Pernikahan yang diharapkan harmonis seperti yang diharapkan, tapi justru harus menjadi derita seorang istri yang tidak mendapatkan perhatian dari suaminya.
Pernikahan yang sudah dijalaninya tak membuahkan sang buah hati, lantaran sikap suaminya yang tak pernah menyentuh istrinya.
Sakit, kecewa, ingin marah, ingin memberontak, tak mampu untuk dilakukan Zeyana, lantaran pernikahannya yang diawali lewat perjodohan dari orang tuanya dengan kakek pihak laki-laki.
Rouki yang telah menjadi suaminya Zeyana, hanya menjadikan dirinya sebagai suami didalam status, tetapi tidak untuk kewajibannya.
Akankah keduanya mampu bertahan dalam pernikahannya? sedangkan rasa cinta pada Rouki tak ditunjukkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anjana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Antara percaya atau tidak
Selesai seprainya diganti oleh Rouki sendiri, Zeya masih berendam dengan air hangat untuk meregangkan otot ototnya yang terasa kaku. Rasa perih di bagian sensitif miliknya, berusaha untuk menahannya meski ada rasa yang sulit untuk diungkapkan.
"Pasti besok pagi akan terasa sakit banget ini, gimana ya cara mengatasinya? semoga saja aku tidak jatuh sakit." Gumamnya sambil menggosok bagian punggungnya.
Sedangkan Rouki yang hanya mengenakan baju tidur dengan model kimono, tengah menunggu istrinya keluar dari kamar mandi.
Masih dengan lamunannya, Rouki sendiri tidak menyangka jika dirinya telah melakukan hubu_ngan ba_dan bersama istrinya, sungguh tak pernah muncul di dalam benak pikirannya.
"Mas Rouki gak mandi? kok, senyum senyum gak jelas gitu. Mas Rouki sedang mikirin apaan?" tanya Zeya yang tiba-tiba mengagetkan suaminya yang tengah melamun.
"Enggak ada apa-apa kok, serius. Oh ya, kamu kalau mau langsung tidur, tidur aja duluan. Aku juga mau mandi, mau berendam, biar otot ototku tidaklah kaku, juga biar gak sakit ketika bangun tidur."
"Ya, Mas." Ucap Zeya mengiyakan.
Rouki yang tidak ingin salah tingkah, ia segera masuk ke kamar mandi untuk berendam, agar badannya tidak terasa pegal-pegal.
Sedangkan Zeya sendiri, tengah melumuri bagian kedua kakinya dari pa_ha hingga ujung kaki, juga kedua tangannya dengan lotion body, agar badan terasa lebih enakan, meski masih menyisakan rasa sakit pada bagian tertentu akibat ulah suaminya yang terbilang sangat brutal karena efek obat yang bersemayam didalam pikirannya.
"Sekarang ini aku sudah tidak lagi perawan, dan kesucianku sudah aku berikan seutuhnya kepada suamiku sendiri. Semoga ini awal Mas Rouki akan berubah, dan tidak akan menyakitiku lagi. Entahlah, aku hanya bisa berharap yang baik." Gumam Zeya selesai menggunakan lotion body.
Karena kedua matanya sulit untuk di pejamkan, Zeya hanya berbaring sambil menatap langit-langit kamarnya dan melamun.
"Kamu belum tidur?" tanya Rouki sambil berjalan mendekati tempat tidur.
Zeya langsung bangun dari posisinya yang sedang berbaring, dan memilih berstandar dibagian kepala ranjang tempat tidurnya.
Dengan sigap, Zeya langsung menyambar selimut tebal untuk menutupi badannya hingga di bagian da_da miliknya.
Rouki yang melihat ekspresi istrinya yang seperti ketakutan untuk diminta lagi haknya, hanya menahan tawa.
"Kamu kenapa, takut?" tanya Rouki sambil naik ke tempat tidur, dan ikutan bersandar seperti istrinya.
Zeya seperti terlihat meringkuk sambil menunduk ke bawah dengan posisi kedua tangannya yang terlihat memeluk kedua kakinya. Kemudian, Zeya menggelengkan kepalanya.
"Tenang, aku bukan orang yang serakah dan juga pemboros, aku tidak akan memaksamu. Aku juga capek, sama sepertimu. Tidak tahu untuk besok, pagi. Siap-siap saja jika sekujur tubuh kita akan terasa keram, juga otot-otot yang terasa kaku." Ucap Rouki yang tengah duduk disebelah istrinya.
"Bolehkah aku bertanya sesuatu pada Mas Rouki?" tanya Zeya sedikit canggung ketika dirinya hendak bertanya ke hal yang lebih sensitif.
"Boleh, tanyakan saja. Memangnya kamu ingin menanyakan hal apa?"
"Janji tidak akan marah?" tanya Zeya memastikan, takutnya akan kebalikannya.
"Janji, asalkan pertanyaan kamu itu masuk akal dan tidak ada unsur tuduhan atau yang lainnya, yakni contohnya dapat menggugah emosiku."
"Aku gak tahu dengan pertanyaan aku ini, entah masuk akal atau enggaknya, aku gak bisa menyebutkannya." Kata Zeya.
"Apakah aku orangnya yang pernah kamu setu_buhi?" tanya Zeya dengan sangat berani.
Seketika, Rouki langsung membulatkan kedua bola matanya saat mendengar pertanyaan dari istrinya.
Sambil menarik napasnya pelan, Rouki membuangnya dengan kasar. Pertanyaan yang tidak pernah terpikir olehnya, kini telah dilontarkan kepada dirinya.
"Tidak ada perempuan yang aku sen_tuh untuk aku setu_buhi, hanya kamu perempuan seorang. Meski aku menyadari jika aku bukanlah sosok suami yang baik, tapi aku bukan penikmat secara gratisan. Tentu saja, aku melakukannya dengan perempuan yang memang benar milikku seutuhnya." Jawab Rouki meyakinkannya dengan sejujur jujurnya.
"Maaf, aku hanya penasaran saja, juga ada rasa ingin tahu untuk mengetahui kebenarannya." Ucap Zeya sambil menatap wajah suaminya.
"Aku tahu jika semua yang aku lakukan padamu adalah sebuah paksaan, maafkan aku." Kata Rouki yang mengakui akan kesalahannya, dan merasa bersalah atas permintaannya.
"Tidak apa-apa, jugaan sudah menjadi hakmu dan kewajiban aku." Ucap Zeya sebisa mungkin untuk tidak gugup.
"Sudah malam, juga hampir larut malam, ayo kita tidur." Ajak Rouki untuk istirahat, Zeya mengangguk, dan keduanya segera tidur.
Dengan posisi yang biasanya, Zeya maupun Rouki sama-sama tidur saling membelakangi. Saat tidak terdengar gerak-gerik dari istrinya, Rouki mengubah posisinya menjadi berbaring, dan menoleh ke istrinya.
'Maafkan aku Zeya, maafkan aku yang menjadi suami yang tidak becus selama ini.' Batinnya saat melihat posisi tidurnya sang istri, juga merasa sangat bersalah atas sikapnya selama ini.
Namun, seorang Rouki tetap menunjukkan sikap gengsinya lantaran sudah terlanjur begitu banyak kesalahannya.
Kemudian, Rouki bangkit dari posisi tidurnya, dan pindah ke ruang kerjanya untuk menghilangkan penatnya. Namun saat baru saja duduk, dirinya kembali ke kamarnya lantaran tubuhnya butuh istirahat yang cukup, dan juga tidak ingin jatuh sakit.
Begitu susah untuk memejamkan kedua matanya, lambat laun tertidur dengan sendirinya hingga pagi menyambutnya.
Zeya yang tersadar dari tidurnya, pelan-pelan ia membuka kedua matanya dan menyempurnakan penglihatannya. Kemudian, Zeya yang merasa ada sesuatu yang seperti mendidih bagian perutnya, dan juga seperti ada yang memeluknya, ia menoleh.
Dan benar saja, rupanya sang suami memeluknya dalam kondisi tertidur dengan pulas.
'Ada apa dengan Mas Rouki, kenapa dia tiba-tiba begitu berubah drastis. Sejak Dokter Radit datang, semua berubah total. Apakah semua ini ada hubungan untuk mengerjai perasaanku? atau ada hal lainnya.' Batin Zeya yang bingung dengan sikap suaminya yang tengah berubah drastis.
"Kamu mau kemana?" tanya Rouki sambil mengeratkan pelukannya.
"A-a-aku mau bangun, pingin mandi air hangat, badanku terasa sakit semua, juga otot-otot yang terasa kaku." Jawab Zeya sambil melepaskan tangan suaminya yang tengah memeluk dirinya.
"Kita mandi bareng, ya? selama ini kita tidak pernah mandi bareng, 'kan? sekalian untuk meregangkan otot kita biar kendur." Ucap Rouki setengah berbisik didekat telinga istrinya.
Zeya langsung menoleh pada suaminya, antara takut dan juga bingung. Takutnya, jika dirinya hanyalah dimanfaatkan oleh suaminya Bingung, sedangkan dirinya adalah istri sahnya yang wajib untuk melayani suaminya.
Zeya sejenak terdiam, antara menuruti kemauan suaminya atau untuk menolaknya.
"Kamu kenapa diam, tidak mau?" tanya suaminya.
"Bukan, bukan itu maksudnya aku, Mas." Jawab Zeya yang tidak tahu harus bicara apa.
"Terus?"
"Enggak apa-apa, aku hanya bingung saja."
"Bingung kenapa?"
"Bukankah Mas Rouki tidak suka denganku, dan bukankah Mas Rouki ada Alya?"
Rouki langsung meraih tangan istrinya lewat tangannya yang terluka.
"Bantu aku, bantu aku untuk melupakan Alya."
"Kenapa?"
"Karena aku telah dibutakan olehnya, dan aku tidak menyadari kalau ada perempuan yang jauh lebih baik darinya, perempuan yang jauh lebih baik itu adalah kamu." Jawab Rouki, dan mendaratkan sebuah ciu_man ke pipi kanan milik istrinya.
Zeya masih tidak bergeming, antara percaya atau tidaknya, sulit untuk dikenali.