NovelToon NovelToon
The Secret Of Fernshine Lighthouse

The Secret Of Fernshine Lighthouse

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Keluarga / Persahabatan / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Floricia Li

Cosetta Elwood tak pernah tahu rasanya memiliki tetangga seumur hidupnya. Ia bersama keluarganya tinggal di kompleks mercusuar di tepi pantai hutan Fernglove yang jauh dari pemukiman penduduk. Suatu hari, sebuah perahu datang terombang-ambing dari laut, yang membawa seorang anak laki-laki bernama Cairo Argoyle.

Awalnya, Cosetta merasa skeptis dengan anak laki-laki yang lusuh dan bau itu. Cairo mengaku bahwa ia tak ingat tentang masa lalunya. Namun, lambat laun Cairo menjadi teman baru yang menyenangkan baginya.

Hanya saja, kenapa ya, kadang-kadang seperti ada yang aneh dari diri bocah laki-laki itu? Semoga saja, sih, apa yang ia takutkan tidak terjadi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Floricia Li, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pencurian

Apa yang bisa ia lakukan?

Setidaknya untuk membuat cokelat sesuai resepnya, ia membutuhkan lemari pendingin, panci, dan pengaduk. Ia menoleh ke arah Eula. “Eula, aku butuh bantuanmu. Apakah aku boleh meminjam dapur di rumahmu?”

“Tentu saja! Kamu harus membuat cokelat di rumahku. Aku akan membantumu supaya lebih cepat. Entah sampai jam berapa Mr. Sterling akan menunggu tugasmu. Setelah ini, kita langsung mampir ke pasar dulu untuk membeli bahan-bahannya, lalu ke rumahku,” kata Eula.

“Um! Baiklah!” kata Cosetta lega. Ia sungguh senang memiliki sahabat semanis Eula.

“Kamu boleh meminjam dapur ibuku, Cosetta,” kata Maisie dari arah belakang.

Sontak, Eula dan Cosetta melihat ke arah Maisie dengan tatapan tak yakin. “Apa yang kamu katakan?” tanya Cosetta.

Maisie menaikkan kedua alisnya yang rapi dengan menyebalkan, lalu menghembuskan napas. “Tidak dengar? Kalau begitu, tidak jadi.”

“Oh, aku mendengarnya. Terima kasih, Maisie. Kamu sangat baik!” kata Cosetta seraya menggenggam tangan Maisie.

Mereka bertiga menjejali dapur rumah Mrs. Cleardew sepulang sekolah. Cosetta baru kali itu melihat dapur milik ibu Maisie, dan matanya melebar melihat peralatan dapur modern yang belum pernah dilihatnya sebelumnya. Ia juga tak perlu membeli cokelat karena semuanya sudah tersedia di rumah Maisie. Meskipun semuanya harus dibayarkan oleh omelan Cosetta yang tak ada habisnya.

“Oh, bukan begitu caramu menimbang cokelat bubuk, Cosy.”

“Bukannya garamnya terlalu banyak, ya? Ew, entah seperti apa rasanya nanti.”

“Sudah selesai begitu saja? Kamu tidak mencuci pancinya?”

Karena kecerewetan Cosetta, lagi-lagi, emosi Eulalia memuncak. “Kami sangat berterima kasih kamu sudah meminjamkan dapurmu. Tapi kamu sungguh mengganggu dengan kecerewetanmu yang tak ada habisnya. Kamu saja tidak mau untuk menunjukkan cara yang benar. Aku yang akan mencucinya, Cosetta harus segera pergi ke sekolah,” kata Eula.

Cosetta menaiki sepedanya. Jantungnya bertalu. Mr. Sterling terkenal selalu pulang paling cepat di antara para guru. Ia selalu terlihat sudah mengendarai sepedanya meskipun bel pulang sekolah belum berbunyi. Ia juga riwayat memperlakukan murid dengan kejam. Kalau Mr. Sterling memutuskan bahwa ia hanya akan menunggu di sekolah setelah jam pelajaran habis selama sepuluh menit, maka habislah ia.

Berbeda seperti yang ia pikirkan, hari ini ruang guru lebih ramai dari hari biasanya. Perdebatan sengit terdengar hingga koridor. Cosetta sempat ragu-ragu untuk membuka pintu, tetapi ... masalah kuenya lebih penting dari apa pun! Ia harus memeriksa apakah Mr. Sterling masih ada di dalam ruangan atau tidak.

Begitu pintu terbuka, beberapa orang guru memandang ke arah Cosetta.

“A-apakah Mr. Sterling ada di sini?” tanyanya.

“Ada, di sebelah sana,” ucap Mrs. Hills dengan wajah datar.

Cosetta berjalan menuju meja Mr. Sterling. Pria itu terlihat kesal, kemungkinan karena kedatangan Cosetta yang menghalanginya berpartisipasi dalam diskusi sengit antar para guru itu.

“Aku sudah menyelesaikan kueku. Ini kue yang baru kubuat,” kata Cosetta seraya menyerahkan kuenya pada Mr. Sterling.

Mr. Sterling memperdalam kerutan dahinya, tetapi ia mengambil cokelat itu dari tangan Cosetta dan memasukkannya ke dalam mulutnya. “Hmm, lumayan. Tapi kamu harus mengerti aku masih akan mengurangi nilaimu, ya, atas ketidakdisiplinanmu,” kata Mr. Sterling.

Cosetta mengangguk. Sudahlah, itu lebih baik dibandingkan ia tak mendapat nilai sama sekali. Tetapi ketika ia melihat Mr. Sterling menggores angka 65 pada namanya, di antara teman-temannya yang mendapatkan nilai di atas delapan puluh, ia membuka mulut, “A-aku sudah menyelesaikan tugasku. Sebenarnya, pagi tadi aku sudah membuatnya. Tetapi seseorang tak sengaja memakannya.”

Mr. Sterling tersenyum. “Lain kali, mungkin kamu perlu menempelkan label di kotaknya. Pergilah, aku tidak akan menodai buku nilaiku dengan coretan,” katanya.

Cosetta berjalan keluar dari ruang guru. Tanpa sengaja ia mendengar apa yang sedang diperdebatkan oleh para guru. Mata Cosetta melayang ke arah dinding yang anehnya, terlihat amat polos. Aneh sekali. Bukannya sebelumnya di sana tergantung sebuah peta besar?

Cosetta pulang dengan pikiran berkecamuk di kepalanya. Peta Irelia yang selama ini tergantung di ruang guru menghilang! Para guru berkata kalau kemungkinan dicuri. Tetapi, siapa yang akan mencurinya?

Cosetta menggigit bibir dalamnya. Hei, sebenarnya, kertas apa yang dibawa oleh Mabel di padang rumput kemarin? Gerak-gerik gadis itu pun sangat mencurigakan. Jangan-jangan ...

Ia membelokkan sepedanya. Setelah mencapai rumah Mabel, ia turun dari sepeda.

Gadis itu tidak ada di rumah lagi. Tetapi, ibunya, Mrs. Daughtler, memberitahu kalau Mabel sedang berada di hutan. Setelah selesai memberitahunya, wanita itu meletakkan tangannya di bahu Cosetta. Sorot matanya yang sedih dengan pipi yang berusaha tersenyum sungguh menyesakkan.

“Aku harap kamu bisa membujuk Mabel, ya. Dia benar-benar bersikeras ingin berhenti sekolah. Ayahnya sangat marah dan segera membuat namanya mengundurkan diri dari sekolah. Katanya, ia ingin melihat Mabel menyesal. Tapi hatiku akan sangat sakit kalau sampai melihatnya menyesal. Sebenarnya, ia ingin bersekolah di kota. Tapi bukannya tidak semudah itu? Aku sedih sekali. Aku sampai menghindari pertemuan dengan para wanita desa karena aku takut mereka akan membahasnya ...”

Menjadi Mrs. Daughtler pastilah berat. Cosetta memberikan senyumnya, yang ia harapkan bisa memastikan sesuatu pada wanita itu. “Aku sebenarnya berencana untuk mengajak teman-teman sekelas untuk datang ke rumah Mabel untuk menjenguknya.”

“Oh, bagus sekali! Aku akan menyampaikannya pada Mabel. Dia pasti akan senang,” kata Mrs. Daughtler.

Cosetta meringis. “Kupikir ia malah akan menghindarinya. Ma-maaf, maksudku—“

“Tidak apa-apa, aku mengerti, kok. Putriku memang agak liar. Sebenarnya, itu karena dia pernah tinggal di High Elia selama setahun dengan bibinya. Setelah pulang, ia jadi agak terobsesi untuk meninggalkan Hartlefirth. Ini sebenarnya salahku. Perilakunya pasti menyusahkan kalian. Tapi, aku akan mencoba untuk membuatnya tetap di rumah. Ia menyukai pai apel dengan keju yang kubuat. Ah, itu triknya!” kata Mrs. Daughtler dengan mata berbinar.

“Sayangnya, aku belum menentukan tanggalnya. Tetapi tak lama lagi aku akan memutuskannya. Aku pasti akan menyampaikan padamu dulu sebelumnya. Bagaimana kalau bertemu di tempat lain?”

“Boleh. Aku biasanya berada di kebun pada jam-jam seperti ini di hari biasanya. Bagaimana? Akhir-akhir ini, Mabel jarang datang ke kebun, sih,” katanya.

“Di kebun juga boleh! Baiklah. Aku akan mengabari secepatnya. Aku akan pulang dulu,” pamit Cosetta.

Cosetta mengendarai sepedanya meninggalkan halaman rumah keluarga Daughtler.

Tetapi, sebenarnya ia tidak langsung pulang. Ia masuk ke dalam hutan dengan sepedanya. Terdapat jalan setapak yang rajin disiangi oleh para pria penduduk desa yang memungkinkan sepedanya melaju. Hanya saja, jaraknya hanya pendek. Ia harus menyandarkan sepedanya di batang pohon sebelum masuk lebih dalam ke hutan.

Sebelum hari pertemuan itu tiba, ia harus memastikan keterlibatan Mabel dengan hilangnya peta di ruang guru itu.

1
ᏋℓƑ⃝⛁̸᮫☤𝙰υяαᘛ⁠⁐̤⁠ᕐ⁠ᐷẸˢ𝐭
ya Tuhan, sopo kelinci 🐰😭🤣🤣
ᏋℓƑ⃝⛁̸᮫☤𝙰υяαᘛ⁠⁐̤⁠ᕐ⁠ᐷẸˢ𝐭: kasian kelincinya 😔
Floricia Li: enak kan sop kelinci? 😂
total 3 replies
Alexander
Suka dengan gaya penulisnya
Maria Fernanda Gutierrez Zafra
Gak pernah kepikiran plot twist-nya seunik ini! 🤯
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!