Yuuto Akihiro seorang pemuda SMA 17th, saat pulang Sekolah dengan teman masa kecilnya, Kaede Miyuki dan teman kelasnya Thoru Asahi, Haruto Itsuki dan Kousuke Subaru.
Saat mereka berjalan melewati Jembatan tiba-tiba Portal Dimensi Ruang dan Waktu tiba-tiba terbuka dan terjadi ledakan hebat yang mengakibatkan mereka berlima tewas ditempat. Ledakan itu adalah Energi yang bocor dari pertarungan Pahlawan dan Raja Iblis di Dunia lain.
Mereka berlima bereinkarnasi menjadi seorang Bayi dari Anak Raja di lima Kerajaan besar.
Sialnya Yuuto malah dilahirkan menjadi Bayi Perempuan setengah Vampir yang membuat Aib bagi Kerajaanya, dianggap berbahaya dan akan membawa bencana dimasa depan, Raja Aldric yang merupakan Ayahnya sendiri memerintahkan para Prajurit untuk membunuhnya dan membuangnya di hutan.
Apa yang akan terjadi pada Yuuto selanjutnya?
Judul Alternative : Reincarnated As a Vampire Girl
Author :FeryZheferly
Genre : Action, Advanture, Isekai, Fantasy, Gender bender, Zero to Hero, Magic,Comedy, Demons.
© ILLustrated by Google. Hanya untuk membantu Visualisasi karakter saja, tidak bermaksud mengambil hak cipta orang lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FeryZheferly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Volume 1 Chapter 17
Percobaan Pembunuhan
"Fuaaa," Malam ini aku sudah sangat ngantuk, aku langsung menarik selimutku yang berwarna putih, tapi instingku mengatakan ada yang janggal.
"Sepertinya Aku merasa sedang diawasi."
Aku langsung mematikan lampu kamarku, Aku memyelimuti Bantal gulingku dengan selimut, dan bersembunyi dilemari.
Teryata instingku tidak salah, Aku terkejut, ada laki-laki yang memakai jubah hitam dia menggunakan topeng diam-diam kekamarku.
"Siapa dia, kenapa diam-diam kekamarku?"
Aku melihat dia megeluarkan belati dan menyingkab selimutku.
"Tidak salah lagi, dia ingin membunuhku,"
Untung saja aku ini vampir mempunyai insting tajam.
Saat dia membuka selimutku laki-laki itu terkejut, Aku langsung keluar dan menyerangnya, teryata pergerakan orang itu begitu cepat, dia melompat memecahkan kaca jendelaku, Aku langsung mengejarnya.
Dia berlari sembari melempar belati kearahku, Aku langsung menghindarinya dengan cepat, Aku langsung melihat statusnya, teryata dia adalah seorang Asasin berlevel tinggi, Lv110, kalau Aku tidak bertarung sungguh-sungguh Akun pasti akan kalah, tapi aku tidak bisa menggunakan kekuatanku disini, Aku harus bisa menahanya, dia pun terpojok dan mulai menyerangku menggunakan dua belati.
"Sial, pedangku ketinggalan,"
Aku langsung melompat menghindar, dengan cepat, dia kembali menyerangku lagi.
"Cih, dia cepat,"
Aku langsung menggunakan sihir bayangan, membuat bayangan menjadi objek lancip dengan jumlah banyak untuk menusuknya.
Pria bertopeng itu pun terkena, tapi teryata yang terkena adalah bayangan, dia juga menggunakan sihir kegelapan.
"Cih! dia menipuku,"
Teryata ada orang yang bisa menggunakan sihir kegelapan, dia bukan orang sembarangan, aku harus berhati-hati.
Aku mendengar bunyi logam bergesekan dibelakangku.
"Gawat,"
Pria itu langsung menerkamku dengan cepat dari belakang.
"Teng,"
Tiba-tiba ada orang yang menahanya, teryata dia adalah Pangeran Leon.
Aku tidak menyangka pangeran Leon datang, Aku pun tersenyum.
"Sudah ku duga, kau memang Kakaku!"
Melihat pangeran Leon datang, orang itu langsung melompat kebelakang dia melempar Bom asap, Aku dan pangeran Leon langsung menutup hidung dan mata, orang itu pun menghilang.
Pangeran Leon terlihat sangat menghawatirkanku.
"Avrora, apa kamu baik-baik saja?"
"Aku baik-baik saja, terimakasih banyak, Pangeran."
Tiba-tiba pangeran Leon memeluku.
"Syukurlah, kamu baik-baik saja, Avrora chan,"
"Ehhhhhh, kenapa pangeran Leon memeluku,tapi entah kenapa aku merasa nyaman dipelukanya, mungkin karena dia kakaku,"
Aku pun langsung mendekap pinggang pangeran Leon.
"Terimakasih, Onichan,"
Pangeran Leon melebarkan matanya, dia terlihat terkejut saat Avrora mendekapnya, Pangeran terlihat senang dia tersenyum dan mengelus rambut Avrora.
"Nee, apa yang terjadi tadi? sebaiknya sekarang kamu menginap saja ditempatku Avrora, Aku khawatir orang itu akan datang lagi,"
Aku melepas pelukan pangeran Leon.
"Apa tidak merepotkan pangeran, hehe?"
Pangeran langsung tersenyum lebar padaku,sembari mencubit pipiku.
"Dasar! Kamu ini, masih saja berkata begitu,tentu saja tidak! Bodoh,"
"Heheh.heheh," Aku pun tersenyum manis sembari menutup mulutku dengan tanganku.
"Aku bersyukur bisa bertemu denganmu Onichan,"
Pangeran Leon melihat Avrora yang sedang tersenyum manis, wajah pangeran langsung memerah, jatungnya mulai berdebar-debar.
"Kenapa aku selalu berdebar-debar setiap melihat senyumu Avrora?"
Aku melihat pangeran yang tetsipu malu dan bertanya.
"Ada apa pangeran?"
"Iee, tidak apa-apa kok, Ayo, Avrora chan," Pangeran Leon langsung menggadeng tanganku.
"Ehhhh, kenapa pangeran menggadeng tanganku,"
Aku melihat wajah pangeran Leon, yang sedang berjalan menggadengku, Aku benar-bebar sudah dekat dengan pangetan Leon, Aku ingin mengatakanya kalau Aku ini adikmu,
"Tunggulah Onichan,"
Aku penasaran kenapa tadi pangeran Leon berada disana, Aku langsung menanyakanya,
"Nee pangeran kenapa tadi Anda ada disana?"
"Kebetulan aku sedang mencari udara segar diluar, dan tiba-tiba Aku mendengar suara perkelahian, Aku langsung bergegas untuk melihatnya, teryata kamu sedang dalam masalah,"
"Ehehe," Aku tersenyum sembari garuk-garuk kepala, Aku merasa kalau Aku selalu merepotkan Pangeran Leon.
Sesampainya di penginapan, Aku dan Pangeran langsung duduk mengobrol diruang santai.
Pangeran Leon langsung menyandarkan kepalanya pada tanganya.
"Jadi ceritakan, Apa yang sebenarnya terjadi Avrora chan?"
Aku pun langsung menceritakan apa yang terjadi pada pangeran Leon.
Pangeran langsung terkejut mendengar Ceritaku.
"Apa benar begitu Avrora chan? Ini gawat, mungkinkah, waktu itu ada yang menguping pembicaraan kita,"
Aku langsung mencerna kata-kata pangeran leon, Aku mulai mengingat-ngingat kembali saat pembicaraan waktu itu,bukanya waktu itu Pangeran Alden sempat curiga dia seperti mendengar seseorang, mungkinkah? waktu itu ada yang menguping.
"Ba~bagaimana ini, kalau benar ada yang menguping tamatlah riwayatku,"
"Ada apa Avrora chan? Kenapa gelisah begitu?"
Aku langsung memasang wajah serius.
"Apa pangeran ingat, waktu kita semua sedang berbicara, Pangeran Alden seperti mendengar sesuatu, mungkinkah ada orang yang menguping, aku jadi takut,bagaimana ini, kalau itu benar pangeran, Aku takut, Aku bisa diburu,"
Pangeran Leon langsung memegang kedua tanganku.
"Tenang saja Avrora chan, kalaupun ada orang yang menguping dan membongkar rahasiamu, apapun yang terjadi Aku akan selalu melindungimu!"
Ketika mendengar itu dari mulut pangeran, Aku merasa sangat senang, Aku jadi tidak bisa membendung Air mataku sendiri, Aku pun mengelap Air mataku dengan tanganku.
Tiba-tiba pangeran Leon memeluku, dia mengelus-elus rambutku, Aku merasa sangat nyaman berada dipelukan Pangeran, sangat hangat, Aku juga merasa aman.
Pangeran Leon, melepas pelukanya dan memegang kepalaku dengan kedua tanganya, dia mengusap Air mataku dengan ibu jarinya, Aku melihat bibir pangeran bergerak mengucapkan sesuatu.
"Avrora Aku?"
Suara pangeran terdengar tidak jelas.
"Apa anda mengatakan sesuatu pangeran?"
Pangeran Leon langsung melepaskan kedua tanganya.
"Iee, Aku tidak mengatakan apa-apa kok, hehe,"
"Sebenarnya apa yang ingin aku katakan tadi?"
"Ada apa pangeran, Kenapa melamun Apa anda baik-baik saja?"
Pangeran langsung berbicara dengan gugup.
"Iee, Aku baik-baik saja kok ehehe,"
Pangeran terlihat memikirkan sesuatu, apa yang dipikirkanya, aneh sekali bicaranya juga jadi gugup begitu.
Pangeran Leon langsung berdiri,
"Avrora chan, besok kita harus sekolah dan membahas ini dengan yang lainya, sebaiknya kita tidur dulu, ini sudah malam,"
Tiba-tiba pangeran menyuruhku untuk tidur, ehhhh ya sudah lah lagi pula Aku juga sudah ngantuk.
"Baiklah kalau begitu Pangeran,"
"Kalau begitu Aku akan mengantarkanmu kekamarmu Avrora chan,"
Aku pun diantarkan kekamar oleh pangeran, senjak pembicaran terahir tadi dia jadi sedikit aneh.
Aku pun sampai didepan kamar.
"Tidurlah yang nyenyak Avrora chan, selamat tidur,"
"Selamat tidur Pangeran," Aku langsung membalas ucapan pangeran.
Keesokan harinya.
Hari ini aku berangkat dengan pangeran Leon, saat berjalan, Aku melihat pangeran Cleve, berbicara dengan Magus yang kemarin memeriksaku, dan di belakangnya juga terlihat laki-laki bertubih tnggi berambut hitam memakai baju hitam, Aku langsung menghentikan langkah kakiku.
"Postur tubuh dan rambut laki-laki yang dibelakang itu, mirip laki-laki yang masuk kedalam kamarku."
Pangeran Leon pun ikut memperhatikanya.
"Nee Avrora chan, apa kita sedang memikirkan orang yang sama,"
Aku terkejut, pangetan Leon juga memikirkan itu.
"Nee pangeran, mungkinkah cowok itu, orang yang tadi malam?"
"Memang dia terlihat persis dari ciri-cirinya, tapi! Kita Masih belum tau, kita tidak mempunyai banyak bukti,"
"Baiklah lihat statusnya,"
Aku langsung melihat setatus Pria itu.
"Sudah kuduga dia orangnya, kalu aku bilang pada Pangeran Leon dia juga tidak akan mengerti."
Aku langsung bertanya pada pangeran Leon.
"Nee, pangeran, apa Anda kenal dengan Magus yang bersama Cleve?"
"Magus, itu adalah Ahli sihir dari kerajaan Valderland, kerajaanya Cleve, ada apa Avrora?"
"Jadi begitu,"
"Iee, tidak ada apa-apa pangeran,"
Aku langsung berfikir.
"Apa mungkin Asassin itu orang suruhanya Pangeran Cleve untuk membunku, apa mungkin Cleve yang menguping pembicaraan kami waktu itu? itu mungkin saja?"
Tiba-tiba pria berambut hitam itu melihat kearahku, dia tersenyum jahat kepadaku.
"Sudah kuduga, dia benar-benar mengicarku."
Aku langsung melanjutkan perjalananku kekelas bersama pangeran Leon.
Saat aku masuk kelas, dengan pangeran Leon, Aku melihat pangeran Alden sedang berbicara dengan Liza, senjak kejadian waktu itu, Aku masih canggung bertemu dengan Alden, Aku jadi selalu menghindarinya, Aku benar-benar tidak mampu menatap wajah pangeran Alden, payahnya, padahal dia temanku, Aku ingin segera kembali lagi sepeti biasa denganya.
Aku yang biasanya duduk bersama mereka, karena Ada Pangeran Alden Aku jadi duduk jauh didepan.
"Kenapa duduk disini Avrora chan," tanya Pangeran Leon.
Aku langsung tersenyum kaku.
"Pelajaran hari ini, aku ingin lebih fokus melihatnya jadi aku ingin duduk disini."
Aku terpaksa berbohong, untuk menghindari Pangeran Alden.
"Begitu ya, kalau begitu aku temani," Pangeran Leon pun langsung duduk didekatku.
Liza yang merasa aneh dengan sikapku langsung menghapiriku,
"Ada apa Avrora? kenapa duduk disni tidak seperti biasanya saja,"
Aku langsung tersenyum kaku.
"Ahahaha, hari ini aku ingin duduk disini, Aku ingin fokus,"
Aku terpaksa berbohong lagi pada Liza, tapi kayakya dia tidak akan percaya, dia terus menatapku curiga.
"Sudah kuduga, Kamu dan Alden pasti telah terjadi sesuatu kan, sikap kalian aneh tau dari kemarin, nee Avrora jawab yang jujur, apa yang sebenarnya terjadi antara kamu dengan Alden?"
"Gawat! Liza benar-benar memojokanku, apa aku sebaiknya jujur saja padanya, baiklah apa boleh buat,"
"E~eto, senbenarnya," Aku langsung berbisik ketelinga Liza, "Aku tidak sengaja berciuman dengan Alden, Aku jadi merasa canggung,"
"Ehhhhhhhhhhhhhh," Liza nampak terkejut.
"Aku benar-benar tidak menyangka Avrora dan Alden akan melakukan itu,walau tidak disengaja sih,"
Wajahku jadi panas.
"Sialan malu bangetttt,"
Liza terlihat memikirkan sesuatu.
"Ada apa Liza?"
"Ahahah, tidak ada apa-apa kok, sebaikan kamu harus segara kembali seperti dulu lagi dengan Alden ayo!"
"Tu~tunggu dulu," Liza tiba-tiba membawa ku pergi menenui Pangeran Alden.
"Ba~bagaimana ini,"
Pangeran Leon juga mersa sangat penasaran dia terlihat terus memperhatikanku.
Aku dibawa Liza kebelakang.
"Tunggu Liza, Aku masih malu,"
"Sudah sanah duduk," Liza mendorongku duduk disamping pangeran Alden.
Aku dan Alden saling memalingkan wajah.
"Aku harus bicara apa?"
Liza terus memelototiku dia trus menyegol-nyegol sikunya supaya Aku bicara dengan Alden, Aku pun mencoba membuka pembicaraan dengan gugup.
"Nee Alden apa kabar,"
"Apa ini! kenapa aku menayakan itu, seolah-olah Aku baru berjumpa denganya malu bangett,"
Pangeran Alden menjawab dengan gugup.
"A~aku baik, kamu sendiri Avrora, bagaimana kabarmu," Alden kembali memalingkan wajahnya.
"Are! Pembicaraan macam apa ini, kenapa dia juga menayakan itu,"
Aku pun langsung memblas dengan senyum kaku.
"Aku baik-baik saja ahahah,hahah,ahaha,"
Pangeran Alden ikut tersenyum kaku.
"Ahahah,hahaha,hahahha."
Liza memperhatikan mereka berdua sembari mengeleng-gelengkan kepalanya.
"Dasar mereka itu Bodohhhhh!!"
Tiba-tiba Zen datang dan lansung duduk ditengah-tengahku dan pangeran Alden sembari merangkulku,
"Minggir-minggir geser dikit, Aku ingin duduk dengan Avrora,"
"Dasar orang ini resek amat"
Tapi hari ini aku jadi terselamatakan.
"Nice Zen!"
Bersambung. .
Jangan lupa Like, Vote, Coment, Biar Author smangat ya.