NovelToon NovelToon
My Crazy Daughter

My Crazy Daughter

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Balas Dendam / Identitas Tersembunyi
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Matatabi no Neko-chan

Setelah diadopsi Verio, kehidupan Ragna berubah. Apalagi saat mendapat ingatan masa lalunya sebagai putri penjahat yang mati akibat penghianatan.
Memanfaatkan masa lalunya, Ragna memutuskan menjadi yang terkuat, apalagi akhir-akhir ini, keadaan kota tidak lagi stabil. Bersama Verio, mereka memutuskan menuju puncak dalam kekacauan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Matatabi no Neko-chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18

"Veriooo~"

Sebuah suara ceria namun menjengkelkan langsung menyentuh pendengaran Verio. Dengan gerakan refleks, pria itu berbalik, hanya untuk melihat sosok Regina meluncur ke arahnya dengan penuh semangat, berdiri di atas pedang perak yang melayang anggun. Tangannya terentang lebar, siap menyambut Verio dalam pelukan maut.

Verio tentu saja tahu lebih baik. Dengan gerakan santai, dia bergeser ke samping, membiarkan wanita itu melaju tanpa kendali hingga—

"Bukh!"

Regina menabrak tembok dengan keras, menghasilkan debu yang bertebaran.

"Selamat sore, Nona," sapa Verio dengan nada datar khasnya, tak sedikit pun menunjukkan rasa kasihan.

Ragna yang berdiri di belakang Verio hanya bisa melongo. Matanya membesar melihat wanita itu berdiri kembali seperti tidak terjadi apa-apa, seolah menabrak tembok adalah rutinitas harian.

"Uh, kau benar-benar menyambutku dengan normal, ya?" gerutu Regina sambil mengibas-ngibaskan debu dari tubuhnya.

"Saya harap Anda tidak sembarangan merentangkan tangan di sini, Nona," balas Verio sambil menyulut rokok, lalu meniupkan asapnya perlahan. "Ada keperluan apa kali ini?"

"Seperti biasa, kau selalu tidak suka basa-basi." Regina memasang ekspresi sok manis yang sama sekali tidak cocok dengan kehadirannya. Dengan wajah cerah, dia menjawab, "Aku ingin meminta bantuan."

Kepala Verio sedikit miring. Ekspresi datarnya tetap tidak berubah, meskipun dalam hati firasat buruk mulai menggelayuti pikirannya.

"Mikhael Narendra sedang membuat ulah di perusahaan!" jerit Regina dengan nada yang berlebihan. Dia mengusap air mata imajiner di sudut matanya, menambah efek dramatis. "Dia mengirim pria tampan dan wanita berbaju minim ke kantorku setiap hari! Hiks... Aku hampir tergoda untuk melempar mereka dari jendela gedungku, tapi si Liam Wen malah memarahi aku. Bisa kau bayangkan, Verio?!"

"Bisa," jawab Verio datar, lalu menghembuskan asap rokoknya.

"Dan!" Regina melanjutkan dengan penuh semangat, "Dia juga mengincar dua gadis muda berbakat yang baru saja dikeluarkan dari sekolah mereka. Kau tahu siapa yang dia incar?"

Verio mengangkat alis, tapi tidak menjawab.

"Althea... dan Ragna."

Wajah Verio langsung berubah dingin. Matanya sedikit menyipit, rahangnya mengeras, dan rokok di antara jarinya nyaris patah.

Ragna, yang sedari tadi hanya menjadi penonton, langsung menunjuk dirinya sendiri dengan ekspresi tak percaya. "Aku? Tapi... kenapa aku?"

Regina menghampiri Ragna dengan langkah ringan, mengitari gadis itu sambil tersenyum lebar. "Tentu saja karena kau masih muda, cerdas, dan sangat cantik. Kalau aku pria, aku pasti akan menculikmu tanpa pikir panjang, meski harus bertarung dengan ayahmu sampai mati."

Ragna menelan ludah dengan canggung. "Terima kasih... kurasa?"

Verio, yang tidak tertarik dengan drama tambahan, akhirnya memotong. "Apa sebenarnya yang kau inginkan, Regina?"

Regina berhenti, lalu menyeringai lebar. Dia mendekat, membisikkan sesuatu ke telinga Verio dan Ragna.

Saat kata-kata itu selesai keluar dari mulut Regina, Verio menatap wanita itu dengan pandangan datar yang penuh makna. "Kau serius?"

Regina mengangguk penuh percaya diri. "Tentu saja. Aku Regina. Aku selalu serius."

Ragna menatap ayahnya dengan wajah penuh tanya. "Pa, apa kita benar-benar harus setuju?"

Verio menghela napas panjang, lalu membuang puntung rokoknya ke tanah dan menginjaknya dengan perlahan. "Ragna, sayangku, jika aku mengatakan 'tidak,' Regina tidak akan berhenti mengganggu kita sampai tahun depan."

Ragna menatap Regina, lalu kembali ke Verio. "Jadi... kita setuju?"

Verio mengangguk, meski ekspresinya jelas menunjukkan bahwa dia sama sekali tidak senang. "Sayangnya, iya."

Regina melompat kegirangan, mengangkat kedua tangan ke udara. "Yay! Operasi Regina dimulai!"

Ragna menghela napas. "Aku merasa ini akan menjadi pengalaman yang sangat panjang dan sangat aneh."

Verio menatap gadis itu dengan datar. "Selamat datang di hidupku."

Regina terkekeh sambil memutar pedang peraknya yang kini melayang rendah di sampingnya. "Tenang saja, Ragna. Aku yakin kita akan bersenang-senang. Lagipula, kau gadis pintar. Tentu tidak akan ada yang bisa menyakitimu selama aku ada."

Ragna memutar matanya, setengah bingung setengah kesal. "Kalau 'bersenang-senang' versimu melibatkan ledakan dan kekacauan, aku merasa tidak ada yang akan selamat."

Regina menyentuh dagunya, berpikir. "Hmm, benar juga. Tapi, bukankah itu yang membuat semuanya seru?"

Verio langsung memotong. "Regina, fokus. Jelaskan rencanamu."

Regina tersenyum penuh misteri dan duduk di kursi kayu yang ada di teras rumah Verio. "Baiklah, begini. Kita tahu Mikhael Narendra itu licik dan pandai menyembunyikan jejak. Dia menggunakan siswa-siswi muda untuk menutupi permainan kotornya di balik layar. Aku sudah mencium bau busuk dari arah kantornya sejak lama, tapi kali ini, dia sudah terlalu jauh. Mengincar Ragna dan Althea hanya demi memenuhi agenda kotornya?"

Ragna menatap Regina dengan dahi berkerut. "Agenda kotor apa yang kau maksud?"

Regina melambaikan tangannya dengan santai. "Oh, kau tidak perlu tahu detailnya. Cukup tahu bahwa pria itu tidak punya niat baik, dan dia harus dihentikan."

Verio bersandar ke dinding, menyilangkan tangan di dadanya. "Dan kau pikir kami akan membantu karena...?"

Regina tersenyum cerah, terlalu cerah. "Karena aku tahu kau, Verio. Kau tidak akan membiarkan siapa pun mengganggu putrimu. Selain itu, aku butuh orang yang bisa aku percaya untuk membantuku menyusup ke tempat Mikhael."

Verio menaikkan satu alis. "Menyusup? Kau serius?"

"Tentu saja!" jawab Regina penuh semangat. "Aku punya akses ke gedungnya, tapi aku tidak bisa bergerak bebas. Di sinilah kalian masuk. Dengan penampilan Ragna yang tidak mencurigakan dan kemampuanmu dalam bertarung, kita bisa mendapatkan bukti yang cukup untuk menjatuhkannya."

Ragna melangkah maju, wajahnya penuh skeptisisme. "Tunggu. Jadi, kau ingin aku masuk ke tempat pria yang mencurigakan ini, berpura-pura menjadi bagian dari rencanamu, lalu... apa?"

Regina mendekat, meletakkan tangannya di bahu Ragna sambil tersenyum penuh percaya diri. "Lalu, kita membongkar semua rahasianya. Kau hanya perlu bertingkah seperti gadis polos dan cerdas. Sisanya biar aku dan ayahmu yang urus."

Ragna menatap Verio, mencari persetujuan. "Pa, apa ini ide bagus?"

Verio menghela napas panjang, tampak sangat tidak tertarik dengan kekacauan ini. "Kalau aku menolak, Regina tidak akan pergi. Jadi, ya, ini ide 'bagus' sejauh menyangkut ketenangan kita."

Regina bertepuk tangan dengan ceria. "Lihat? Semuanya setuju! Ini akan menjadi misi yang menyenangkan!"

Ragna mengeluh, merasa firasat buruk semakin mendekat. "Entah kenapa aku merasa misi ini lebih berbahaya daripada yang kau buat terdengar."

Regina menyeringai. "Tentu saja lebih berbahaya. Tapi bukankah itu yang membuatnya menarik?"

Verio menatap Regina dengan pandangan datar. "Regina, satu hal. Jika sesuatu terjadi pada Ragna—"

"Aku akan tanggung jawab, tentu saja!" potong Regina dengan penuh percaya diri. "Lagipula, apa sih yang bisa terjadi pada gadis pintar seperti dia?"

Ragna memutar matanya. "Aku sudah menyesal setuju."

Verio hanya menghembuskan asap rokoknya sambil bergumam, "Dan ini baru permulaan."

Verio menatap Ragna yang duduk santai bersandar di sebelahnya. Gadis itu tampak asyik menonton film, sesekali tersenyum kecil pada adegan yang menarik perhatiannya. Pandangan Verio melunak, matanya dipenuhi kehangatan yang hanya muncul saat dia melihat putrinya. Gadis kecil yang dulu dia adopsi dengan tekad kuat kini telah tumbuh menjadi sosok yang luar biasa.

Wajah Ragna dengan kecantikan yang kian terpancar sejak masa remaja, menjadi perpaduan sempurna antara pesona alami dan keanggunan. Tubuhnya yang proporsional menambahkan daya tarik, meskipun Verio tahu bahwa yang benar-benar istimewa adalah keberanian dan kecerdasan putrinya.

Dia mengusap kepala Ragna dengan lembut, membiarkan kehangatan tangannya berbicara lebih dari ribuan kata yang sulit dia ucapkan. Sebuah kecupan singkat mendarat di pucuk kepala gadis itu, membuat Ragna tersenyum kecil dan tanpa ragu memeluknya.

Namun, kehangatan itu terganggu ketika ponsel Ragna berdering, menampilkan nomor asing di layar. Gadis itu mendengus kecil, merasa terganggu, tapi panggilan itu terus berulang hingga akhirnya dia mengangkatnya dengan enggan.

"Ya? Halo? Ini siapa?" tanya Ragna datar.

"Ini aku, Edgar," suara seorang laki-laki terdengar dari ujung telepon, penuh percaya diri yang terdengar menyebalkan.

"Oh," balas Ragna singkat, ekspresinya berubah malas.

"Aku dengar kau dikeluarkan dari sekolah. Kasihan sekali. Tapi kalau kau ingin kembali, aku punya solusi. Jadi pacar bayaran aku selama tiga bulan, dan aku akan pastikan kau bisa kembali ke sana. Bagaimana? Penawaran bagus, bukan?"

Suasana di ruangan itu langsung berubah drastis. Tangan Verio yang tadi penuh kasih kini berhenti di udara, matanya menyipit tajam menatap ponsel Ragna seolah ingin menembus layar itu dan mencekik si penelepon.

"Siapa bocah kurang ajar itu?" tanya Verio dingin, suaranya rendah namun penuh ancaman. "Haruskah aku singkirkan tikus tak tahu diri itu sekarang juga?"

Ragna hanya tersenyum kecil, mengangkat bahu tanpa beban. "Hanya putra seorang pebisnis baru, Pa. Dia biasanya selalu menempel pada Silvi seperti anjing penjaga. Orang tuanya? Mereka dulu sempat mengadopsiku untuk beberapa minggu sebelum akhirnya mengembalikanku. Bahkan sempat mentertawakanku waktu aku hampir tenggelam karena kehabisan napas di kolam renang mereka."

Ucapan santai Ragna itu sukses membuat Edgar yang mendengar dari seberang telepon terdiam kaku. Dia tidak menyangka bahwa gadis itu masih mengingat insiden memalukan dari masa lalu.

Verio tersenyum tipis, tapi senyuman itu lebih menyerupai ancaman. "Ah, begitu. Jadi dia produk dari orang tua yang bahkan tidak bisa mendidik anaknya sendiri. Kasihan sekali. Gaya bicaranya juga menyedihkan. Apa mereka tidak mengajarkan sopan santun, atau memang keluarganya terbiasa hidup dalam norak?"

Panggilan terputus. Edgar jelas tak berani melanjutkan percakapan.

"Kau tahu, Nak," Verio melanjutkan sambil menyalakan rokoknya. "Harga dirimu itu tidak ternilai. Jangan pernah, sekalipun, mengorbankannya untuk uang atau apa pun. Jangan biarkan dirimu dihina dengan penawaran menjijikkan seperti itu. Hidupmu lebih berharga daripada ocehan anak manja seperti dia."

Ragna menatap Verio dengan mata yang berbinar, seolah mengerti sepenuhnya apa yang dia maksud. "Aku tahu, Pa. Aku hanya mengangkat teleponnya untuk melihat seberapa bodohnya dia. Tapi terima kasih, kau selalu mengingatkan hal yang penting."

Verio menghela napas, mengusap kepala putrinya sekali lagi. "Kalau begitu, lain kali, jangan buang waktumu untuk orang seperti dia. Dunia sudah penuh dengan sampah tanpa kita harus menghiraukannya."

Ragna terkekeh, menggoda. "Kau benar, Pa. Lagipula, aku punya kau, kan? Tidak ada yang lebih menakutkan daripada Verio kalau sudah marah."

Verio hanya tersenyum kecil, kembali menikmati film di layar. Meski begitu, tatapan tajamnya sesekali melirik ke arah ponsel Ragna, memastikan tidak ada tikus lain yang berani mengganggu putrinya.

1
Listya ning
kasih sayang papa yang tulus
Semangat author...jangan lupa mampir 💜
Myss Guccy
jarang ada orang tua yg menujukkan rasa sayangnya dng nada sarkas dan penuh penekanan. tp dibalik itu semua,, tujuannya hanya untuk membuat anak lebih berani dan kuat. didunia ini tdk semua berisi orang baik, jika kita lemah maka kita yg akan hancur dan binasa, keren thor lanjutkan 💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!