NovelToon NovelToon
Hati Kedua Sang Mafia

Hati Kedua Sang Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia
Popularitas:15.8k
Nilai: 5
Nama Author: aksaraprabu

Novel ini Season Kedua Janda Judes....

Daniel Arandra Hampir seluruh hidupnya diliputi kebencian sebelum akhirnya segala kebenaran terungkap. Ia yang dulu tumbuh tanpa kasih sayang kini berada dalam kehangatan dan limpahan kasih keluarga tercintanya.

Namun agaknya Tuhan ingin mengujinya sekali lagi. Entah itu karma atas perbuatannya di masalalu atau inilah awal dari kebahagiaan yang sesungguhnya.

Saat hatinya terpaut pada seorang gadis keadaan menjadi dinding penghalang untuk cintanya.

Dena Syavira adik dari sang kakak ipar adalah gadis yang mampu membuat hatinya bergetar. Gadis yang ceria yang memiliki senyum yang hangat.

Akankah Cinta mereka bisa bersatu? Mari kita ikuti kisah Daniel dan Dena...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aksaraprabu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kecelakaan Kecil

Tiga Minggu Berlalu.....

Setelah penembakan tempo hari, hingga beberapa pekan berlalu tidak ada lagi tanda-tanda adanya penyerangan.

Sejak satu minggu yang lalu Dena sudah kembali ke kampus. Bukannya tidak takut, hanya saja Dena tidak bisa terus menerus kuliah online. Ada beberapa dosen yang mengharuskannya tetap hadir di kelas.

Matahari begitu terik siang ini, Dena baru saja selesai dengan mata kuliah terakhirnya. Sebelum pulang Dena memutuskan untuk makan siang di cafe gang masih berada di lingkungan kampusnya.

Dena sudah berada di depan pintu Cafe, "apa kamu sudah makan siang?" tanya Dena pada pengawal yang selalu ada kemanapun ia pergi.

"nona bisa makan lebih dulu, jangan pikirkan saya.." jawab si pengawal bernama Erik.

"ayo masuk dan makan dengan ku, aku tidak ingin di katakan gadis jahat karena membiarkan mu kelaparan." titah Dena sambil menarik tangan Erik.

"ta..tapi nona, aku harus memastikan keamanan nona,"

Dena sudah duduk di salah satu kursi dekat jendela. "memastikan keamanan ku dengan perut kosong itu membuat mu tidak akan fokus, jadi temani aku makan." tegasnya. "ayo tunggu apa lagi duduklah!!"

"baik nona," dengan terpaksa Erik menuruti kemauan Dena. "terima kasih." sambungnya.

....

Kini makanan sudah tersaji di meja mereka. Dena dan Erik mulai makan tanpa ada yang memulai pembicaraan. Dena makan dengan sesekali memperhatikan laptopnya, sedangkan Erik makan dengan memperhatikan sekeliling memastikan tidak ada hal yang mengancam keselamatan nona mudanya.

Tap...tap...tap...

Suara langkah kaki yang mendekat membuat Dena dan Erik menoleh bersamaan.

Dihadapan mereka sudah ada Maxim dengan bibir yang tak henti-hentinya tersenyum lebar.

"hai sayang..." goda Maxim dengan senyum mengembang.

Dena hanya memutar bola mata malas. "jangan membuat masalah Max." ketus Dena. Bahkan Erik sudah bangkit dari duduknya.

"duduklah, dia teman ku," titah Dena pada Erik.

Maxim hanya tersenyum penuh kemenangan. "jadi kamu di kawal pria ini sayang?"

"itu karena ulah mu!!"

"what????" Max menarik kursi dan duduk diantara Dena dan Erik. "yang benar saja? Kenapa karena aku?"

"jika kamu tidak menantang kak Daniel tempo hari, mungkin aku tidak akan di kawal seperti ini Max,"

"dia saja yang berlebihan, apa salahnya aku mengejar cinta ku,"

"sudah lah Max, gak usah ngelantur. Kuliah dulu yang bener, punya pekerjaan yang bagus baru mikir cinta-cintaan." Dena menyudahi acara makannya, lalu mengemasi buku dan laptopnya.

"aku ini pewaris perusahaan sayang, kamu tidak perlu takut, aku akan menjamin hidup mu akan selalu bahagia..."

"aku harus pergi Max.." Dena bangkit diikuti Erik, jujur saja Dena enggan menanggapi celotehan Max. Bukan karena tidak percaya pada Maxim tapi karena hatinya sudah dimiliki orang lain.

Maxim mencekal tangan Dena sebelum gadis itu melangkah pergi. "Dena, aku akan datang dan melamar mu."

Dengan gerakan cepat Erik menepis tangan Maxim hingga terlepas dari tangan Dena. "jangan berani-berani menyentuh nona Dena, saya membiarkan anda bicara dengan nona karena anda temannya tapi jika anda melebihi batasan, saya bisa mematahkan tangan anda." suara Erik sudah naik satu oktaf, tatapan matanya tajam pada Maxim.

Sedangkan Maxim hanya tertawa mengejek. "kau itu hanya pengawal, jangan kira aku akan takut. Dengan bos mu saja aku tidak takut apa lagi kau!!" menunjuk tepat di depan wajah Erik.

"jangan buat keributan di sini." Dena sudah menarik tangan Erik untuk segera meninggalkan cafe, karena pengunjung cafe yang lain sudah melirik sambil bisik-bisik pada mereka.

"Aku akan datang Dena, tunggu saja..." teriak Maxim lantang, membuat Dena mempercepat langkahnya.

"Max sudah gila." umpat Dena kesal.

Sepertinya pria itu yang membuat tuan Daniel begitu marah. Batin Erik.

.....

Sudah di dalam Mobil....

Dena melirik Erik yang masih belum juga melajukan mobil, ia malah sibuk dengan ponselnya.

 "tolong jangan laporkan soal ini pada kak Daniel," pinta Dena.

" maaf nona, anda terlambat. Tuan Daniel sudah tahu." ucap Erik singkat.

"secepat itu kamu mengadu?" kesal Dena.

Dasar pengadu. Umpat Dena dalam hati.

" apa nona pikir hanya aku yang mengawal nona?" Erik memasukkan ponselnya dalam saku jas. "lihat dia," menunjuk pada seorang pria dengan Hoodie hitam yang berdiri tidak jauh dari mobil mereka. "dia yang melaporkan semuanya pada tuan Daniel, dan aku hanya menjawab setiap pertanyaan yang tuan Daniel tanyakan, itu saja."

Dena menepuk keningnya. Ia sungguh tidak mengira jika ternyata akan ada lebih dari satu pengawal yang mengawasinya.

Kak Daniel ini kenapa sih. Batin Dena.

.....

Mobil melaju dengan kecepatan sedang, jalanan siang ini cukup padat, membuat kemacetan di beberapa titik jalan.

Dena hanya fokus dengan buku-bukunya, sedangkan si pengawal tentu saja fokus pada kemudi.

Tiiiinnnnn....

Suara klakson mobil memekakkan telinga, lebih membuat terkejut lagi karena Erik mengerem mendadak, hingga tanpa sengaja kepala Dena membentur dasboard mobil.

Aaiisshh

Dena meringis merasakan keningnya berdenyut nyeri.

"ma..maaf nona, ada orang yang tiba-tiba menyebrang jalan. "

Dena menggeleng, "tak apa, "

Erik turun dari mobil karena ia merasa menyerempet orang yang baru saja menyebrang.

Akhirnya Dena ikut turun dari mobil karena sang pengawal tidak kunjung masuk dalam mobil.

"Kak, apa semua baik-baik saja?" tanya Dena berdiri di samping Erik.

"aku hanya sedang membantunya nona, sepertinya kakinya terkilir, nona tunggu saja di dalam mobil." Erik masih sibuk mengurut kaki perempuan muda yang tak sengaja terserempet tadi.

" apa perlu kita bawa ke rumah sakit?" Waja Dena terlihat panik.

"aku sudah mengajaknya ke rumah sakit tapi dia tidak mau," ucap Erik.

"emm tidak perlu nona, aku baik-baik saja, ini hanya cidera kecil." ucap gadis itu.

"kamu yakin?" Dena memastikan. Gadis itu hanya mengangguk lalu segera berdiri dan berjalan tertatih meninggalkan mereka.

"aneh, harusnya dia minta ganti rugi kan." seloroh Erik sambil membukakan pintu mobil untuk Dena.

"hmm... Aku duduk di belakang saja," mengusap keningnya yang masih terasa ngilu. Dena berlalu meninggalkan Erik yang masih mematung di depan pintu mobil.

Baru saja Dena meraih pintu mobil bagian belakang, tiba-tiba sebuah motor sport dengan kecepatan tinggi menyenggolnya hingga Dia terjatuh dengan cukup keras.

Aakkhhh..... Teriak Dena mengagetkan Erik.

"Nona...."

Erik menarik Dena untuk duduk di trotoar jalan, kepanikan jelas terlihat di wajah Pengawal itu. Bagaimana tidak, di depan matanya sendiri nona muda yang harusnya ia lindungi justru jatuh tersungkur karena terserempet motor.

"Kita ke rumah sakit nona..." Tanpa aba-aba Kini Dena sudah berada gendongan sang pengawal.

"jangan kak, ini hanya lecet sedikit. " Dena sudah duduk di kursi samping kemudi.

"tapi nona..."

"aku bilang tidak ya tidak kak, apa teman mu melihat hal tadi?" tanya Dena.

"sepertinya tidak nona,"

"bagus, sebaiknya kita pulang aku akan obati ini di rumah, karena jika kak Daniel tahu aku jatuh bisa jadi kamu akan kehilangan pekerjaan." ancam Dena.

"tapi nona.. aku memang bersalah... Aku harus berani mengambil resiko ini."

"sudahlah jangan membantah, ayo pulang..."

"ba..baik nona..."

Dengan terpaksa Erik melajukan mobilnya ke rumah, sejujurnya pun ia juga takut jika harus sampai kehilangan pekerjaan tapi apa yang sudah terjadi pada Dena adalah kesalahannya.

......................

Next ...

1
Engin
⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️
Maya Kurnia
lanjuuut lg dooongg Thor... semangat 💪💪
Aksara Prabu: jangan lupa kasih like ya kakak 🙏❤️
total 1 replies
Sofia Lowing
😭😭😭😭
Veive
semangat thor ❤️
Veive
semangat author ..
Cahya Laela Tsaniya
semangat!!!!!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!