NovelToon NovelToon
Sakit, Dituduh Selingkuh

Sakit, Dituduh Selingkuh

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Nikahmuda
Popularitas:14.9k
Nilai: 5
Nama Author: Ludia Tola

Pertemuan dianggap sebagai takdir dalam menjalani kehidupan berumah tangga, namun rasa sakit hati yang ditorehkan setiap saat karena dituduh selingkuh secara perlahan mengubah rasa cinta membeku. Kesabaran ada batasnya. Sampai di manakah batas kesabaran yang miliki oleh tokoh yang berperan sebagai istri (Naya)?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ludia Tola, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pura-Pura Tidak Kenal

Dodi melepaskan ponakannya dari gendongan lalu menyambut sang kakak yang selalu memanjakannya. Setiap kali datang ke rumah pasti ada ole-ole untuknya.

"Kak Tantri, kok, baru datang? Dari kemarin ditungguin,"

"Iya, kemarin kakak malas bangat keluar rumah soalnya cuaca panas bangat,"

"Makanya suruh itu suamimu beli mobil biar kalau ke mana-mana nggak kepanasan, nggak kehujanan,"

Robin ingin menghilang tapi tidak ada lagi kesempatan karena Tantri sudah berdiri di ambang pintu.

"Kenalin, ini teman Dodi, Kak," Ucap Dodi memperkenalkan Robin kepada Tantri.

Deg!

Tantri sangat gugup tapi ia berusaha menguasai keadaan lalu bersalaman dengan Robin.

Keduanya pun menyebutkan nama masing-masing, seolah-olah baru berkenalan di hadapan Dodi yang tidak tahu jika Robin dan kakaknya itu tetanggaan.

Setelah bersalaman Tantri buru-buru masuk ke dapur dan langsung meneguk segelas air putih untuk menenangkan hatinya yang sedang kacau.

Sementara itu Robin juga langsung pamit kepada Dodi dengan alasan mau pulang untuk mandi biar mabuknya hilang.

Bersamaan dengan itu temannya keluar dari kamar. Keduanya pun pulang berboncengan karena kebetulan alamat rumahnya searah.

Tantri kembali dari dapur setelah tahu bahwa Robin sudah pergi. Tadi ia sengaja datang ke rumah orang tuanya dan berencana menginap untuk beberapa hari karena takut jika Ibu Noni menerornya.

"Teman kamu udah pulang?"

"Iya, mereka pamit karena belum mandi. Semalam mabuk berat, jadinya bermalam di rumah karena udah nggak kuat pulang ke rumahnya,"

"Mabuk?"

"Yah... namanya juga anak muda, tapi kalau si Robin itu sebenarnya nggak muda lagi soalnya dia udah punya istri dan katanya saat ini lagi ada masalah keluarga, makanya dia gabung sama kita-kita yang masih berondong,"

Tantri teringat dengan kejadian kemarin di toko Robin dan ia sudah bisa menerka bahwa hal itulah yang dimaksud oleh adiknya bahwa si Robin sedang dalam masalah.

"Kenapa Kakak sepertinya kurang bersemangat?" tanya Dodi dengan heran melihat perubahan pada kakaknya. Biasanya kalau datang ke rumah ia selalu ceria.

"Nggak kok, ehh, ayo kita ke dalam! Tadi Kakak bawa kue kesukaanmu, masih hangat loh," ajak Tantri segera untuk mengalihkan perhatian adiknya.

Tantri khawatir jika Dodi tahu bahwa ia hampir saja melakukan perselingkuhan dengan Robin karena adiknya itu sangat bersahabat dengan Mas Jaka bahkan dulu ia kenal dengan suaminya itu karena sering datang ke rumah bersama Dodi.

Membahas soal makanan maka Dodi akan maju di depan. Ia bergegas menuju ke dapur dan di sana sudah duduk berhadapan ayah dan ibu juga Cantika. Mereka sedang menikmati kue yang dibawa oleh Tantri.

"Kapan suamimu pulang?" tanya Dodi sambil mengunyah kue dengan lahap.

"Entahlah, dia selalu mengulur-ulur waktu, nggak tahu kalau saya dan putrinya udah nggak sabar menunggu,"

"Yah, namanya juga lagi cari uang, lagian kirimannya selalu lancar. Udahlah, nikmati aja Lagian kalau si Jaka pulang ke sini, dia mau kerja apa?" Ucap Pak Kahar.

"Benar kata bapakmu, Jaka nggak punya keahlian lain," sambung Ibu Yanti.

"Di sini juga banyak kerjaan Pa, Ma. Biar sedikit penghasilan asalkan bisa kumpul dengan keluarga," Tantri membela diri.

Ia sudah tidak bisa bersabar lagi hidup berdua saja dengan anaknya apalagi akhir-akhir ini dosa selalu mengintai hidupnya bahkan sudah terlanjur mengkhianati suaminya.

"Pokoknya kalau bulan depan Mas Jaka nggak pulang, maka saya akan minta cerai aja!"

Mereka saling berpandangan satu dengan yang lain mendengar ucapan Tantri yang sepertinya tidak main-main.

Ibu Yanti tampak syok karena selama ini ia juga selalu dapat jatah uang dari Jaka setiap bulannya sehingga keluarganya bisa santai dan makan enak setiap hari. Bagaimana jadinya jika Tantri benar-benar nekat menceraikan suaminya?

"Nggak baik loh, Nak, bicara seperti itu! Coba kamu belajar sama Elis, tetangga sebelah, suaminya juga pergi merantau bahkan katanya sudah lima tahun ini tidak pernah pulang tapi kiriman uangnya sangat lancar sehingga rumahnya sudah jadi dan sekarang dia juga sudah buka usaha sendiri di rumahnya." Ibu Yanti mencoba membujuk anaknya.

"Setiap orang itu beda-beda Bu, pokoknya keputusanku sudah bulat," ujar Tantri dengan ketus.

Masih banyak petuah-petuah yang disuguhkan oleh kedua orang tuanya membuat Tantri merasa kesal karena menurutnya tidak ada orang yang mau mengerti perasaannya.

Tantri tahu mengapa kedua orang tuanya bersikukuh dan melarang dirinya untuk berpisah dari Jaka dan hal ini juga sering dikeluhkan oleh suaminya.

Jaka ingin agar Tantri bisa buat usaha kecil-kecilan tapi uangnya selalu terbagi sehingga modal tidak pernah terkumpul walau sudah bekerja di rantau orang selama sekian tahun.

Tantri sudah berpesan agar Jaka nggak usah mengirim lagi uang kepada ibunya tetapi Jaka merasa terbebani, bahkan orang tua kandungnya sendiri sangat jarang ia kirimi uang.

Akhirnya mereka tidak jadi menginap di rumah orang tuanya. Tantri segera mengajak Cantika untuk pulang ke rumahnya.

Di pertengahan jalan ia singgah untuk membeli jajanan yang banyak terpajang. Aneka takjil berjajar dengan rapi dan sangat menggoda.

"Eh, ada Tantri, mau beli apa?" tanya Adam yang tiba-tiba muncul dari belakang.

"Kak Adam, kok, ada di sini juga?" Tantri balik bertanya.

"Jodoh memang tidak ke mana tapi selalu dipertemukan di mana saja," Adam mencolek pipi Cantika sambil terkekeh.

"Om Ganteng mau ke rumah lagi?" tanya Cantika membuat Tantri dan Adam saling tatap.

"Ayolah, Om Ganteng, biar Mama dipijat lagi tapi Cantika nggak mau di luar lagi!"

"Memangnya kenapa kalau Cantika di luar?" bisik Adam karena takut kedengaran sama orang banyak yang juga datang belanja takjil di tempat tersebut.

"Cantika takut Om, apalagi kalau dengar suara Mama yang aneh, gitu," sahut Cantika dengan serius.

"Ohhhh," Adam menautkan alisnya mendengar kata ucapan anak kecil yang ada di hadapannya.

Tantri segera memilih beberapa jenis kue basah dan juga gorengan lalu Adam membayar semuanya. Katanya, kali ini dialah yang traktir, mumpung lagi banyak duit karena tadi banyak orang yang datang ke tokonya untuk membeli.

Apalagi dalam hati sudah ada lagi maksud yang lain sehingga mengeluarkan uang yang tak seberapa itu baginya tidak masalah karena sebentar lagi bayarannya akan jauh lebih memuaskan.

Motor milik Adam sengaja berlaju agak lambat dan jauh di belakang Tantri untuk menghindari kecurigaan orang-orang yang berlalu-lalang.

Mungkin sekitar sepuluh menit Tantri tiba di rumah, motor Adam baru terdengar masuk ke halaman rumah.

Tampak matanya awas melirik ke sana ke mari kalau-kalau ada orang yang memperhatikan dirinya masuk ke dalam rumah Tantri. Setelah dirasa cukup aman maka ia pun segera menyelinap di pintu yang sengaja tidak dikunci oleh Tantri.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!