Being The Wife Of Triple Twins Husbands

Sudah berapa kali Richard memijit pelipisnya saat melihat ruang kerjanya yang begitu berantakan, ingatkan dia untuk tidak membawa Putri nya kemari.

Pagi ini Airin merengek ingin ikut kekantor, dengan alasan bosan dirumah terus. Richard tentu dengan senang hati membawa Putri kesayangan nya itu, namun belum sampai 1 hari sudah banyak masalah yang dibuat Airin dikantor nya.

Lihatlah sekarang gadis imut itu tenggelam pada baju yang ia pakai, duduk di kursi kerja Richard menonton film di laptop nya sembari memakan cemilan yang tadi ia beli untuk putri nya.

"Princess" panggil Richard.

Airin menoleh menatap Richard yang berdiri didepan pintu, ia tersenyum menunjukkan gummy smile nya.

Lihat bagaimana dia bisa melihat senyum putrinya itu, Richard berjalan masuk menghampiri Airin. Dia menyentil dahi Airin dengan gemas.

"Kenapa ruang kerja Daddy berantakan hm?" tanya lembut.

Airin menggosok dahi nya yang disentil tadi, menatap Daddy nya dengan polos.

"Tadi Ai cari laptop Daddy mau nonton tapi gak ketemu, maka nya Ai bongkar ruang kerja Daddy eh tau nya laptop Daddy diatas meja gak liat Ai" ujar nya santai.

Richard tertawa kecil melihat kepolosan putrinya, ah jadi gak ikhlas dia jika putrinya menikah nanti dan meninggalkan nya.

🎵Abang pilih yang mana perawan atau janda

🎵 Perawan memang menawan janda lebih menggoda.

Richard melototkan matanya saat mendengar nada dering hp putrinya, apalagi yang nyanyi itu suara putrinya.

Airin mengangkat telponnya, awalnya dia masih santai saja, namun setelah mendengar bahwa putri nya dibully Airin langsung menggebrak meja kerja Richard dengan kuat.

Brak!

"Anjing! Berani sekali mereka!"

"ekhm!"

Airin terdiam, dia lupa bahwa ada Daddy nya disini, ia menatap Daddy-nya sembari nyengir.

"Kamu ini ya_"

"Daddy Airin pergi dulu bye-bye!"

Belum selesai ucapan nya, Airin sudah ngacir keluar dari ruangan nya.

__________

Airin keluar dari mobilnya dengan marah, bukan nya terlihat seram, ia justru terlihat sangat menggemaskan, masih dengan baju beruang dan jangan lupakan kacamata hitam besar yang menambah kegemasan nya.

Sesampainya didepan ruang BK, Airin langsung membuka pintu dengan keras.

Brak!

"ANY BODY HOME MAMUD DATANG RED KARPET NYA MANA!!!"

Hening!

Semua orang langsung menatap kearah Airin termasuk ketiga pria tampan itu.

Bu Nadin tersenyum manis menyambut Airin murid nakal kesayangan nya dari dulu sampai sekarang.

"Airin astaga" Bu nadin langsung memeluk Airin dengan erat.

"Sudah lama Ibu tidak lihat kamu, makin gemes aja" ujar nya mencubit pipi gembul Airin setelah melepaskan pelukannya.

"Buna nanti saja kita bahas masalah rindu ini, sekarang mari kita bahas tentang bully ini" ujar Airin.

Grep!

Tubuh Airin hampir terhuyung saat ketiga anak nya langsung menubruk dirinya.

Airin mendengus kesal, anak anak nya baru berumur 10 tahun tapi sudah setinggi dada nya, bagaimana besarnya nanti.

"Hikss Bunda" semua orang disana terdiam dengan tak percaya.

Seorang Meteo menangis? Hey yang benar saja.

Darion menatap tajam gadis kecil didepan nya itu, apalagi Meteo memanggilnya bunda dan menangis' dipelukkan nya.

"Oh jadi kamu ibu nya, hei dengar ya ajari anak mu itu sopan santun, ck ck ck masih kecil anak nya sudah dewasa pantas saja tidak berpendidikan, atai jangan-jangan mereka anak haram!" sarkas nyonya Kenawa.

Airin melepaskan pelukannya pada ketiga anak nya, ia maju kedepan menatap wanita yang berani menghina anak nya itu.

Airin melepaskan kacamata nya menatap remeh nyonya Kenawa dan putra nya.

Deg!

Tubuh ketiga pria tampan itu mematung menatap gadis kecil didepan nya.

Ketiga anak kembar nya meneluk Airin dengan posesif..

"ck ck ck kasihan sekali umur masih muda tapi sudah seperti nenek peyot!" Sarkas Airin.

"Dengar Nyonya Kenawa, umur bukanlah salah satu faktor untuk seseorang harus dewasa.

Dan satu lagi siapa lo berani mempertanyakan tentang didikan saya hah?! Sok tau banget lo jadi orang, emang lo pikir umur gue berapa hah!"

Nyonya Kenawa menatap Airin dengan marah, Bu nadin memijit pelipisnya, kalo Airin sudah marah beda lagi urusan nya pikir Bu Nadin.

"Kamu kurang ajar ya berani sekali kamu bilang saya peyot, saya masih muda masih 25 tahun kamu yang masih 15 tahun sok tau banget!" marahnya.

"pttfff"

Airin dan Bu nadin saling pandang tak lama mereka tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan nyonya Kenawa itu.

"Omo omo gue masih 15 tahun dongss, anak-anak bunda yang cantik dan ganteng benar bunda terlihat seperti anak 15 tahun?" tanya Airin pada Ketiga anak nya.

Mereka mengangguk pelan.

"Meski begitu bunda tetap wanita tercantik " ujar Ketiga nya serempak.

Airin tersenyum malu, lalu menatap bu Nadin.

"Nyonya Kenawa, sebenarnya umur Airin juga 25 tahun" ujar Bu nadin.

"APA!" Semua orang langsung menatap Airin, hell siapapun yang melihat akan mengira Airin ini 15 tahun.

Airin tersenyum sombong, dia juga baru mengetahui bahwa umur nya ternyata 25 tahun, saat Daddy nya meninggalkan dia di ruang kerja nya, Airin mengobrak-abrik ruang kerja Daddy dan menemukan berkas tentang dirinya dan kelahiran nya.

Nanti lagi kita bahas tentang Airin back to story.

Airin mengeluarkan hpnya lalu menunjukkan pada Bu nadin, untung tadi dia sempat meminta rekaman tentang pembullyan anak nya dibelakang sekolah.

"Sudah jelas bahwa yang salah anak anda Nyonya Kenawa, kalian bertiga akan di skors 3 hari!" ujar Bu nadin tegas.

Nyonya Kenawa dan kedua ibu lainnya pergi meninggalkan ruang bk, sedangkan Airin senyum-senyum sendiri.

"Ah mereka bisa aja bu, Airin dibilang masih 15 tahun padahal kan udah 25, tapi gak papa deh biar enak cari berondong"

Bu nadin menggelengkan kepalanya pelan, lalu keluar dari ruang BK karna dipanggil kepala sekolah.

Airin menatap ketiga anak nya garang, namun bukan nya seram melainkan dia begitu imut.

"Lain kali kalo mereka macam-macam hajar saja,pukul saja kalo perlu patahkan leher mereka, ok?"

"Ok" jawab mereka serentak.

Airin memeluk mereka dengan erat mencium mereka satu persatu.

"B-bunda pergi dulu" ujar Airin.

Demi apapun Airin ingin tenggelam saat ini juga, ketiga suami eh ralat mantan suaminya itu menatap nya dengan tajam seperti ingin menguliti nya.

"Bunda mau pergi? Ry masih mau sama bunda" ujar nya lirih.

Airin mengusap kepala Rissa dengan lembut, ia mencium kepala Rissa sayang.

"Bunda harus pulang sayang, Paman Jack sudah menunggu didepan" ujar Airin lembut..

"Bunda kenapa tidak pulang kerumah? Bunda marah sama kami? atau marah sama Papa?" tanya Jendral sedih.

Jayden menatap anak nya, sejak kecil Jendral tidak memiliki emosi, bahkan ia hanya mendengar Jendral menangis sekali itupun saat ia baru lahir.

"Nanti kita ketemu lagi" ujar Airin.

Airin segera keluar dari ruang BK,namun baru menyentuh gagang pintu.

Grep!

"Yang...."

__________