Kelicikan Mertua

Saat pagi hari Mirna sekang melakuakn rutinitas sebagai seorang ibu rumah tangga, tiba-tiba saja ada orang yang menggedor pintu. Mirna yang kebetulan sedang memasak pun terkejut dan mematikan kompor untuk melihat siapa gerangan pagi-pagi buat ramai rumah orang.

"Mas... Mas Harun " Tuti langsung masuk dan teriak -teriak seperti orang yang kesetanan.

Harun yang masih tidur dengan nyenyak nya terkejut dengan suara kersnya Tuti, begitupun Ahmad ikut terbangun.

"Ada apa si Tuti pagi -pagi sudah teriak -teriak mirip di pasar"tegur Mirna karna saking jengkel nya membuat Ahmad terkejut.

"Kamu ga usah banyak omong deh Mir aku ada perlu sama Mas Harun, kamu lebih baik diam"

Tuti pun ditinggal Mirna ke dapur untuk menerus kan memasak dari pada mengurusi Tuti yang tidak jelas, Harun pun bangun dan mencuci mencuci muka dan gosok gigi untuk menemui Tuti.

"Tuti ada apa pagi-pagi sekali kesini mana sambil teriak seperti di pasar saja apa kamu sudah setua ini masih tidak tahu sopan santun "Marah Harun kepada Tuti karna bangun dengan keadaan terkejut.

"Bodo amat dengan sopan santun yang terpenting Mas harus bantu saya cari mas Tio karna semalam mas Tio enggak pulang"

"Tio kan sudah tua ngapain di cariin nanti kalo waktunya pulang kan dia bisa pulang sendiri"

"Mas kamu ga kawatir apa dengan nasip adik ipar mu aku takut terjadi sesuatu Mas"

" Ya udah nanti mas coba cari "kata Harun.

"Kok nanti mas ya sekarang dong nyarinya"

"Tapi mas belum sarapan Tuti"

"Ga usah sarapan mas yang penting nyari mas Tio dulu"

Harun pun terpaksa mengiya kan kemauan Tuti dari pada Tuti nanti ribut terus didalam rumah nya, Harun menyiapkan motornya untuk pergi mencari Tio sedangkan Tuti pulang ke rumah nya.

Sampai siang hari Harun masih mencari Tio hingga menjelang sore Harun akhirnya menyerah karna tidak juga melihat Tio.

Tio tidak pulang kerumah selama seminggu dan akhirnya pada minggu sore Tio pulang kerumah untuk membicarakan suatu masalah ke pada Tuti.

"Mah saya mau bicara penting sama kamu"kata Tio pulang tidak mengucapkan salam ataupun kabar anak istri langsung ingin membahas masalah

"Iya Pah ada apa? kata Tuti dengan begitu lembut nya kepada Tio.

"Ku Mau menikah lagi tanpa kamu memberi ijin atau tidak ku akan tetap menikah lagi"

Duar bagai petir di siang hari tidak ada hujan tidak ada badai mendengar keinginan Tio. Yang menurut Tuti hatinya seperti kaca pecah yang telah hancur berkeping -keping.

"Tega kamu mas apa kurang nya diriku hingga kamu ingin menikah lagi"Maki Tuti ke pada Tio karna tidak rela untuk dimadu.

Saya ga perduli kalo kamu tidak mau di madu maka saya akan menceraikan kamu"

Setelah mengatakan itu Tio masuk kekamar untuk mengambil semua pakaian nya dan dimasuk kan kedalam tas, setelah selesai Tio pergi begitu saja tanpa menghiraukan Tuti yang sedang menangis.

"Tega kamu mas"Tuti menangis meraung -raung didalam rumah, Doni yang baru pulang dari bermain melihat mamah nya menangis langsung pergi untuk memanggil nenek nya. Bu Ratmi yang mendengar kalo Tuti sedang menangis langsung pergi kerumah Tuti dengan menggandeng tangan Doni. sesampainya di rumah Tuti bu Ratmi langsung masuk dan memeluk Tuti. Tuti menangis disamping Bu Ratmi hingga siang hari dan kelelahan baru tenang dengan sendirinya.