Jika aku bisa aku bisa memilih aku lebih baik hidup sederhana bersama suami dan kedua anakku.Setelah usaha yang kami jalani begitu sukses ternyata rumah tanggaku malah di uji dengan berbagai masalah bahkan aku tidak pernah menyangka suami yang begitu mencintaiku selama ini tega ingin menyingkirkan ku demi selingkuhannya.
Ikuti kisah cerita ini jangan lupa dukung dan subscribe dan tinggalkan jejak makasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agustina Pandiangan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18 ~ Bukan urusan mu ~
Naura kesal mendengar kata-kata pria itu,tidak seharusnya pria itu menanyakan hal yang begitu sensitif untuknya.
"Itu bukan urusanmu,sekarang kamu kerjakan apa yang aku suruh,jika nanti sudah berhasil aku akan mengirim sisa gaji mu,ini hannya separuh saja." Ucap Naura sambil meletakkan amplop coklat di depan pria itu.
Pria itu tersenyum kecil,dia yang sudah biasa mendapat tugas seperti itu hannya bisa tersenyum saat melihat reaksi dari Naura.
"Santai Bu...Mendapat tugas seperti ini sudah biasa bagiku,tapi baru kali ini aku berhadapan dengan klien sederhana seperti ibu." Ucap pria itu dengan senyuman yang begitu menjengkelkan bagi Naura.
"Sudahlah selamat bekerja." Naura segera berlalu dari hadapan pria itu,karena dia merasa tidak nyaman duduk berhadapan dengan pria lain.
Naura segera pergi ke pabrik dan memulai aktifitasnya,rasanya dia malas untuk melakukan setiap aktifitasnya karena sikap suaminya yang tidak adil terhadapnya yang hannya memikirkan dirinya dan juga keluarganya.
" Aahh..Apa gunanya aku melakukan semua ini,toh suamiku sama sekali tidak adil untukku." Ucapnya dalam hati dia beranjak dari tempat kerjanya menuju sopa yang ada di ruangan itu.Naura mulai merebahkan diri di atas sopa sambil bermain ponsel tiba-tiba dia teringat dengan kata-kata mertuanya tadi pagi yang mengatakan dirinya yang tidak bisa mengurus diri sendiri.
"Memang aku yang terlalu bodoh...Aku bekerja setengah mampus dah kunci usaha ini ada di tanganku,tetapi keuangan sangat terbatas untukku,hmm bagaimana caranya agar aku juga bisa menikmati hasil dari semua ini." Ucapnya mulai berfikir dan menyadari kebodohannya.
Naura bercermin di depan kaca yang ada di ruangannya,selama ini dia jarang sekali perawatan wajah bahkan dia jarang sekali membeli baju dia hannya memakai baju-baju lama miliknya.Dia memandangi tubuhnya yang memang lumayan gemuk,di tambah rambutnya yang pendek bergelombang,kulit wajahnya yang dipenuhi bekas jerawat dan juga sudah mulai ada garis-garis halus jangankan pria dia saja tidak tertarik sedikit pun dengan dirinya.
"Pantas saja mertuaku selalu merendahkan diriku." Ucapnya setelah memandangi tubuhnya yang tidak menarik sama sekali. lalu Naura kembali ke sopa dan mulai memikirkan cara untuk mendapatkan uang lebih dari perusahaanya.
Sementara itu Melisa dan Vito masih saja tiduran di dalam kamar,Vito sudah malas ke kantor karena rayuan Melisa.Mereka tidak segan lagi melakukan hal rendahan di dalam rumah di saat Naura tidak berada di rumah.
Marni baru saja pulang dari pasar,dan tiba saatnya untuk membersihkan rumah yang lumayan berantakan hari itu.
" Sepertinya tuan masih di dalam kamarnya." Ucapnya dalam hati dia melewati kamar majikannya dan saat itu dia mendengar suara tertawa lembut dari dalam kamar Marni mencoba untuk mengintip karena merasa curiga dengan suara itu.
Marni menutup mulutnya dengan tangannya,matanya terbelalak saat melihat Melisa menindih tubuh Vito tanpa busana dan keduanya sedang berzinah di dalam kamar itu.
Di saat Marni belum kehilangan rasa kaget seseorang menarik tangannya dengan kasar lalu membawanya ke ruang tamu dan memaksanya duduk di lantai.
"Plak...Berani sekali kamu menguping dan mengintip majikan mu,sudah bosan kamu kerja!!" Tiba-tiba Sarah menampar wajah Marni dengan kasar hingga wajah Marni memerah bekas tamparannya.
" A_aku minta maaf nyonya!! aku tidak sengaja melihat bapak dan wanita itu tadi sekali lagi aku minta maaf!" Ucap Marni dengan tubuh gemetaran.Wajar saja dia gemetaran di umurnya yang sudah mulai tua harus menerima tamparan dan makian dari orang kaya baru yang bersikap sok berkuasa.
" Awas saja kalau kamu berani buka mulut kepada Naura aku tidak segan-segan untuk membuatmu menyesal...Sekarang kamu kembali bekerja karena kamu disini digaji untuk kerja bukan untuk menguping dan mengintip." Ucap Sarah lalu mendorong tubuh Marni hingga dia nyaris terjatuh.
Marni segera berlari kecil menuju kamar mandi,dia tidak bisa menahan air matanya karena di umurnya yang sudah mulai tua harus mendapat pukulan rasanya dia sangat sakit hati dan memaki Sarah dalam hatinya.
" Dasar orang kaya baru,padahal bukan kamu yang kaya,orang tua macam apa kamu...Membiarkan anak dan wanita lain berzinah di rumah sendiri dasar orang tua tidak punya etika." Makinya lalu menyeka air mata nya yang tadi sempat jatuh.
Setelah merasa lebih tenang Marni keluar dari kamar mandi dan mau tidak mau dia harus melewati kamar itu kembali dan saat itu dia mendengar ******* yang lebih nyata dari kamar itu.
"Menjijikan." Ucapnya lalu segera menjauh dari tempat itu dan mengerjakan ruangan yang lain.Sementara itu Vito mulai mengenakan pakaiannya setelah beberapa kali bergulat dengan Melisa hari ini dia benar-benar puas karena Melisa melayaninya dengan sangat lihai bahkan membuatnya hampir menyerah.
"Sayang..!!"
"Hmm.."
" Sebenarnya apa yang kamu pertahankan dari wanita seperti Naura,bahkan seperti yang kamu bilang kamu sudah lama tidak menyentuhnya?" Tanya Melisa penasaran.Vito menghela napas panjang sebenarnya dia malas menjawab pertanyaan dari Melisa tapi dia juga bosan kalau tiap hari wanita itu memaksanya untuk menikahinya dan menceraikan Naura.
"Kamu ingin tau?"
"Jelas dong aku ingin tau,aku sudah bosan harus menunggu kepastian darimu!!" Jawab Melisa mantap.
"Sebenarnya wanita itu yang tau cara meracik dari krim yang di keluarkan perusahaan kami,dia tidak mau membagi rahasianya karena mungkin dia sudah feeling kalau aku akan meninggalkan dirinya kalau aku tau rahasianya,dan kamu tau kalau kami cerai itu artinya aku akan bangkrut." Jawab Vito sambil menghela napas panjang.
Melisa tampak kaget untuk sesaat,dia tidak menyangka kalau wanita buluk itu sangat berperan penting dalam usaha kekasihnya dan itu membuatnya semakin tidak semangat.
" Terus...Itu artinya kamu tidak akan bercerai darinya dan aku selamanya menjadi simpanan mu mas? aku tidak bisa terima ini!!" Melisa beranjak dari tempatnya ingin pergi meninggalkan Vito karena begitu kecewa.
" Tunggu sayang,aku juga sedang berusaha untuk mencari cara agar wanita itu mau memberitahu rahasianya...Kamu jangan emosi dulu." Vito menahan Melisa lalu memeluknya dengan erat dan hal itu membuat Melisa semakin besar kepala karena merasa Vito sangat mencintainya.
"Benaran sayang,jadi kamu pasti akan menikahi aku,kamu tidak akan membiarkan aku menunggu terus,kalau begitu mulai hari ini aku tinggal di rumah ini bersama mu, aku tidak mau selalu kesepian di rumah apalagi kalau malam aku selalu ketakutan." Ucap Melisa memohon membuat Vito tidak berdaya melihat ekspresi wajah Melisa.
"Aku tidak keberatan sayang,asal kamu pandai menjaga dan tahan akan sindiran dari wanita tua itu." Jawab Vito dan saat itu Melisa langsung memeluk pinggang pria itu dengan erat karena begitu bangga mendapatkan hati Vito seutuhnya.
🌺🌺🌺 bersambung 🌺🌺🌺
udah tau suaminya pake uang gak jelas juga bukan di ambil tabungan nya atau di umpetin msh jaa di biarin..
masak gak peka suami selingkuh 😡