Naina Nurannisa seorang wanita cantik dan pekerja keras
Naina berasal dari keluarga sederhana,dia dinikahi oleh seorang Pria tampan dan mapan dari keluarga berada benama Al-Bara Adhitama Rahardian di Rahardian group
Naina dan Al-Bara saat Naina baru berusia 19 Tahun dan Bara berusia 22 tahun saat Naina bekerja sebagai seorang office girl atau cleaning service di perusahaan Papi Bara
awalnya mami Bara tidak setuju karena Naina tidak sederajat dengan mereka namun Bara tetap pada pendiriannya mau menikahi Naina karena sudah benar-benar jatuh cinta pada gadis cantik nan polos itu
awal pernikahan mereka Naina sangat bahagia karena Bara memperlakukannya sangat manis ditambah saat Naina melahirkan putra pertamanya
Azka Adithama Rahardian mereka terlihat sangat menyayangi Azka
Tuan Abraham Papi Bara sangat menyayangi cucu pertamanya itu namun berbeda dengan Nyonya Dianra Mami Bara tidak begitu antusias dengan cucunya dan masih tidak menyukai Naina
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ummy phuji, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18 bertemu mantan Ibu mertua
Pagi menjelang
setelah anak-anakku semua berangkat sekolah hari ini saya berencana akan belanja untuk bahan jualan esok pagi kebetulan Kiki lagi cuti dan ingin menemaniku berbelanja di pasar tradisional karena disana harga bahan-bahan lebih murah juga masih segar
"assalamualaikum,mbak nai apa sudah siap?!" panggil kiki dari luar rumah
"waalaikumsalam,masuk aja dulu ki ini mbak lagi siap-siap "jawab dan tidak keluar dari dalam kamar karena kamarku dekat dengan ruang tamu jadi suaraku masih terdengar
tak berselang beberapa menit saya keluar dari dalam kamar
"ayo ki mbak sudah siap,maaf ya lama nunggunya "ucapku merasa tidak enak hati
"nggak apa-apa mbak, ayo nanyi kita kesiangan "ajak kiki,saya pun mengikuti langkah kiki
"ayo"jawabku
sesampainya diluar rumah saya heran karena ada mobil pick up terparkir
kiki naik keatas mobil pick up tersebut
"ayo mbak,maaf ya saya pinjam mobilnya pakde wanto soalnya mobilku lagi dibengkel mbak " jawab kiki seperti tau pertanyaan yang ada dikepalaku
pantas saja mobilnya kemarin Sore tidak terparkir di Bagasi rumahnya
"nggak apa-apa ki,maaf ya sudah ngerepotin "ucapku
"its oke Mbak "jawabnya dengan tersenyum manis padaku
setelah menempuh perjalanan selama beberapa menit kini kami sampai di parkiran dipasar tradisional tempatku biasa belanja
saya pun mulai berbelanja kebutuhan jualan kiki sangat mengantuku
setelah kami selesai berbelanja dan membara belanjaan kemobil yang tak jauh dari kami
kini giliranku menemani Kiki untuk keperluannya, setelah selesai saya meminta kiki menemani ke toko elektronik saya mau beli rice cooker dan juga kompor
semua yang ku butuhkan sudah ada semua
Alhamdulillah Selama ini uang yang diberikan Adik iparku lebih tepatnya mantan adik iparku tak pernah kugunakan dan baru sekarang terpakai untuk modal awal jualan sedangkan uang dari mantan papi mertua kesimpan untuk jaga-jaga bilamana ada keperluan mendesak dan saat ini saya juga sedang hamil
"masih ada yang mau di beli mbak?" tanya kiki
"nggak ada lagi ki, sudah terbeli semua "jawabku
"ya sudah kalau begitu ayo kita pulang" ucap kiki dan berjalan duluan keluar dari dalam toko elektronik
saat saya keluar dari dalam toko Tanpa sengaja saya menabrak seseorang karena tergesa-gesa
"tidak punya mata ya"ucap ibu itu membentakku,saya sangat hafal suara itu karena selama 15 tahun saya mendengarnya
kudongakkan kepala memastikan apa benar dia ibu dari mantan suamiku
deeg
mata kami bertemu dan Ada rasa sakit yang menjalar dihati seketika itu,saat mengingat betapa kejamnya dan teganya dia mengusirku dan cucu-cucu kandungnya
"eh.. memang kalau saya bertemu dengan kamu saya selalu ketiban sial"ucapannya Sangat pedas seperti biasanya
saya menjadi tontonan orang banyak karena suara mantan ibu mertua sangat besar
"maaf bu Naina tidak sengaja "ucapku menahan agar air mataku tidak tumpah
"memang dasar kamu pembawa sial"ucap ibu mas bara lagi
"pergi kamu dari hadapanku,saya muak melihat wajah miskinmu itu"ucapnya lantang,saya hanya mengusap dada dan belalu dari hadapannya
saat akan menuju parkiran ternyata kiki menyusulku mungkin karena saya terlalu lama dalam toko
"mbak Nai kenapa ? siapa perempuan tua itu?"tanya kiki
"ayo ki nanti mbak ceritakan dimobil soalnya mbak merasa tidak enak menjadi pusat perhatian orang-orang yang ada disani"ucap ku dan kiki menurutiku tanpa ada pertanyaan lagi
"memangnya perempuan tadi itu siapa mbak!?" tanya kiki saat kami sudah ada didalam mobil dan kiki melakukannya dengan kecepatan sedang
"mantan ibu mertuaku ki"jawabku
"oh pantas saja mukanya sudah tua tapi jutek "ucap kiki
"sudah ah ki, jangan dibahas lagi
oh iya ki kamu jangan bilang-bilang ya kalau saya bertemu mantan Ibu mertua soalnya takut anak-anak dengar dan mereka ikutan sedih"ucapku dengan suara parau karena menangis
"iya mbak,mbak Nai tidak usah khawatir saya tidak akan bilang sama aiapa- siapa"jawab kiki
"terima kasih banyak ya ki, karena kamu sudah mbak repotin "ucap ku
"iya mbak,mbak ini loh sudah seharian ini ucapkan terimakasih melulu!!"ujar kiki
"mbak akan terus ucapkan terima kasih karena kamu dan keluargamu sudah sangat baik padaku dan anak-anakku " ucapku
"kita sekarang keluarga mbak kalau bukan kita yang saling bantu siapa lagi mbak apalagi kita ini tetangga paling dekat,saya juga merasa senang mbak Nai tinggal dirumah bude yanti karena ada yang bantu saya liat bapak sama ibu
saya jarang ada dirumah karena kerja"ucap kiki
"iya ki Bude yana dan pakde Rojak sudah saya anggap orang tua saya sendiri"jawabku
"saya juga ucapkan terima kasih mbak, selama ibu sering mengeluh bosan dirumah karena kesepian tapi semenjak anak-anak mbak Nai ada ibu dan bapak terlihat bahagia "ucapnya lagi
tak terasa kami sudah sampai dirumah karena sepanjang jalan kami asyik ngobrol
"Alhamdulillah kalian sudah pulang!"bude yana menyambut kami dengan wajah sumringah
"iya Bude"jawabku mencium punggung tangannya yang sudah mulai keriput
"kamu beli apa aja Nai"tanya bude yana penasaran lalu membuka terpal yang menutup semua belanjaanku agar tidak terkena langsung matahari atau hujan
"loh kok kamu beli banyak rice cooker Nai!?"tanya bude Yana karena saya memeng membeli lima rice cooker untuk saya pakai untuk menyimpan bubur yang sudah matang biar hangat terus juga satu saya akan simpan dirumah biar saya nggak repot lagi menanak nasi pakai dangdanan
"iya bude rencananya saya mau pakai buat nyimpan buburnya biar hangat terus
juga untuk saya pakai sendiri dirumah biar nggak repot lagi "ucap ku dan bude yana hanya mengangguk saja
bude yana, Kiki dan anak-anak membantuku memindahkan semuanya kedalam rumah
"terima kasih banyak Bude,kiki"ucapku saat semua sudah belanjaanku sudah ada didalam rumah
"oh iya Nai,tadi pakdemu bilang dia sudah pesan meja panjang dan bangkunya kemungkinan akan datang sebentar sore"ucap Bude yana
"Alhamdulillah, berarti besok sudah bisa mulai jualan kalau begitu bude" jawabku
"mbak Naina nggak mau buat spanduk, untuk dipasang di depan toko nanti biar orang yang lewat bisa liat " ucap kiki memberikan ide
"benar juga itu ki,tapi mbak nggak tau buat spanduknya dimana!!"jawabku
"gampang iti mbak, nanti saya yang akan pesankan kebetulan saya ada kenalan yang kerja dipercetakan"ucap kiki semangat
"iya ki,mbak minta tolong ya nanti kamu tanya berapa harga cetak spanduknya " jawabku
"beres mbak,mbak saya pulang dulu ya mau bersih-bersih soalnya saya mau jemput mobil dibengkel sekalian kepercetakan tapi namanya apa kak trus, apa saja yang akan ditulis di spanduk itu
hampir lupa saya" Ucap kiki menepuk jidatnya sendiri
"eh iya betul, tunggu saya ambil kertas dulu"jawabku
"iya mbak"kata kiki dan kembali duduk ditempatnya tadi
"eh Nai,bude pulang dulu ya takut nanti pakde pulang dan nyariin "pamit bude
"ciye....ciye....bilang aja bu lagi kangen sama bapak"ucap kiki menggoda ibunya
"kamu ini ada-ada aja,saya pulang ya Nai"sahut bude menimpali candaan anaknya dan keluar dari rumah,kiki masih saja terus menggoda ibunya dan tertawa terbahak-bahak melihat wajah Bude yana yang cemberut
"kamu ini jahil juga ya,saya ambil kertas dulu"ucapku pada kiki lalu berdiri dari dudukku dan masuk kekamar anak-anak untuk meminta kertas dan pena