Aryo Wisang geni adalah seorang pemuda desa yang cinta damai,Tapi nasib membawanya menuju dunia persilatan yang kejam. Kehidupan yang damai punuh cinta yang dia dambakan harus dibayar dengan mahal. Dimana keinginan untuk hidup damai maka harus ada perjuangan dan pengorbanan yang dibutuhkan.
Perjalanan Wisang Geni menjadi seorang pendekar bermula ketika dia di selamatkan seorang Resi sakti dari negeri Nihon. Dan seiring berjalannya waktu Wisang Geni menjadi pendekar yang hebat.
Dari sini mulai beban yang dia tanggung seakan lebih berat karena melihat penderitaan rakyat. Baik mereka di tindas para penjahat bahkan dari pejabat kerajaan yang seharusnya para pejabat menjadi pelindung para penduduk.
Tanpa dia sadari, apa yang dia lakukan untuk membantu masyarakat malah menjadikannya seorang pemimpin yang disegani oleh penduduk.
Mampukah Wisang Geni mengembah tugas yang di percayakan penduduk kepadanya?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agung wibowo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SIASAT LOKAHITA
Bagai mendapat durian runtuh, Singo Maruto siang ini berasa mendapat berkah, bagai mana tidak berkah, dia mendapat kan seorang wanita cantik yang dengan suka rela mengikutinya. Tanpa ada paksaan atau perebutan. Gadis itu berjalan tepat dibelakang Singo maruto, si ikuti 4 orang lainnya, menuju markas para penjahat ini. Karena tidak sabar Singo Maruto segera menarik tangan lokahita,
" Aduh sakit kakang... " Dengan cepat Lokahita menarik tangan nya. Sebenarnya dia jijik bersentuhan dengan laki-laki ini,
"Kakang jangan kasar... Aku tak pernah disentuh laki-laki kecuali kakang... " Lanjut Lokahita sambil memainkan rambutnya seperti malu-malu. Mendengar logat dan cara bicara Lokahita yang manja sontak menambah pusing otak Singo Maruto, ingin segera rasanya merengkuh bunga yang sedang mekar ini.
" Baik manis... Ayo cepat jalannya... " Perintah Singo Maruto di buat semanis mungkin.
"Kalian cepat siapkan tempat untuk ku... " Sambung Singo Maruto menyuruh ke empat bawahannya.
Ke empat orang itu langsung pergi, walau dengan perasaan dongkol, tapi mereka tak bisa melawan perintah Singo Maruto. Dari kejauhan nampak 11 orang sedang mengikuti Lokahita, Wiryo sangkolo dan prajurit mengintai dengan cemas, walau mereka tahu kemampuan Lokahita lebih tinggi dari ketua penjahat itu. Walau hebat seandainya di kroyok pasti akan susah payah pikir sang panglima muda itu. ∆
" Tuan apa yang harus kita lakukan...? " Tanya seorang prajurit sambil mengintai keadaan.
" Kita tunggu tanda dari Tuan putri, jika sudah ada petunjuk langsung kita serang..." Ucap panglima muda itu.
Lakohita terus berfikir bagai mana caranya bisa mencari informasi dari kumpulan penjahat ini. Dia harus tahu, dengan begini para penjahat dapat dimusnahkan secara perlahan.
Dari dalam ruangan terdengar percakapan dua insan berlainan jenis.
"Kakang begitu hebat, mengapa cuma punya 4 orang anggota...? Tanya Lokahita pada Singo Maruto.
" Kakang punya banyak pengikut... Mereka sedang melaksanakan tugas..." Jawab Singo maruto dengan bangga sambil membusungkan dada.
" Wah kakang hebat..." Ucap Lokahita dengan logat senang serta bangga. Walau dalam hati merasa jijik dan ingin menumpas mereka. Mereka berdua berbincang-bincang hingga hari menjelang sore.
" Kakang aku mandi dulu biar nanti malam terlihat cantik.. " Ucap Lokahita sembari pergi meninggalkan Singo Maruto. Singo Maruto hanya menatap punggung gadis yang pergi meninggalkannya, bayangan nya melayang, melamunkan tentang apa yang akan terjadi nanti malam bersama gadis itu. Begitu senang nya dia bahkan tak melihat gadis yang ada bersama nya mempunyai kemampuan lebih tinggi dari dirinya sendiri.
Terkadang manusia seakan di buta kan oleh nafsu duniawi, harta, tahta bahkan wanita. Hal ini lah yang terjadi pada Singo Maruto, gadis di hadapannya ini bahkan bisa membunuhnya dengan mudah, kecantikan gadis ini seakan membius nya, bahkan Singo Maruto melupakan bahwa kegiatan yang dia jalankan adalah misi rahasia. Dengan begitu mudahnya Singo Maruto membeberkan rahasia itu pada Lokahita.
Lokahita pergi ke arah sungai yang cukup jauh dari markas para penjahat itu, tangannya melambai seakan memberikan kode pada seseorang, seketika dengan cepat Wiryo sangkolo datang bersama 10 prajurit lainnya.
Lokahita menerangkan bahwa malam nanti para penjahat itu akan kumpul di markas mereka, kurang lebih ada 50 orang.
Mereka harus minta bantuan Patih Kecik, Patih kerajaan Mataram yang bertugas melaksanakan pembersihan atau penumpasan para penjahat di kadipaten Bantul. Dua orang langsung di printah Patih Wiryo untuk minta bantuan pada Patih kecik, berhubung mereka berada di kadipaten Bantul maka dengan cepat kabar sampai pada Patih Kecik.
" Kurang ajar... Ternyata mereka disana...! Baik aku akan membawa 200,sisanya tetap bantu kadipaten Bantul perkuat pertahanan kadipaten ... " Perintah Patih muda yang usianya tak beda jauh dengan Patih Wiryo. Patih kecik segera berangkat, dengan petunjuk serta rencana yang telah di jelaskan sang Patih kecik yakin akan mampu menupas para penjahat itu. Kemungkinan merekan akan sampai waktu malam dan tinggal tunggu perintah dari putri tersebut.
Rembulan mulai tampak, dia keluar dari peraduan dengan malu-malu, seakan-akan dia enggan menunjukan wajah ayu nya. Lain dengan Lokahita, gadis ini setalah membersihkan diri terlihat lebih segar, cantik dan semakin mempesona, jelas ke lima penjahat itu enggan mengalihkan pandang mata dari gadis tersebut, jelas hal ini menambah bangga Singo Maruto, disisi lain dia juga kesal dengan anak buahnya yang menatap gadis itu seakan-akan menelanjanginya. Karena dia merasa telah memiliki sang gadis sepenuhnya.
"Malam semakin larut, anak buah Singo Maruto sudah berkumpul semua, melaporkan semua perintah yang di berikan. Mata anak buah kagat melihat adanya seorang gadis cantik bersama atasannya, mereka seakan tak percaya dengan apa yang di lihatnya, pemimpin mereka biasanya sadis, bengis kini kelihatan patuh pada seorang gadis di sampingnya, biasa ketua mereka selalu bersikap kasar, tapi kini ketua mereka seakan menjaga emosi serta bersikap lembut pada gadis di sampingnya itu.
" Baik... Besok malam kita akan menjarah desa bambu kuning,...malam ini kalian boleh istirahat..." Perintah Singo Maruto pada semua anak buahnya.
Malam itu semua anggota kelompok itu tidur dalam ruangan yang cukup besar , tempat tersebut tersidia ranjang tidur berjajar seperti hal nya barak prajurit kerajaan tapi lebih kecil.
Malam ini Singo Maruto ingin istirahat lebih cepat, lebih tepatnya ingin segera menikmati tubuh mulus gadis ini, tapi dia tak mau bersikap kasar, entah apa yang ada di fikirannya...? Mungkin Singo Maruto mulai sayang pada gadis ini. Di usia 35 tahun dia belum punya istri walau pun sebelum nya dia tak pernah berfikir punya keluarga., tapi setelah bertemu Lokahita fikirannya berubah, dia berencana minikahi gadis ini. Karna dia yakin setelah apa yang dia lakukan pasti pimpinan nya( ki Ageng gumilar) akan memberi kan jabatan yang tinggi pada nya, setidaknya itulah janji pimpinan setelah kudeta pada Mataram berhasil.
"Gadis manis mari kita istirahat..." Ajak Singo Maruto pada Lokahita sambil tersenyum mengandung penuh arti.
" Sebentar kang mas... Aku gugup, aku tak pernah tidur dengan laki-laki sebelumnya..." Tolak halus Lokahita, padahal dia sudah punya siasat lain.
" Tenang manis... Aku akan memulai dengan lembut pasti tak akan sakit..." Desak Singo Maruto pada Lokahita.
" Kakang masuk dulu sebentar lagi aku menyusul... Tapi janji tak sakit ya..." Sambil tangan Lokahita mencubit perut Singo Maruto dengan sedikit menggoda.
" Jangan terlalu lama... Aku menunggu mu... " Ucap Singo Maruto penuh kemenangan.
Setelah Singo Maruto masuk kamar segera Lokahita melempar obor ke udara, tanda tersebut merupakan sebuah aba-mereka harus menyerang. Hal tersebut terlihat jelas sang Patih muda Wiryo yang mana semenjak awal dia sangat kawatir dengan gadis itu. Wiryo dan 10 prajurit terpilih lainnya pun menghampiri tempat dimana tanda tersebut.
" Kakang cepat bunuh para penjahat itu..." Bisik Lokahita pada sang Patih. 10 prajurit yang sudah siap dengan pedang di tangan pun langsung membunuh orang terdekat. Sial bagi mereka karna pekik memilukan dari salah seorang prajurit yang terpotong lehernya terdengar oleh yang lain.
jangan² lupa ya /Grin/
penulisnya Pingsan ??