kawasan 18+, bijaklah dalam membaca.
Axel Brian pemuda miskin yang mepunyai cita - cita menjadi seorang milyarder
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alveandra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 18
Brian memperhatikan anak - anak yang sedang menikmati makanan ringan, mereka begitu bahagia ,hanya karena di beri satu bungkus makanan Ringan.
berbeda dengan kita yang punya keluarga, bisa mendapatkan camilan apapun yang kita mau jika kita menginginkannya, tetapi mereka..?,
jangankan untuk jajan , kebutuhan sehari - hari saja jika tidak ada orang dermawan yang menyumbang,mungkin mereka akan berbagi makanan atau mungkin juga berpuasa .
saat Brian sedang duduk memendang anak - anak itu, tiba - tiba terdengar suara wanita paruh baya " terima kasih tuan.. atas kebaikan anda ."
Brian menoleh ke arah suara ,dia melihat Anisa dengan wanita paruh baya di sampingnya " Ah.. ini tidak seberapa nyonya, jangan sungkan, saya Brian teman anisa ."
Anisa mengenalkan Wanita paruh baya tersebut " Brian ini ibu Aisyah.. dia yang merwat mereka semua di sini dengan suaminya pak Giri "
Brian mengangguk ,kemudian dia bertanya " sebelumnya saya minta maaf bu Aisyah.. saya melihat bangunan ini sudah tidak layak untuk di tinggali, apakah tidak ada donatur untu Panti ini ?"
Bu Aisyah menghela napas dia menjawab " seperti yang Tuan Brian lihat .. beginilah kondisinya, Dulu pernah ada donatur ,tetapi setelah dia meninggalkan kota ini, sudah tidak ada lagi yang mau menjadi donatur, jadi kami terpaksa bercocok tanam untuk menghidupi mereka."
dia diam sejenak kemudian melanjutkan " kami beruntung mengasuh Anisa, walaupun gajinya tidak seberapa dia terus mengirim sebagian gajinya untuk kami, sekarang dia sedang kesulitan mencari pekerjaan tetapi kami tidak bisa berbuat apa - apa ".
Anisa menggeleng Air matanya mengalir di dpipinya " ibu .. itu tidak seberapa di bandingkan pengorbanan kalian buat aku, sampai kapan pun kamulah ibuku jadi sudah seharusnya aku berbakti untukmu bu ."
Brian yang melihat drama itu benar - benar tidak tahan melihatnya , hatinya sudah kesekian kali terasa perih, tidak ada donatur pemerintah pun seakan tutup mata, Brian Mengepalkan tinjunya.
dia kemudian berkata " saya permisi keluar sebentar "
Anisa dan bu Aisyah mengangguk , Bu Aisyah bertanya " apakah itu Kekasih kamu Anisa ?"
Anisa tersipu malu " baru temen bu ?"
" baru temen ?, jadi bisa... ?" Aisyah menaik turunkan alisnya menggoda Anisa.
" ah.. ibu.. kami juga baru bertemu hari ini ih.." Anisa salah tingkah karena di goda ibu pantinya.
Bu Aisyah tersenyum dan memegang telapak tangan Anisa " Dia sepertinya lelaki yang baik Anisa, dia juga tampan dan Ramah , tetapi itu terserah padamu sala kamu bahagia ibu juga bahagia ".
Anisa dan Bu Aisyah ngobrol ngalor ngidul melepas kerinduan mereka ,sesekali terdengar mereka tertawa.
di luar Brian sedang menghubungi Martin " Martin .. beri aku nomor orang yang kamu percaya di kalimantan !"
Martin menjawab " kamu sudah sampai di sana ?"
Brian tidak menhiraukan Martin " ada tidak ?"
Martin menghela napas " huff.. kamu ini.. nanti aku kirim lewat WA !"
Martin mematikan telponnya dan langsung mengirim nomor Denis orang yang dia percaya mengurus Axel Corporation.
dia tahu jika Brian bertindak seperti ini ,pasti ada sesuatu yang salah, entah itu bawahannya atau masalah pribadi Brian, Martin menebak karena Brian pernah seperti itu .
Tanpa menunggu lama setelah mendapat nomor Denis Brian langsung menelponnya " apa benar ini Denis ?" Brian bertanya langsung saat Denis mengangkat teleponnya.
" Maaf ini dengan siapa yah ?" Denis bertanya dengan bingung.
tetapi Brian tidak menjawab pertanyaan Denis , dia malah langsung memberi perintah " datang segera ke panti asuhan Terpadu, aku tunggu kamu di sini !!"
ketika ponsel Denis di matikan ,dia mengerutkan kening ,dia bergumam " siapa orang ini ,tiba - tiba menyuruh aku begitu saja !"
tetapi tidak berselang lama Denis menerima sebuah pesan dari Martin, dia kemudian membuka pesan tersebut (" jika ada orang yang menelpon kamu dan menyuruh melakukan sesuatu bergegaslah, Dia pemilik Axel Corporation !")
Denis yang tadi malas meladeni orang yang menelpon, dia langsung berdiri, keringat dingin mengucur deras di punggungnya, dia bergegas keluar dari ruangannya dan memanggi asistennya untuk ikut .
saat di dalam mobi asisten Denis , Gatot Bertanya " kita mau kemana bos ?"
" panti asuhan Terpadu, usahakan kita harus sampai secepatnya !!!" Denis menjawab dengan gugup.
saat Gatot melihat Denis yang gugup dan seperti ketakutan ,dia kembali bertanya" memangnya ada apa bos, tumben - tumbenan ke panti asuhan ?"
" Diamlah ... dan bergegas !!" Denis mencebik kesal.
Gatot yang tidak biasa melihat bosnya seperti itu , dia menyadari jika bosnya akan menemui orang penting, tetapi kenapa di panti asuhan, gatot bertanya - tanya dalam hatinya.
lima belas menit berlalu , Gatot dan Denis sampai di panti asuhan Terpadu, mereka turun dari mobil dan melihat pemuda sedang duduk dengan seorang gadis di bawah pohon halaman panti.
Denis yang sudah melihat Foto Brian dari Martin langsung mengenalinya, dia langsung bergegas menghampiri Brian.
" Tuan Axel maaf membuat anda menunggu ." Denis membungkuk hormat.
Gatot terkejut saat melihat Bosnya membungkuk pada seorang pemuda di hadapannya, pasalnya gatot tidak pernah melihat sosok Brian sebelumnya, kecuali namanya Axel Brian.
Denis kemudian melirik asistennya yang masih terbengong, kemudian dia berkata " apa kamu tidak mau memberi hormat pada bos besar kamu ?"
gatot sadar dari linglungnya , dia langsung membungkuk dan tergagap " ma..maaf Tuan Axel saya tidak mengenali anda ."
Anisa yang ada di samping Brian menutup mulutnya yang menganga dengan kedua tangan karena terkejut, pasalnya Anisa tahu siapa Denis Araya CEO Axel Corporation, tetapi dia membungkuk hormat pada Brian.
" duduklah.. saya mau membicarakn sesuatu pada kamu !" Brian berbicara dengan acuh agar terlihat berwibawa.
Denis dan gatot mengangguk memnuruti perintah Brian, mereka duduk di tanah dengan alsa seadanya, Jika bukan karena bosnya mungkin mereka akan gengsi , tetapi mereka berpikir bos besarnya saja mau duduk di tempat seperti itu mengapa mereka harus malu .
setelah duduk Denis bertanya " mengapa Tuan meminta bertemu di tempat seperti ini ?"
Brian menatap ke arah bangunan panti " lihatlah... kalian bisa duduk di bawah rumah yang nyaman fasilitas yang lengkap, tetapi mereka ?, tempat untuk berteduh saja membahayakan nyawa mereka !"
Brian diam sejenak ,dia menatap Denis kemudian melanjutkan " Apa kamu mengenal kontraktor bangunan yang bekerja dingan cepat ?"
Denis langsung mengerti maksud Brian ,dia menjawab " Tuan.. maafkan kami karena tidak melihat ,kondisi seperti ini di lingkungan Axel Corporation, kami janji akan memberikan mereka tempat tinggal yang layak "
Brian menatap Denis dengan serius " kamu tahu mengapa aku rela menggelontorkan dana yang besar untuk Axel Corporation , memilih tempat ini dan apa tujuan di bangunnya Axel Corporation ?"
Brian menghela napas dan melanjutkan "sebelumnya aku sudah menyelidiki bahwa kota ini tidak di perhatikan pemerintah, banyak warga yang kurang mampu, mereka semakin berkembang besar tetapi lapangan kerja tidak ada , aku tidak mau ada lagi Axel Brian yang miskin ,sering di hina dan jarang makan enak, apa kamu mengerti !!"
Denis bagai di sambar petir , dia membeku tidak bisa berkata - kata, ucapan menohok Brian langsung mengena ke hatinya, pasalnya uxapan Brian benar ,dia cuma mementingkan pembangunan perusahaan ,tidak memperdulikan lingkungan sekitarnya.
kesan nya aneh nama bule tp gk bisa bahasa inggris