NovelToon NovelToon
HarBy Kelabu

HarBy Kelabu

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Genius / Anak Yatim Piatu / Murid Genius / MLBB / Kegiatan Olahraga Serba Bisa / Persahabatan
Popularitas:773
Nilai: 5
Nama Author: Amil Ma'nawi

"Payungmu hilang, langit pun menghujanimu dengan deras, serta angin yang berhembus juga kencang, yang membuat dirimu basah dan kedinginan"

"Ternyata tidak berhenti sampai disitu saja, hujan yang deras serta angin yang berhembus kencang ikut menenggelamkan dirimu dalam banjir yang menerjang"

"Sampai pada akhirnya kamu menghilang dan yang aku temukan hanyalah luka yang mendalam"

~Erika Aura Yoana

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amil Ma'nawi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Zuki

Sore ini, Erika ingin mampir ke rumah Haura. Karena hari ini ia sama sekali belum bertemu dengannya. Saat masuk, tidak lupa Erika mengucapkan salam terlebih dahulu. Yang mana langsung di sambut hangat oleh oma.

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsalam, ehh ada Erika. Mau ketemu Haura?" Sebelum menjawab pertanyaan oma, Erika mencium tangannya terlebih dahulu.

"Iya oma, Hauranya ada?"

"Ada, cuma dia lagi gak enak badan. Kamu samperin aja ke kamarnya." Erika terdiam sejenak, ia merasa aneh mendengar Haura tidak enak badan. Karena selama ini, Erika baru mendengar Haura tidak enak badan.

Erika pun pergi menemui Haura di kamarnya, saat masuk ia melihat seluruh tubuh Haura yang terbalut dengan selimut. Erika menutup pintu dengan hati-hati, namun tetap saja Haura terbangun saat mendengar ada suara seseorang yang sedang menutup pintu kamarnya.

Haura melihat dari balik selimutnya, siapa yang baru saja masuk kedalam kamarnya. Seketika itu ia panik, saat melihat Erika berjalan mendekatinya. "Erika, kok ada disini?" Haura membuka selimut yang menutupi wajahnya. Dan dengan suara khas orang bangun tidur, Haura bertanya kepadanya.

"Iya, barusan habis beli beras, terus mampir dulu deh kesini" Erika pun duduk di samping Haura.

"Kamu sakit apa Hau? Kayaknya baru kali ini deh aku lihat kamu sakit" Haura berusaha untuk bangkit, namun Erika mencegahnya agar Haura tetap berbaring.

"Cuma kecapean dikit, besok juga sembuh lagi kok"

"Iya dong, kamu harus sembuh, aku tu gak mau sekolah sendiri, apa lagi bentar lagi ujian. Kamu sesak nafas Hau? Kok nafasnya gak beraturan gitu" Erika bertanya saat melihat Haura yang bernafas dengan susah payah.

"Enggak biasa aja kok" Lalu mata Erika tertuju pada obat-obatan yang ada di atas meja dekat tempat tidur Haura.

"Wih, obatnya banyak banget" Saat Erika akan mengambil salah satunya, dengan cepat Haura mengambil semua obatnya. "Ini cuma obat pusing, batuk pilek, terus obat lambung juga" Haura berusaha terlihat tenang agar Erika tidak mencurigainya.

"Oh gitu, pantes banyak banget. Eh udah sore banget ni, aku pulang dulu ya Hau, takut mama nungguin, dah cepet sembuh ya, jangan lama-lama sakitnya" Haura mengangguk dan Erika pun pergi dari dalam kamarnya. Setelah kepergian Erika, Haura pun bernafas lega, karena jika tadi Erika mengambil satu obatnya, habislah sudah rahasianya, karena di obat tersebut tertera akan penyakit Haura yang ia derita.

BEBERAPA HARI KEMUDIAN

Haura baru saja menyelesaikan pertandingan dengan Recoil tim, yang mana ia berhasil membawa Recoil menang telak dua nol tanpa balas. Semua anggota Recoil sangat kagum pada Haura, karena setelah timnya terpuruk di dasar klasemen, kini pelan-pelan kembali naik berkat Haura.

Setelah melakukan sedikit wawancara, Haura berjalan keluar di ikuti oleh Zuki di belakangnya. "Ruby, mau kemana?" Tanya Zuki. "Aku mau shalat, udah adzan" Zuki terdiam seketika setelah Ruby meninggalkannya. Shalat? Kapan ya gw terakhir shalat? Zuki pun kembali berlari menyusul Ruby.

"Ruby, gw ikut boleh dong?" Ruby hanya mengangguk dan berjalan berdampingan dengan Zuki. Saat Ruby sedang shalat, Zuki menunggunya di luar masjid, karena ia tidak ingin melanggar peraturan dari coachnya yaitu, siapapun anggota Recoil tidak boleh ada yang melihat wajah Haura. Karena itu adalah kesepakatan yang membuat Ruby ingin bermain di Recoil.

"By, gw juga mau shalat. Tapi, gw lupa bacaan wudhu nya" Tanpa basa-basi, Ruby menarik tangan Zuki dengan lembut menuju kamar mandi. Dengan pelan-pelan, Ruby menuntun bacaan wudhu pada Zuki. "Tapi bacaan shalatnya hafal kan?"

"Tau, tapi lupa lupa ingat. Coba deh lo dengerin dulu" Dengan sabar Ruby mendengarkan apa yang Zuki baca sebelum ia melaksanakan shalatnya. Dari mulai niat shalat duhur sampai do'a tasyahud akhir. Dan sesekali Ruby memperbaiki bacaannya yang salah.

Setelah selesai shalat, Zuki kembali memakai sepatunya di temani oleh Ruby. "Apa gw masih bisa masuk surga, by?"

"Kenapa tanya seperti itu?"

"Ya soalnya gw jarang banget shalat, bahkan gw gak ingat kapan gw terakhir shalat. Lo denger sendiri kan, tadi bacaan shalat gw gimana, apa lagi bacaan wudhu lupa semua gw" Zuki berbicara panjang lebar, ia menceritakan apa yang belum pernah ia ceritakan pada orang lain selain Ruby.

"Bisa, asal shalatnya di perbaiki lagi, jangan sampai bolong-bolong. Pintu taubat masih di buka kok" Zuki senang, karena ada seseorang yang mungkin bisa merubah hidupnya.

"Bantu gw ya Ruby?"

"Insyaallah"

Saat mereka sedang asyik mengobrol, ada seseorang yang menghampirinya. "Ngapain pada disini?" Keduanya melihat ke arah Juy yang baru saja tiba. Maksudnya dia adalah Grey Sabita, namun di dunia game ia di kenal sebagai Juy.

"Habis shalat lah, ngapain lagi kalo di masjid" Juy pun tertawa kecil mendengar jawaban dari Zuki. "Tumben banget lu shalat, biasanya juga lu labrak semua" Ucap Juy yang langsung mendapat tatapan tidak suka dari Zuki.

"Ehh,,, lu juga kapan terakhir pergi ke gereja hah?"

"Bisa aja lu balikin fakta" Ruby menatap Juy dan Zuki bergantian, ia senang memiliki teman satu tim seperti mereka.

"Do'ain, gw mau tobat, semoga gw istiqomah ya"

"Iya, iya aamiin, entar gw nyusul deh" Seketika itu Zuki terbelalak mendengar ucapan Juy. "Lo mau log in?"

"Yeeh, gak gitu. Ya maksudnya gw juga mau tobat, tapi kapan-kapan lagi"

"Gila lu"

Juy pun beralih pada Ruby yang sedari tadi hanya memperhatikannya. "Ruby, makasih ya, karena udah berjuang sama kita. Berkat kedatangan kamu, Recoil akhirnya bisa bangkit. Semoga kita bisa berjuang sampai juara MDL dan lolos ke MDL id" Juy juga sangat senang, karena keputusannya dan keputusan sang coach tidak salah untuk merekrut Ruby.

Keesokan harinya, Erika mengantar tas sang papa yang ketinggalan di rumah. Ia mengantarkannya ke rumah sakit tempat dimana sang papa bekerja. Setelah memberikannya, Erika menerima sebuah telepon dari sang mama.

"Iya ini Erika baru mau pulang, ma. Iya, iya nanti Erika beliin" Saat sedang menelpon, tiba-tiba saja tatapan Erika tertuju pada seseorang yang sangat ia kenali. "Bukannya itu Haura sama kak Alvan? Ngapain mereka disini? Haura juga kenapa pakai kursi roda?"

Karena saking fokusnya, Erika pun melupakan mamanya yang sedari tadi memanggil manggil namanya. "Iya ma gimana? Oh ada lagi, yaudah mama chat aja ya, biar nanti Erika tinggal baca, iya siap. Iya dadah mama, wa'alaikumsalam" Setelah memutus sambungan telponnya, Erika kembali melihat ke arah dimana Haura dan Alvan tadi, namun disana sudah tidak ada siapa-siapa.

"Lho mereka pergi kemana? Biar aku cari dulu deh" Erika pun mencari Haura dan Alvan kesana kemari, Erika pun tidak lupa menelepon nomor Haura. "Halo Hau, kamu lagi di rumah sakit ya?"

"Rumah sakit? Rumah sakit mana? Orang Haura lagi di rumah"

"Enggak, barusan aku lihat kamu disini sama kak Alvan" Haura yang baru saja mendengar pernyataan dari Erika pun melihat ke arah Alvan. "Kamu salah lihat kali, Haura di rumah sama Avan, buat apa coba ke rumah sakit" Haura harap Erika kini percaya dengan perkataannya.

"Oh, jadi aku salah lihat ya? Tapi kok mirip banget sama kamu, bajunya juga sama kayak kamu"

"Enggak bukan, itu bukan aku, kamu gak usah khawatir, aku lagi di rumah dan sehat-sehat aja kok"

"Yaudah deh, tapi beneran kan kamu di rumah dan baik-baik aja?"

"Iyaaaaa, harus berapa kali Haura bilang"

"Iya iya, yaudah aku tutup ya, beneran ya kamu sehat?" Untuk terakhir kalinya Erika bertanya dan tertawa saat mendengar jawaban dari Haura.

"Ya Allah, Erikaaaaaa,,, iya!"

"Hahaa, yaudah yaudah. Aku tutup dadah, assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsalam"

Bersambung...

Aduduuuuu..... Hampir aja ketauan, tapi gimana jadinya ya kalau Erika tau itu Haura? Karena itu yuk terus lanjut bacanya jangan lupa tinggalin jejaknya di tombol bintang...

1
Mukmini Salasiyanti
Balqis????
Mukmini Salasiyanti
gpp acak acakan, thor..
yg penting bersatu kan?

wkwkwk
Mukmini Salasiyanti
Erika ni cowok ato cewek ya??!
Mukmini Salasiyanti
memperbaiki punggung??
mksdnya, thor????
Mukmini Salasiyanti
Assalamu'alaikum
salken, Thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!