NovelToon NovelToon
Jejak Sang Killer

Jejak Sang Killer

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / TKP
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Ari Wulandari

Ketika sebuah video mengerikan yang menampilkan mayat manusia yang disiksa dan dibunuh diunggah di internet, polisi tidak memiliki petunjuk apapun mengenai siapa sebenarnya sang pelaku. Mereka meminta bantuan Agam, seorang profiler jenius yang juga seorang profesor termuda di salah satu universitas terkemuka.
Agam menerima tantangan itu. Namun ia tidak menyangka bahwa kasus ini akan membawanya ke masa lalunya yang kelam. Adiknya, Fahmi, menghilang secara misterius beberapa tahun yang lalu, dan sampai detik ini Agam tidak pernah tahu bagaimana nasib adiknya itu.
Apakah ada kaitan antara pembunuh berdarah dingin yang mengunggah video-video maut itu dengan hilangnya Fahmi?
Demi bisa mengungkap segalanya, Agam harus berhadapan dengan kebenaran yang mengejutkan dan menakutkan, sebelum nyawanya sendiri menjadi taruhan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ari Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tujuh Belas | In Danger

Peringatan!

**[Smart Watch]**Pemberitahuan darurat! Permintaan bantuan dicatat dari Universitas Sunkyunkwan. Petugas polisi yang berada di area sekitar sedang menuju ke lokasi kejadian.

Tubuh Agam menegang. “Nona Shin ….”

Detektif Han yang saat itu juga sedang bersiap untuk pulang, menatap kebingungan saat mendapati ekspresi tegang di wajah Agam. “Seonbae?”

“Detektif Han! Kita harus pergi sekarang. Shin … maksudku, si Cat Killer, dalam bahaya!”

Ekspresi kaget mewarnai wajah Detektif Han. Jika Agam berkata bahwa Cat Killer dalam bahaya, maka itu pertanda si Killer sungguhan juga ada di sana. “Baik, Seonbae. Ayo!”

Agam dan Detektif Han bergegas keluar dari kantor. Dengan setengah berlari, keduanya menuju parkiran, tempat di mana Detektif Han memarkir mobil. Agam memilih untuk melompat ke dalam mobil Detektif Han. Sebab, mobil milik Agam terparkir cukup jauh dari pintu masuk. Akan membutuhkan waktu yang lama untuk mencapainya. Dan kebetulan Detektif Han memarkir mobilnya tepat di depan gedung.

“Sial … kenapa dia tidak mengangkatnya?” Agam berusaha menelpon Shin Hye Ra, untuk menanyakan keadaannya.

“Seonbae, pegangan yang erat!” Detektif Han bersiap dengan menyalakan mesin mobil, menginjak pedal gas kuat-kuat, dan melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Tak lupa juga ia memasang lampu sirine di atap mobilnya, agar memudahkan dirinya mengendarai mobil tanpa ada halangan.

Kecepatan laju yang dikemudikan oleh Detektif Han meningkat jadi 100 km/jam. Sedikit saja ban mobilnya selip atau gagang kemudinya melenceng, bisa-bisa mereka berdua akan mengalami kecelakaan mobil yang cukup parah. Tapi untungnya, untuk sementara semuanya masih berjalan dengan sangat baik. Detektif Han mampu melewati kendaraan di depannya, tanpa ada hambatan yang berarti. Ia juga terlihat begitu mudah membuat mobilnya keluar dari tikungan jalan yang tajam dengan selamat dan tanpa lecet ataupun gesekan dengan kendaraan lain.

Agam sebenarnya sedikit merasa mual karena gaya kemudi Detektif Han yang terasa lebih parah dari pembalap formula. Namun khusus untuk hari ini saja, ia akan memaklumi semuanya dan menahan dirinya sebisa mungkin agar tidak muntah. Karena itu, untuk mengalihkan pikirannya, Agam terus mencoba menghubungi nomor Shin Hye Ra.

“Ayo angkat …,” desis Agam, tak sabaran. Entah sudah berapa kali ia mencoba, tapi tak tersambung juga. Membuat Agam jadi sulit untuk tidak berpikiran yang macam-macam pada Shin Hye Ra. Jangan sampai telah terjadi sesuatu padanya, sebelum dirinya sampai di lokasi. “Ayo cepat, angkat teleponnya ….”

“P-Pro … Profesor Agam …,” akhirnya, setelah menelpon yang kedelapan kalinya, Shin Hye Ra mengangkat teleponnya. Suaranya begitu kecil. Hampir seperti bisikan, dan terdengar ketakutan.

“Nona Shin! Katakan padaku apa yang terjadi?!” Tanya Agam.

“Ta-tadi … aku keluar sebentar untuk menelpon. Lalu tiba-tiba saja, aku merasa ada seseorang … yang mengikutiku … s-saat aku berbalik … dan, ya Tuhan ….” suaranya bergetar hebat. Shin Hye Ra terdengar panik dari seberang telepon.

“Tenanglah, dan bicara padaku secara perlahan,” kata Agam.

Terdengar helaan napas pendek dan cepat dari Shin Hye Ra. “O-orang itu memakai helm … dan mencoba membunuhku dengan pisau!” Shin Hye Ra terisak. “Tolong aku, Prof ….”

“Sekarang, kau ada di mana?”

“A-aku lari. T-tapi menurutku, sepertinya aku tersesat. Aku tidak tahu di mana aku berada sekarang … mungkin masih di sekitaran kafe. Entahlah. Yang jelas aku ada di gang, sembunyi di balik tempat sampah …,” mendadak Shin Hye Ra berhenti bicara. Dari balik telpon Agam bisa mendengar suara langkah kaki yang berada tidak jauh dari tempat Shin Hye Ra bersembunyi, “oh … oh, tidak!”

“Nona Shin, dengarkan aku! Jangan bersuara sedikit pun. Tetaplah diam di tempat. Jangan keluar dari persembunyianmu, sampai polisi datang.” Perintah Agam.

“Kita hampir sampai!” Sela Detektif Han, setengah berteriak.

“Kau mendengarnya, ‘kan? Kami akan segera tiba di sana. Jangan tutup teleponnya.”

Shin Hye Ra tampaknya mengikuti perkataan Agam untuk tetap diam. Tapi hanya sebentar, sebab terdengar suara Shin Hye Ra yang seperti tengah terkejut akan sesuatu. Agam ingin menanyakan perihal apa yang terjadi, namun pendengarannya terdistraksi akan suara sirine yang meraung nyaring dari seberang telepon. Dan suara itu semakin jelas lagi terdengar, begitu Agam mendapati beberapa mobil polisi yang jaraknya tak jauh dari mobil yang di kendarai Detektif Han.

Agam membuka jendela kaca mobil dan melongok ke luar. “Di sini?”

“Seonbae, aku rasa itu memang tempatnya,” kata Detektif Han, menduga.

Agam kembali memfokuskan penglihatannya ke arah tempat yang di tunjuk oleh Detektif Han. Dan ternyata benar. Tampak beberapa polisi keluar dari mobil.

Detektif Han kemudian memperlambat laju mobilnya dan segera memarkirnya tepat di samping kendaraan polisi lainnya yang telah lebih dulu tiba.

“Kita sudah sampai, Seonbae!”

“Bagus. Ayo!”

“Siap, Kapten!”

Agam dan Detektif Han turun dari mobil dan berlari menuju lokasi. Berharap bahwa Shin Hye Ra telah berhasil di temukan dan diselamatkan oleh polisi. Namun, tiba-tiba saja, terdengar suara seseorang berteriak dari seberang telepon, menghentikan langkah Agam. Detektif Han yang melihat Agam, ikut berhenti.

“Di sini!”

Agam mengenali suara itu. Dan itu adalah Yeon Woo. Seketika itu juga Agam dibuat bingung dengan kenyataan bahwa Yeon Woo adalah orang pertama yang sepertinya berhasil menemukan Shin Hye Ra.

“Oh! Nona Heo!” Suara Shin Hye Ra terdengar lega. Tapi, di detik berikutnya …, “Aaarrrgh!”

Shin Hye Ra menjerit keras, disusul suara benda jatuh ke lantai.

“Nona Shin!” Panggil Agam melalui telepon, tapi panggilannya telah terputus. “Brengsek!”

“Woah, sepertinya baru kali ini aku mendengarmu mengumpat, Seonbae,” ucap Detektif Han, tak menyangka akan mendengar kalimat seperti itu dari mulut seorang profesor.

“Tutup mulutmu dan lekas bergerak!” Ketus Agam, membuat Detektif Han otomatis menutup rapat mulutnya dan bergegas ke tempat di mana Shin Hye Ra berada.

Akibat sudah lama tak olahraga, plus perbedaan yang jomplang mengenai panjang kaki milik Agam dan juga Detektif Han, membuat Agam tertinggal cukup jauh di belakang. Detektif Han yang larinya jauh lebih cepat dengan langkah lebarnya, tiba di lokasi lebih dulu.

‘Inilah sebabnya, kenapa aku benci bekerja di lapangan …’ Agam mendongkol dalam hati. Paru-parunya nyaris meledak karena kehabisan napas. Dirinya tampak seperti tak ada bedanya dengan orang yang mengidap asma. Keringatnya menetes dan membanjiri pipinya.

“Seonbae …,” panggil Detektif Han.

Agam yang masih fokus untuk mengatur napasnya hanya menjawab dengan berdeham.

“Itu ….” Detektif Han mengarahkan telunjuknya ke arah para petugas polisi yang terlihat sedang mengepung seseorang.

Agam mendecak sebal. “Kenapa mereka tidak menangkap saja orang itu ….”

“Ya Tuhan … tolong! Tolong selamatkan aku …” itu adalah suara rintihan Shin Hye Ra yang meminta tolong.

“Tutup mulutmu!” bentak seseorang yang dari suaranya bisa dikenali bahwa dia adalah seorang pria. Pria itu menggunakan helm, tengah menyandera Shin Hye Ra, dengan pisau di lehernya. Shin Hye Ra yang berada dalam cengkeraman kuat dari pria itu, tak bisa bergerak. Wajahnya nampak sangat pucat, seakan nyaris pingsan. Di sekitaran mereka ada lima atau enam petugas polisi.

Agam yang panik bergegas ingin mendekat ke arah mereka, namun di cegah oleh Detektif Han dan memintanya untuk tetap tenang. Dan saat itu juga Agam bisa melihat Yeon Woo, berdiri di antara polisi dan si penyerang. Dia sepertinya terburu-buru meninggalkan kafe saat tahu terjadi sesuatu dengan Shin Hye Ra. Apron miliknya sampai lupa dilepas.

Tapi bagaimana bisa dia berada di sana?

Jelas sekali terlihat bahwa Yeon Woo juga terkejut dengan situasi yang terjadi. Iaa mengangkat kedua tangannya dengan ragu-ragu.

“Seonbae, aku akan mengambil jalan lain lewat belakang,” ucap Detektif Han dengan suara pelan. “Kau tetap di sini.”

Agam sedikit tersinggung dengan perkataan Detektif Han yang seperti sedang mengejeknya. Agam tahu dan mengakui bahwa dirinya sudah sangat lama tidak menggerakkan otot-otot tubuhnya, karena kebanyakan pekerjaannya sekarang adalah di kantor dengan setumpuk kertas yang menggunung ... menunggu untuk diperiksa. Tapi bukankah itu agak sedikit menjengkelkan?

“Ya, pergilah,” kata Agam, menahan kesal. “Dan hati-hati.”

“Baik,” Detektif Han sempat melemparkan senyuman tengilnya pada Agam, sebelum akhirnya ia berlari sejauh satu blok, menuju sebuah tikungan di ujung gang.

Sementara Agam masih berdiri di belakang petugas polisi, menyaksikan Yeon Woo yang juga tetap di tempatnya dengan tongkat penyangga miliknya, membuatnya nampak kesulitan untuk bergerak ataupun lari.

“Yeon Woo! Mundur! Pergilah dari sana!” teriak Agam.

Yeon Woo yang kaget mendengar suara Agam, sontak berbalik.

“Cepat!”

Mata Yeon Woo melebar, lalu tersenyum dengan sedikit perasaan gugup sambil berkata, “Aku baik-baik saja.”

“Apa maksudmu kau baik-baik saja?!” Agam semakin cemas. Ia bisa melihat bagaimana keringat membasahi wajah dan juga leher Yeon Woo. “Cepat kemari!”

Namun Yeon Woo tidak menggubrisnya. Ia secara perlahan bergerak mendekati pria berhelm itu.

“Mau apa kau, hah? Jangan Mendekat!” Gertak pria itu. “Apa kau ingin melihat wanita ini mati?!”

Pria berhelm itu mendorong ujung pedangnya lebih dekat ke arah tenggorokan Shin Hye Ra dan menekannya. Setetes darah tipis mengalir dari kulit Shin Hye Ra.

Shin Hye Ra meringis perih, “Oh … ya ampun!”

Tapi Yeon Woo tidak juga berhenti. Dia terus bergerak secara perlahan namun pasti, hingga menutup jarak antara mereka.

“Aku bilang berhenti di situ!” Teriak pria berhelm itu, murka.

“Sudah cukup sekarang. Kau tidak punya tempat untuk lari lagi,” kata Yeon Woo, yang kemudian menyeringai sambil melirik ke arah belakang pria itu.

Pria berhelm itu tak menyadari bahwa di belakangnya sudah ada Detektif Han yang berhasil mengelabui dengan menodongkan senjata tepat di kepalanya. Pria itu menoleh untuk melihat, dan ….

Bugh!

Satu pukulan telak mendarat di wajah pria itu hingga terhuyung ke samping, membuat cengkeramannya pada Shin Hye Ra terlepas. Dan satu pukulan lagi ke arah tangan, lalu pisau yang di pegangnya terjatuh ke tanah.

Yeon Woo yang berdiri cukup dekat, buru-buru menyingkirkan pisau tersebut dengan tongkatnya dan melemparnya sejauh mungkin.

Sementara itu, Detektif Han berhasil melumpuhkan pria berhelm itu dengan menjepit bahunya ke tanah dengan lututnya.

“Diam!” Gertak Detektif Han, mengeluarkan borgol dari sakunya. “Kau berhak mendapatkan pengacara. Semua yang kau katakan, akan bisa digunakan untuk melawanmu di persidangan.”

Detektif Han lalu menyerahkan pria berhelm itu ke petugas polisi lainnya untuk di interogasi. Sementara Shin Hye Ra dibawa oleh petugas paramedis untuk diberikan pengobatan. Agam bergegas menghampiri Yeon Woo dan juga Detektif Han.

Situasinya telah kembali kondusif sekarang.

“Harus aku akui, kalian berdua telah bekerja sangat bagus tadi,” puji Agam.

Yeon Woo bernapas lega. “Itu tadi benar-benar menakutkan.”

“Tapi kau tetap mendekatinya?” timpal Agam, kesal. Yeon Woo hanya bisa nyengir.

“Apa kalian berdua sudah saling kenal?” tanya Detektif Han.

“Oh, pasti kau ini yang namanya Detektif Han, ‘kan?” tebak Yeon Woo “Oppa sudah bercerita banyak tentangmu.”

Tawa Detektif Han nyaris meledak saat mendengar kata ‘Oppa’ dari mulut Yeon Woo untuk Agam. Matanya melirik, berniat menggoda Agam, tapi langsung disambut dengan tatapan tajam. Membuatnya spontan membuang muka.

“Kita bisa membicarakan ini nanti,” sela Agam. “Detektif Han, kau sepertinya harus lembur bersamaku.”

Detektif Han mendengus pelan. “Maksudmu kita harus menginterogasi pria itu, ‘kan? Ah, baiklah.”

“Yeon Woo-ya, kau juga pulanglah dan istirahat. Setelah aku selesai dengan pekerjaanku malam ini, kita akan makan malam. Oke?” kata Agam.

Yeon Woo mengangguk. “Baiklah kalau begitu. Nanti kirim pesan saja, Oppa.”

Dan Yeon Woo pun beranjak dari tempatnya meninggalkan Agam dan juga Detektif Han yang masih harus bekerja.

“Kita pergi sekarang?”

Detektif Han yang sebenarnya sudah cukup lelah hari ini, hanya bisa mengangguk lemas dan membiarkan Agam jalan terlebih dulu. “Silahkan, Tuan. Hamba ikut saja.”

Agam tertawa.

***

1
SUCIATI -
bolak balik blm ada update kk
Kirana~
Sedikit koreksi.
Tidak boleh memegang mayat tanpa sarung tangan. Selain dapat merusak barang bukti dengan sidik jari, bisa juga tertular penyakit dari mayat.
haku gaming
reccomended bnget buat yang suka novel detektif dgn jln cerita yang beda!
love it!
haku gaming
kasian agam, kyk kena panik attack gitu gak sih?
Adam zaheer
dududu...lnjut bosq! jgn bkin penasaran sma klnjutan crtanya...
Adam zaheer
menyala professor Agam!
Adam zaheer
aku datang lagi! wah Makin seriously aja nich critanya...
haku gaming
wah jadi mkin gak sabar ma masa lalunya fahmi. cepetan lanjut thor!
haku gaming
jangan2 fahmi ini bkn sodaranya agam
haku gaming
next,next, next!
haku gaming
Rese' juga nih pak polnya./Speechless//Speechless/
Adam zaheer
seorang Agam dilawan 😂😂
Adam zaheer
Agam ma yeon woo pacaran ya?
Adam zaheer
kereen Thor! lanjut!
Adam zaheer
hahaha🤣🤣
Adam zaheer
yayyaya...ggogoo Agam!
Adam zaheer
lanjutkan Thor!
Adam zaheer
wah..kereen. ni authornya pernah jadi dokter forensik app gmn ya?
haku gaming
kali ini agak2 merinding disko bacanya. kereen! next...
haku gaming
ngeriii!! the redroom vibes
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!