Pernikahan adalah sebuah rumah bagi setiap pasangan yang telah menikah untuk berpulang. namun apa jadinya kalo Seorang suami tidak menginginkan dirinya. sedangkan di hatinya masih belum bisa melupakan wanita lain yang sudah bahagia dengan suami dan anaknya tersebut.
Itu lah yang di alami oleh Rania
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda sri ana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18. Perkara cincin
”Mau pulang sekarang kamu lintang." tanya sang papa pada putranya tersebut yang tengah duduk di mejamakan Setelah turun dari kamar yang berada di lantai 2.
”Iya pah, pekerjaan di sana gak bisa lintang tinggal lama lama." jawab lintang sambil mengambil nasi goreng di dalam mangkuk dan meletakkannya di dalam piringnya sendiri.
Sedangkan Mama sita hanya terdiam sejak kedatangan putranya itu, karna ia masih marah karna perlakuan lintang terhadap Syifa kemarin.
Lintang sendiri tidak perduli dengan kemarahan sang mama terhadapnya. karna memang dirinya tidak pernah setuju sejak awal dijodohkan dengan wanita itu, namun sang mama masih saja ngotot ingin mengenalkan nya pada wanita tak di kenalnya tersebut.
Selama mereka sarapan tidak ada yang membuka percakapan sama sekali di Antara mereka, sampai akhirnya lintang pun pamit untuk pergi ke Bandung kapada kedua orangtuanya.
”Yaudah pah , mah kalo gitu lintang pergi dulu ya." kata lintang dengan berdiri dari kursinya dan mengambil tas ransel beserta ponselnya diatas meja.
”Iya nak kamu hati hati di jalan, nanti kalo ada kendala soal pekerjaan kamu telpon papa aja." jawab sang papa pada putranya tersebut.
”Iya pah." sahut lintang dengan memeluk tubuh sang papa dengan cepat. sedangkan pria parubaya itu menepuk pundak sang putra dengan pelan.
Mama sita sendiri masih terdiam tanpa menjawab ucapan putranya itu. namun saat lintang lewat di depan sang mama tidak sengaja mama sita melihat cincin di tangan kiri putranya itu.
”Lintang kenapa di tangan kamu ada cincin." tanya mama sita membuat langkah lintang terhentin seketika. kini raut wajah lintang sedikit panik saat dirinya baru menyadari kalo cincin pernikahannya dengan wanita itu belum ia copot.
Begitupun dengan sang papa yang juga melihat karah tangan putranya itu. karena sang Bapak juga baru menyadari kalau putranya tengah memakai cincin di tangan kirinya yang persis seperti cincin. dengan cepat lintang pun memasukkan tangannya kedalam saku celananya.
Sebisa mungkin Lintang pun menjawab pertanyaanmu dari sang mama dengan wajah genang
” Apa sih mah orang yang di cincin mainan aja bukan pernikahan. lagian kalo lintang menikah gak mungkin kan tidak mengabari papa dan papa." jelas lintang dengan datar pada kedua orang tuanya.
Namun mama sita tidak percaya begitu saja dengan ucapan sang putra, kalo cincin yang di pakai hanya cincin mainan. karna mama sita bisa membedakan mana cincin asli mana cincin palsu.
”Lintang gak punya banyak waktu lagi. kalo begitu lintang pergi pah mah." lanjut lintang dengan cepat Meninggalkan kedua orang tuanya dari sana sebelum sang mama bertanya lebih jauh tentang cincin tersebut.
Ntah kenapa dirinya bisa seceroboh itu sampai tidak sadar kalo cincin tersebut lupa untuk ia lepaskan dari jari tangannya.
Melihat kepergian lintang dengan yang buru buru membuat mama sita makin curiga kalo putranya itu menyembunyikan sesuatu pada mereka semua.
” Pah papah curiga nggak kalau Lintang menyembunyikan sesuatu dari kita." tanya Mama sita kepada suaminya tersebut setelah kepergian putranya.
”Udah lah mah nggak usah curiga-curiga terus. tadi kan juga Lintang sudah menjelaskan kalau itu punya cincin mainan Kalau memang dia sudah menikah tidak mungkin dia tidak memberitahukanlah orang tuanya Mama jangan terus-terusan kita dengan wanita yang tidak dia sukai." kata sang suami dengan tegas pada sang istrinya lalu meninggalkan meja makan dan juga istrinya yang terlihat kesal dengan jawaban suaminya tersebut.
” Nggak mungkin itu cincin mainan pasti ada yang disembunyikan oleh lintang? Pokoknya aku harus mencari tahu dan besok harus ke Bandung dugaanku ini benar atau tidak kalau bintang sudah menikah dengan wanita lain makanya tidak mau dijodohkan dengan syifa."gumam Mama sita yang curiga dengan putranya tersebut yang tidak jujur kepada mereka.
*
Sedangkan di tempat lain terlihat Rania tengah membersihkan rumah tersebut. walau bagaimana pun sikap pria itu kepada dirinya, namun rania masih punya kesadaran untuk membersihkan rumah itu walaupun sebagai istri tidak di anggap tidak sama beradaannya.
Mumpung hari ini Rania belum mendapatkan klien baru, ia memilih bersih-bersih rumah dan juga kamarnya. namun tidak dengan kamar pria tersebut yang pastinya tidak akan boleh dimasuki oleh siapapun termasuk dirinya.
Hampir 2 jam Rania membersihkan seluruh rumah yang lumayan besar tersebut, dari bawah hingga ke lantai atas membuat sekujur tubuhnya keringatan.
Apalagi pinggangnya lumayan pegal membersihkan itu semua. walaupun Rania sudah sering membersihkan rumahnya sendiri namun tidak sebesar rumah ini yang membuat tubuhnya kelelahan.
” Ya Allah capeknya. ternyata gininya jadi ibu rumah tangga sangat melelahkan namun sudah kodratnya sebagai seorang wanita harus menjalani seperti ini. lagi nanti kalau sudah punya anak pasti tambah ribet. Rania ngapain kamu mikirin sampai punya anak belum tentu pria itu mau dan pernikahan kamu ini masih berlanjut dengan dia." kata Rania sambil memukul kepalanya dengan pelan Kenapa sampai bisa berpikiran mempunyai anak sama pria dingin tersebut.
” Oh iya Mbak murni ngundang aku ke acaranya mau pakai baju apa ya soalnya baju yang bagus pada hari tinggal di rumah Ibu lagi cuma bawa beberapa aja Ada nggak ya cobalah aku lihat dulu takut nanti nggak keburu." gumam raniq yang mengingat kalau ia diundang oleh kliennya yaitu Mbak murni untuk datang ke acaranya sekitar habis magrib. sedangkan sekarang sudah menunjukkan pukul 10.00 pagi.
Karena Rania orangnya nggak mau ribet jadi menyiapkan barang duluan baru dipakai bukannya mau pergi baru dicari barangnya.
Lalu setelah itu rania pun beranjak dari tempat duduknya untuk naik tangga ke lantai 2 di mana kamar yang berada, sambil mencari baju yang cocok untuk datang ke acara tersebut. sebenarnya Rania segan dan malu untuk datang ke acara tersebut namun dirinya tidak ingin mengecewakan Mbak murni yang sudah mengundangnya.
Sesampainya Rania di kamar ia pun langsung membuka lemari yang berisikan baju-baju miliknya serta tangannya pun sibuk memilah dan memilih baju yang cocok untuk datang ke acara tersebut. karena Rania tidak ingin mempermalukan dirinya karena penampilannya yang tidak bagus, apalagi dirinya diundang resmi oleh pemiliknya untuk datang dan Yang pastinya ditunggu kedatangannya di sana.
Akhirnya setelah diputuskan dan mencari baju yang cocok untuk datang ke acara tersebut, rania memilih gaun yang ketutup sepanjang lutut dan berlengan panjang.
Warna bajunya hijau toska pun sangat cocok dengan kulit Rania yang putih bersih, dengan bagian bawah yang mengembang bukan mengecil yang memperlihatkan lekuk tubuhnya.
Walaupun ram-nya belum bisa menutup auratnya dengan menggunakan hijab namun dirinya semaksimal mungkin menggunakan baju tertentu dan tidak terbuka. karena sang Ibu mengajarkan dirinya untuk selalu sopan di manapun berada berpakaian maupun bersikap.
Lalu setelah memilih baju, Rania pun masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang sehabis membersihkan rumah tersebut. membuat tubuhnya sedikit bau asam karena berkeringat.