NovelToon NovelToon
Love Story

Love Story

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Duda / Romansa
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Cindy Heni Windasari

"Astaga Keira!!" suara melengking itu membuat kedua insan yang terlelap dengan balutan selimut tebal pun terbangun. Pria itu terkejut bukan main saat melihat banyak orang dikamar itu. Keira juga terkejut akan hal itu, ia memegangi selimut untuk menutupi tubuhnya. Ia sangat terkejut lagi saat melihat pria yang duduk disebelahnya dengan tanda tanya. Ia menatap sang suami yang berdiri tegak dengan tatapan yang terkejut bukan main.

"Apa-apaan ini Keira... Salah apa anak saya sama kamu sampai hati kamu berselingkuh." ucap Sinta histeris. Keira masih mencerna ucapan Sinta dan kenapa dirinya di ruangan ini bersama dengan pria asing.

"Aku tidak menyangka kamu berkhianat seperti ini keira. Kamu jahat... Jahat sekali... Berbuat Zina seperti ini."

"Mas... Aku nggak tau kenapa ini bisa terjadi, dengerin aku dulu mas..." ucap Keira panik. setelah beberapa saat paham kenapa situasinya seperti ini Keira berubah menjadi panik.

"Keira Evangelista binti Rozali mulai detik ini saya talak kamu"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cindy Heni Windasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

18

Masih bersama dengan teman-teman Liam, mereka di sana cukup lama sampai siang. Ponsel keira berdering, melihat Tika yang melakukan panggilan video.

"Assalamualaikum anak bunda." sapa Keira saat melihat wajah Leon dilayar ponselnya. Kini Semua teman-teman Liam menjadi pelan saat mengobrol.

"Waalaikumsalam bunda. Kapan bunda pulang?" tanya nya dengan manja.

"Kemungkinan lusa sayang, Maaf ya Leon harus sama sus dan mbak Tika." ucap Keira.

"Apa Abang juga akan pulang bund?"

"Insyaallah Abang juga akan pulang lusa. Jika kondisi Abang sudah memungkinkan untuk rawat jalan di rumah. Dan jika dokter mengijinkan Abang pulang. Leon kangen Abang ya?" Tanya Keira dengan lembut.

"iya bunda. Leon harap Abang segera sembuh. Disini Leon selalu berdoa supaya abang cepat sembuh bunda... Leon juga kangen bunda... Di rumah sepi, Leon ingin bermain bersama bunda." Ucap Leon dengan nada lirih. Bocah itu hampir saja menangis. Namun Leon mengusap wajahnya,dirinya yakin Leon menatap Tika dan Nia dibelakang ponsel itu.

" Papa hari ini akan ke rumah, jika Papa mengijinkan Leon ke rumah sakit. Leon ikut saja ya sayang. Tanya Papa nanti ya."

"Iya bunda, Leon akan tanya papa nanti. Leon mau mengerjakan tugas dulu bunda. Love you bunda... Love you Abang." ucap Leon semua percakapan itu tentu saja didengar oleh Liam dan semua teman-teman nya.

"Abang kenapa?" tanya Keira saat melihat Liam yang diam saja.

"Abang pengen duduk bund."

"Nanti Abang pusing, bunda naikin aja ya sandaran ranjangnya." Liam pun mengangguk. Ia lini berbaring dengan posisi setengah duduk.

"Assalamualaikum.."

"Waalaikumsalam" jawab mereka kompak. Daniel terkejut melihat Ruangan yang ramai. Satu persatu teman-teman Liam mencium tangan Liam.

"Sudah lama disini?"

"lumayan Om." jawab Kevin dengan cengengesan. Kini Daniel menghampiri Liam dan keira.

"saya nggak tahu kalau ada kalian jadi cuma beli untuk Liam dan Bunda." ucap Daniel merasa tak enak.

"Nggak papa om." jawab Haikal sungkan. Tapi Daniel langsung memesan makanan untuk dibawa ke rumah sakit. Daniel menelfon anak buahnya yang berjaga diluar rumah sakit.

"Abang mau makan siang sekarang?" tanya Keira.

"Abang mau muntah bund." ucapnya lemas. Daniel segera mengambil ember kecil yang ada di lemari.

"Abang mual?" tanya Keira lagi. Liam mengangguk lemah. Haikal merasa tak enak karena mereka sudah lama disini.

"Kami izin pamit om, Tante biar liam bisa istirahat." ucap Haikal memulai pembicaraan.

"nanti saja pulangnya, Saya sudah memesankan makan siang. Sebentar lagi juga sampai. Kalian santai saja, ini hal wajar Liam kadang mual seperti ini." jelas Daniel. Mereka menjadi tak enak dengan Liam karena sudah merepotkan, Liam yang sakit malah mereka yang merepotkan.

"Kalau memang mau muntah keluarin aja bang, jangan ditahan." ucap Keira yang kini duduk ditepi ranjang.

"Makan buah ya biar nggak enek mulut nya." ucap Keira yang membuka bowl berisikan potongan buah segar. Bowl itu tertutup rapat jadi buah didalamnya tetap fresh. Keira menyuapi Liam, pria itu memakannya namun saat menelannya kini Liam benar-benar muntah. Untung Daniel siap siaga mengarahkan ember kecil itu pada liam.

Mata Liam berkaca-kaca tekanan pada perutnya membuat seluruh tubuhnya terasa sakit. Setelah memuntahkan isi perutnya Daniel membawa ember itu ke kamar mandi. Keira mengambil tisu basah dan melap mulut Liam kemudian dilap lagi dengan tidur kering.

"Sudah lega?" tanya Keira. Liam mengangguk pelan. Perutnya terasa begitu sakit sekali. Keira melap wajah Liam yang berkeringat dingin.

"Bund kepala Abang sakit.." ucapnya lirih. Keira mengelus alis tebal Liam dengan lembut, dirinya tak mungkin memijat kepalanya yang sedang terluka.

"Makan sedikit ya bang, habis itu minum obat." Liam menggelengkan kepalanya. Teman-teman Liam melihat kejadian langka dimana Liam terlihat begitu lemah didepan Keira.

"Sedikit saja ya.. Semampu Abang saja, supaya obatnya bekerja nanti." Mau tak mau Liam menurut. Daniel membawakan bubur ayam untuk Liam. Ia menyuapi Liam dengan telaten sekali, hanya tiga kali suapan saja. Liam sudah mual kembali, Keira meminta liam untuk meminum obatnya. Setelah meminum obat Liam terlelap.

"Maaf ya Liam nya tidur." ucap Keira.

"Nggak papa Tante, biar liam Istirahat." jawab Haikal. Pintu ruangan diketuk Haikal berinisiatif untuk membuka pintu di sana ada pria yang menyerahkan satu kresek makanan.

"Oh sudah datang ya. Makan lah, Saya yang pesan tadi."

"Terimakasih Om maaf merepotkan." Ucap Haikal lagi. Mereka pun langsung melahapnya karena mereka ingin segera pergi dari rumah sakit.

"Bund.. Ini Seblak." ucap Daniel membuat Keira menoleh.

"Hah?"

"Kata mang Tono Waktu itu bunda cari seblak, ini seblak nya." ucap Daniel. Keira tak percaya akan hal itu, ia membuka thinwall kotak itu dan benar saja itu seblak yang dirinya inginkan.

"Mas beli dimana? Makasih yaa.. udah repot-repot beliin buat bunda." ucap Keira dengan perasaan yang sumringah. Ia segera melahap makanan dihadapannya itu. Sayangnya kurang pedas, tapi tak masalah dirinya senang karena sudah keturutan. Lagipula bisa-bisa Daniel berfikir sampai sejauh itu.

"Mas mau coba?" Daniel menggelengkan kepalanya.

"Nggak mau, makanan aneh itu. Bunda aja yang makan."

"nggak boleh gitu sama makanan, ngomong nya..." Daniel menyengir kuda menatap Keira.

"Mas jadi mau pulang ke rumah?" tanya Keira.

"Jadi, kenapa?"

"Kalau Leon ikut kesini gimana?" Tanya keira pelan.

"anak kecil dilarang di rumah sakit lama-lama, tapi coba nanti mas tanyakan dengan dokter Andrew." ucap Daniel. Keira mengangguk senang, kasihan juga jika Leon di rumah sendirian. Meskipun ada Nia dan Tika yang menemaninya.

Setelah selesai makan ia melihat Semua sampah dan bekas makanan teman-teman Liam sudah dibereskan.

"Maaf om Tante, kami pamit pulang dulu." ucap Haikal, Pria itu menag sopan sekali.

"Cepat sekali makannya, kalian mau bawa kemana itu. Letakan saja biar om yang buang nanti."

"Kami saja Om, sekalian pulang." jawab Kevin. Mereka bersaliman dengan Daniel dan Keira.

"Lain kali main ke rumah ya." ucap Keira. Mereka mengangguk sungkan dan kemudian pergi dari ruangan itu. Keira juga sudah selesai makan dirinya segera masuk kedalam kamar mandi karena ingin mengganti pembalutnya, saat ini darahnya sudah Tinggal sedikit yang keluar. Setelah selesai keira melihat Daniel yang membuka Sofa Bad, Keira duduk di sampingnya. Akhirnya dirinya bisa merenggangkan pinggangnya, lelah dirinya duduk di kursi itu.

"Capek?" tanya Daniel.

"Sedikit mas, pegel dari tadi duduk di sana hehehe. Pengen rebahan.." ucap Keira pelan.

"Mas..." panggil Keira pelan.

"Hmm.."

"Tadi aku bertemu mas Juan di rumah sakit ini." Daniel menoleh menatap Keira.

"Lalu?"

"Pernikahannya baru kemarin mas, dia menikah dengan mantan pacarnya. Tapi tadi... Mereka sudah ke dokter kandungan. Mas Juan mengatakan bahwa Istrinya hamil, bukankah itu nggak logis?" jelas Keira.

"Apa kamu cemburu?"

"Bukan itu maksudnya mas... Ternyata selama ini mas Juan berbohong sama aku. Dia juga bilang kalau surat dari pengadilan akan datang hari ini di rumah " Daniel merengkuh pinggang Keira.

"Lalu apa lagi? " Keira menggelengkan kepalanya, dirinya memang begitu kecewa. bukan cemburu yang dirinya rasakan melainkan kekecewaan yang begitu besar pada Juan.

"Apa yang kamu pikirkan humm.."

"Mas aku lagi cerita serius loh sama kamu." ucap Keira kesal. Daniel membuat tubuh Keira bersandar padanya. Kepala gadis itu tepat berada di bahunya.

"Mas juga serius, kamu mau apa?"

"Nggak ada mas.. Aku cuma mau urusan aku sama mas Juan selesai dan kita juga sah Dimata negara." ucap Keira pelan.

"Aku akan urus itu, sekarang istirahat lah."

1
snow Dzero
Thor saran aj ya secara Kiera dan Daniel kan baru kenal harus y ad rasa canggung apalagi Liam kan beda 2 tahunan doang sama kei ,terlalu 2 the poin Thor buat ngakuin sbgai ank
Cindy Heni: terimakasih sarannya/Smile/ Author pastikan kedepannya kalau buat novel lebih baik hehehe... untuk Novel ini udah selesai, jadi hanya tinggal update /Grimace/ kalau di ubah harus ubah lagi semuanya/Cry/
total 1 replies
snow Dzero
Luar biasa
Cindy Heni
tengkiyuuuuu❤️❤️
NNPAPALE🦈🦈🦈🦈
aelah cerita bagus kayak gini gak ada yg baca apa ya... ayo semangat othor...
Cindy Heni
terimakasih sudah berkunjung
Los Dol TV
aku kunjung...
Los Dol TV
kunjungan 2 bab terlihat hmmm gitu, thor. kunjung balik ke karyaku ya..
Dewi Sartika
up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!