Kehidupan Livia sampai sekarang masih kosong dan kesepian. Tidak ada teman satu pun yang tulus dengannya dan ia memutuskan untuk sendirian saja.
Tiba awal masuk semester kedua Livia di SMA malah bertemu dengan sesosok laki-laki dingin dan cuek yang duduk sebangku dengannya bernama Daris. Ia mencoba untuk berteman dengannya tapi tidak mudah untuk banyak berinteraksi dengannya.
Kemudian Livia menyadari bahwa Daris sangat cuek dan menyebalkan baginya setiap hari dan lama kelamaan tidak betah dengannya. Gadis itu juga pernah berpikir untuk cepat berpisah dengannya.
Akankah mereka berpisah? Ataukah perasaan diantara salah satunya yang akan tumbuh?
Apa yang akan terjadi pada bulan November selanjutnya? Mari kita kupas di novel ini. Selamat membaca dan tinggalkan like dan komennya ya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lei., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Uda ada belum ya?
...Sepulang sekolah dan sampai di rumah, Livia masuk ke kamar dan menutup pintu dan meneteskan air mata. Ia langsung berjongkok dan menangis dengan diam saja dan bertanya pada dirinya sendiri mengapa ia tidak sukai oleh orang-orang. Mengapa tatapan mereka seperti itu pada gadis itu bahkan perlakuan mereka juga begitu tega dan terang-terangan....
...Semua pembicaraan saat bersama gadis itu hanyalah hinaan dan ejekan halus. Mereka semua tertawa puas melihat gadis itu....
...Tak lama kemudian setelah ia selesai menangis, ia bangkit berdiri dan melakukan aktivitas sehari-harinya. Sudah cukup untuk terakhir kalinya orang-orang seperti ini. Gadis itu tidak patah semangat karena hal seperti itu, bahkan ia lebih bersemangat untuk membuktikan pada mereka....
...Kemudian ia tetap mengerjakan tugas yang di berikan dengan sebaik-baiknya. Bahkan mengambil waktu ekstra untuk belajar materi. Tidak lupa juga ia melatih fisik dirinya agar dia bukan menjadi perempuan yang lemah. Akan ia buktikan di pelajaran penjas bahwa dirinya lebih unggul daripada perempuan yang lain....
...Tiba waktunya sore menjelang malam, ada 2 notifikasi pesan yang masuk di ponselnya. Ia heran, biasanya hanya ada satu notifikasi yang muncul yaitu Rido dalam sehari-hari. Tapi anehnya jika pesan dari teman sampah maka harusnya lebih banyak notifikasi yang di terima....
...Lalu Livia membuka notifikasi tersebut dan ternyata Daris menanyakan tugas. Livia seketika bingung dan terkejut. Mengapa Daris yang begitu dingin dan cuek bisa-bisanya datang untuk chat Livia dan menanyakan tugas....
...Sekilas Livia merasa senang karena mendapat pesan masuk dari Daris. Tapi senyumnya setelah sekian detik hilang karena dirinya menganggap Daris sama saja karena dirinya ikut dengan geng Miska. Gadis itu tahu bahwa setiap acara kumpul atau bermain bersama pasti laki-laki yang ikut serta adalah Daris dan lainnya sehingga Livia juga tidak jadi senang meski ada chat dari lelaki itu....
...Meski Livia ingat bahwa siang tadi ia menangis dan memutuskan untuk bertolak belakang dengan mereka, tetapi Daris di kecualikan. Daris meski dirinya ada ikut-ikutan dengan orang Miska, tapi gadis itu dapat membedakan perlakuan mereka....
...Lalu ia membagikan jawabannya dengan mengirim foto yang telah di potret oleh Livia. Meski Livia tahu bahwa jawabannya kemungkinan akan di bagikan, tetapi kali ini Daris yang meminta anggap di lupakan saja permusuhan tersebut jika seandainya jawabannya akan menyebar rata di seluruh permukaan kelas....
...Kemudian beberapa menit kemudian langsung di balas oleh lelaki itu mengatakan thank you tetapi Livia hanya membacanya dan tidak membalasnya. Livia pun sudah muak dengan chat yang jika datang notifikasi masuk hanya berisi meminta sesuatu yang penting. Bukan untuk bercerita maupun bercanda tawa....
...Heran juga dengan mereka yang suka meminta dan tidak mau berusaha. Alih-alih hanya mengatakan juara kelas tahu segalanya dan bisa segalanya serta pintar. Lantas tidakkah mereka tahu gadis itu sering kali sakit kepala, demam dan stress? Hanya tahu iri jika sang juara kelas seperti Maha Tahu padahal dirinya juga sama seperti teman kelasnya yang berawal tidak tahu....
...Daris biasanya dapat mencari jawabannya sendiri dan jarang bergaul untuk meminta tugas. Tetapi ia sengaja melakukan ini agar dapat berteman dengan gadis itu. Tanpa gadis itu sadari, lelaki itu hanya bermaksud untuk mendekatkan diri saja dan berpura-pura bertanya tugas di chat. Tapi sayangnya pikiran Livia tidak seperti itu karena laki-laki pada umumnya yang tiba-tiba mengirim pesan pada Livia umumnya hanya memanfaatkan bukan untuk dijadikan teman....
...Siapa sangka pula Daris tidak ada niatan jahat seperti itu tetapi gadis itu saja yang tidak tahu dan menganggap semuanya sama....
...Keesokkan paginya, mulai ada perubahan yang sedikit demi sedikit dari lelaki dingin itu. Gadis itu tidak di klakson lagi dan cara pengendara motor itu pun lewat dengan sopan. Tidak ada lagi melaju kencang melewati dirinya disertai suara mesin yang memekakkan telinga. Ketika lelaki itu melewati gadis itu maka ia akan mengendara lebih lambat untuk melewatinya dan melaju kencang lagi setelah jaraknya sudah agak jauh dari gadis itu....
...Lalu gadis itu tiba di warung dan melihat sosok Daris yang sudah memesan terlebih awal dahulu dan seperti biasa gadis itu akan datang di tempat makanan di hidangkan untuk memesan dan sambil melihat-lihat....
...Anehnya lagi, ternyata Daris sudah memesan makanan gadis itu seperti biasa dengan lauk pauk yang sama di meja yang selalu gadis itu duduki. Gadis itu pun heran dan melihat lelaki itu dengan penuh tanda tanya. Tapi kata lelaki itu bahwa ia iseng saja memesan agar gadis itu lebih cepat untuk sarapan sebelum sakit maag menyerang. Livia terharu sekalian juga berterima kasih pada dirinya dan saat Livia masih mau bertanya sesuatu padanya ternyata lelaki itu sudah melewati dirinya dan akan pergi sambil melambaikan tangan....
...Pembicaraan gadis itu pun terputus kemudian ia makan seperti biasa sambil berpikir sifat aneh si gunung es itu. Seribu pertanyaan muncul di benaknya tetapi tidak ada jawaban sekali pun yang terlintas di otaknya. Malah Livia membuat teorinya sendiri bahwa karena kemarin lelaki itu meminta tugas dan ini hanyalah sekadar ucapan terima kasih dari niat baiknya....
...Padahal jawaban asli dari Daris sepertinya tidak begitu. Kemudian benar saja, ternyata makan lebih awal dan santai sejenak di warung tersebut membuat perut terasa lebih enak dan ringan ketika berjalan di sekolah. Livia yang menyadari hal tersebut tiba-tiba senang dan menambah kesan suka pada Daris yang begitu cuek dan dingin tetapi sangat perhatian dengan hal kecil Livia....
...Sambil berjalan dengan banyak imajinasi, perempuan itu tersadarkan lagi dengan kejadian kemarin yang dapat di katakan bully secara non fisik. Lalu gadis itu juga berpikir kembali agar ia tidak mudah untuk menaruh perasaan pada seseorang hanya karena perlakuan kecil. Tapi tetap saja pertanyaan sekilas muncul di benak Livia seputar hubungan Daris....
“Daris sudah punya cewek belum ya? Tinggi ganteng sama pesonanya begitu kemungkinan ada pasti,” pikir Livia.
...Tetapi dari lubuk hati terdalam, gadis itu juga tidak mau mendengar kenyataan jika seandainya ia sudah punya pacar. Livia juga tidak berharap untuk berpacaran dengan dirinya karena lubuk hatinya juga mengatakan tidak mau....
...Lalu gadis itu jalan melamun sampai sudah tiba di pintu kelas dan ternyata kebetulan lelaki itu baru saja keluar dan gadis itu baru mau memasuki kelas. Gadis itu melihat mulut Daris yang masih mengunyah dengan tangannya memegang bungkusan nasi yang sudah habis....
semangat nulis nya kk/Smile/ bunga untuk mu
iklan untuk mu
semangat kakak ada iklan untuk mu/Smile/