Agnia Pricilla Dewi harus menelan pil pahit ketika sang pacar yaitu Andre,pergi meninggalkannya dengan setumpuk hutang yang ia pinjam ke lintah darat sehingga hal itu membuat kehidupan Agnia harus dikejar kejar oleh lintah darat yang menagih hutang milik Andre.
Agnia yang kesehariannya hanya bekerja sebagai pelayan disebuah restoran,merasa tidak mampu untuk melunasi hutang milik Andre.
Hingga suatu ketika, restoran tempat Agnia bekerja didatangi oleh Arkan Farrel Arganta, seorang duda kaya yang dibuat tergila gila oleh Agnia.
Arkan pun lantas menawari Agnia untuk mau menjadi teman tidurnya dengan iming iming gaji dua ratus juta.
Akankah Agnia menerima tawaran Arkan untuk menjadi teman tidurnya? Meskipun taruhannya adalah ia akan kehilangan kesuciannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sylvia Rosyta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
Hari itu ketika Arkan tidak berada di rumah untuk bekerja di perusahaannya,Agnia yang sendirian di rumah, seperti biasa menghabiskan waktunya dengan membaca novel favoritnya.
Suasana rumah yang tenang dan nyaman membuatnya merasa santai.Tiba-tiba bel rumah berbunyi,membuat Agnia mengangkat kepalanya karena penasaran siapa orang yang berkunjung ke rumahnya dan Arkan.
Agnia pun berjalan menuju pintu dan membukanya.Seorang wanita berpakaian elegan berdiri di depannya,senyum manis terukir di wajahnya.Agnia merasa tidak mengenal wanita itu.
"Selamat siang,Namaku Maya.Apakah benar ini rumah Arkan?" kata wanita itu dengan sopan dan membuat Agnia merasa terkejut.
"Benar,ini rumah suamiku. Apa yang bisa saya bantu?" tanya Agnia dengan hati-hati.
Maya memandang sekeliling rumah,matanya berhenti di foto besar pernikahan Agnia dan Arkan yang terpajang di dinding ruang tamu yang terlihat dari pintu masuk.Ekspresi wajahnya berubah,dari senyum menjadi kesedihan.
"Aku ingin berbicara denganmu," kata Maya, suaranya lembut tapi penuh emosi.
Agnia merasa penasaran dan curiga.Ia mengundang Maya masuk,dan berusaha untuk menyembunyikan kecemasannya.
Setelah duduk di ruang tamu,Maya memandang Agnia dengan mata penuh kesedihan.
"Aku tahu ini tidak mudah bagimu,tapi aku harus mengatakannya. Aku adalah istri pertama Arkan." Ucap Maya yang membuat Agnia merasa terpukul, seperti ditabrak truk. Ia tidak percaya apa yang baru saja didengarnya.
"Apa...apa yang kamu bicarakan?" tanya Agnia dengan suaranya yang tergagap dan membuat Maya menghela napasnya dalam-dalam.
"Aku dan Arkan telah menikah lima tahun yang lalu.Kami berpisah karena perbedaan yang tidak bisa diselesaikan.Tapi aku tidak pernah menceraikannya secara resmi." Ucap Maya yang membuat Agnia merasa dunianya berputar.
Ia tidak tahu apa yang harus dikatakan atau dilakukan. Ia merasa dikhianati oleh Arkan yang tidak pernah menceritakan masa lalunya kepadanya.
"Mengapa kamu datang sekarang?Disaat aku sudah menikah dan hidup bahagia bersamanya.Kau...kau pasti berbohong padaku kalau kau adalah istri pertamanya.Cepat katakan padaku siapa sebenarnya kau dan apa tujuanmu datang ke rumahku?" tanya Agnia yang berusaha menyembunyikan kecemasannya.
Maya memandang Agnia dengan mata penuh harapan dan puas setelah melihat kecemasan yang terlihat jelas di wajah istri baru dari suaminya itu.
"Aku ingin meminta maaf atas segala kesulitan yang aku timbulkan.Aku benar benar istri pertamanya arkan.Aku datang kemari karena ingin tahu apakah Arkan bahagia denganmu atau tidak." Ucap Maya
Agnia merasa bingung dan terluka. Ia tidak tahu apa yang harus dilakukan. Ia membutuhkan waktu untuk memproses informasi ini dan mencari kebenaran dari Arkan.
Ia masih yakin kalau suaminya itu adalah orang yang jujur dan tidak akan mungkin membohonginya.
Agnia berdiri dan berjalan ke arah jendela, memandang pemandangan yang ada di luar rumahnya. Ia merasa kehilangan kendali atas emosinya.
"Aku tidak tahu apa yang harus kukatakan," kata Agnia dengan suaranya yang gagap membuat
Maya berdiri dan menghampiri Agnia.
"Aku minta maaf, Agnia. Aku tidak bermaksud untuk menyakitimu." Ucap Maya yang membuat Agnia memandang Maya dengan mata penuh air mata.
"Aku perlu waktu untuk memikirkannya." Ucap Agnia
Agnia mengambil napas dalam-dalam, dan berusaha mengendalikan emosinya agar tidak bersikap berlebihan di hadapan Maya.
"Maafkan aku, Maya. Aku tidak bisa menerima kehadiranmu di sini. Tolong tinggalkan rumahku sekarang." Usir Agnia dengan halus dan membuat Maya terlihat kecewa,tapi ia segera mengangguk.
"Baiklah, aku mengerti. Aku hanya ingin meminta maaf dan menjelaskan semuanya kepadamu." Ucap Maya yang membuat Agnia berjalan menuju pintu dan membukanya.
"Tolong, Maya. Aku tidak bisa menghadapi ini sekarang." Ucap Agnia yang langsung membuat Maya berdiri dan berjalan menuju pintu.
"Aku mengerti. Tapi aku ingin kamu tahu,Agnia. Arkan tidak pernah menceraikan aku secara resmi. Kami masih terikat secara hukum." Ucap Maya yang membuat
Agnia merasa terpukul lagi.
"Apa?!" kata Agnia dengan suaranya yang terdengar gagap setelah mendapat kata kata penekanan dari Maya mengenai status hubungannya dengan Arkan yang masih berstatus sebagai suami istri di mata hukum.