DOKTER TAMPAN ITU SUAMIKU

"masalah baru apa memangnya," gumam Niko, Niko melihat Raya yang terus melipir di banyaknya tamu, Niko pun mengikuti Raya, sehingga keduanya kini ada di paling pojok bagian kiri, sedangkan Marquez ada di pojok kanan. 

"Kamu kenapa ikut kesini, sana gabung disana, aku nunggu di sini saja," ujar Raya sambil mendorong Niko.

"Tidak! Gua di sini saja bareng kau, lagian kita juga banyak yang gak kenal kan sama tamunya, bagaimana kalau kita menikmati makanan saja" ajak Niko dengan binar bahagianya.

"Nanti saja sebentar lagi," Raya terus mengamati Marquez yang tengah di suapin makanan ringan oleh Alin, "Seperti anak kecil saja" gerutu Raya sambil sesekali memelintir gaunnya sendiri, dan menghentakkan kakinya tidak jelas.

Pesta terus berjalan hingga acara inti sedang dimulai, namun Raya masih tetap betah duduk di pojokan, sedangkan Niko sudah entah kemana, anak itu meninggalkan Raya seorang diri, karena Raya tidak mau di ajak bergabung dengan yang lain, sedangkan Raya sudah tidak melihat lagi keberadaan Marquez, "sial! Dia selalu saja bersama kekasihnya" kesal Raya, Raya terus memukuli kepalanya hingga tangannya di hentikan oleh seseorang. 

"Hey apa ada masalah? Kenapa anda memukuli kepala anda sendiri?" 

Raya menghentikan gerakan tangannya dan melihat pria yang kini berdiri di hadapannya, dia tersenyum Kikuk, "Ah iya tidak, saya lupa kalau kepala saya berasuransi" ujar Raya, sehingga membuat pria itu tertawa terbahak-bahak.

"Anda lucu sekali, memang kenapa kalau kepala anda berasuransi, apa maksudnya tidak masalah kalau di pukul?" Tanya pria itu lagi dengan sisa tawa yang masih menghiasi wajah tampannya.

"Hah iya begitu maksudku, kan kita nanti dapat uang" ujar Raya dengan bodohnya, sehingga membuat pria itu kembali tertawa.

"Anda ini ada-ada saja, kenapa tidak bergabung dengan yang lain, apa anda sendirian?" 

"Tidak, mana mungkin wanita secantik gua sendirian pergi ke pesta," Raya berkata sambil mengibaskan rambutnya, seakan dia adalah wanita yang tidak ingin dikatakan sendiri.

"Iya anda sangat cantik, kenalkan," pria itu mengulurkan tangannya di hadapan Raya, dan di sambut baik oleh Raya, "Danish"

"Raya," Raya segera melepas tangannya, dan keduanya saling mengobrol banyak.

"Wanita yang menarik" gumam Danish."

Dari jauh ada seorang pria yang menatap tidak suka dengan tawa Raya dan Danish, "Ada apa sayang?" Tanya Alin yang terus menatap keanehan pada kekasihnya.

"Tidak ada, apa acaranya masih lama, karena saya ada perlu lain."

"Saya? Sejak kapan kamu seformal ini sayang?" Namun Marquez sama sekali tidak menjawab, membuat Alin merasa sangat kesal, sehingga Alin di bawa temannya berlalu dari sana, dan Alin memilih meninggalkan Marquez.

"Kenapa dia Berani sekali meminum alkohol" gumam Marquez, Marquez berjalan mendekati Raya, dia duduk tidak jauh dari sana, dan mendengar obrolan dia dengan Danish "Ck, merasa cantik apa gimana sehingga asyik begitu dengan pria lain, untung bukan kekasihku, kalau kekasihku sudah aku tinggalkan wanita yang mudah akrab dengan pria lain, apa lagi baru kenal" Marquez uring-uringan tidak jelas.

"Hey kamu sepertinya mabuk, dimana rumahmu biar aku antar pulang saja," Danish menawarkan bantuan karena Raya seperti meracau tidak jelas, namun Danish sama sekali tidak dapat jawaban dari Raya, "dimana teman wanita ini, kasian kalau tak ada yang mengantar, bagaimana kalau bertemu orang jahat" gumamnya.

"Ehem! Biarkan saya yang mengantar dia pulang, dia teman bisnis keluarga saya!"