Kitty adalah gadis sederhana yang bekerja di toko keluarganya, menjual angsa bakar. Hidupnya berubah saat Calvin Hernandez, pria kaya dan dingin, mengajukan permintaan mengejutkan, "Jadi pacarku!" Meski hatinya sudah terpaut pada pria lain, Kitty menolak tanpa ragu.
Namun, Calvin tidak menyerah. Dengan segala pesona dan kekayaannya, ia mencoba memasuki dunia Kitty, menunjukkan sisi lembut yang tak terduga. Kitty berada di persimpangan sulit: setia pada cinta lamanya atau membuka hati untuk Calvin yang ternyata memiliki perasaan mendalam padanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linda huang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ciuman Mesra
Kitty keluar dari mobil dan ingin beranjak dari sana, tetapi langkahnya dihentikan oleh Calvin yang menahan lengannya dengan lembut namun tegas.
"Kamu ingin kemana?" tanya Calvin, matanya tajam menatap Kitty.
"Tentu saja pulang ke rumah," jawab Kitty, menghindari tatapannya.
Calvin mendekat, merangkul pinggangnya dan berkata dengan nada lembut, "Aku akan mengantarmu pulang." Dia menyubit pipi Kitty dengan main-main, membuatnya sedikit tersipu.
"Bukankah kamu akan membiarkan aku pulang sendiri?" tanya Kitty, bingung dengan perubahan sikap Calvin.
"Mana mungkin aku tega membiarkan Angsa-ku pulang sendiri," jawab Calvin sambil mengecup dahinya dengan lembut, membuat jantung Kitty berdebar.
Tiba-tiba, Celia memotong momen mereka. "Calvin, bagaimana kalau kita ke tempat lama kita! Di sana adalah tempat pertemuan kita pertama kali," ajak Celia dengan penuh harap.
"Tidak usah! Aku dan Kitty ada janji. Kami masih harus keliling menikmati indahnya pemandangan malam. Aku tidak suka diganggu," jawab Calvin tegas, membuka pintu depan mobil dan mempersilakan Kitty duduk di depan.
"Aku tidak bisa duduk di belakang, Kamu juga tahu kalau aku bisa pusing kalau di belakang," keluh Celia, mencoba mendapatkan perhatian Calvin.
Calvin menutup pintu tersebut dengan sedikit keras dan menjawab, "Seharusnya kamu pulang dengan taksi saja!" Dia kemudian masuk ke dalam mobil dan menjalankan mesinnya, meninggalkan Celia yang hanya bisa menahan emosi dan tangisan yang hampir pecah.
Di dalam mobil, Kitty menoleh ke belakang dengan cemas. "Kamu biarkan dia sendirian? Apakah tidak bahaya?"
"Dia bukan anak kecil, Untuk apa cemas!" jawab Calvin dengan santai, matanya fokus ke jalan di depan.
"Tapi dia pacarmu," kata Kitty, ragu-ragu. "Kamu tidak merasa terlalu kejam padanya?"
"Kami sudah lama putus, jadi kami tidak ada hubungan lagi," jawab Calvin dengan senyum kecil yang menenangkan.
"Berarti dia adalah mantanmu," kata Kitty, masih tidak percaya.
"Bisa dikatakan begitu," ucap Calvin dengan nada tenang.
Kitty terdiam, pikirannya berputar-putar. "Kenapa Calvin tidak peduli pada mantannya? Sangat berbeda dengan Samuel yang masih peduli dengan mantannya. Aku belum punya mantan jadi tidak tahu. Aku dan Samuel belum pisah jadi belum termasuk mantanku," batinnya.
"Apa yang kamu pikirkan?" tanya Calvin sambil menyetir, melirik Kitty dengan mata penasaran.
"Tidak ada! Apakah aku bisa bertanya sesuatu?" tanya Kitty, mencoba mengalihkan pikirannya.
"Silakan," jawab Calvin."Kenapa kalian bisa berpisah?" tanya Kitty, penasaran.
"Dia ke luar negeri dan kemudian putus kontak. Aku merasa kecewa dan kemudian aku melupakan dia. Aku tidak ingin terlibat dalam hubungan yang tidak jelas," jawab Calvin dengan jujur.
"Jadi menurutmu apa hubungan kita?" tanya Kitty, menantang.
"Kamu adalah pacarku," jawab Calvin sambil tersenyum.
"Tapi aku belum setuju, Aku dan Samuel juga belum putus," kata Kitty, merasa bingung.
"Putuskan saja! Mulai hari ini pacarmu adalah aku. Jangan bertemu dengan dia lagi!" kata Calvin dengan nada serius.
"Mana bisa begitu mudah untuk putus. Walau aku tidak mau bersamanya, tapi dalam situasi saat ini sepertinya aku sedang selingkuh," kata Kitty, merasa bersalah.
Calvin menghentikan mobilnya di jalan yang sepi.
"Kenapa berhenti di sini?" tanya Kitty, melirik sekitar yang tidak ada siapapun.
Calvin melepaskan safety belt dan mendekatkan dirinya pada Kitty, sehingga membuat gadis itu kaget.
"A-ada apa?" tanya Kitty dengan gugup.
"Lupakan dia, dalam hatimu dan pikiranmu hanya boleh ada aku," kata Calvin dengan suara rendah dan menggoda.
Dia menahan bagian belakang kepala Kitty dan kemudian mencium bibirnya dengan dalam. Kitty yang ingin berontak, merasa dirinya tenggelam dalam ciuman Calvin. Ciuman itu begitu intens, penuh dengan perasaan yang tak terungkapkan.
Kitty mencoba menoleh ke samping, tetapi Calvin menahan wajahnya dengan lembut, mengarahkan kembali bibir mereka untuk saling bertemu. Sentuhan bibir Calvin yang lembut namun tegas membuat Kitty merasakan perasaan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Dia mulai rileks, membiarkan dirinya larut dalam momen itu, merasakan kehangatan dan keintiman yang ditawarkan oleh Calvin.
"Gawat! Kenapa jantungku berdebar-debar, apakah ini namanya jatuh cinta?" batin Kitty yang berusaha ingin melepaskan ciumannya. Namun, ia ditahan oleh Calvin sehingga tidak bisa melepaskan diri.
Setiap kali ia mencoba bergerak, Calvin semakin menahan dirinya, seolah-olah takut kehilangan momen itu.
Sesaat kemudian, Calvin menghentikan ciumannya, melihat langsung ke dalam mata Kitty dengan tatapan yang penuh intensitas. "Kalau kamu melawan lagi, percaya atau tidak, aku akan melakukan sesuatu yang lebih jauh," kata Calvin, suaranya rendah dan penuh ancaman manis.
"Apa maksudmu?" tanya Kitty, bingung dengan apa yang dikatakan Calvin.
"Di sini tidak ada orang," bisik Calvin, mendekatkan wajahnya lebih lagi, "Selain menciummu, aku juga bisa melakukan yang lebih menegangkan. Aku akan melakukannya denganmu di sini," suaranya lembut namun tegas, mencoba menakuti gadis itu dengan sengaja.
"Aku tidak mau, aku mau pulang!" ujar Kitty dengan nada panik, mencoba membuka pintu mobil, namun Calvin dengan cepat menahan tangannya dan menarik dirinya mendekat padanya.
Tatapan Calvin melembut sejenak saat melihat ketakutan di mata Kitty, namun ia tidak melepaskan genggamannya.
Calvin menatap bibir tipis gadis itu dengan keinginan yang semakin mendalam. "Kamu tidak perlu takut," bisik Calvin dengan nada yang lebih lembut, "Aku hanya ingin kamu tahu betapa seriusnya perasaanku."
Dia mendekatkan wajahnya lagi, kali ini dengan lebih lambat, memberikan waktu bagi Kitty untuk menyesuaikan diri. Ciumannya kali ini lebih lembut, lebih penuh perasaan. Bibirnya menyentuh bibir Kitty dengan kehangatan yang menenangkan, seolah ingin menyampaikan rasa cintanya yang mendalam.
Kitty yang awalnya tegang, perlahan mulai rileks. Sentuhan lembut Calvin membuatnya merasa aman, meskipun masih ada sedikit ketakutan dalam dirinya. Dia menutup matanya, membiarkan dirinya tenggelam dalam ciuman itu. Rasanya seperti dunia berhenti berputar, dan hanya ada mereka berdua di momen itu.
Calvin memperdalam ciumannya, tapi dengan penuh kelembutan. Tangannya yang menahan kepala Kitty kini bergerak lembut ke rambutnya, mengelus dengan kasih sayang.
Perlahan, Calvin melepaskan ciumannya, namun tidak menjauhkan wajahnya. Mereka tetap berdekatan, napas mereka saling bersentuhan. "Kamu merasakan itu?" tanya Calvin dengan suara serak, "Itu adalah perasaan cinta yang sebenarnya. Aku tidak akan membiarkanmu pergi begitu saja, Angsa Nakal-ku."
Kitty hanya bisa terdiam, masih merasakan hangatnya ciuman Calvin. Jantungnya berdebar-debar, dan untuk pertama kalinya, dia merasa bahwa mungkin, hanya mungkin, perasaan ini adalah cinta.
Calvin melanjutkan ciuman lembut dan sangat menikmati saat-saat itu. Bibirnya bergerak dengan perlahan, penuh perasaan, seolah ingin mengukir setiap momen dalam ingatan Kitty. Tangannya yang lembut masih menahan kepala Kitty, sementara tangan lainnya bergerak mengelus punggungnya dengan lembut, memberikan rasa aman dan nyaman.
Calvin memperdalam ciumannya, namun tetap dengan penuh kelembutan. Tangannya yang mengelus punggung Kitty kini berpindah ke pinggangnya, menariknya lebih dekat. Kedekatan mereka membuat Kitty bisa merasakan detak jantung Calvin, yang berdebar sama cepatnya dengan miliknya.
ngehaluin mereka berdua bikin guemesss plus ngakak dengan kekonyolannya 😅😅😅
Pacaran ada batasan. Setelah menikah ya menikah bukan pacaran setelah menikah. Pacaran kan bisa putus kapan aja...beda dg menikah.... hmm.ya gitulah