MARAHNYA ISTERI YANG TAK DIHARGAI

   Lukas membawa Dania ke suatu tempat sedikit jauh dari tempat tinggal mereka untuk menemui Notaris Norman sesuai janjinya. Di sana mereka di sambut dengan ramah oleh pria tersebut. Dania bisa menafsirkan umur Notaris tersebut tak jauh berbeda dengan Lukas.

    "Wajahmu persis dengan almarhum ayah mu Dania. Dia pria yang sangat tampan di masa mudanya. Pantaslah dirimu cantik karena mewarisi wajah rupawan dari nya." Puji Norman sang Notaris saat mereka bertemu.

   Dania tersenyum malu mendapat pujian seperti itu.

   "Terima kasih Om." Jawab Dania dengan sopan.

   "Baiklah,apa maksud kedatanganmu ke sini untuk mencari tahu isi wasiat yang ditinggalkan oleh Almarhum kakek Hendra wangsa dan Almarhum ayah mu ?" Tanya Norman memastikan maksud kedatangan Dania dan Lukas sahabatnya.

   "Benar sekali Man,tolong bantu Dania untuk mendapatkan keadilan. Aku sungguh tak habis pikir dengan Alex dan keluarganya yang bertindak semena-mena pada keponakan ku ini. Sahabat kita pasti sangat sedih di sana melihat putrinya diperlakukan seperti seorang pembantu di rumah suaminya sendiri." Ujar Lukas menjelaskan terlebih dahulu sebelum Dania membuka suara.

   "Kasihan sekali kamu Nak,dasar keluarga biadab! Dari dulu aku memang tak suka dengan pembawaan keluarga Alex. Sangat sombong dan suka menindas. Dan sekarang baguslah kamu menemui ku. Aku memegang kartu AS keluarga mereka. Jadi kamu aman." Pria bernama Norman itu pun segera mengambil sebuah surat yang terlihat sudah sedikit usang dan menyerahkannya pada Dania.

   "Bacalah." Titah Norman setelah menyerahkan kertas bertuliskan sebuah wasiat.

   Dania segera membaca isi surat wasiat yang diserahkan oleh Notaris Norman dengan seksama. Di sana sangat jelas rincian harta yang dimiliki oleh Kakek Hendra Wangsa,berupa beberapa hektar tanah,termasuk tanah yang saat ini menjadi tempat tinggal Alex serta keluarganya termasuk rumah adalah yang didirikan oleh sang kakek. Ada juga dua restoran yang kini dikelola oleh Alex beserta ayah ibunya. Intinya pada akhir tulisan mengatakan bahwa,semua harta tersebut akan menjadi milik Alex Dwindara dan istrinya Dania Atmajaya. Namun jika mereka bercerai,maka otomatis harta akan jatuh ke tangan Dania Atmajaya. Dan selama keduanya masih sah menjadi suami istri maka penghasilan dari restoran hasilnya dibagi dua. Apabila salah satu pihak tak mendapatkan haknya selama masih hidup bersama,maka pihak yang dengan sengaja mengambil bukan haknya,berkewajiban mengganti semua sesuai dengan jumlah yang telah ia ambil. Dan jika suatu saat,Dania Atmajaya meninggal selama masih berstatus istri dari Alex Dwindara,maka seluruh harta akan di hibahkan pada panti asuhan.

   Ada rasa senang yang dirasakan Dania setelah membaca isi surat wasiat. Artinya dengan begini ia bisa membalaskan rasa sakit yang ia terima selama menjadi menantu di keluarga Alex. Awalnya Ia tak perduli mengapa kakek Hendra menjatuhkan semua harta yang dilimiliki kepada dirinya. Yang terpenting baginya adalah saat ini ia memiliki kuas besar sehingga Alex beserta keluarganya tak berani untuk berkutik. Akan tetapi Dania sedikit merasa penasaran dengan keputusan yang diambil oleh Kakek Hendra untuk melimpahkan seluruh hartanya pada nya dan bukan pada Alex sebagai cucu kandung. Ia pun memberanikan diri untuk bertanya pada sang Notaris.

   "Maaf Paman,apakah Paman Norman mengetahui alasan mengapa Kakek Hendra lebih memihak padaku dari pada cucunya Alex ?" Tanya Dania sambil memperhatikan mimik wajah Notaris Norman yang terlihat langsung tersenyum ketika mendapatkan pertanyaan.

   "Pertanyaan yang bagus Dania. Aku pun awalnya saat menulis wasiat ini merasa aneh. Mengapa kakek Hendra lebih memilih mewariskan kekayaannya padamu. Waktu itu ia hanya mengatakan bahwa,dirinya mengetahui skandal kejahatan yang dilakukan oleh Alex dan keluarganya."

   "Kejahatan apa Man ? Kalau seperti ini, benar-benar keluarga Dwindara sangat kejam." Ucap Lukas menimpali perbincangan setelah diam sejak tadi. Dania pun ikut mengangguk mengiyakan perkataan Lukas.

   "Setelah ku tanya skandal apa,beliau tak mau mengatakan . Ia hanya melontarkan sebuah kalimat yang membuat ku bertanya-tanya hingga saat ini."

   "Kalimat apa ?" Tanya Lukas dengan cepat.

   "Katanya,suatu saat semuanya akan terungkap dengan sendirinya. Sampai sekarang aku terus menunggu kapan akan terungkap sebuah skandal dari keluarga Dwindara."

   "Aku rasa,ada sesuatu hal yang disembunyikan oleh keluarga suami ku." Dania mulai merasakan ada sebuah rahasia yang tidak ia ketahui selama menjadi menantu Dwindara.

   "Kamu benar sekali Dania. Jadi berhati-hatilah ketika sedang bersama mereka. Setahu ku mereka juga sangat licik." Pesan Notaris Norman merasa kuatir dengan keselamatan Dania.

   "Tak perlu kuatir Paman,aku bisa menjaga diri ku sendiri. Aku juga yakin mereka tak akan berani mengambil nyawa ku karena harta tidak akan mereka dapatkan lagi. Dan tentunya mereka sudah mengetahui isi dari surat wasiat ini." Ucap Dania dengan yakin.

   Lukas dan Notaris Norman mengangguk setuju dengan pendapat Dania. Ketiga orang tersebut tampak berpikir sejenak dan menyelami pikiran masing-masing.

   "Biarkan aku mencoba memecahkan permasalahan mengenai rahasia yang disembunyikan keluarga Alex. Aku akan bergerak secara perlahan tanpa mereka sadari." Ucap Dania memecah kesunyian diantara mereka.

   "Iya Nak,kamu sendirilah satu-satunya kunci yang bisa mendapatkan rahasia yang mereka sembunyikan selama ini." Jawab Lukas merasa setuju dengan perkataan Dania.

   "Ya,aku setuju dengan idemu Dania. Dan sekali lagi aku berpesan tetaplah berhati-hati. Aku dan Lukas akan siap membantu mu kapan saja kamu butuh." Timpal Notaris Norman.

   Dania tersenyum senang mendapatkan dukungan dari dua orang baik yang kini siap membantunya.

   "Terima kasih Paman atas semua kebaikannya. Aku rasa,saat ini waktunya untuk pulang. Aku takut nanti mereka mendapati ku tak di rumah dalam waktu yang lama." Pamit Dania setelah merasa cukup lama berada di luar.

   "Oke Nak,hati-hatilah di jalan." Ucap Notaris Norman dan Lukas.

   "Iya Paman,sampai jumpa di lain waktu." Pamit Dania kemudian menaiki taksi yang telah ia pesan.

   Lukas pun berpamitan pada Notaris Norman setelah beberapa menit kepulangan Dania.

...****************...

   Tiba di rumah Dania sangat terkejut melihat mobil suaminya sedang terparkir rapi di halaman rumah. Sepertinya pria tersebut pulang ke rumah untuk mengganti pakaian. Untung saja Dania sempat mampir di sebuah restoran untuk sekedar membeli makanan untuk dirinya sendiri,karena sejak pagi hanya sempat sarapan roti.

"Dari mana saja kamu ? Udah berani lancang ya sekarang,keluar tanpa pamit terlebih dahulu!" Teriak Alex penuh emosi.

Sekuat tenaga Dania berusaha tetap tenang dan menyembunyikan rasa takutnya dan kemudian membalas perkataan suaminya.

"Aku keluar beli makan mas. Emang aku harus pamit sama siapa ? Di rumah ini nggak ada siapa-siapa lagi."

"Ya sama aku suamimu lah. Kan bisa kamu telpon." jawab Alex dengan ketus karena merasa hampir kalah berdebat dengan istrinya itu.

"Emang kamu angkat kalau aku telpon Mas ?" Dania kembali bertanya,hingga membuat Alex tersudut. Bagaimana tidak,setiap kali Dania menghubunginya,sedikitpun ia tak perduli.

"Dasar pembangkang!" umpat Alex,kemudian berlalu pergi meninggalkan rumah.

Dania menghela nafas panjang,hampir saja dirinya ketahuan. Beruntung dengan cepat ia memiliki alasan.