NovelToon NovelToon
Pendekar Dua Negeri

Pendekar Dua Negeri

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur
Popularitas:12.9k
Nilai: 5
Nama Author: Ikri Sa'ati

Cerita ini mengisahkan tentang seorang pangeran yang tidak diakui sebagai anak oleh ayahandanya. Karena ayahandanya menuduh bundanya berselingkuh. Maka lahirlah seorang pangeran tanpa disaksikan oleh ayahandanya.

Sang pangeran harus dibesarkan oleh Balakosa, musuh besarnya yang merebut kerajaan ayahnya.

Kemalangan belum usai membayangi hidupnya. Gagalnya pemberontakannya terhadap Balakosa, bahkan hampir dijadikan siluman sejati.

Untung saja seorang sakti berhasil menyelamatkannya yang kemudian menjadi gurunya, dan memberinya amanah besar, membasmi kejahatan di dua negeri; Negeri Mega Pancala dan Negeri Mega Buana.

Seperti apakah kisah pendekar yang membasmi kejahatan di dua negeri? Bagaimana kisah lika-liku percintaannya dengan para gadis yang mencintainya?

Jika pembaca berminat, ikutilah kisah perjalanan PENDEKAR DUA NEGERI!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ikri Sa'ati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 18 KECURIGAAN DAN KERAGUAN

Untuk beberapa saat atau detik lamanya baik Pasukan Siluman Topeng Merah maupun pasukan Klan Rajawali Emas masih terperangah atas kemunculan pemuda berpakaian kuning itu. Namun....

"Kenapa kalian semua bengong?" tegur pemuda tampan itu seolah sedang marah, tapi dengan gaya konyol. "Ayo! Kalian serang sisa budak Balakosa bermuka jelek itu! Biar aku yang menghabisi 3 cecunguk lawan kalian!"

Begitu terdengar pemuda itu berkata, maka buyarlah keterkejutan semua orang yang ada di pelataran itu.

Dan yang pertama kali tersadar adalah 3 orang Pasukan Siluman. Maka tanpa menunda-nunda mereka langsung menebaskan pedang mereka ke 3 pasukan klan lawan mereka.

Karena waktunya begitu tiba-tiba dan berlangsung dengan cepat, ketiga pasukan klan tidak dapat menghindarinya. Maka kembali terdengar 3 jeritan kematian saling susul menyusul. Ditingkahi tumbangnya 3 sosok tubuh yang bersimbah darah dengan luka yang mengerikan.

Tapi setelah itu tidak ada lagi korban dari pihak pasukan klan. Karena mereka cepat-cepat tersadar dan membalas serangan Pasukan Siluman.

Sedangkan 5 ksatria klan, begitu mendengar teguran pemuda tampan tapi konyol itu, mereka seketika segera tersadar.

Dan seolah manut akan perintah pemuda itu, mereka langsung melesat menyerang sisa-sisa Pasukan Siluman.

Sedangkan pemuda tampan baju kuning itu, belum lama selesai melontarkan teguran, dia langsung melesat menyerang 3 perwira Pasukan Siluman.

Pedangnya yang bersinar kuning segera diayunkan 3x berturut-turut dengan sebat, menghalau 3 perwira Pasukan Siluman.

Awalnya ketiga perwira yang sudah memanggil Topeng Siluman-nya tentu terkejut mendapat serangan mendadak dari si pemuda. Namun mereka berusaha untuk tidak sampai kecolongan.

Dua orang dari perwira itu masih dapat menangkis laju pedang kuning yang bergerak bagai bayangan itu. Namun perwira terakhir terlambat mengayunkan pedangnya. Sehingga ujung pedang si pemuda merobek dadanya cukup panjang dan dalam.

Maka terdengarlah jeritan kematiannya yang begitu mengerikan. Namun belum hilang jeritannya itu, si pemuda sudah menendang dadanya dengan kuat hingga membuat tubuhnya terlempar jauh sambil kembali menjerit.

Sedangkan si pemuda, tanpa menghiraukan nasib lawannya yang sudah modar itu, dia kembali bergerak dengan cepat, menyerang 2 perwira yang masih hidup.

Pedang bersinar kuningnya yang membawa hawa amat dingin kembali diayunkan dengan amat cepat. Beberapa jurus lamanya kedua perwira itu masih dapat menangkis serangan-serangan ganasnya.

Namun semakin lama mereka meladeni perlawanan si pemuda, hawa dingin yang amat sangat telah membungkus sekujur tubuh mereka. Sehingga membuat gerakan tubuh mereka semakin lamban. Belum lagi tangan yang memegang pedang semakin kaku.

Sepertinya si pemuda telah mengerahkan tenaga saktinya mencapai level tinggi. Sehingga setiap gerakannya selalu menebarkan hawa yang amat dingin.

Hingga akhirnya mereka tidak bisa lagi menghindari tebasan pedang si pemuda yang mengayun 3x berturut-turut.

Ayunan pertama menebas leher salah seorang perwira hingga putus. Hingga si perwira tidak sempat menjerit keburu nyawanya sudah putus. Lalu tubuhnya rebah ke belakang dengan kepalanya menggelinding.

Ayunan ke dua menggores dalam dan panjang dada perwira terakhir, lalu disusul ayunan ke tiga merobek dalam perutnya hingga isinya membusai.

Tentu saja si perwira menjerit keras sejadi-jadinya. Lalu tak lama dia jatuh terkapar di atas paving dengan tanpa nyawa.

Sementara pemuda tampan itu, tanpa menghiraukan nasib lawannya, menyarungkan kembali pedangnya di punggung sebelah kanannya dengan cara aneh.

Dengan cara aneh?

★☆★☆

Pemuda itu melepas begitu saja pedang yang tergenggam di tangannya. Lalu pedang itu lenyap begitu saja bersama sinar kuning yang juga ikut lenyap. Dan tahu-tahu pedangnya sudah bertengger di punggung kanannya.

Bersamaan itu pula hawa dingin yang tadi mengungkung sekitar tempat itu telah hilang.

Kemudian pemuda itu melangkah menjauhi ketiga mayat perwira Pasukan Siluman yang tidak jauh dari tempat berdirinya. Memandang pertarungan pasukan klan dengan sisa pasukan Prabu Balakosa yang tinggal 5 orang.

Belum lama dia menengok ke arah pertarungan, 5 Pasukan Siluman sudah dibantai oleh para ksatria klan dan sisa pasukan penjaga kediaman Pak Candra.

Setelah itu, merasa urusannya sudah selesai di sini, pemuda itu hendak meninggalkan tempat ini. Tapi baru 2 langkah kakinya bergerak, Dhanu atau Dhanu Merta yang sempat melihatnya menghentikannya.

"Tunggu!"

Dengan sikap malas si pemuda berhenti melangkah. Tapi tanpa menoleh ke arah Dhanu yang segera menghampiri. Begitu Dhanu sampai di hadapannya, si pemuda langsung bertanya bernada ketus.

"Ada apa lagi?"

Dua detik Dhanu tertegun mendengar dan melihat sikap yang bagai tak bersahabat dari si pemuda. Namun detik berikutnya dia segera bertanya dengan sikap sopan.

"Perkenalkan nama saya Dhanu Merta. Kalau boleh saya tahu siapa nama anda, Tuan Pendekar?"

Sambil berkata Dhanu menyodorkan tangannya ke hadapan si pemuda hendak berjabat tangan.

Namun cuma dilirik saja oleh si pemuda tanpa menggubrisnya. Terus berkata dengan nada dingin dengan sikap cuek seolah menjawab pertanyaan.

"Panggil saja Naga Kuning."

"Boleh saya...."

"Aaah..., sudah," si pemuda cepat memotong ucapan Dhanu dengan sikap cuek, "aku masih banyak urusan."

Setelah berkata begitu si pemuda kembali melangkah tanpa peduli siapa pun yang akan menahannya lagi. Lalu tubuhnya berkelebat melayang, terus lenyap bagai ditelan sesuatu yang tak berwujud.

Dhanu hanya bisa memandang sekilas kelebatan tubuh pemuda yang bernama atau berjuluk Naga Kuning itu. Untuk beberapa saat lamanya dia tercenung memikirkan pendekar hebat tadi.

Namun tak lama lamunannya segera bubar karena mendengar kehebohan rekan-tekannya yang menyaksikan kejadian yang mengejutkan.

Semua Pasukan Siluman Topeng Merah berikut ketiga perwiranya tiba-tiba hancur berkeping-keping menjadi serpihan berwarna merah darah.

Bukan itu saja. Pedang masing-masing mereka pula ikut hancur menjadi serpihan juga berwarna merah. Lalu semua serpihan itu lenyap bagai meresap ke dalam tanah.

Sungguh fenomena aneh sekaligus menyeramkan itu membuat semua yang ada di pelataran kediaman Pak Candra terperangah untuk beberapa saat lamanya.

Mereka memang sudah mendengar peristiwa seperti itu dari masmedia. Tapi sungguh mereka tidak menyangka kalau peristiwa itu mereka dapat menyaksikannya secara langsung.

Lebih jauh lagi, mereka sungguh tidak menyangka kalau Pasukan Siluman Topeng Merah bakal mengacau di kediaman Pak Candra pula. Sehingga mengakibatkan hampir semua pasukan klan yang menjaga di sini menjadi korban mereka.

Kalau saja tidak ada pemuda tampan berbaju kuning yang menamakan dirinya Naga Kuning, kemungkinan besar semua orang yang ada di sini akan menjadi korban gerombolan pasukan menyeramkan itu.

Berpikir sampai di situ, Dhanu Merta menjadi penasaran akan pemuda misterius yang bernama Naga Kuning. Dia yakin nama itu bukan nama asli melainkan julukan.

Entah siapa orang itu dia belum pernah dengar sebelumnya. Yang dia tahu pemuda itu pastinya berasal dari Negeri Mega Pancala, tempat asalnya pula.

Lalu dia menengok ke nun jauh di sebarang sana. Entah bagaimana dengan nasib yang terjadi di sana, di kediaman Pak Hendra dan Pak Bambang?

★☆★☆

Kembali ke pertempuran di pelataran kediaman Pak Hendra....

Belum begitu lama Naga Kuning, lebih lengkapnya Ksatria Naga Kuning menghabisi 3 perwira Pasukan Siluman, 7 ksatria klan rupanya telah menghabisi pula 5 perwira Pasukan Siluman.

Tampak pedang Sanjaya menghantam dengan kuat pedang salah seorang perwira. Membuat pedang berikut tangan si perwira terhempas ke samping sambil meringis tertahan.

Belum sempat si perwira menyadari keadaannya, pedang Arkayasa yang berada di belakangnya menebas punggung belakangnya hingga robek panjang dan dalam.

Tentu saja si perwira menjerit keras setinggi langit. Tapi belum puas menjerit Sanjaya sudah menebas putus lehernya.

Tidak jauh dari situ pada waktu yang nyaris bersamaan, Argayuda dan Padma Arumi juga telah menumbangkan lawan mereka.

Setelah membuat pedang lawannya terlempar, pedang Argayuda menebas pundak kiri si perwira hingga nyaris terpotong ke pinggang kanan. Lalu dia mendupak dada si perwira hingga terlempar ke belakang bersama dengan jeritan kematiannya.

Sedangkan Padma Arumi mengayunkan pedangnya 3x secara berturut-turut hingga bagai membentuk huruf 'Z'.

Ayunan pertama menebas leher depan si perwira hingga nyaris putus. Ayunan berikutnya menggores dalam dan panjang dada si perwira. Dan terakhir merobek perut si perwira hingga ususnya membusai keluar.

Lalu Padma Arumi mengirimkan tendangan melayang terputar yang langsung menghujam kuat dada si perwira malang. Sehingga membuat si perwira terlempar jauh ke belakang sambil menjerit tiada henti.

Pada waktu yang hampir bersamaan Ksatria Naga Merah juga ternyata telah mengakhiri pertarungannya.

Sepertinya dia sudah bosan bermain-main dengan sang pemimpin. Seketika saja dia langsung merubah pola serangan dengan ritme yang cepat dan meningkatkan sedikit tenaga saktinya.

Hasilnya membuat sang pemimpin terkaget-kaget. Berkali-kali dia harus meringis kesakitan akibat menangkis tebasan pedang Ksatria Naga Merah.

Begitu dia menangkis tebasan pedang Ksatria Naga Merah yang terakhir, bukan saja dia meringis tapi menjerit tertahan. Seluruh tangan kanannya tiba-tiba saja langsung kaku bagai mati, urat-uratnya langsung putus-putus.

Sedangkan pedangnya bukan saja patah, melainkan hancur berantakan. Itupun penderitaannya belum berakhir.

Kembali pedang bermata tunggal Ksatria Naga Merah menebas 3x berturut-turut dengan amat cepat. Saking cepatnya sehingga yang terlihat hanyalah kilatan pedang yang menyambar-nyambar.

Namun tahu-tahu leher sang pemimpin tertebas putus. Menyusul tubuhnya terpotong menjadi 3 bagian.

Fenomena itu nyaris tak ada bedanya bagai menebas batang pisang. Sungguh... mengerikan...!

Setelah itu, dengan bersikap seolah tidak terjadi apa-apa, tanpa menghiraukan nasib sang pemimpin, dia membalikkan badan setelah menyarungkan pedangnya.

Sepertinya Ksatria Naga Merah ini memang sudah terbiasa dalam membunuh. Terkhusus orang-orangnya Prabu Balakosa.

Tanpa peduli akan keadaan sekitar, tanpa peduli kalau Krispati, Mahesa, dan Anggraini sudah menghabisi 2 perwira terakhir, Ksatria Naga Merah melangkah menghampiri Ambar Wuni.

Gadis cantik putri angkat Pak Hermawan itu ternyata masih duduk bersemedi mengobati luka dalamnya. Sepertinya luka dalamnya cukup serius.

Atau bisa jadi hawa murni yang dia punya belum bisa membantunya untuk mempercepat dalam penyembuhan.

Tidak terlalu jauh darinya 6 orang Pengawal Khusus telah menjaganya.

★☆★☆

Begitu Ksatria Naga Merah sampai di tempat Ambar Wuni, 6 Pengawal Khusus langsung bersikap waspada dan makin ketat menjaga majikannya.

"Tenang!" kata Ksatria Naga Merah menenangkan dengan tenang pula. "Saya hendak membantu majikan kalian untuk menyembuhkan lukanya."

"Tidak perlu," Ambar yang menanggapi niat baik si pemuda masih dalam sikap semedinya.

Ksatria Naga Merah lantas beralih memandang kembali gadis cantik itu. Tapi tak lama Ambar Wuni membuka kedua matanya mengakhiri semedinya, terus berdiri.

Entah gadis itu sudah benar-benar sembuh atau tidak, tidak tampak dari luaran. Wajah cantiknya yang terus dipandang oleh Ksatria Naga Merah juga sudah tidak tampak pucat lagi.

Sikap Ambar sama sekali tidak menganggap keberadaan pemuda tampan itu. Bahkan merasa risih sekaligus tidak senang ditatap begitu terus oleh pemuda tampan itu.

Dia cuma mengerling sebentar pada Ksatria Naga Merah, lalu beralih memandang rekan-rekannya yang tengah menuju ke mari.

"Maaf, apakah Tuan masih ada urusan di tempat ini?" tanya Ambar bernada datar terkesan ketus.

Ksatria Naga Merah tidak lantas menjawab pertanyaan Ambar. Malah dia tertegun selama beberapa detik lamanya. Seolah tidak menyangka kalau gadis itu menampakkan sikap yang tidak bersahabat.

Apakah gadis itu lupa kalau dia tadi telah menolongnya?

"Kalau tidak ada lagi urusan di tempat ini," kata Ambar makin kentara keketusan ucapannya, "mungkin Tuan bisa tinggalkan tempat ini."

Ucapan ketus yang mengandung pengusiran halus itu seketika menyadarkan ketertegunan Ksatria Naga Merah. Sejenak dia menghela napas seakan hendak melegakan perasaannya.

Lalu membalikkan badan tanpa menghiraukan keadaan sekitar, tanpa menghiraukan kedatangan 7 ksatria klan yang sebentar lagi sampai. Tanpa menghiraukan....

"Tunggu!" seru Padma Arumi hendak mencegat Ksatria Naga Merah yang sudah melangkah.

Tapi Ksatria Naga Merah sudah terlanjur tidak perduli. Kakinya terus melangkah, lalu seketika tubuhnya lenyap bagai menghilang.

Sampai-sampai Ambar sempat terkejut dibuatnya. Baru saja dia menoleh memandang kembali pemuda tampan itu, tahu-tahu orangnya sudah menghilang.

Tak lama kemudian Padma Arumi dan 6 rekannya sampai. Terus dia mengintrogasi adiknya yang masih terkejut.

"Siapa cowok tadi, Ambar?"

"Gue nggak tau dan nggak mau tau," sahut Ambar kembali sikap judesnya kala mengingat tatapan pemuda tadi.

"Aku sempat lihat tadi cowok itu menolongmu saat diserang oleh lawanmu tadi. Apa kamu sudah berterima kasih?"

"Buat apa berterima kasih segala, Kak," kata Ambar cuek. "Bisa aja 'kan dia nolong gue, tapi cuma modus doang."

"Sikapmu sudah benar, Ambar," kata Argayuda mendukung sikap Ambar. "Kita memang harus waspada kepada siapa pun yang kita tidak kenal. Apalagi dalam situasi seperti ini."

"Kalian tadi udah liat 'kan bajunya juga merah?" kata Mahesa melontarkan kecurigaan. "Sementara Pasukan Siluman Topeng Merah juga pake baju merah."

"Kita tidak bisa mencurigai begitu saja setiap orang yang berbaju merah dari Mega Pancala adalah pasukannya Balakosa," kata Krispati bijaksana. "Karena tidak sedikit pendekar-pendekar dari sana berbaju merah."

"Apalagi tadi dia udah ngebunuh lawan Ambar," imbuh Anggraini.

Untuk sejenak mereka larut dalam pikiran masing-masing tentang Ksatria Naga Merah. Siapa dia sebenarnya belum ada kejelasan.

Sementara Ambar juga masih ragu, apakah pemuda tadi tulus menolongnya atau cuma kedok saja untuk menutupi niat jahatnya.

★☆★☆

1
anggita
👍👍👌👌👏👏..,,
anggita
like👍+ iklan☝.. semoga sukses novelnya thor.
Adhie: amin...
Adhie: amin...
total 5 replies
anggita
gank red blue 8...😑
anggita
gadis baju biru.. pembantai pasukan siluman 👍
JW🦅MA
kisah masa lalu
Adhie: selamat datang di karya saya kaka...
total 1 replies
Widya Pertiwi
semangat thor,ceritanya bagus,..crazy up dong😄👍💪
Adhie: sorry kaka... novel ini nggak bisa dulu tiap hari... lagi ngurus novel KISAH SANG CEO MUDA yang lagi ikut lomba....

ikut aja novel kisah sang ceo muda dulu, soalnya kuusahain tiap hari...

sorry banget....
total 1 replies
stellarflower
Lihat aku disini, pembaca yang selalu setia menanti~~
Adhie
Sorry banget ya para pembaca sekalian, untuk sementara novel Pendekar Dua Negeri agak terhambat atau terhenti up loadnya, karena author lagi mengikuti lomba menulis novel.... Sorry ya...

Mohon pengertiannya...
CupcakeHugs
Semisalnya aku tiba-tiba ada di rumah kamu enggak apa-apa ya Thor! Aku akan jadi alarmmu setiap hari untuk update hehehe. Habisnya bikin kangen sih ceritanya :(
Adhie: hehehe...
total 1 replies
Cyberworrior
Thor update crazy dong ...... author baik.. pinter... update crazy ya 😙👍👍
Adhie: terima kasih dukungannya...
Sorry nggak bisa up tiap hari krn lagi sakit....
total 1 replies
ForGoodluck
authorrr kamu hebatttttttt nggak nyesel dech bacanya seruuu bingit endingnya itu lho wowowowowowo woooooowwww
Adhie: terima kasih atas dukungannya....
semangat...
total 1 replies
Diambil Oleh Anggur
Hari ini aku badmood banget padahal, tapi setelah baca cerita ini jadi goodmood! Tidur pun tenang, Thor!
Atas Untuk Diikuti
semngat selalu wokee kak
Adhie: siap... terima kasih atas dukungannya...
total 1 replies
Intan Haryanti
semangat Thor jangan lupa up
Adhie: aasssiiiaaappp... kaka
total 1 replies
Daisy Louise
seru thor... perjalan akan dimulai....
Adhie: siap... perjalanan akan dimulai...
total 1 replies
Penghargaan Pink
akhirnya bisa baca lanjutan cerita ini...aku udah lama nunggu lanjutannya
Adhie: sorry... up date nya tersendat sendat
total 1 replies
TexasTiger
sumpah!! thorr ceritanya seruu banget😘
Adhie: terima kasih atas dukungannya...
total 1 replies
Grace Shower
Ayo guys semangatin author dengan masukin novel ni ke novel Favorite kalian 😘😘😘😘, makasih ya buat author nya udah setia tuk menghibur kita semua 😊, BYE GUYS!!! 🙋😇💕
Adhie: terima kasih atas dukungannya...
pokoke semangat...
total 1 replies
CutieBun
Thor! Ada banyak pertanyaan di kepala saya nih.. tapi untuk sekarang saya cuma bisa bilang “hayo buruan di update thooooor!!!!!!”
Adhie: siaaap...
total 1 replies
booksand peonies
Gausah minder sama karya lain ya thor. Tiap karya dibuat dengan ciri khas penulisnya masing2 kok! Mangatseee~
Adhie: terima kasih atas dukungannya bro...
dukungan orang-orang seperti mazeh menjadi penyemangat bagi saya terus berkarya... dan berusaha untuk menampilkan yang terbaik...
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!