Mengejar Cinta MAS Ojol

Perkenalan singkat antara Iwan dan Tia pun terjadi. Tia terpesona dengan wajah tampan Iwan. Sesuai dengan perkataan Winda adiknya. Bahkan Tia udah ngiler duluan ketika menatap Iwan secara intens. Kemudian melirik sesuatu yg tersembunyi di bawah sana, sesuatu sudah menyembul, membuat Tia bergidik jika itu nyata.

" Aku panggil mas, atau bagaimana?" Tanya Tia sedikit mencondongkan badannya ke Iwan. Dadanya menyembul, seakan isinya mau keluar. Serta belahan dadanya cukup membuat Iwan menelan ludahnya kasar.

" seenaknya mbak aja" sahut Iwan sambil melirik Winda disebelah kanannya. Sementara sebelah kiri adalah Tia.

Winda sudah bergelayutan di pundak Iwan serta merangkul bahu Iwan saat ini. Sementara tangan Winda mengusap dada Iwan perlahan.

" Lalu tujuanmu ingin bertemu denganku, apa?" Tia sudah dag dig dug, ketika Iwan membenarkan posisi pisang miliknya, mungkin melenceng. Sehingga membuat sesak.

" Saya ingin tahu, siapa itu pak Suhendar sebenarnya" sahut Iwan, kembali melirik Winda di sebelahnya, karena sudah menempelkan dada dipunggung, serta tangan kanan Winda mengusap pisang yg tersembunyi milik Iwan. Kemudian membukanya perlahan.

" puasin kami dulu, maka aku akan beritahu kamu, bagaimana?" bisik Tia di telinga Iwan, berikut dengan dadanya yg menyembul. Membuat Iwan menelan ludahnya kasar. glek

Iwan mengangguk kecil, kemudian meraih tangan Winda yg sedang membuka penutup miliknya.

" mbak, nih lihat !, besar kan?" ucap Winda yg sudah berhasil membuka penutup pisang. Dan Iwan pun merebahkan punggungnya di sofa.

" wow, mau" Sahut Tia yg kemudian melahap pisang yg sudah keluar itu layaknya permen lolipop. Sementara Winda menarik kaos Iwan, agar terlepas. Winda juga membantu melepas celana Iwan. Hingga benar benar pol00s.

Winda kembali duduk disebelah Iwan, dan langsung menarik tengkuk Iwan hingga keduanya beradu bibir. Winda melumatnya secara kasar, namun Iwan menahan tengkuk Winda agar bisa menyeimbangi.

Sementara Tia masih asik dengan permen lolipop yg ia mainkan. Dan perlahan, Iwan menarik dress yg dipakai Tia, hingga benar benar terlepas.

Winda menyudahi pagutannya, kemudian membuka pakaiannya sendiri. Setelah itu merebahkan tubuh Iwan hingga terlentang. Winda pun duduk di dada Iwan mengambang.Iwan menariknya hingga mulutnya beradu dengan inti Winda.

Sementara Tia tidak mau kalah, ia pun duduk di paha Iwan, kemudian mengarahkan intinya ke tongkat bisbol Iwan. Dua wanita itu bergoyang di atas tubuh Iwan. Hingga Tia berubah posisi. Winda menyudahinya, dan Tia kini tepat berada diatas tubuh Iwan sendirian. Tia menatap Iwan penuh gairah.

" Come on baby, yg liar!" ucap Iwan sambil memegang pinggul Tia saat ini. Dan benar saja Tia beraksi secara liar di atas sana. Memacu kudanya membabi buta. Uggghhh

" Entar gantian mbak"

" Gantian ya entar, kalau sudah klimaks, nanti aku sambil cerita apa maunya Iwan, ahhh " sahut Tia sambil melenguh kenikmatan. Winda pun mengangguk, kemudian mendekati wajah Iwan, kemudian melumat bibir Iwan kembali. Hanya sesaat, Winda kini duduk di sofa sambil merokok.

Winda beraksi hand j**ob, sambil menikmati pemandangan didepannya. Selayaknya menunggu antrian mendapat jatah giliran. Hingga didepannya merubah berbagai posisi dan mencapai klimaksnya bersama.

" Uggghhh, mantap sekali" ucap Tia kemudian bangun bersama Iwan dan bersandar di sofa.

" Siapa sebenarnya pak Suhendar?" tanya Iwan sambil merangkul Tia, kemudian meraih tengkuk Tia dan menyambar bibir yg basah dihadapannya itu. Lumatan Iwan sungguh membuat Tia melayang.

Sementara Winda kini sudah duduk dipangkuan Iwan, sebab tongkat bisbol itu masih saja berdiri menantang. Dan Winda pun asik naik turun memainkannya. Lenguhan dan desahaaann pun keluar dari bibir Tia dan Winda secara berirama.

" Pak Suhendar adalah orang kepercayaan dari nyonya Sarah Purnamasari, istri kedua dari Ajisaka Mahawira. Yang tak lain adalah ibu kandung dari Arsheila Paramita" Ucap Tia ketika menyudahi pagutannya, Iwan mendengarkan secara intens, walau tubuhnya tidak bisa di kontrol karena perilaku Winda yg bergoyang.

" Apakah pak Suhendar berpaling menjadi orangnya Ajisaka?" Tanya Iwan walau terbata, karena aksi Winda semakin menjadi.

" Tidak, dia tidak menjadi orangnya Ajisaka, tapi lebih tepatnya menjaga Arshiela, putri dari nyonya Sarah, Terlebih, karena perusahaan itu sebagian besar milik nyonya Sarah. Dan Arsheila adalah pewarisnya. Sementara milik Ajisaka hanya perusahaan kecil di salah satu grup Ajisakaplas"

Tia menceritakan, tentang perusahaan Ajisakaplas yg sebenarnya.

Sehingga Iwan mempunyai titik terang. Kenapa pak Suhendar meminta Sheila untuk selalu belajar memimpin perusahaan.

" Apakah Arya tahu tentang hal ini?"

" Tidak, Arya tidak tahu hal ini. Yang tahu hal ini hanya putranya, Arga" Sahut Tia sambil menatap Winda yg sudah mencapai klimaksnya, kemudian merebahkan diri disebelah Iwan, dan ber bantal di paha Iwan. Kemudian mengulum tongkat bisbol yg sedikit melemas.

Iwan sedikit memahami permasalahan Sheila kali ini. Sehingga ia mencoba menganalisa, jika Arya tidak mengetahui tentang kepemilikan perusahaan Ajisakaplas.

" Lalu tentang kekasih Arga?"

" Kau kenal kekasih Arga?"

Tia mengerutkan keningnya, sebab Iwan menanyakan tentang kekasih Arga saat dulu. Yang tak lain adalah kakak Iwan sendiri, Deswita.

" Bukankah kekasih Arga dulu sekertaris Ajisaka, achhhh?" Sahut Iwan dan menjelaskan dari berbagai informasi. Iwan mendesaaaahh karena Winda mengulumnya hingga terasa geli.

" Ah ya, Deswita?" Iwan mengangguk, karena itu yg di tunggu. Berharap Tia menceritakannya. Uggghhh, celetukan Winda begitu terasa terdengar ditelinga Tia.

" Nikmat dek?"

" hummm" Sahut Winda.

" Deswita tahu semuanya, makanya dia menjadi sasaran kekerasan oleh Ajisaka. Karena tidak menuruti permintaan Ajisaka, untuk membantu pemindahan tangan perusahaan yg dipegang pak Suhendar"

" Apakah pak Suhendar tahu jika Ajisaka melakukan kekerasan terhadap Deswita?"

Karena dalam pikiran Iwan saat ini yg ada, bahwa jika pak Suhendar mengetahui, kenapa tidak melakukan tindakan kepada Ajisaka.

" Saya rasa mengetahui, hanya saja ia lebih fokus kepada putri dari nyonya Sarah. Dan tidak memperdulikan yg lainnya. Sehingga saat kematian Deswita membuat pak Suhendar terpukul. Sehingga lebih hati hati sampai saat ini" Sahut Tia menceritakan tentang pak Suhendar. Iwan mengangguk kemudian mencium Tia serta melumat bibir Tia yg menantang itu.

" Dikamar yuk, biar lebih asik" ucap Tia dan Iwan pun menyetujuinya. Winda pun berhenti mengikuti keduanya menuju ke kamar. Beraksi kuda kudaan silih berganti.

Iwan seperti mempunyai kelebihan khusus dalam hal ini, membuat keduanya tidak berdaya hingga pukul 2 dini hari. Winda terkapar lemas dan tertidur. Sementara Tia beranjak ke kamar mandi bersama Iwan.

Iwan melakukan penyatuannya kembali dengan Tia dengan berbagai posisi disana, membuat Tia semakin lemas. Dan keduanya menyudahi hubungan terlarang itu.

Tia mengajak Iwan makan terlebih dahulu sebelum melanjutkan percintaannya hingga benar benar tidak berdaya dan menyerah.

" Jadi secara tidak langsung, Ajisaka merawat Arshiela agar bisa menguasai perusahaan milik nyonya Sarah, dengan meminta tanda tangan ahli waris sesungguhnya?"

" Iya benar, tepat sekali. Hanya orang yg paling akrab adalah Deswita saat itu. Namun semua digagalkan oleh pak Suhendar dan juga Arsheila. Walau Arsheila tidak tahu apa apa" Sahut Tia sambil mengunyah makanan yg di beli Iwan tadi. walau sudah dingin. Namun karena lapar dan juga isi tenaga, maka Tia pun memakannya.

...****************...