NovelToon NovelToon
Tangisan Istri Pengganti

Tangisan Istri Pengganti

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam / CEO / Selingkuh / Pengantin Pengganti / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:302.6k
Nilai: 4.7
Nama Author: Mbak Ainun

Aura tiba-tiba harus menikah dengan laki-laki yang selama ini dia cintai dalam diam. Namun sayangnya pernikahan itu hanya dianggap sebagai ajang pembalasan dendam oleh Arga lelaki yang terpaksa menjadikan Aura sebagai pengantin pengganti, karena kepergian Sheila calon istrinya sekaligus sahabat Aura yang memilih pergi bersama cinta pertamanya dan meninggalkan Arga tepat dihari pernikahannya, sehingga Arga terpaksa memilih Aura untuk menggantikannya.

Penasaran dengan ceritanya langsung aja kita baca ...

Yuk ramaikan....

Update setiap hari...

Sebelum lanjut membaca jangan lupa follow, subscribe, like, gift ,vote and komen ya...

Buat yang sudah baca , lanjut terus. Jangan nunggu tamat dulu baru lanjut, dan buat yang belum ayo buruan merapat dan langsung aja ke cerita nya, bacanya yang beruntun ya, jangan loncat atau skip bab....

Selamat membaca ....

Semoga kalian suka dengan cerita nya....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mbak Ainun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18

"Selamat sore, Mbak Aura."

Bi Ijah tersenyum sumringah setiap kali istri tuan mudanya itu datang untuk membantu pekerjaannya di dapur, dia merasa ada teman yang bisa diajak bertukar cerita selain dengan suaminya. Meski baru beberapa hari tinggal bersama, wanita paruh baya yang anak anaknya sudah berkeluarga dan hidup di perantauan itu tidak merasa kesepian lagi .

Aura yang tinggal di Panti Asuhan hingga lulus SMA itu memang mudah bergaul dengan siapa saja tanpa membeda-bedakan. Meskipun tidak memiliki keluarga, dia tidak pernah merasa minder dan menutup diri , justru sebaliknya, pembawaannya supel dan berprestasi sehingga bisa mendapatkan beasiswa hingga melanjutkan pendidikannya ke jenjang perkuliahan.

Meskipun Aura tidak seberuntung teman-teman Panti lainnya yang diadopsi sejak kecil seperti halnya Sheila, Aura tidak berkecil hati dan tetap bersemangat mengejar masa depan , terbukti dengan perjuangannya selama ini dia bisa mendapatkan pekerjaan dengan segera usai di wisuda dan bisa hidup mandiri . Bahkan, dia bisa menyisihkan sebagian penghasilannya untuk disumbangkan ke Panti Asuhan setiap bulannya.

Sayang sekali, kisah asmaranya tidak semulus karirnya yang sudah terbilang mapan dan berkecukupan , selama ini dia belum pernah menjalin hubungan istimewa dengan lelaki manapun . Meskipun banyak yang terikat dan jatuh hati kepadanya, wanita itu pasrah menunggu jodoh terbaik dari Tuhan.

Cinta pertamanya baru dirasakan setelah dia bekerja , itupun tidak membuat dirinya terikat dengan lelaki yang dicintainya itu, karena perbedaan status sosial di antara mereka. Aura memilih untuk merendam rasa cintanya dalam diam dan menikmati kesendiriannya dengan senyuman yang selalu merekah menghiasi wajahnya.

Kecantikannya semakin terpancar teduh dan menyejukkan hati . Selaras dengan cara berpakaian nya yang terjaga dan selalu tampil tertutup sejak dirinya Aqil balig . Dia memegang teguh prinsip kuatnya untuk tidak menjalani hubungan asmara kecuali melalui proses ta'aruf sebelum menikah.

Bahkan, ketika tiba-tiba takdir membuat dirinya menjadi istri dari lelaki yang dicintainya tersebut, kisahnya tidak lantas berubah lebih indah bagaikan dongeng gadis miskin yang dipersunting oleh sang pangeran.

Dia memang hidup bersama dengan cinta pertama yang mungkin akan menjadi cinta terakhirnya juga . Akan tetapi , lelaki itu menikahinya hanya karena terpaksa dan semata mata demi pelampiasan dendam terhadap wanita lain yang telah meninggalkan dan mengecewakan dirinya begitu saja.

"Sudah adzan magrib waktunya salat, Mbak Aura . Silakan Mbak kembali ke kamar dulu . Biar Bibi yang melanjutkan , ini tinggal memindahkan ke wadah dan menatanya di meja makan."

Bi Ijah mengingatkan Aura yang selalu menikmati waktunya di dapur , mungkin karena dengan kesibukannya di sana dia bisa melupakan sejenak sikap buruk suaminya yang masih saja semena-mena dan tidak peduli padanya sama sekali.

"Baik, Bi . Saya permisi dulu."

Setelah mematikan kompor usai menyelesaikan masakan terakhir setelah matang, Aura pun berpamitan untuk kembali ke atas , karena dia belum mandi dan mengganti tampilannya yang masih mengenakan pakaian kerja.

"Oh ya, Mbak Aura!" langkahnya pun terhenti karena Bi Ijah kembali memanggilnya sehingga dia menoleh terlebih dahulu.

"Tas dan perangkat kerja Mbak Aura ada di atas meja ruang depan, tadi Pak Eko mengeluarkannya dari mobil karena Pak Arga meninggalkannya saat menggendong Mbak Aura ke kamar. "

Aura pun baru teringat akan hal itu , ucapan bi Ijah juga menjadi jawaban untuknya yang masih bertanya-tanya dalam hati , bagaimana dirinya bisa sampai ke kamar tanpa terbangun lebih dulu , ternyata benar suaminya yang membawanya ke atas.

Aura pun tersenyum lebar setelah mendengarkan penjelasan Bi Ijah . Merasakan sisi baik dalam diri Arga masih ada, sehingga lelaki itu masih peduli padanya dan mau memindahkan dirinya yang tanpa sengaja telah tertidur dalam mobilnya.

"Terima kasih, Bi. Tolong sampaikan juga ucapan terima kasih saya pada Pak Eko."

Bi Ijah pun menganggukkan kepala dan kembali sibuk menyelesaikan tugasnya di dapur sebelum dirinya juga akan melaksanakan salat berjamaah di Pavilion bersama suaminya.

Aura pun mengalihkan arah langkahnya untuk mengambil barang-barang miliknya terlebih dahulu baru kembali ke atas untuk membersihkan diri.

Lift yang membawanya dengan cepat sampai ke lantai 4 . Dia mengetuk pintu sebelum membukanya dan masuk , jantungnya seketika berdetak kencang saat Arga yang sedang duduk di belakang meja kerja, menatapnya sangat tajam dengan ekspresi dingin dan datar yang sulit diartikan.

Dengan lekas Aura pun menampilkan senyuman meski dia merasa gugup, bagaimanapun juga , setelah usai pernikahan paksa dan mendadak yang dijalaninya. Terlebih lagi, perlakuan Arga kepadanya sangat jauh dari kata baik. Alih-alih menghargai.

"Maaf, Mas. Tadi aku terbangun dan langsung ke dapur untuk memasak." Arga tidak bereaksi atas ucapannya itu , tatapannya semakin tajam dan menghujam , sekilas dia juga memperhatikan dua tas yang dibawa istrinya tanpa memberikan komentar apa pun tentang hal tersebut.

"Makan malam sudah siap di bawah," lanjut Aura untuk memecah keheningan yang mencekam.

"Aku akan mandi dulu . Mas Arga bisa turun sekarang , tidak perlu menungguku."

Aura pun terus berbicara demi mengalihkan kegugupannya. Namun Arga tetap saja diam seolah sedang menghukumnya dengan kebisuan . Seharusnya dia merasa lebih tenang karena tidak mendapatkan jawaban dan perlakuan buruk seperti sebelumnya. Yang ternyata , diamnya suaminya itu justru menimbulkan rasa bersalah dan tak nyaman yang membuatnya semakin salah tingkat.

Karena kehabisan kata-kata, wanita itu pun tidak bersuara lagi dan melanjutkan langkah nya menuju lemari untuk mengambil baju ganti lalu bergegas ke arah kamar mandi . Namun , sebelum Aura masuk Arga mengatakan sesuatu yang membuatnya semakin berdebar dan merasa was was.

"Aku memberimu izin untuk tetap bekerja bukan untuk tebar pesona!"

"Jangan merasa istimewa hanya karena statusmu sebagai istriku! Jangan pula bertingkah sok akrab dengan siapa saja terutama lawan jenis di sekitarmu!"

"Aku akan terus mengawasimu dan akan menambah hukuman untukmu jika dirimu tidak bisa bersikap lebih baik dan menjaga sikap selama berada di luar rumah !"

Malam ini, Aura merasakan sikap Arga yang berbeda dari sebelum-sebelumnya , sejak mereka kembali ke kamar usai makan malam, lelaki itu sama sekali tidak mengeluarkan sepatah kata pun . Namun, pandangan nya yang tidak pernah lepas memperhatikan segala gerak-geriknya.

Padahal, dia hanya merapikan tempat tidur lalu duduk di sofa untuk memeriksa beberapa pekerjaan dan membuat laporan untuk diserahkan pada Pak Ridwan besok . Perangkat kerja miliknya dikeluarkan dari dalam tas , kemudian dinyalakan .

Sambil menunggu perangkat siap untuk digunakan sekarang dia memeriksa handphonenya yang tidak di lihat nya sejak keluar dari perusahaan. Ada beberapa pesan yang belum dibuka dan dibaca kamu begitu pula dengan sejumlah panggilan tak terjawab yang mungkin saja penting.

****************

1
Merah Mawar
/Ok//Ok//Ok/
Merah Mawar
/Good//Good//Good//Good/
Merah Mawar
suka cerita nya
Merah Mawar
Keren
mheldaaa
cepat banget tamatnya 😭😭😭
Annisa Rahman
6
Sugiharti Rusli
semoga ada bonchap yah walo sedikit😆😆
Sri Murtinah
seru ceritanya
Sugiharti Rusli
smart Arga menempatkan orang yang selama ini istrinya percaya tuk membantunya ngelola perusahaannya
Sugiharti Rusli
ah Arga memang yang terbaik buat Aura💖
Sugiharti Rusli
semoga keluarga Arga dan Aura bisa mendapatkan kebahagiaan di tempat tinggal nya sekarang bersama calon anak mereka yah,,,
Sugiharti Rusli
semoga aja tuh si Sheila beneran tobat dan kembali ke jalan yang benar
Sugiharti Rusli
kalo uda masing" punya usaha jadi susah juga yah, kalo dilepas sayang
Sugiharti Rusli
iya yah, kenapa kalo ada anggota keluarga yang berpulang walo masih ramai tapi terasa sepi yah
Sugiharti Rusli
beruntung yah di akhir hidupnya Dimas bisa berbahagia anak" nya sudah bisa akur kembali dan juga Arga dan Nandini
Sugiharti Rusli
bagus juga ulah anak buah Arga dengan mempermainkan mental si Jessica seperti itu,,,
Sugiharti Rusli
memang ga ada kapoknya nih si Jessica berulah,,,
budak jambi
musnah kn aja tu jesika knp madi di kasihani trus
Sugiharti Rusli
semoga anak buah Arga tetap waspada terhadap pergerakkan si Jessica yah
Yeni Wahyu Widiasih
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!