Syahnaz, ibu rumah tangga yang berparas cantik dan baik hati, ia mempunyai suami seorang pengusaha yang terbilang sukses dan tampan. Namun, sayang nya rumah tangga mereka mulai retak setelah datang nya seorang gadis bernama Lily.
Lily memiliki wajah yang lumayan cantik dan juga bentuk tubuhnya yang bagus. Namun, sayang nya Lily tega menjadi duri dalam rumah tangga nya Syahnaz dan Raja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hafit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Memanas-manasi
( POV Syahnaz )
Sebelum pulang kerumah aku mampir dulu ke Panti Asuhan, aku rindu sama Umi dan Lusy.
sesampai nya disana aku langsung disambut hangat oleh Umi dan Lusy.
Tidak lupa aku juga membawa banyak makanan buat anak-anak Panti asuhan, aku kasihan melihat mereka, teringat akan nasib ku yang dulu.
"Lama menunggu ya Umi, Lusy?" Tanya ku begitu turun dari mobil.
Umi dan Lusy tersenyum hangat kearah ku. "Enggak kok! Ayo masuk Nak...." Ajak Umi menggandeng tangan ku masuk.
"Lusy, bikinin minum buat Syahnaz ya..." Titah Umi pada Lusy.
"Iya Umi," Balas Lusy langsung menuruti perintah Umi, Lusy memang sangat dekat sama Umi.
"Syahnaz, Umi ikut prihatin ya atas apa yang menimpa rumah tangga kamu dan nak Raja, Semoga saja kamu tabah dan bisa menghadapi semua nya dengan lapang dada....Umi yakin Syahnaz pasti kuat," Umi mengusap lembut kepala ku.
Aku mengangguk,"Makasih Umi atas perhatian nya, insyaallah Syahnaz kuat kok!" Balas ku menahan tangis.
"Aku geram Lo Sama Raja....Kok bisa ya nyakitin kamu Syahnaz? Gak bersyukur banget dia, punya istri baik dan cantik kok di sia-siakan demi pelak*r," Ucap Lusy ikut menimpali sembari membawa nampan berisi teh ha hangat.
"Lusy, gak boleh begitu!" Tegur Umi.
"Maaf Umi, habisnya aku kesal Umi__"
Lusy tidak melanjutkan ucapannya ketika menyadari mendapat tatapan tajam dari Umi.
"Minum dulu Syahnaz, kamu pasti haus kan?" Lusy mengalihkan pembicaraan.
"Oh ya, Lusy katanya kamu mau cari kerjaan ya!" Tanya ku, Lusy ini seumuran sama aku, bahkan dia masih sangat betah tinggal di panti.
"Iya nih, sudah lamar sana sini belum ada satupun yang keterima, susah banget nyari kerjaan jaman sekarang ya!" Balas nya terlihat sedih.
"Gitu ya....Heum, gimana kalau kamu ikut aku saja dulu, nanti aku bantu cariin kamu kerja, siapa tau ada!" Tawar ku, seketika raut wajah Lusy berubah cerah dan kegirangan.
"Hah....Emang boleh?" Tanya nya meyakinkan.
"ya, boleh....Untuk sementara kamu tinggal di apartemen aku dulu ya, nanti kalau misal masalah aku sudah selesai, aku juga akan pindah kesitu." Ucap ku mengiyakan.
Aku memang mempunyai apartemen, itupun aku beli beberapa Minggu yang lalu. Untuk berjaga-jaga kalau nanti aku keluar dari rumah mas raja bisa langsung tinggal di situ.
Umi dan Lusy memang sudah tau permasalahan yang aku hadapi sekarang. Aku tidak tahan dan menceritakan semua keluh kesah ku sama mereka, Karena Hanya mereka yang aku punya Sekarang.
Aku gak tau harus mengadu kemana lagi kalau bukan pada Umi dan Lusy sahabat ku.
Setelah cukup lama aku mengobrol dengan umi dan Lusy, aku pun akhirnya pamit pulang. Serta mengajak Lusy ikut bersama ku.
"Sering-sering Datang jenguk Umy ke sini ya Syahnaz, Lusy.....Umi pasti akan sangat merindukan kalian. Gak nyangka Lusy juga bakalan ninggalin umi..." Ucap Umi dengan mata ber kaca-kaca menatap aku dan Lusy.
"Umi, Lusy pasti akan sering jenguk Umi kesini.....Makasih Umi atas kebaikan Umi selama ini, Lusy pasti juga akan sangat merindukan Umi," Balas Lusy memeluk Umi erat, aku jadi ikut terharu melihat nya.
"Sudah, kamu baik-baik ya disana, jangan merepotkan Syahnaz....."Umi menepuk pundak Lusy sembari menyeka sudut mata nya yang berair.
"Iya, Umi..."Lusy terkekeh.
"Kalau gitu, kami pamit dulu ya Umi.....Umi sehat-sehat di sini, insya Allah kalau ada waktu Syahnaz pasti akan datang jenguk Umi," Ucap ku menyalami Umi.
Setelah berpamitan, aku dan Lusy akhir nya meninggalkan Panti asuhan.
Ku lirik kearah Lusy yang hanya diam saja menatap kearah luar jendela mobil, Lusy terlihat sedih sesekali ia menyeka sudut matanya.
Mungkin dia sedih harus berpisah sama Umi karena memang Lusy sangat dekat dengan Umi.
"Lusy....Ini kita sudah sampai," Aku mengajak Lusy turun dan membantu membawa kan tas dia.
"Wah, mewah banget tempat nya Syahnaz, aku pasti betah ini..." Celetuk Lusy tiba-tiba saat memasuki apartemen ku.
Aku terkekeh mendengar nya.
"Heheh, aku norak ya!" Ucap nya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Gak papa, kamu istirahat saja dulu ya....Karena aku harus kembali kerumah mas Raja, kamu gak papa kan tinggal sendiri dulu untuk sementara waktu?" Tanya ku.
"Gak papa kok Syahnaz.....Kamu selesai kan saja masalah kamu dulu, aku yakin semua nya akan baik-baik saja." Ucap lusy mengusap lengan ku.
"Iya, makasih ya Lusy..."
Setelah membantu Lusy membereskan pakaian nya, aku juga sudah memesan makan malam buat lusy. Lalu aku kembali kerumah mas Raja.
Sesampai nya disana, aku kok merasa aneh, rumah terlihat begitu sepi seperti tidak ada penghuninya.
"Ah, bukan urusan ku juga, mau kemana kek mereka aku sudah tidak peduli lagi." Gumam ku, merebahkan tubuh ku keatas sofa .
Badan ku benar-benar terasa pegal sekali hari ini, rasanya malas aku beranjak kekamar.
Brakkk!
Aku membuka mata perlahan, entah sejak kapan aku terlelap di sini. Aku merasa terganggu dengan suara berisik disamping ku.
"Kalian!!!" Aku bangun, dan melihat sudah ada mas Raja, Lily, dan Mama mertua disamping aku.
"Syahnaz, kamu kenapa tidur disini?" Tanya mas Raja.
"Aku ketiduran tadi," Balas ku singkat.
"Mam, ini bagus ya! Ini juga bagus banget....Makasih ya mas sudah mau ngajak aku jalan-jalan dan mau menuruti semua keinginanku." Ucap Lily, mungkin dia sengaja mau memanas-manasi ku.
Mas Raja melirik ku, mungkin dia merasa tidak enak.
"Apa sih yang nggak boleh buat kamu Lily.....Kamu kan menantu kesayangan, apalagi kamu sedang mengandung calon pewaris Keluarga ini, Iya kan Raja!" Timpal Mama melirik ku Sinis.
"Iya Mama, makasih ya!"
Kulihat mas Raja diam saja.
"Eheum....Enak ya, habis jalan-jalan rupanya!" Aku berucap sembari bangun dan pindah duduk di samping mas Raja.
Lily memamerkan satu set perhiasan didepan ku, dia sengaja membuat ku panas.
Lihat saja apa yang akan aku lakukan nanti.
"Mas, kok aku gak di ajak sih?" Tanya ku bergelayut manja dilengan Mas Raja, Lily mendelik kesal melihat tingkah ku.
"Tadi kamu gak ada dirumah, bukan nya mas gak ngajak!"
"Eum....Ya sudah lah, gak papa....Karena aku gak diajak, aku minta jatah ku dong!" Ucap ku, seketika Mama dan Lily melototi ku.
"Jatah apaan....Gak, gak....Enak saja, kalau mau, beli sendiri, gak ada jatah-jatahan. Ini semua punya Lily." Sentak mama mertuaku, bahkan Lily menarik semua belanjaan nya agar aku tidak bisa mengambilnya.
Hahaha....Baru segitu saja kalian sudah ketakutan.
"Mas," Rengek ku ber akting, sebenar nya aku sama sekali tidak berminat sama barang mereka, aku hanya mau mengerjai mereka saja biar mereka kesal. Siapa suruh pamer-pamer didepan aku.
"Lily, kamu kan belanja banyak....Kasih lah beberapa buat Syahnaz, kasihan dia tadi gak ikut...." Ucap Mas Raja, Lily berdecak kesal.
"Raja, Apaan sih Kamu ini...." Bentak Mama, seketika membuat Mas Raja menciut.
"Aku gak minta banyak kok Lily, hanya satu saja!" Aku merebut kantong berisikan perhiasan yang Lily pegang tadi. Aku tau pasti harga nya sangat fantastis.
"Mbak, itu punya ku....Kenapa Mbak Syahnaz merebut nya sih...Kembalikan Nggak?" Lily mencoba meraih kembali, tidak akan kubiarkan dia mendapatkan nya lagi.
"Syahnaz, kembalikan punya Lily...." Mama mertua membentak ku.
"Mam, aku hanya ambil satu aja loh...Kan masih banyak tuh punya Lily yang lain, pelit banget sih kalian...." Balas ku, wajah mama merah padam menatap ku.
"Kamu ambil yang lain saja Mbak, jangan yang itu...Itu perhiasan punya ku!" Ucap Lily memelas.
"Aku gak tertarik, buat kamu saja.....Aku ini saja sudah cukup! Makasih ya Lily sudah beliin perhiasan buat aku...." Ucap ku sembari melangkah pergi kekamar.
"Mbak, mbak Syahnaz....Itu punya ku Mbak..." Teriak Lily dengan keras, aku tidak peduli.
"Kurang aj*r kamu ya Syahnaz....Biarkan saja dia lily, besok kita ambil lagi perhiasan nya!" Mama mertua terlihat menenangkan menantu kesayangan nya.
"Mas," Aku bisa mendengar lily masih saja merengek.
Aku tersenyum senang dan puas sekali sudah membuat mereka kesal dan marah.
untung blm nikah ma Adit sekarang mlh ngluyur gk jelas ntar di perkosa kau
lanjut yc Thor ditunggu ceritanya
sebaiknya kl blm yakin jng keburu nikah mlh ini terkesan dadak an. kn janda punya duit mbok hiling saja dulu, nata hati. berdoa siapa tau dpt jodoh yg terbaik dr Allah. entah lah feeling ku gk sreg dng Adit dan shahnaz terlalu bucin gk bisa ambil keputusan sendiri dan temannya kyak mlh njorokin syahnaz ke lubang derita.
jng keburu nikah cari yg bner bner laki baik dan tanggung jawab terlebih orang yg sdh selesai dng ms lalunya.