Dear My Ex Husband..
Terimakasih untuk cinta dan luka yang kau beri..
Mario menemukan sepucuk surat dari mantan istrinya sebelum pergi, dua baris kata yang entah mengapa seperti mengandung misteri untuknya..
Mereka berpisah baik- baik bahkan sampai mantan istrinya akan pergi mantan istrinya masih mengungkapkan bahwa dia mencintai Mario..
...
Kebodohan yang Namira lakukan adalah menikmati malam bersama mantan suaminya, hingga Namira menyadari apa yang dia lakukan menyakiti dirinya sendiri.
Apalagi saat mendengar kata- kata dari mantan suaminya..
"Aku harap dia tumbuh, untuk menjadi bukti cinta.." katanya sambil mengelus perut Namira.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mendekati Perlahan
Namira menatap setangkai bunga mawar yang ada di meja kerja nya dengan kening mengkerut "Dari siapa Nis?" tanyanya pada Nisa yang sudah berada di kursinya.
"Oh gak tahu, pas aku datang udah ada di sana.." Namira melihat Nisa berjalan menghampirinya dan menyenggol lengannya "Dari fans kali mbak.."
"Ngaco.." Namira memilih meneliti namun tak ada nama pengirimnya "Gak ada pengirimnya Nis.."
"Udah ku bilang dari penggemar rahasia mbak.."
Namira mendudukan dirinya di kursi kerjanya, namun tetap saja rasa penasarannya untuk memastikan dari siapa bunga itu belum hilang, selama tiga tahun Namira bekerja belum pernah dia menerima bunga meski banyak yang menggodanya karena statusnya yang memang seorang janda, namun belum ada yang pernah secara terang- terangan memberi bunga.
Hanya Andre yang konsisten mendekatinya itu pun secara perlahan dan Namira tidak menanggapinya, ngomong- ngomong soal Andre semalam setelah pulang dari pantai, Juni sudah kembali ceria semua berkat Andre yang menemani Juni bermain seharian dan membelikan beberapa mainan untuk Juni.
Saking senangnya pagi sekali Juni sudah bangun dan bermain dengan mainan yang di belikan Andre untuknya.
Namira menoleh saat ponselnya bergetar tanda pesan masuk, dan tangan Namira bergerak untuk melihatnya.
-Sudah terima bunga dariku?-
Namira tersenyum, ternyata itu dari Andre.
-Kamu yang menyimpannya?-
Kembali ponsel Namira bergetar tanda pesan kembali masuk..
-Ya, kamu suka?-
-Suka, terimakasih-
-Baguslah, aku ingin bertanya Apa makanan kesukaan Juni?- Namira mengeryit melihat isi pesan Andre.
-Juni suka yang manis, coklat, permen, dan eskrim tentunya-
-👍- Namira kembali mengeryit saat balasan dari Andre hanya emoticon jempol saja.
Namira meletakkan ponselnya dan meraih setangkai bunga mawar merah yang tergeletak di atas mejanya lalu tersenyum, mendekatkannya ke hidung untuk menghirup aromanya "Wangi" gumamnya.
Di saat yang sama Mario baru saja masuk dan melihat Namira sedang mencium setangkai bunga, sejak kapan Namira suka bunga? dari mana dia mendapatkannya? apa itu pemberian pria.
Mario memasuki ruangannya dengan perasaan dongkol dia belum bisa mengajak Namira kembali bicara, Namira selalu menghindar dan tak ingin bicara jika tidak dengan bahasa formal dan semuanya tentang pekerjaan.
Bagaimana dia menjelaskan tentang dirinya yang kini menyandang status duda, dia tak keberatan kembali pada Namira meski Namira justru mengkhianatinya dan memiliki anak dari pria lain, Dimana janjinya untuk mencintai Mario selamanya.. Mario akui rasanya amat terbakar membayangkan Namira bersatu dengan pria lain hingga Namira memiliki buah hati, namun Mario akan menyingkirkan semua ego nya demi Namira, dia berjanji akan menyayangi anak Namira seperti putranya sendiri bahkan pada Rivano pun Mario melakukannya.
Hanya saja ada perasaan mengganjal di hati Mario, benarkah Namira sudah menikah lagi, namun mendengar Namira memanggil nama bocah itu Juni, bukankah mungkin saja dia lahir di bulan Juni, para orang tua biasanya menamai sesuai bulan lahir, mereka memberikan nama bulan tersebut dimana anak mereka lahir. Dan jika di hitung tentu itu meleset jauh dari terakhir mereka berhubungan intim.
Mario sudah membaca artikel tentang wanita hamil mulai dari minggu yang akan di hitung sejak haid terakhir dan berapa minggu hingga melahirkan, dan dari hitungan Mario jika itu anaknya harusnya lahir sebelum bulan Juni bahkan beberapa bulan sebelumnya, dengan perbedaan bulan tersebut mungkin yang di katakan Namira adalah kebenaran jika dia sudah menikah lagi dan memiliki anak.
Sekali lagi itu tak masalah bagi Mario, asal itu Namira, dia rela dan ingin terus bersamanya.
Baginya Namira tidak terganti meski dulu dia harus bercerai dan berpisah tapi sungguh itu bukan keinginannya sendiri, Mario bersumpah dia tidak menginginkannya.
...
Jam makan siang sudah tiba, sebagian karyawan sudah mulai keluar dari kubikel masing- masing untuk beristirahat dan sekedar mengisi perut mereka.
Begitu pun Namira yang mulai merapikan mejanya dan mengambil kotak bekal dari tasnya, sesekali jika sempat Namira memang akan membawa bekal makanan, bukan hanya untuk menghemat pengeluaran hanya saja kadang Namira lebih tenang jika membuat makanan sendiri, karena dia tahu apa saja bahan yang dia masukan ke dalamnya.
Saat sedang membuka bekalnya Namira di kejutkan oleh seseorang yang menyeret kursi dan duduk di depannya, Namira tersenyum dia kira itu Andre karena pria itu biasanya datang dan meminta bekalnya,
Senyum Namira surut saat yang dilihat di depannya bukan Andre seperti perkiraannya, melainkan Mario yang kini menatapnya dengan tatapan sayunya.
Melihat senyum Namira yang tiba- tiba surut dan berganti dengan wajah datar membuat Mario tersenyum masam "Tidak mengharapkan ku hmm?"
"Anda ada perlu dengan saya..?" tanya Namira, sekuat tenaga Namira menahan hatinya yang ingin meloncat saat Mario begitu dekat, posisi Namira yang duduk di depan meja kerjanya sedangkan Mario duduk di sebelahnya dan mengunci Namira dengan kaki mengungkungnya seolah takut Namira akan lari.
"Melihatmu berbagi makanan dengan pria lain, aku rasa kamu juga tak keberatan jika membaginya denganku?" Namira tertegun.
"Jika kamu berkenan.." tambahnya.
"Jika saya bilang tidak, apa Bapak akan pergi..?"
"Tentu saja tidak."
Namira menghela nafasnya "Apa mau anda sebenarnya?"
"Banyak, aku ingin bicara, tapi untuk sekarang aku ingin makan.."
Namira meletakan kotak bekalnya "Kalau begitu anda bisa nikmati bekal saya silahkan.." Namira menggeser kotak bekalnya lalu bangkit, dan seketika Mario pun mendongak.
"Kamu mau kemana?"
"Karena kotak bekal saya sudah saya berikan, jadi saya mau makan di kantin saja.."
"Nami.."
"Bisakah anda menyingkir, saya akan keluar."
Mario menghela nafasnya "Duduklah, Nami.. apa bedanya kamu membagi makanan denganku atau dengan pria itu."
"Pria itu?"
Mario mendengus "Andre dari divisi keuangan.."
Namira mencebik "Tentu saja berbeda, jika aku makan dengan anda orang akan salah faham.."
"Tapi jika dengan Mas Andre.."
"Mas..? kamu memanggilnya mas?" Namira memalingkan wajahnya, jika dulu Namira memanggilnya dengan sebutan 'Mas' kini panggilan itu sudah di berikan Namira pada pria lain.
"Tidak masalah.." Mario mengedikkan bahu, mencoba tak peduli, meski nyatanya hatinya terasa sakit"Apa yang kamu masak?" Mario membuka kotak bekal Namira, lalu mulai memakannya "Emmh... Masakan Namira memang selalu enak.. sudah lama aku tidak makan seenak ini.." Namira terpaku melihat Mario memakan bekalnya, dan apa katanya , sudah lama dia tidak makan seenak ini?.
Bohong..
"Anda tidak punya malu?"
"Kenapa harus malu.. apa kesalahan ku Nami?" Mario meletakkan sendoknya "Aku hanya berbagi makanan seperti yang kamu lakukan dengan pria itu.."
"Berbeda pak, anda atasan saya dan yang terpenting anda sudah berkeluarga, saya tak ingin ada yang salah faham.."
Mario mengangguk, namun dia tak peduli dan menarik Namira untuk kembali duduk "Apa yang,..?"
"Makanlah!" Mario memberikan sendok nya ke tangan Namira "Terimakasih sudah berbagi.." Mario mengusap rambut Namira lalu melenggang pergi ke ruangannya.. Apa Mario sedang mempermainkannya..?
Mario mengusap sudut bibirnya merasakan nikmatnya masakan Namira setelah sekian lama adalah kenikmatan yang tidak terhingga. Cukup untuk hari ini. Mario akan mendekati Namira pelan- pelan hingga Namira bisa menerimanya kembali.
...
Like..
Komen..
Vote..
sungguh km mmbagongkn...
g masuk akal bgt km mario....
bakal nyesel km mario... klo tau setelah namira km ceraikan.... trnyata dia mngandung ankmu....