Pendekar Dua Negeri
Sebuah peristiwa besar terlah tercatat di dalam ingatan kebanyakan manusia pada zaman itu. Sebuah sejarah yang kalau mengingatnya bagai terbangun dari mimpi buruk. Bahkan peristiwa itu telah tercatat dalam sejarah umat manusia. Sebuah sejarah yang besar nan kelam....
Kalau begitu, peristiwa apakah itu?
Negeri atas awan yang bernama Kerajaan Kalingga Raya telah ditaklukan oleh sekelompok pasukan besar yang dipimpin oleh manusia sakti berhati iblis.
Ya, ribuan pasukan yang dipimpin oleh Balakosa telah berhasil menaklukkan kerajaan besar itu, sekaligus telah meruntuhkan kekuasaan Raja Banapati Brawijaya, sang raja adil yang sudah memimpin sekian tahun kerajaan itu.
Ribuan pasukan Prabu Banapati Brawijaya telah gugur bersama sekian banyak senopatinya.
Akan tetapi ternyata Yang Maha Kuasa masih melindunginya. Dia berhasil diselamatkan oleh sisa-sisa Pasukan Khusus-nya.
Ikut juga bersamanya istri keduanya, Selir Ratna Gandali, 5 orang kepercayaannya; Patih Braja Sindura, Adipati Indraprama, Adipati Adhiyaksa, Adipati Naradipta, dan Adipati Naratama.
Juga berhasil diselamatkan sebagian keluarga para petinggi itu dan sebagian senopati lainnya.
Yang tidak berhasil diselamatkan adalah Permaisuri Dyah Paramitha, istri pertama Prabu Banapati Brawijaya. Lebih tepatnya Prabu Banapati melarang menyelamatkannya. Yang sang prabu selamatkan hanya putrinya dari permaisurinya itu.
Kenapa bisa demikian?
Beberapa hari sebelum peristiwa besar itu terjadi, antara sang prabu dengan istri pertamanya itu terjadi pertengkaran cukup serius. Di mana sang permaisuri melaporkan kalau dia tengah mengandung anak sang prabu.
Akan tetapi Prabu Banapati tidak percaya kalau yang dikandung dalam perut istri pertamanya itu adalah anaknya.
Sebelumnya dia memang telah mencurigai kalau istrinya telah berselingkuh dengan seorang senopati hebatnya. Dan dia langsung yakin kalau anak itu adalah hasil perselingkuhan mereka.
Namun lagi-lagi Permaisuri Dyah Paramitha meyakinkan kepada suaminya kalau dia tidak pernah berselingkuh kepada siapapun. Dan anak yang dikandung dalam perutnya ini adalah hasil hubungan cinta di antara mereka berdua.
Tapi Prabu Banapati tetap meyakini kalau anak yang dikandung istri pertamanya itu adalah hasil perselingkuhannya dengan senopati tangguhnya.
Kemudian sang prabu meninggalkan sang istri, Permaisuri Dyah Paramitha, seorang wanita cantik yang menanggung penderitaan dan kekecewaan akibat tuduhan Prabu Banapati yang sama sekali tidak benar.
Namun wanita cantik itu hanya bisa menangis, menangisi kemalangan dan penderitaannya yang tiada terkira. Bersamaan dengan itu dia tidak bisa melakukan pembelaan apa-apa untuk menunjukkan kalau tuduhan suaminya itu tidaklah benar.
Tidak bisa meyakinkan kalau janin yang dia kandung ini adalah anak mereka.
Sementara Balakosa sendiri, dengan berhasilnya Prabu Banapati melarikan diri tentu saja membuatnya murka bukan main. Dia merasa gagal menaklukkan Kerajaan Kalingga Raya karena tidak berhasil membunuh orang yang paling berpengaruh di kerajaan tersebut.
Orang-orang di luar sana menganggap bahwa Balakosa telah berhasil menaklukkan Kerajaan Kalingga Raya. Tapi dia menganggap hal itu merupakan suatu kegagalan.
Namun kemurkaan dan kekecewaannya sedikit terobati karena dia berhasil menangkap Permaisuri Dyah Paramitha, wanita yang memang sudah sejak lama dicintainya.
Sedangkan sang permaisuri tidak bisa melakukan apa-apa selain hanya menyerahkan diri. Dia tidak mau melakukan penolakan dengan keras. Dia terpaksa menyerah kepada Balakosa demi menyelamatkan bayi yang dikandungnya.
Di samping itu juga dia sudah berputus asa, karena Balakosa mengabarkan kalau lelaki setengah iblis itu telah berhasil membunuh suaminya.
Bukan sekedar memberi kabar. Balakosa menunjukkan mayat Prabu Banapati di depan Permaisuri Dyah Paramitha. Saat melihat itu betapa hancur hidupnya berkeping-keping.
Belum sempat dia menunjukkan anak mereka yang dikandungnya, sang prabu sudah pergi meninggalkannya selamanya.
Padahal sang permaisuri tidak tahu kalau itu hanya akal-akalan Balakosa saja. Dengan kesaktian setannya, dia merubah salah satu mayat menjadi jasad Prabu Banapati Brawijaya. Dan Permaisuri Paramitha percaya begitu saja. Oh, betapa naifnya!
Padahal tujuan Balakosa sesungguhnya adalah untuk mematahkan semangat hidup wanita cantik bak bidadari itu dan merasa tidak punya pegangan hidup lagi.
Dengan begitu Balakosa dengan mudah mengajak Permaisuri Paramitha, wanita yang amat dicintainya itu untuk menikah tanpa harus memaksanya.
Dan ternyata Balakosa merasa telah berhasil dengan rencananya itu. Karena Permaisuri Dyah Paramitha ternyata mau menerima ajakannya untuk menikah.
Akan tetapi Balakosa tidak tahu kalau Permaisuri Dyah Paramitha punya maksud lain.
Permaisuri Dyah Paramitha jelas memprioritaskan nasib jabang bayi yang ada di perutnya. Dia tidak ingin anaknya hidup terlantar ketika lahir nanti. Maka terpaksa dia menikah dengan Balakosa demi masa depan anaknya.
Setelah anaknya lahir dan tumbuh besar, dia akan memikirkan rencana selanjutnya. Jelas hati nuraninya tidak ingin anaknya kelak akan bertabiat seperti Balakosa yang berhati iblis itu.
★☆★☆
Tanpa terasa sekian tahun telah berlalu. Permaisuri Dyah Paramitha telah melahirkan seorang putra yang tampan dan sehat yang dia beri nama Pangeran Andhika Prawira.
Dan sang permaisuri menambahkan lagi dengan Brawijaya di ujungnya. Tapi cuma dia saja yang tahu. Tanpa sepengetahuan Balakosa yang kini sudah menjadi Raja Kerajaan Kalingga Raya sekaligus suaminya.
Tanpa terasa Pangeran Andhika sudah tumbuh besar dengan sehat dan selamat. Karena tanpa Permaisuri Dyah Paramitha sangka ternyata Prabu Balakosa menyayangi Pangeran Andhika melebihi anaknya yang lain.
Tidak hanya menyayangi saja, tapi Prabu Balakosa juga mengajarkan ilmu silat dan kesaktian kepada Andhika. Karena dia melihat Pangeran Andhika memiliki postur tubuh yang bagus dan susunan tulang yang ideal dan unik.
Dan tidak tanggung-tanggung, bahkan Prabu Balakosa mengajarkan hampir seluruh ilmunya kepada putra kesayangannya itu.
Hingga akhirnya terjadi sebuah peristiwa yang besar.
Ketika Pangeran Andhika sudah berumur 150 tahun, sudah memiliki sekian ribu pasukan, dia melakukan pemberontakan kepada kekuasaan Prabu Balakosa.
Hal yang mendasari dia melakukan aksi gila itu adalah karena sang bunda tercinta memberitahukan kepadanya kalau Prabu Balakosa bukanlah ayah kandungnya.
Ayah kandungnya yang sebenarnya bernama Prabu Banapati Brawijaya, dan telah dibunuh oleh Balakosa. Dan Kerajaan Kalingga Raya ini sesungguhnya milik ayahnya yang telah direbut oleh Prabu Balakosa.
Maka meletuslah perang besar yang cukup dahsyat. Kubu Pangeran Andhika Prawira melawan kubu Prabu Balakosa.
Namun karena pasukan Prabu Balakosa jumlahnya lebih banyak, didukung oleh para ksatria tangguh, maka Pangeran Andhika harus menelan pil pahitnya kekalahan telak.
Separuh pasukannya terbunuh, sebagiannya ditangkap. Akan tetapi tak sedikit yang menyelamatkan diri.
Sedangkan Pangeran Andhika bersama dua orang ksatria tangguhnya ditangkap oleh Prabu Balakosa. Lalu mereka dikurung di penjara khusus yang bernama Penjara Siluman.
Ya, Balakosa hendak menjadikan Pangeran Andhika dan 2 ksatria itu sebagai siluman sejati yang merupakan salah satu pasukan khususnya Balakosa.
Dua orang ksatria tangguh itu adalah Wiryatama dan Arya Laga, 2 senopati yang tergabung dalam 15 Ksatria Pedang milik Balakosa. Tapi mereka membelot dan memilih bergabung bersama Pangeran Andhika.
Adapun pasukan Andhika yang tertangkap, Balakosa tidak membunuh mereka. Masalahnya mereka rata-rata memiliki ilmu yang tinggi, sayang untuk dibunuh.
Maka Prabu Balakosa menjadikannya mereka sebagai pasukannya. Dan yang memiliki ilmu yang cukup tinggi, Balakosa menjadikan mereka sebagai pasukan siluman.
★☆★☆
Ada suatu peristiwa yang perlu diketahui pula, bahwa di tengah kecamuknya perang antara Pangeran Andhika melawan Prabu Balakosa, Permaisuri Dyah Paramitha berhasil diselamatkan oleh 4 orang ksatria dan pasukan Pangeran Andhika yang lain.
Empat ksatria itu antara lain: Anggaseta, salah satu Pengawal Pribadi Andhika; Bagaspati, Danar Amarta, dan Gita Naditya, 3 orang Ksatria Pedang-nya Balakosa yang memilih bergabung bersama Andhika.
Turut juga diselamatkan bersama sang permaisuri yaitu kedua anaknya dari Prabu Balakosa yang bernama Pangeran Andhara Prawira dan Putri Andhini. Dan juga pelayan setia sang permaisuri, Dayang Sarayu.
Bahkan suatu hal yang tak terduga, salah seorang patih Balakosa sekaligus Pengawal Pribadi Permaisuri Dyah Paramitha yang bernama Patih Nirmala Giyanti juga ikut dalam rombongan.
Sehingga dengan keikut sertaannya dalam rombongan, menjadikan penyelamatan terhadap sang permaisuri lebih kuat pasukannya dan lancar urusannya.
Patih Nirmala Giyati ikut serta dalam rombongan bukan tanpa alasan. Dia sebenarnya dendam terhadap Prabu Balakosa. Karena Balakosa telah membunuh suami tercintanya dengan alasan karena gagal dalam suatu misi yang ditugaskan kepada sang suami.
Namun karena Balakosa lebih hebat darinya, maka dia urung untuk melawan lelaki berhati setan itu. Dan lebih memilih membelot dan bergabung bersama Andhika.
Kembali kepada Andhika....
Dia dan kedua ksatrianya tidak bisa keluar dari Penjara Siluman karena Prabu Balakosa telah menyegel kesaktian mereka. Hingga akhirnya mereka hanya bisa menanti kalau sebentar lagi mereka akan menjadi siluman sejati.
Namun sebentar lagi ketiga pemuda itu akan menjadi siluman, tiba-tiba datang 3 orang sakti mengeluarkan mereka dari penjara itu.
Sebelum aksi penyelamatan dilakukan, mereka mengerahkan dahulu ilmu penyegel yang menghentikan pergerakan yang bernama Meredam Buana tingkat akhir.
Akibat ulah mereka itu seluruh penjuru Kerajaan Kalingga Raya langsung berhenti.
Maka dengan cepat dan mudah mereka menyelamatkan Pangeran Andhika dan kedua ksatrianya itu.
Begitu sampai di gerbang perbatasan antara Kerajaan Kalingga Raya dengan Negeri Mega Pancala, mereka menghancurkan jembatan yang menghubungkan antar kedua negeri itu.
Sedangkan Balakosa mengetahui kalau ada orang tengah mengerahkan ilmu penyegel di wilayahnya, dia langsung menduga kalau ada orang sakti yang masuk ke Kerajaan Kalingga Raya.
Dengan kesaktiannya, cuma sebentar Balakosa berhasil memunahkan ilmu penyegel itu. Setelah itu dia dan beberapa orang kepercayaannya langsung ke Penjara Siluman.
Tapi dia terlambat, karena Andhika dan kedua ksatrianya sudah tak ada lagi di Penjara Siluman.
Kini lengkap sudah kemurkaannya yang berlipat-lipat yang harus melampiaskan kepada siapa.
Anak yang dididik untuk menjadi seorang yang tangguh yang akan membatunya dalam menguasai dunia, melakukan pemberontakan kepadanya. Pedih sekali!
Sudahnya itu, setelah ditangkap dan akan dijadikan pasukan tangguhnya, sekarang raib entah ke mana dan dibawa oleh siapa.
Ditambah lagi Permaisuri Dyah Paramitha, wanita tercintanya juga ikut raib. Sungguh dia amat teledor dalam menjaga Permaisuri Dyah Paramitha.
Karena disibukkan oleh anak tirinya yang melakukan pemberontakan kepadanya, sampai-sampai dia tidak menyadarinya. Sungguh menyebalkan!
Kemurkaannya juga belum reda, masih ditambah lagi dengan menyaksikan jembatan penghubung antara Kerajaan Kalingga Raya dengan Negeri Mega Pancala telah rusak dengan amat parah.
Sehingga untuk mengejar Permaisuri Dyah Paramitha yang melarikan diri dan untuk mengejar orang sakti yang menyelamatkan Pangeran Andhika menjadi terhalangi.
Betapa murkanya dia, sampai-sampai dia berteriak dengan keras menggunakan kesaktiannya yang tinggi yang didengar oleh seantero Kerajaan Kalingga Raya.
★☆★☆
Di manakah Pangeran Andhika dibawa oleh salah seorang sakti penyelamatnya? Dan siapakah yang menyelamatkan sang pangeran?
Ternyata Pangeran Andhika dibawa oleh penyelamatnya di tempat tinggalnya, di sebuah bukit yang amat tinggi. Saking tingginya bukit itu, sehingga seperti di atas awan. Adapun bukit itu bernama Bukit Naga Awan.
Dinamakan demikian karena tampak bukit itu seperti ular naga yang melingkar di atas awan.
Adapun orang sakti yang menyelamatkan Pangeran Andhika bernama Kyai Dharma Rengga. Lelaki tua yang sudah berumur 800 tahun lebih itu termasuk dari 10 orang sakti di Mega Pancala.
Setelah membawa Pangeran Andhika ke kediamannya, Kyai Dharma lalu menyembuhkan sekaligus meretas segel yang mengunci kesaktian sang pangeran. Dan memang usahanya itu terbilang berhasil.
Akan tetapi ternyata Prabu Balakosa telah mematri segel khusus ke dalam tubuh Andhika. Sehingga apabila segel itu dibuka, membuat Aura Cakra Andhika terlepas dengan liar. Sehingga menyebabkan kesaktiannya yang terbuka menjadi tidak stabil.
Maka dengan mengerahkan segala kesaktiannya, Kyai Dharma Rengga berusaha menjinakkan Aura Cakra Andhika yang tidak stabil itu.
Hasilnya, Kyai Dhafin Rengga bisa dikatakan telah berhasil. Namun belum bisa dikatakan stabil dengan sempurna.
Aura Cakra Andhika memang amat besar dan ganas. Orang sakti sekelas Kyai Dharma Rengga saja belum bisa dengan sempurna meredamnya.
Namun Kyai Dharma masih punya solusi. Dengan rutin bersemedi, dengan izin Yang Maha Kuasa Aura Cakra Andhika bisa stabil kembali dengan sempurna.
Selanjutnya, Kyai Dharma Rengga mengajarkan seluruh ilmunya kepada Andhika. Sembari Andhika terus bersemedi agar Aura Cakra-nya cepat stabil.
Tanpa terasa 30 tahun telah berlalu....
Aura Cakra Andhika kembali stabil dengan sempurna. Juga dia sudah menguasai semua ilmu yang diajarkan oleh Kyai Dharma Rengga. Bahkan Pangeran Andhika diwariskan sebuah pedang pusaka yang bernama Pedang Naga Langit.
Pada suatu hari Andhika bertanya tentang bagaimana nasib bundanya, Permaisuri Dyah Paramitha?
Kyai Dharma memberitahukan kalau bundanya bersama rombongannya telah berhasil diselamatkan. Dan yang membantu menyelamatkan Permaisuri Dyah Paramitha adalah Kyai Ibrahim Saptagiri, salah seorang sakti
Tentang di mana tempat Permaisuri Dyah Paramitha dibawa oleh penyelamatnya, Kyai Dharma belum mau memberi tahu kepada Andhika. Dan Andhika juga sungkan untuk memaksa gurunya memberi tahu.
Tak lupa juga Andhika menanyakan tentang nasib kedua ksatria rekannya, Wiryatama dan Arya Laga.
Kyai Dharma memberitahukan kalau mereka juga telah berhasil diselamatkan dari perubahan menjadi siluman.
Selanjutnya, Kyai Dharma memerintahkan kepada Pangeran Andhika untuk segera meninggalkan Bukit Naga Awan. Mengumpulkan kembali sisa-sisa pasukannya yang berhasil menyelamatkan diri. Setelah itu menyusun rencana untuk melawan Balakosa dan bala tentaranya.
Kyai Dharma Rengga juga memberikan amanah besar kepada Andhika untuk memerangi kejahatan dan ketidak adilan di dua negeri; Negeri Mega Pancala (negeri kuno) dan Negeri Mega Buana (negeri modern).
★☆★☆★
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
JW🦅MA
kisah masa lalu
2023-12-23
1