahnya mendekati Amanda dengan tatapan tajam dan siap untuk bertarung.
Namun, sesuatu yang tidak disangka Ricardo terjadi. Amanda, dengan cepat dan lugas, mengeluarkan dua belati dari dalam roknya.
Gerakannya cepat dan tepat. Ricardo dan anak buahnya terkejut melihat kemampuan Amanda yang tak terduga. Ternyata, Amanda adalah seorang petarung yang handal.
Ia bergerak dengan lincah dan mematikan, menghindari serangan anak buah Ricardo sambil menebas dengan belati yang dipegangnya. Ricardo tidak pernah mengetahui bahwa Amanda memiliki kemampuan berkelahi sehebat ini.
Ratapan pedang Amanda begitu tajam, gerakannya cepat dan mematikan. Tatapan matanya bagaikan macan tutul hitam yang mengintai mangsanya, dingin dan penuh perhitungan.
Kecepatannya dalam berkelahi membuat Mr. Ricardo terkejut. Ia tidak menyangka Amanda memiliki kemampuan bela diri yang sehebat ini. Ia pun turun tangan langsung, mencoba untuk menghentikan Amanda.
Mr. Ricardo mengeluarkan pistolnya dan menembak ke arah Amanda.
"DOR ! "
Suara tembakan menggema di ruangan yang suram itu.
Namun, Amanda dengan cepat menghindar. Peluru menembus dinding di belakangnya. Sebelum ia sempat menyerang balas, salah satu anak buah Ricardo memukul kepala Amanda dengan sebuah kayu yang keras dan besar.
"Bruk! "
Amanda terjatuh pingsan ke lantai, tubuhnya lemas dan tak berdaya.
Darah mengalir dari pelipisnya. Melihat Amanda terjatuh, Liam berteriak dengan keras, "TIIIIDAAAAKKK...."
"AMANDAAAAA....!!!" Suaranya penuh dengan kemarahan dan keputusasaan.
Liam memandangi Amanda yang terbaring tak berdaya di lantai. Amarahnya memuncak. Tak ada lagi Liam yang lemah dan tak berdaya.
Rasa sakit dan luka yang dialaminya sebelumnya seakan hilang seketika. Ia merasakan adanya kekuatan baru di dalam dirinya.
Kekuatan untuk melindungi Amanda dan membalaskan dendamnya. Ia bangkit dari lantai, tatapan matanya berubah menjadi tajam dan membara, seperti api yang siap meledak.
...✧༺♥༻✧...
...✧༺♥༻✧...
Angin bertiup kencang, awan-awan menghitam, dan petir menyambar-nyambar. Suasana menjadi mencekam.
Mr. Ricardo dan anak buahnya tidak menyadari kekuatan dahsyat yang terpendam di dalam diri Liam. Mata coklat Liam menyala, tatapannya tajam dan penuh amarah, menatap Ricardo dan anak buahnya dengan intensitas yang menakutkan.
Liam bangkit. Ia tidak menghilang, tetapi seakan terlahir kembali. Amarah dan dendam yang membara di dalam dirinya memancar kuat, bagaikan gunung berapi yang siap meletus.
"Kau... menyentuh kekasihku..." desisnya, suaranya dalam dan mengancam.
Liam bergerak seperti Black Panther yang ganas. Gerakannya cepat, mematikan, dan tanpa belas kasih. Satu persatu anak buah Ricardo menjadi korban keganasannya.
Liam membanting mereka ke dinding dengan kekuatan yang luar biasa, hingga dinding gedung tua itu retak dan berantakan.
Ia bergerak dengan cepat dan efisien, tanpa memberi kesempatan anak buah Ricardo untuk melawan balik. Tubuh-tubuh mereka terkapar di lantai, tak berdaya.
Mr. Ricardo tersentak. Ia tidak pernah menyangka Liam memiliki kekuatan sebesar itu. Ia mundur beberapa langkah, wajahnya pucat pasi.
Ia mencoba mengeluarkan pistolnya, namun Liam sudah terlalu cepat. Sebelum Ricardo sempat menembak, Liam sudah menyerangnya.
Liam menghujani Ricardo dengan serangan bertubi-tubi. Tinjunya menghantam wajah Ricardo dengan keras, membuat Ricardo terhuyung-huyung.
Ricardo mencoba untuk melawan balik, namun kekuatan Liam terlalu besar. Setiap pukulan Liam menimbulkan rasa sakit yang menyiksa.
Ricardo jatuh ke lantai, napasnya tersengal-sengal. Ia mencoba untuk bangkit, namun Liam dengan cepat menahannya. Liam menatap Ricardo dengan tatapan tajam dan membara.
"Ini balasan untuk apa yang kau lakukan pada Amanda," geram Liam.
Liam kembali menghujani Ricardo dengan pukulan dan tendangan. Ricardo hanya bisa menahan sakit dengan gigi terkatup erat.
Ia mencoba untuk meminta ampun, namun Liam tidak memberinya kesempatan. Amarah Liam sudah memuncak. Ia tidak akan memaafkan Ricardo atas apa yang telah ia lakukan.
...✧༺♥༻✧...
...Bersambung.......
terima kasih sudah mampir karyaku yaaa