Di usia muda, Clarissa harus membanting tulang untuk memenuhi kebutuhan hidup dan pengobatan ibunya. Tapi suatu hari, dia mendapat kabar jika penyakit ibunya kambuh dan harus segera dioperasi.
Dengan putus asa, gadis yang biasa dipanggil Icha itu mencoba mencari pinjaman. Tapi tidak ada satupun yang mau membantu.
Hingga akhirnya dokter Ridwan yang menangani ibunya mencoba membantunya dengan memperkenalkan Icha dengan seorang Ceo yang bernama Alex.
"Aku akan membayar biaya pengobatan ibumu dan melunasi semua hutangmu asalkan kau mau melahirkan pewaris untukku."
Akankah Icha menerima tawaran Alex? Dan bagaimana kehidupan Icha selanjutnya?
Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama, tempat, dan alur itu hanya kebetulan semata. Terimakasih dan Selamat Membaca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mutzaquarius, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cemburu
Icha mengikuti petunjuk yang tertempel di dinding dimana pantry terletak di lantai 4. Dia buru-buru masuk ke lift karena banyak mata yang menatapnya, dan hal itu membuatnya risih.
"Kenapa mereka melihat ku seperti itu?" gumamnya dalam hati.
Ting
Pintu lift terbuka, Icha berjalan kesana kemari mencari letak pantry. Dia ingin bertanya pada orang-orang, tapi melihat tatapan mereka, membuat Icha mengurungkan niatnya.
Icha berjalan dengan tergesa-gesa, hingga tanpa sengaja ia menabrak seseorang hingga berkas yang dibawa orang itu berserakan di lantai.
Brukh
"Akh..." pekik Icha
Ma_maaf. Aku tidak sengaja." seru orang yang menabrak Icha
"Tidak apa-apa. Aku juga minta maaf karena kurang hati-hati." Icha membungkuk membantu mengambil berkas-berkas yang berserakan. "Sekali lagi aku minta maaf." ucap Icha lagi
"Tidak apa-apa Nona." seru orang itu
"O iya, apa kau tahu dimana letak pantry?" tanya Icha
"Apa kau baru disini?" bukannya menjawab, orang itu justru bertanya pada Icha. Dia menatap Icha dari atas sampai bawah. Wajah yang cantik dan memakai baju limited edition. Jadi mungkin dia bukan karyawan baru. Tapi kenapa dia mencari pantry? Dia bisa saja meminta ob untuk menyiapkan apa yang dia butuhkan bukan?
"Ke_kenapa kau menatapku seperti itu, Tuan?" Icha merasa risih dengan pria di depannya. Dia berfikir, apa penampilannya terlihat buruk? Kenapa banyak yang memperhatikannya hari ini?
"Ah.. maafkan aku. Dan jangan panggil aku Tuan. Aku karyawan baru disini. Jadi kau bisa memanggilku Ryan, nona." ucap Ryan memperkenalkan diri.
"Baiklah Ryan. Tapi kau juga tidak perlu memanggilku Nona. Jadi, dimana pantry nya?"
"Ada di sebelah sana." Ryan menunjuk dengan dagunya karena kedua tangannya ia gunakan untuk memegang berkas-berkas yang akan dia fotocopy.
"Oh, terimakasih." Icha tersenyum dan sedikit menunduk sebelum pergi meninggalkan Ryan
Deg
"Se_senyumannya manis sekali." batin Ryan. Dia memeluk berkas di tangannya dan merasakan jantungnya yang berdetak kencang.
"Eh.." Ryan tersadar dan melihat Icha sudah tidak ada di depannya. Dia menoleh dan melihat wanita itu masuk ke pantry.
"Sial!! Rasanya aku ingin kesana. Tapi pekerjaan ku..." Ryan menatap tumpukan berkas yang ada ditangannya dan menghela nafas panjang
"Hah.. Mungkin lain kali saja." Ryan memilih melanjutkan pekerjaannya. Tapi tanpa di sengaja dia melihat temannya yang juga ingin mengcopy berkas.
"Hal yang baik tidak boleh ditunda-tunda." seringai Ryan. Dia memanggil temannya itu dan menghampirinya.
"Ferdian!!" teriak Ryan
Merasa di panggil, Ferdian berhenti dan menoleh kearah Ryan yang mendekatinya. "Ada apa?" tanya Ferdian
"Kau mau fotocopy berkas itu kan?" tanya Ryan menunjuk berkas yang ada di tangan Ferdian.
"Iya, lalu?"
"Tolong kau fotocopy juga berkas-berkas ini. Aku ada urusan sebentar. Nanti jika urusan ku sudah selesai, aku akan menyusul mu." Ryan meletakkan berkas miliknya di tumpukan berkas milik Ferdian dan pergi begitu saja
"Ta_tapi Yan...." Ferdian menghela nafas panjang melihat Ryan yang sudah menjauh.
"Dasar !! memangnya orang seperti dia mempunyai urusan apa?" gerutu Ferdian.
Sementara itu, Ryan menyusul Icha ke pantry. Dia mengintip dari balik pintu dan melihat Icha sedang membuat secangkir kopi.
"Tidak ada siapa-siapa. Ini kesempatan bagus untuk mengenalnya lebih dekat." batin Ryan. Dia masuk dan berdiri di belakang Icha. "Jadi kau suka kopi." ucapnya tiba-tiba
"Astaga!! Kau mengagetkan saja." Icha tersentak dan menoleh melihat Ryan yang terkekeh.
"Maaf." ucap Ryan.
"Iya tidak apa-apa."
"Kau belum menjawab pertanyaanku. Kau suka kopi?" tanya Ryan lagi
"Tidak. Aku tidak menyukai kopi." jawab Icha
"Jika kau tidak menyukai kopi, lalu kopi ini untuk siapa?" tanya Ryan bingung.
"Oh, ini....
"Ekhm."
Satu dehemen membuat keduanya reflek menoleh kearah pintu.
Deg
"Tu_tuan Alex." lirih Icha yang masih terdengar oleh Ryan.
"A_apa? Tuan Alex? Gawat, sepertinya aku dalam masalah besar." batin Ryan merutuki kebodohannya. Dia karyawan baru disini, dan sekarang dia dipergoki langsung oleh pemilik perusahaan sedang mengobrol di pantry. Sepertinya hidupnya akan hancur setelah ini.
Tidak semua orang tahu rupa Alex, apalagi orang dari kalangan bawah. Mereka hanya tahu nama besar Wiratama sebagai pengusaha sukses. Apalagi Alex orang yang tertutup dan tidak suka mengumbar kehidupan nya di sosial media. Bahkan awak media sangat sulit untuk melakukan wawancara dengan Alex, kecuali mengenai bisnis.
Alex masuk dan berdiri di depan keduanya. Dia menatap wanitanya dengan tatapan yang sulit di artikan.
Setelah Icha keluar dari ruangannya, dia kembali mengerjakan pekerjaannya. Tapi dia tidak bisa berkonsentrasi karena bagian bawahnya berdenyut sakit. Dan semua itu karena ulah Icha.
Alex menggeram kesal. Dia tidak mungkin melakukan senam lima jari karena Itu bukan dirinya. Biasanya dia akan melampiaskannya pada wanita di bar, tapi sekarang dia tidak perlu lagi melakukan hal itu karena ada Icha yang akan membantunya. Lagipula ini adalah kesalahan Icha. Jadi Alex akan meminta pertanggungjawaban wanita itu.
Alex yang sudah tidak sabar, merasa jika Icha pergi cukup lama. Akhirnya karena penasaran, Alex melihat rekaman cctv perusahaan yang tersambung pada Laptopnya.
Alex melihat Icha yang berbincang dengan seorang pria. Dan hal itu membuat Alex marah. Dia menutup laptopnya dengan kasar dan bergegas menyusul wanita itu. Tapi apa yang dia dapat? Dia kembali melihat Icha yang berduaan di pantry.
Sungguh, melihat hal itu membuat hati Alex terbakar. Dia akan membuat Icha mengingat isi kontrak mereka setelah ini.
Alex menatap Icha dan Ryan bergantian. "Kau karyawan baru disini?" tanya Alex
"I_iya Tuan." Ryan menunduk takut jika Alex akan memecatnya. Bagaimanapun dia berhasil masuk ke perusahaan ini juga butuh perjuangan besar dengan mengalahkan banyaknya peserta yang melamar pekerjaan di sini. Dan sekarang, karena kecerobohannya, dia berada di ambang kehancuran.
Di pecat secara tidak terhormat di perusahaan ini, maka bersiap untuk hancur karena tidak akan ada perusahaan lain yang mau menerima kita. Perusahaan AL'X Company akan mem-blacklist karyawan tersebut.
"Sepertinya kau mempunyai waktu luang. Apa pekerjaan mu sudah selesai?"
Ryan menunduk dalam. Ucapan Alex terdengar seperti ancaman. Dia tidak menyangka jika rumor tentang pemimpin perusahaan AL'X Company yang terkenal dingin dan tegas ternyata memang benar.
"Ini peringatan pertama untukmu. Jika lain kali kau mengulangi nya lagi, maka aku akan mempersilahkan mu untuk keluar dari sini " ucap Alex.
"I_iya Tuan." jawab Ryan tergagap
"Ikut Aku!!" Alex menarik Icha begitu saja.
"Ta_tapi Tuan, kopinya.....
Alex menulikan telinganya. Yang ada dipikirannya sekarang adalah hukuman yang akan dia berikan pada Icha. Beraninya wanita itu menggoda pria lain. Bahkan mereka berduaan di pantry. Mengingat mereka tertawa bersama membuat hati Alex panas. Dan setelah ini, jangan harap Icha akan selamat.
moga c Alex bucin 🤔 biar ngk semena mena 🤦😠
kasian Icha ,🤦😒
nyimak...