NovelToon NovelToon
Kode Biru : Serangan

Kode Biru : Serangan

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Bepergian untuk menjadi kaya / Persahabatan / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Persaingan Mafia
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Fandy Pratama

Ramon tokoh utama dalam novel ini ingin berbagi hasil karnyanya di media sosial, karena dia memiliki jiwa seni yang tinggi. Namun pengetahuan Ramon mengenai internet terbatas, dia seperti kebanyakan orang pada umumnya menggunakan internet untuk kebutuhannya saja. Ramon mendapati banyaknya serangan cybercrime, sehingga dia menyadari bahwa ada sekelompok orang yang menjadikan dirinya sebagai target berbagai macam bentuk peretasan, yang sangat amat merugikan dirinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fandy Pratama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

17 Mengerjai sih hacker agar dia muncul kepermukaan

Siang itu pukul sepuluh, Ramon dan Juan masih memeriksa laptop milik Ramon karena, laptop tersebut diretas oleh sekelompok orang. Cuaca saat itu sangat cerah dan sangat indah sekali, terdengar beberapa hembusan angin. Ramon segera menyiapakan sarapan untuk hari itu.

Iya membuka kulkas miliknya iya melihat ada tahu, kentang, jagung, wortel, dan daging ayam. Kelima bahan tersebut langsung ia ambil lalu dia cuci dan segera Ramon potong dadu untuk dijadikan sup. Iya letakan semua bahan tersebut kedalam panci dan menambahkan beberapa bumbu penyedap lainnya.

Ramon biasanya hanya makan satu menu karena dia hanya makan untuk dirinya, namun saat itu ada Juan yang ikut sarapan bersama dengannya. Lalu dia juga melihat ada dua ekor ayam di kulkas miliknya, Ramon jadikan itu ayam goreng. Setelah semalaman mereka memeriksa laptop milik Ramon yang telah diretas tersebut.

"Ayo yan sarapan dulu, gw udah siapin sepanci sup dan ayam goreng untuk sarapan kita." Ramon mengajak Juan sarapan bareng.

"Wah sedap banget, apa ini sup dan ayam goreng." Juan tersenyum saat ditawarin hal itu.

Lalu Juan duduk di sana dan makan bersama dengan Ramon. Ramon meletakan semua menu sarapan itu diatas meja. Saat itu di apartemen cukup cerah, sinar matahari pun dapat masuk ke dalam sana. Setelah semua menu makanan dia letakan diatas meja, mereka pun makan bersama, sambil makan mereka pun berbincang-bincang.

"Tiap pagi lo udah siapin ini buat sarapan?" Tanya Juan.

"Iya lah, gw kan tinggal sendiri disini. Jadi serba mandiri, cuci baju sendiri, masak juga sendiri." Jawab Ramon datar.

Ramon mengambil semangkuk sup dan memberikan itu kepada Juan, lalu mengambil semangkuk lagi untuknya. Begitu juga dengan potongan ayam, tersebut.

"Supnya enak juga ya, mon." Juan mencicipi sup buatan Ramon.

"Ah yang bener?" Tanya Ramon senyum, karena menurut Ramon yang semenjak tinggal sendiri di apartement berpisah dengan orang tuannya membuat dia menjadi mandiri semua dia siapkan sendiri.

"Kok lo ketawa mon?" Tanya Juan penasaran.

"Gak gw kan udah biasa bikin ini, baru sadar iya enak juga buatan gw ini. Jadi selama ini gw cuma buat ya buat gw sendiri aja. Baru saat lo bilang enak juga, gw sadar ternyata gw ada bakatnya juga ya. Hehe.." Ramon tersenyum kecil.

"Masa sih?" Juan kembali menyuapi sesendok sup.

"Iya bener yan." Ramon juga mengambil sesendok sup untuk dimakan.

"Itu bagusnya mandiri mon, dan beruntunganya orang mandiri adalah banyak yang ngincer, nih buktinya laptop lo di retas, pasti karena itu." Juan menjelaskan panjang lebar.

"Eh mereka itu beda, mereka mau mencuri bukan yang lain yan, justru karena gw yang sendiri terus kali jadi mereka ngincer gw yan?" Ramon sambil mencicipi ayam gorengnya.

"Duh sepertinya lo harus sama orang yang tepat deh, karena orang dibawah lo mereka seperti terintimidasi sama lo yang seperti itu, dan orang diatas lo hanya tersaingi sama lo mon" Juan menjelaskan.

"Betul yan, makanya gw lebih milih sama orang yang satu pandangan sama gw aja, duh udah dewasa masa iya hal apa bae diributin. Malah jadi gak jelas kan." Ramon mengigit ayam dan menyuapi sesendok nasi.

"Bener mon, gw juga seperti itu orangnya." Juan kembali menyuapi sup dan nasi.

"Iya makanya cocok banget, dan gw tiap ada masalah pasti lo orang pertama yang gw kejar." Ramon hanya senyum aja.

"Ah dasar lo mon."

Juan dan Ramon berbincang saat mereka sarapan, lalu sebuah berita di televisi, terdengar oleh mereka.

"Pemirsa tigabelas nasabah salah satu website menanam uang, melapor mengalami kerugian setelah akunnya diretas dan semua informasi beserta dana nasabah tersebut hilang. Total kerugian nasabah tersebut mencapai lima ratus juta rupiah."

"Wah parah sekarang kasus seperti ini lebih horor dibandingkan film horor asli, atau ketemu kuntilanak lang- sung." Ramon menunjukan wajah seriusnya.

Mereka pun kembali mendengarkan berita yang saat itu mereka dengar.

"Sampai saat ini masih dalam penyelidikan, diduga akun ketigabelas orang tersebut diretas oleh peretas dengan metode email phising. Ketigabelas orang tersebut menerima pesan yang sama melalui email mereka, diduga peretas menggunakan metode tersebut untuk meretas akun tersebut."

"Waduh mereka mendapat email yang sama dan di retas juga lagi, apa bisa yan?" Tanya Ramon penasaran.

"Bisa lah, mereka mendapat serangan yang sama yaitu email dan metodenya adalah phising attack yang mana peretas sudah mengincar email mereka untuk meretas akun tersebut."

"Jadi peretas tersebut sudah mengirimi mereka email, lalu mereka membuka email tersebut yang mana itu pasti mengarahkan ke website buatan peretas itu, dan mereka melakukan login dari sana, dan selamat akun mereka baru saja diretas." Jelas Juan sambil mengarah ke televisi dan melihat wajah Ramon.

"Dengan kejadian itu pun, gw yakin perusahaannya juga sudah diretas sistem keamanannya mon dan sedang dimata-matai oleh peretas itu, itu point satu mon. Juan menjelaskan dengan santai

"Tapi bisa juga mereka meretas melalui sosial media mereka, contoh jika mereka memiliki akun sosial media dan menampilkan informasi tersebut disana, misal mereka punya akun facebook dan memberitahu bahwa dia memiliki akun menanam uang tersebut, entah memang memberitahukan informasi itu disana atau mereka link dengan akun tersebut. Begitu itu diretas dan diketahui ya sudah dengan mudahnya diretas dengan metode tersebut, itu point dua." Juan menjelaskan kemungkinan yang dialami oleh mereka yang akunnya diretas tersebut.

"Jadi dari kasus itu, ada dua kemungkinan yan? Memang sistem keamanan perusahaan menanam uang itu diretas, atau ketigabelas orang tersebut, mencantumkan informasi mereka di sosial media mereka dan ternyata diketahui oleh peretas dan akhirnya jadi target para peretas tersebut?" Ramon berusaha mendapatkan point penting dari penjelasan Juan.

"Ya benar sekali mon, jadi bijak menggunakan internet. Bisa membedakan mana informasi yang harus dibagikan dan tidak, dan tau tempat dimana informasi itu dibagikan, dan siapa saja yang mengetahui itu." Saran Juan sambil menatap wajah Ramon.

"Salah-salah ada orang yang mengetahui itu, dimanfaatkan dan yang punya akun itu yang mengalami kerugian." Juan menatap Ramon dengan senyum.

Setelah berbincang cukup lama di meja makan akhirnya, mereka menyelesaikan sarapan mereka. Ramon segera merapihkan piring, mangkuk, dan gelas di tempat pencucian. Setelah dirasa rapih Juan dan Ramon kembali melanjutkan memeriksa laptop Ramon yang belum kelar mereka periksa.

Juan duduk di sofa dan sudah memegang laptop milik Ramon, lalu Ramon mengambil salah satu jus kemasan di dalam kulkas miliknya dan meletakan itu di meja depan sofa mereka untuk melanjutkan memeriksa laptop milik Ramon.

"Yan ini, ada jus boleh coba." Ramon meletakan jus tersebut.

"Jus apa ini enak juga." Juan melihat jus kemasan tersebut, dan mengambil salah satunya.

"Iya yan gw minum ini karena menyehatkan." Ramon meminum jus tersebut dan menunjukan jus kemasan itu kepada Juan.

Mereka pun menikmati jus kemasan yang sudah disiapkan tersebut dan memulai pengecekan laptop milik Ramon. Ramon duduk disamping Juan dan memperhatikan semua yang Juan lakukan di laptop miliknya.

"Yan sekarang gimana nih, kita udah tau jika laptop gw diretas oleh peretas, apa sekarang langsung lapor aja kali ya?" Ramon menunjukan wajah datar, dan ingin melaporkan mereka atas kejadian yang Ramon alami.

"Bentar mon kita harus tau dia meretas lo mau ngapain dia?" Juan menoreh ke wajah Ramon dari yang sebelumnya hanya memperhatikan laptop Ramon.

"Mau ngambil akun lo kah, mau mencuri duit dan hasil kreatifitas lo kah, atau mereka mau meneror hingga mengganggu semua yang lo lakuin." Juan meletakan laptop Ramon di meja dan mulai membalikan tubuh ke arah Ramon untuk memulai perbincangan.

"Karena jika dia mau merebut akun lo, pasti dia hanya meretas akun lo dengan pesan spam atau setidaknya melakukan man in the middle attack mon." Juan memikirkan alasan peretasan mereka.

"Seperti yang diberitakan tadi ya?" Ramon mengingat salah satu berita yang dia dengar saat sarapan.

"Iya mon apakah mereka hanya meretas akun itu, seperti ketigabelas orang itu, atau meretas keseluruhan sistem website tersebut, artinya jika tidak dilakukan tindakan pencegahan orang lain yang terdaftar dalam website tersebut hanya menunggu waktu untuk bernasip sama dengan ketiga belas orang tersebut. Juan menyandarkan tubuhnya ke dalam sofa dan meminum jus kemasan.

"Tapi ini lebih mon dia sampai meretas laptop lo, pasti ada yang dia incar disini, karena kegiatan yang bisa dilakukan oleh satu laptop itu banyak banget mon. Jadi dia tidak hanya ingin merebut akun sosial media lo." Juan mendekatkan wajah ke Ramon.

"Bener yan, jadi sama. Mereka meretas ini untuk mengincar salah satu akun sosial media gw, seperti yang dialami ketiga belas orang itu, atau mengamati keseluruhan kegiatan dan akun gw yang lain." Ramon meminum jus kemasan yang sejak tadi sudah dia pegang dan menyandarkan dirinya ke sofa.

"Pasti mereka juga berniat jahat untuk mencuri data-data lo, memata-matai kegiatan lo. Nanti semua chat atau email yang terekam dalam laptop ini baik itu, dengan rekan bisnis lo, atau sama keluarga, pacar kekasih, dan teman lo pasti akan ke detect juga dengan dia mon." Juan

"Untuk apa mereka mencari tau informasi sedalam itu mengenai gw yan?" Ramon mulai geram dengan ulah para peretas itu.

"Jika akun youtube lo diretas, ya sebatas akun youtube saja laptop lo gak. Isi laptop lo mulai proses editing, apa yang mau lo posting di internet tidak diketahui oleh sih peretas mon."

"Secara lo kan kreator, dia ampe meretas laptop lo pasti bersumber dari pesaingan lo atau ada kreator lain yang merasa tersaigi oleh video yang lo buat mon. Jadi dia ingin tau proses awal lo ngumpulin data, editing-nya, hingga unggahannya."

"Sedangkan akun youtube lo yang mereka curi, mungkin akan mereka gunakan untuk merubah kepemilikan menjadi milik mereka, agar mereka tidak ngumpulin viewer atau follower lagi, tapi menggunakan milik lo mon yang sudah ada."

"Tapi jika akun itu sudah menghasilkan uang, dia mungkin ingin mengetahui detail bank lo untuk dirubah atau dicopet mon. Itu jika akun sosial media ya."

"Nah kalau laptop? Besar mon kemungkinannya? Dia udah psycho mon gw rasa, jadi dia kepengen banget apapun itu tentang atau dari lo mon. Bisa juga cenderung maniak, karena semua kegiatan lo dipantau sama mereka."

"Kaya gak punya kerjaan aja mereka," jawab Ramon judes.

"Ya emang orang begini kan gak punya kerjaan mon. Ini bisa lebih parah lagi mon. Misal jika dia mau curi duit lo dia bisa lakukan dengan meretas akun lo aja udah cukup."

"Tapi ini udah laptop yang mana semua prosesnya tercipta disini."

"Maksud lo dia mau ngikutin apa aja yang gw lakuin?"

"Iya bisa jadi mon, cuma dia gak ngerti gak tau dan gak paham jadi dia pantau itu kegiatan lo di laptop ini."

"Ya bener dong mereka gak punya kerjaan yan," Ramon tambah kesal.

"Iya mon, gimana jika lo membuat sebuah naskah film dengan keuntungan empat sekian juta dollar mon? Dia dengan senaknya meretas itu mon."

"Duh gak tau diri banget sih ini orang" Ramon makin kesal dengan ulah mereka.

"Bisa juga lo membuat desain sebuah ruangan dan ternyata itu laku bisa jadi mereka juga akan melakukan tiruan dari peretasan ini mon."

"Jadi maksud lo yan, mereka meretas laptop gw bukan hanya mau mencopet tapi mau melakukan tiruan, ngikutin semua yang mau gw lakukan yan?"

"Yaps benar sekali mon, lalu dia dateng-dateng seolah dia yang menciptakan atau dia yang menemukannya mon."

"Wah bahaya banget ini ya," jawab Ramon.

"Iya secara lo kan kreator, pasti yang mereka incar itu. Jadi harapannya dengan mencuri ide, konsep, bisa menghasilkan duit buat mereka. Pasti ini berasal dari pesaing lo atau musuh lo deh. Yang jelas sejenis sama lo deh mon kreator juga."

"Jika lo pencipta lagu ya gak lain gak bukan juga sesama pencipta lagu juga yang meretas lo mon. "

"Berarti mereka terkenal yan,"

"Bisa jadi mon."

"Tapi bisa juga mereka narsis dan mau terkenal karena hal itu."

"Dih rendahan banget terkenal dengan hasil copetan, dan tiruan, gak takut di penjara dia."

"Iya mon, itu baru point satu, akhirnya mon lo ngudeng juga, maksud gw."

"Iya sekarang baru paham yan?" Ramon mengangukan kepala tanda dia sudah paham.

"Iya jadi dia gak hanya sekedar mau mencuri duit lo, tapi dia juga mau melakukan tiruan dari apapun yang lo buat dan mau dia jadikan uang mon oleh mereka. Itu tindakan illegal dong yan, yaps benar sekali mon."

"Nah point kedua, di laptop ini kan lo bisa berkomunikasi juga dengan banyak orang, misal email ini lo bisa gunakan untuk berkomunikasi dengan ibu a, bapak b, tuan C, nyonya H. Ini mau dia gunain untuk meretas hubungan itu deh mon."

"Bahayanya adalah jika seandainya dia tau lo berkomunikasi dengan bapak a seorang manager lagu mon, biar lagu ciptaan lo bisa masuk rekaman dan di publikasi."

"Dia bisa menjadi diri lo, dan berkomunikasi langsung dengan orang itu dan melakukan transaksi diluar itu mon."

"Iya itu metode scammer kan, nah Ramon sekarang cerdas."

"Jadi perlu dihimbau saja semua orang yang berkomunikasi sama lo, jika ada orang yang mengaku sebagai diri lo dan mencurigakan segera laporkan saja, bisa jadi itu dia mau melakukan penipuan."

"Jadi dia memperoleh data diri gw buat menjadi diri gw lalu bisa mengakses semua data gw bahkan mencari keuntungan dari orang-orang yang kerja sama dengan gw yan?"

"Betul mon seratus buat Ramon, kamu lulus dalam pelajaran ini." Jelas Juan sambil senyum.

"Sial ini orang kayak parasit aja dong,"

"Iya makanya mon, harus segera di ending mon." Ramon mengangukan kepalanya.

"Oke motif dia meretas laptop lo udah dapet tiga ya, satu dia ingin meniru apapun itu yang lo lakuin entah itu mau dia jual, atau dia jadikan uang. Kedua dia mau menjadi diri lo, jadi dia bisa mengakses semua keseluruhan data lo bahkan orang- orang sekitar lo untuk kepentingan mereka mon. Dan yang ketiga mereka mau memantau dan memata-matai kegiatan lo mon umumnya."

"Iya yan, lalu gw harus bagaimana?" Tanya Ramon.

"Coba deh kita pancing mereka menggunakan cara ini."

"Cara apa itu yan?" Ramon penasaran

"Lo tau metode pot madu?"

"Metode apa itu yan?"

"Jadi ini mereka bukan mengincar laptop lo ya mon, tapi isi dari laptop lo seperti madu buat mereka. Yang artinya mereka ingin entah mengambil atau mencicipi madu tersebut."

"Iya yan, oke lo cukup diam saja gunakan laptop seperti biasanya seolah tidak terjadi apa-apa. Tapi apapun itu yang mau lo lakuin misal editing video di laptop baru deh, tapi tanpa sepengetahuan mereka. Jangan menggunakan jaringan ini, jangan juga mencolokan usb atau apapun itu dari laptop diretas ini ke laptop baru itu."

******

Juan kembali melihat-lihat laptop milik Ramon, Juan melihat ada bait puisi yang Ramon ciptakan.

"Eh mon gw lihat ada satu bait puisi lo bagus nih sama nada yang lo ciptakan juga keren. Gw pake buat pemancing ya mon. Udah jika ini kenapa-kenapa ikhlaskan saja lo kan kreator bisa menciptakan lebih kan."

"Yaudah deh gak kepake juga cuma iseng doang gw buat begituan,"

"Dasar lo mon. Tapi buat mereka itu bisa dijadikan duit mon."

"Yaampun miris banget kenapa gw merasa ada orang ngorek-ngorek tong sampah gw ya yan."

"Nah itu mon maksudnya."

"Yaudah yan, gw ikut aja deh yan,"

"Oke. Lalu bait puisi dan komposer lagu yang dia ciptakan di letakan di salah satu folder." Juan membuat folder baru penting buat minggu depan.

"Oke sekarang tinggal kita tunggu saja."

******

Dua minggu kemudian

Sebuah akun jejaring video mempublikasikan video baru, itu sebuah video berisi curhatan hati, yang mana baru saja diposting dua hari yang lalu dan sepuluh hari setelah Ramon meletakan sebuah bait puisi tersebut.

"Sedih ditinggal nyangkut sendirian,

minta tolong pun tiada yang mendengar,

Sekalipun minta tolong, tiada yang berarti

Pajak kendaraan belum bayar, hutang ditagih

Di jalan pun ditanya pekerjaannya apa?

Hanya tertunduk malu, dan tanpa sadar

Air mata itu tertetes"

"Liat deh mon ini videonya mirip banget kata-katanya dengan bait puisi yang lo buat."

"Oh iya yan, delapan puluh persen mirip seperti ciptaan gw"

"Ini gw buat saat gw melihat seorang pria dengan mondar mandir naik motor dan malak anak-anak yan."

"Yang jelas ini ada dua dia membeli data ini dari peretas jadi bukan hasil karya dia, atau dia yang meretasnya mon."

"Ihh rendahan banget sih orang ini, mau terkenal pakai cara seperti itu."

"Ya namanya manusia mon, begitulah."

"Banyak yang cuma ingin eksis dan narsis saja mon, tapi tidak memiliki kualitas sama sekali."

"Lalu liat deh ini mon ini salah satu desain lo kan?"

"Oh iya kenapa ada disini ya?"

"Yaps ada yang melakukan tindakan illegal mon disini, dia mencuri data untuk kepentingan dia."

"Lalu coba lo liat ini nada yang lo ciptakan bener gak?"

"Iya yan bener mirip cuma ditambahin instrument lonceng doang yan dan suara jangkrik."

"Yaps yang ini juga nih." Juan menunjukan salah satu bentuk plagiat atas hasil karya milik Ramon.

"Tenang mon orang seperti ini harus diberi pelajaran sekali-kali buat menghargai kerja keras orang lain. Emang benar mon alasan laptop lo diretas, karena mereka tersaingi oleh lo mon. Jika mereka membeli dari orang lain, maka orang itu peretas yang akan kita cari dan kejar mon."

1
Miss Troublemaker
Pas di bagian sini, nongol iklan diskon beneran dong. /Facepalm/
Ai
Ceritanya menarik, sesuai sama realita saat ini
Ai
Semangat, Thor /Smile/
Ai: Dukung juga karyaku ya
Fandy: Thanks, baca terus ya sampai episode terakhir /Smile/
total 2 replies
Zeyn Seyi
🥰🥰
Fandy: Thanks, baca terus ya sampai episode terakhir /Smile/
total 1 replies
Abu Yahya Badrusalam
Suka banget sama cerita ini, thor!
Fandy: Thanks, baca terus ya sampai episode terakhir
total 1 replies
Dòng sông/suối đen
Kekuatan kata yang memukau, gratz author atas cerita hebat ini!
Fandy: Thanks, terus baca ya sampai episode terakhir.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!