NovelToon NovelToon
Istri Paksa Tuan Arka

Istri Paksa Tuan Arka

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Cinta Terlarang
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: S. N. Aida

Alya, gadis kelas 12 yang hidup sederhana, terkejut saat mengetahui ayahnya terlilit hutang besar pada Arka Darendra — CEO muda paling berpengaruh di kota itu.

Saat debt collector hampir menyeret ayahnya ke polisi, Arka datang dengan satu kalimat dingin:

“Aku lunasi semuanya. Dengan satu syarat. Putrimu menjadi istriku.”

Alya menolak, menangis, berteriak—tapi ayahnya memaksa demi keselamatan mereka.

Alya akhirnya menikah secara diam-diam, tanpa pesta, tanpa cinta.
Arka menganggapnya “milik” sekaligus “pembayaran”.

Di sekolah, Alya menyembunyikan status istri CEO dari teman-temannya.
Di rumah, Arka perlahan menunjukkan sisi lain: posesif, protektif, dan… berbahaya.

Mereka tinggal seatap, tidur sekamar, dan gairah perlahan muncul—walau dibangun oleh luka.

Konflik berubah ketika masa lalu Arka muncul: mantan tunangan, dunia bisnis yang penuh ancaman, dan rahasia gelap kenapa ia sangat tertarik pada Alya sejak awal.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon S. N. Aida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13: Masuk ke Dunia Arka

​Dua hari setelah ‘hukuman kecil’ yang menguji batas psikologisnya, Arka memutuskan bahwa Alya siap untuk diperkenalkan secara lebih formal—bukan di pesta sosial, tetapi di markas besarnya: Darendra Group.

​Pagi itu, di dalam mobil sedan hitam mewah, Alya duduk dengan tegang di samping Arka. Ia mengenakan blus sutra berwarna beige dan rok pensil selutut yang dipadukan dengan low heels, semuanya dipilih oleh Jeevan atas perintah Arka. Ia tampak seperti mahasiswa tingkat akhir yang bersiap untuk wawancara kerja yang sangat penting, bukan seperti siswi SMA yang seharusnya khawatir tentang ujian Sejarah.

​“Kau terlihat terlalu cemas,” komentar Arka, tanpa menoleh, matanya terpaku pada tablet yang ia pegang.

​“Saya tidak terbiasa berada di lingkungan seperti ini, Tuan Arka. Ini kantor Anda. Semua orang akan tahu,” jawab Alya, tangannya yang tersembunyi di pangkuan meremas dompet kecilnya.

​Arka akhirnya meletakkan tabletnya dan menoleh ke Alya. Ekspresinya serius. “Mereka memang harus tahu. Ini adalah bagian dari strategi. Aku ingin semua orang, internal dan eksternal, tahu bahwa kau adalah Nyonya Darendra. Itu akan menghentikan spekulasi, dan juga, itu akan menghentikan siapa pun yang berpikir untuk mendekatimu.”

​Alya menatap cincin di jarinya. Di dalam villa, cincin itu adalah belenggu pribadinya. Di luar, itu adalah perisai.

Mereka tiba di Darendra Tower, sebuah gedung pencakar langit kaca yang menjulang tinggi, menjeritkan kekuasaan dan kekayaan mutlak. Lobi kantor itu begitu megah dan dingin; marmer putih, logam perak, dan kesibukan yang teratur.

Begitu mereka melangkah keluar dari lift pribadi yang langsung mengantar mereka ke lantai eksekutif, Alya merasakan atmosfer yang berbeda. Udara di sini tipis, penuh ambisi yang tajam.

Mereka disambut oleh Kepala Sekretaris Arka, seorang wanita paruh baya yang ramping dan berwibawa, yang hanya dikenal sebagai Ibu Hana.

“Selamat pagi, Tuan Arka. Nyonya Alya,” sapa Ibu Hana, dengan nada hormat tetapi tatapannya pada Alya penuh dengan rasa ingin tahu yang terselubung. Ibu Hana jelas telah bekerja untuk Arka selama bertahun-tahun dan tahu persis siapa Arka Darendra dan betapa tidak biasanya dia membawa seorang gadis muda bersamanya.

“Hana, Nyonya Darendra akan bersamaku sepanjang pagi. Pastikan tidak ada gangguan kecuali mendesak. Dan, pastikan semua orang di lantai ini tahu siapa dia,” perintah Arka dengan nada final.

“Tentu, Tuan,” jawab Ibu Hana, melirik Alya.

Arka menarik Alya ke kantornya, sebuah ruangan yang lebih besar dari kamar tidurnya di villa. Seluruh dinding di satu sisi adalah kaca, menawarkan pemandangan panorama seluruh kota—kota yang dikendalikan oleh pria yang kini berdiri di samping Alya.

Arka mendudukkan Alya di sofa kulit mewah di sudut ruangan. “Kau di sini untuk mengamati. Ini adalah duniaku, Alya. Tempat di mana kata-kataku adalah hukum. Kau akan melihat mengapa aku tidak bisa diabaikan.”

Alya hanya mengangguk. Dia memperhatikan Arka.

Selama dua jam berikutnya, Arka menerima panggilan konferensi dan mengadakan pertemuan singkat dengan manajer-manajer kunci. Alya, yang duduk diam di sudut, menyaksikan transformasi Arka.

Di villa, Arka adalah seorang suami posesif dan kejam. Di sini, ia adalah komandan. Suaranya di telepon tidak pernah meninggi, tetapi setiap kata mengandung otoritas yang tak terbantahkan. Matanya mengawasi grafik dan angka seolah-olah mereka adalah musuh yang harus dihancurkan.

Alya melihatnya membatalkan kesepakatan bernilai ratusan miliar hanya karena ada penyimpangan kecil dalam laporan audit. Dia melihatnya memberi perintah tegas kepada bawahannya untuk ‘menghancurkan’ pesaing yang baru muncul di pasar.

Arka Darendra di Darendra Tower adalah predator yang sempurna: fokus, efisien, dan menakutkan. Dia tidak peduli dengan perasaan; dia hanya peduli dengan hasil.

Melihat sisi ini, Alya menyadari betapa kecil dan tidak berarti dirinya dalam skema besar hidup Arka. Dia hanyalah sebuah aset, dan Arka sedang memamerkan betapa seriusnya dia menjaga asetnya.

“Kau diam saja. Itu bagus,” kata Arka, saat dia mengakhiri panggilan. Dia berjalan ke meja Alya.

“Saya mengamati. Anda… Anda terlihat berbeda di sini, Tuan Arka,” balas Alya jujur.

Arka tersenyum tipis. “Ini adalah diriku yang sebenarnya, Alya. Di sini, tidak ada ruang untuk emosi. Hanya logika dan kemenangan. Kau harus belajar, jika kau ingin bertahan di duniaku.”

Tiba-tiba, pintu kantor Arka diketuk dengan sopan. Ibu Hana masuk dengan wajah yang sedikit cemas.

“Tuan Arka, saya minta maaf mengganggu. Ada Tuan Richard dari GlobalTech yang ingin bertemu Anda mendadak. Dan…” Ibu Hana ragu-ragu, matanya melirik Alya. “Dan ada Nyonya Tanaya di lobi. Beliau bersikeras naik.”

Arka menegang. Itu adalah reaksi yang jarang terjadi. Nama ‘Tanaya’ jelas memicu sesuatu dalam dirinya.

“Suruh Richard menunggu. Dan Tanaya… biarkan dia naik. Kirim dia ke ruang pertemuan VIP. Aku akan menemuinya sebentar lagi,” perintah Arka, suaranya kembali ke nada es yang biasa.

Alya menyadari aura di ruangan itu tiba-tiba berubah.

Arka menatap Alya. “Kau tetap di sini. Jangan ke mana-mana. Baca saja majalah atau tidur, terserah. Tapi jangan meninggalkan ruangan ini.”

Perintah itu terdengar protektif, tetapi juga posesif.

Arka meninggalkan kantor. Alya ditinggalkan sendirian di benteng kekuasaannya. Rasa penasaran Alya membuncah. Siapa Tanaya? Dan mengapa Arka, yang begitu dingin dan tidak terganggu, tampak sedikit terguncang dengan kedatangan wanita itu?

Alya bangkit. Dia tidak bisa hanya duduk diam. Dia mendekati meja kerja Arka, menyentuh keyboard komputer yang masih hangat. Ini adalah kesempatan yang ia tunggu-tunggu: kesempatan untuk melihat lebih dalam ke arsip digital Arka. Namun, ia takut Arka memiliki sensor atau kamera.

Dia menarik diri. Dia tidak boleh gegabah.

Sebagai gantinya, Alya berjalan ke sisi meja Arka. Ia melihat album foto kecil yang terbuat dari kulit diletakkan di sana, di samping bingkai foto Arka dengan seorang pria tua yang mirip dengannya (mungkin ayahnya). Arka selalu mengklaim tidak ada tempat untuk emosi, tetapi di sini ada album foto.

Alya meraih album itu. Tangannya gemetar.

Ia membukanya. Halaman pertama menunjukkan foto Arka yang masih sangat muda, mungkin remaja, tersenyum lebar. Dan di sampingnya, adalah seorang gadis kecil. Gadis itu memiliki rambut panjang, mata besar, dan senyum malu-malu.

Alya membalik halaman. Foto gadis itu semakin sering muncul. Di foto lain, gadis itu mengenakan seragam SMA, seragam yang sama persis dengan yang Alya kenakan.

Jantung Alya mencelos.

Gadis dalam foto itu… itu adalah dirinya saat SMA.

Alya menatap foto itu, lalu ke tangannya sendiri. Itu adalah dirinya, lima tahun lalu. Bagaimana mungkin Arka memiliki foto dirinya sejak lama?

Tiba-tiba, firasat dingin menyergap Alya. Arka tidak menikahinya secara acak untuk melunasi hutang. Arka mengincarnya sejak lama. Obsesi ini bukan baru, tetapi sudah berlangsung bertahun-tahun. Hutang lima miliar hanyalah alasan yang sempurna untuk mengklaim Alya.

Alya buru-buru menutup album itu, napasnya tersengal. Dia telah menemukan celah pertama, sebuah rahasia gelap di balik pernikahan paksa ini.

Pria yang baru saja ia saksikan menghancurkan pesaing bisnis dengan ketenangan mutlak, adalah pria yang sama yang diam-diam mengamati Alya selama bertahun-tahun.

Alya menempatkan album itu kembali persis di tempatnya. Dia kembali ke sofa, pura-pura membaca majalah.

Pintu kantor terbuka. Arka masuk, tetapi ia tidak sendirian. Di belakangnya, berdiri seorang wanita yang elegan, cantik, dan memancarkan kemarahan terpendam. Itu pasti Tanaya.

Tanaya memiliki rambut cokelat mengilap, mata hijau yang tajam, dan mengenakan setelan bisnis mahal yang menunjukkan kekuasaan.

Mata Tanaya langsung tertuju pada Alya yang duduk di sofa. Tatapannya penuh penghinaan.

“Jadi, ini dia, Arka?” kata Tanaya, suaranya rendah dan sinis. “Kau menolakku, melepaskan tunanganmu, dan kemudian kau menikah dengan… anak kecil ini?”

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!