NovelToon NovelToon
Mencintai Wanita Yang Salah

Mencintai Wanita Yang Salah

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Balas Dendam / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: lita aprillia

Kavian akan lakukan apapun untuk bisa membuat kekasihnya bangga pada dirinya, termasuk dia mau berkorban besar atas kesalahan yang kekasihnya lakukan.

Namun apa jadinya jika pengorbanan yang dia lakukan adalah sebuah kesalahan besar. Hingga dia harus kehilangan segala hal. Bahkan kekasihnya itu sudah mengkhianatinya.

Qiana adalah seorang yang membantunya menemukan jalan untuk balas dendam, namun apa jadinya jika hati terlibat.

Apakah Kavian akan meneruskan jalannya ? atau memilih berhenti ?

Penasaran yuk ikuti kisah mereka

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lita aprillia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 12

Di dalam mobil Renata nampak murung, tatapannya juga sangat nanar pada jalanan, hari ini dia akan mendatangi polisi sesuai yang sudah di jadwalkan, dia pergi di antar asisten suaminya atau Papa Qiana.

"Kelihatannya hujan sudah reda, Nyonya. Mari kita pergi"

Asisten yang bernama Tian itu membuka kan pintunya Renata.

Renata nampak enggan mau turun, dia begitu sangat ragu "Apa yang harus aku lakukan di sana ?" ujar Renata.

"Anda harus berhadapan dengan orang yang memeras anda, Nyonya" ujar Tian.

Tangan Renata nampak sangat gemetaran, dia tau apa yang akan terjadi lagi hari ini akan membuat Kavian sakit hati, padahal tadinya dia ingin bersimpati atas kesalahannya, tapi malah berujung begini.

Di dalam dia di buat menunggu dan datanglah Kavian bersama salah satu petugas polisi. Kavian dan Renata saling menatap, Kavian menatap Renata dengan amarah di hatinya, sedangkan Renata menatap Kavian dengan rasa bersalah.

Mereka saling duduk berhadapan.

"Tuan Kavian tidak mengakui tuduhan itu, dia akan menuntut haknya untuk diam" ujar petugas polisi.

"Nyonya Renata, menurut pernyataan anda sendiri, bahwa dia sudah memeras keluarga Anda, dan dia meminta uang senilai 50 juta, apakah benar Nyonya ?"

Renata terus menatap Kavian, namun Kavian hanya menunduk.

"Benarkah itu, Nyonya ?" saat petugas kembali mempertanyakan, Kavian langsung menatap Renata, hingga mereka saling tatap.

"Nyonya, coba ulangi pernyataan yang anda berikan kemarin"

"Nyonya" petugas polisi sedikit agak kesal karena melihat Renata yang diam, dan malah terus menatap Kavian.

"Nyonya" kali ini Tian yang menegur Renata,

Renata menatap Tian dan dia pun berkata "Dia mengancam keluargaku dan dia juga meminta uang itu padaku"

Kavian tersentak saat mendengar itu langsung dari mulut Renata orang yang pernah dia cintai, dia menyunggingkan bibirnya, merasa lucu pada hidupnya itu.

"Tuan Kavian apakah anda mengakui ?" petugas polisi kembali bertanya pada Kavian.

"Apakah anda akan mengakui tuduhan itu ?" sekali lagi dia bertanya pada Kavian yang nampak diam saja.

"Salahku padamu apa, sampai kamu berbuat sejauh ini padaku, tapi kini aku mengerti, kalau kamu memang tidak baik untuk ku"

"Kini dunia kita memang sudah berbeda" batin Kavian

"Tuan Kavian apakah anda bisa menjawab" Kavian masih diam dan dia masih menatap Renata.

"Aku akan melupakanmu, jika kamu tidak melakukan ini padaku lagi, ingat aku pun bisa membalaskan dendamku padamu !!"

Brak !!!

"Tuan Kavian, bisakah anda bicara !! Atau kami tidak punya pilihan, sehingga anda sudah mengakui tuduhan itu !!" Kali ini petugas polisi itu nampak marah.

***

Renata pulang dengan keadaan hari sudah gelap, dengan masih di antarkan oleh Tian, kini Renata sudah berada di rumahnya

"Terima kasih" ucapnya pada Tian, sebelum dia memasuki pekarangan rumahnya

"Selamat malam Nyonya" sapa pelayan nya.

"Malam" Renata menyapa balik.

"Tunggu sebentar Nyonya, ini ada surat untuk anda, namun tidak ada nama pengirimnya" ujar pelayan itu menahan kepergiaannya Renata.

"Iya, terima kasih, Bi" sahut Renata dengan tersenyum.

Pelayan itu memberi hormat padanya sebelum dia pergi berlalu, Renata langsung membuka amplop ditangannya, alangkah terkejutnya dia melihat uang yang dia berikan pada Kavian tempo hari itu

Ternyata Kavian mengembalikan uang itu padanya,

***

Di sisi lain malam hari

"Apakah kamu sedang berpikir ? Bisakah berpikir dengan benar, Qiana !!"

Papa Qiana memanggil Qiana untuk datang ke tempat kerjanya, dan di sana beliau nampak marah pada Qiana.

"Perserikatan kerja menanyakan perihal para pekerjanya yang sudah lebih dari 10 tahun bekerja pada kita, harusnya sudah menjadi pegawai tetap, bukan kontrak lagi"

"Mereka layak untuk mendapatkan kesejahteraan juga Papa, mereka sudah bekerja keras dengan kita, harusnya kita memberi sesuatu pada mereka" jelas Qiana pada Papanya.

Mereka sedang membahas perihal pekerjanya "Tidakkah kamu berpikir secara logis, Qiana. Jika kamu menyetujui perihal itu, mereka tidak akan berterima kasih pada kita"

"Bagaimana jika mereka semakin melunjak dan meminta yang lebih pada kita, apakah kamu bisa bertanggung jawab akan hal itu, Qiana ??"

"Dan jika perekonomian kita sedang turun dan kita menginginkan pembaharuan, bagaimana ?" Papa Qiana tidak setuju dengan usulan itu.

"Mungkin, jika kita setuju justru itu akan membuat perusahaan kita sejahtera, Papa"

Prang !!

Papa Qiana melemparkan gelas di dekatnya ke hadapan Qiana, namun beruntung hanya goresan saja yang Qiana terima di pipinya, dan itu berdarah, tapi Qiana masih berdiri tegak.

"Itulah kenapa orang mengatakan kalau kamu gadis kecil yang tidak tau apapun. Bekerja dengan Perserikatan ? Kamu pikir mereka akan mengerti posisi kita ? Mereka akan mengkhianati kita"

"Aku mengajarimu lebih baik dari itu, Qiana. Jangan jadi bodoh, berapa lama lagi aku harus menunggu kamu ?"

"Aku tidak akan memberikan Paragon grup pada orang yang tidak dapat melindunginya, ada pilihan lain. Ada Renata, ada juga Arjuna, jika kau tidak bisa, pergilah !!"

Qiana nampak mengepalkan kedua tangannya, usahanya untuk melindungi perusahaan Papanya di anggap tidak berguna. Tapi dia tidak akan membiarkan, Paragon grup jatuh ke tangan Renata ataupun Arjuna.

Qiana sangat sakit hati pada Papanya, tapi dia tidak bisa menangis, dia merasa air matanya sudah sangat kering.

Dia pun masuk kamar dan mengaca dirinya sendiri di cermin besar yang ada di sana, di lihatnya lah luka goresan pecahan gelas tadi, lalu dia mengambil plester dan menempelkannya di pipinya.

Qiana pun mendengar suara pintu di ketuk, dan ternyata itu Renata, Qiana pun duduk di tepi tempat tidur dan Renata berjalan masuk dengan membawa segelas air minum untuk Qiana.

"Apakah itu sakit ?" tanya Renata.

"Hanya sebuah goresan, tidak terasa apa apa" Qiana menjawab dengan santai.

"Baiklah, istirahat saja" Renata hendak pergi dari sana, tapi Qiana menahan dengan satu pertanyaan.

"Apakah kamu tidak datang ke kantor polisi lagi ?" Renata langsung menoleh pada Qiana.

"Dia mungkin di bebaskan, karena kurangnya bukti. Liam baru saja menelepon, dia tidak mengakui atau mengingkari dan dia hanya diam saja, jadi polisi tidak bisa menahan dia lama lama"

"Dimana menurutmu uang 50 juta itu dia sembunyikan ?" Qiana penasaran akan hal itu.

Beruntung Kavian sempat memberikan kembali uang itu ke tangan Renata, jadi dia bisa di bebaskan karena kurangnya bukti

Renata hanya tersenyum kecil saja, dia pun tak menanggapi Qiana, hingga memilih untuk pergi.

"Kamu tahu julukan ku apa 'Kucing Gila', polisi mungkin saja bisa mengeluarkan dia. Tapi aku tidak berencana untuk melepaskannya. Tentu aku tidak tahu apa yang kamu pikirkan"

Renata kembali menghampiri Qiana "Kamu mau tau uang itu ada dimana ? Dan nyatanya uang itu ada padaku, dia sudah mengembalikannya"

"Kenapa ?"

"Karena tujuannya sudah gagal, dia gagal membunuh kamu" bisiknya pada Qiana.

Qiana tertawa "Tapi sebaliknya dia malah menyelamatkan kamu"

"Jika pemilik saham besar menemukan tentang masalah obat itu, akan menjadi masalah besar dan kamu tidak akan pernah bisa mengambil alih perusahaan"

"Sepertiganya siap menentang mu, karena kamu wanita dan masih muda, tentu saja itu baik untukku dan juga untuk Arjuna" sarkas Renata.

Qiana masih bersikap tenang "Hahaha, apa tujuanmu ? kamu ingin menggunakan kartu itu ?"

"Kenapa aku harus bermain seperti anak kecil ? menyenangkan bermain dengan kamu, jika kamu mendapatkan yang besar dan menakutkan, maka kita akan berperang"

"Permainan ini akan semakin seru. Ayo kita lihat jika kamu menang dan aku akan mati, atau aku mati dan kamu yang menang"

"Sekarang jangan ganggu aku, jangan pancing aku menggunakan kartu ini" Pinta Renata pada Qiana. Dan dia pun pergi tanpa menghiraukan lagi Qiana.

***

Esok paginya Kavian keluar dari kantor polisi, karena kurang adanya bukti, jadi dia di bebaskan. Kavian melangkah dengan kaki yang lemas.

Sampai ke rumah, dia merasa rumah sangat sepi, dia pun memanggil manggil nama adiknya

"Mutiara" panggilnya pertama.

Namun tidak ada suara yang menyahut "Mutia" Dia buka pintu kamarnya Mutia dan tidak ada siapapun di sana.

Dia mulai panik "Mutiara" panggilnya lagi, dia juga mencari cari ke tempat lain, namun tidak ada Mutia juga di sana.

Kavian terus memanggil manggil nama Mutia sampai di keluar, lalu ada tetangganya yang memberitahu dia

"Dia di bawa ke rumah sakit, teman kamu itu yang membawanya kemarin"

"Kemarin dia kehujanan, dia terus mencari kamu, sampai dia pingsan di jalanan sana. Teman kamu datang dan langsung membawa dia ke rumah sakit terdekat" jelas tetangganya itu, yang mengetahui perihal pingsannya Mutia.

Kavian mengucapkan terima kasih dahulu pada orang itu, lalu dia pun berlari pergi untuk ke rumah sakit.

Mutia sudah terbaring lemah di atas brangkar dengan selang oksigen menutup mulutnya, Kavian merasa sedih melihat adiknya seperti ini lagi.

Kavian juga menangis, dia merasa bersalah sebelum dia pergi kemarin dia sempat mengatakan perihal mati pada Mutia.

Kavian genggam tangan Mutia, ingatan terdahulu kembali lagi.

"Kakak jahat, karena kakak terlalu tergila gila pada Kak Renata, Kaka mau ninggalin aku, aku sakit kak"

"Ini salahmu, sehingga aku sakit, jika aku mati itu karena kamu !!"

Kavian menangkupkan wajahnya ditangan Mutia, lalu dia mengangkat wajahnya. Matanya menatap marah bahkan memerah.

1
Nanik Arifin
bersoraklah Renata. setelahnya menangislah, karena perjuangan bertahun & mengorbankan banyak pihak hanya sia". bahagiamu semu. pada akhirnya anakmu pun tak mendapatkan apa"
Nanik Arifin
ah... Arjuna. benar ia anak Galen ??
Nanik Arifin
semoga Luki jadi penghalang sepak terjang Renata. mampus kamu, Ren
Nanik Arifin
tnyata jerat Renata tll kuat. bahkan org kepercayaanmu tlah diambil Renata, tuan Galen
Nanik Arifin
semoga busuknya Renata segera tercium
Anita Jenius
5 like buatmu thor. semangat terus ya.
Anita Jenius
1 iklan buatmu kak.
Nanik Arifin
terbongkarlah kebususkanmu Renata
Nanik Arifin
pengkhianat & ular kau beri makan, anak sendiri kau binasakan, Galen. tunggu karmamu Galen. oh ya .. Qiana tidak kekanakan, justru dirimu yg childhis. seolah olah kau msh kuat & gesit. byk hal, yg tak mampu lagi kau gapai, ketua
Nanik Arifin
Renata, kamu sakit Krn masa lalumu, tapi kau jahat mengorbankan orang lain untuk obsesimu. kamu egois. obati jiwamu, agar kau pandai bersyukur
Nanik Arifin
Kavian salah paham dg Renata. Qiana juga salah paham Renata yg mengira Renata akan menguasai harta ayahnya. Ayahnya masih menggunakan kebijakan lama dlm memimpin perusahaan, sedangkan Renata mengambil kebijakan bbeda dg merangkul pekerja. semua masalah Krn kesalah pahaman. sayangnya Renata & Kavian sll jadi korban kesalah pahaman yg tjadi
Nanik Arifin
penuh nisteri
Nanik Arifin
apakah Renata terpaksa menikah dg seorang Duda Thor ?
Nanik Arifin
masih belum bisa nebak
Nanik Arifin
sempat lupa klo ada novel ini. Krn pemberitahuan up di paling bawah, bahkan dibawah novel yg dah selesai SMP tamat
Adiba Shakila Atmarini
lnjut up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!