Aku Hanya Istri Simpanan

Aku Hanya Istri Simpanan

Bab1

Namaku Sarena Almaira. Sejak kecil, aku hidup dengan banyak penderitaan yang diberikan oleh orang-orang di sekitarku. Mentalku dihancurkan habis-habisan oleh mereka, padahal waktu itu aku baru berusia 9 tahun. Apalagi, semenjak ayahku menghilang entah ke mana. Tak ada yang tahu apakah ia masih hidup atau tidak. Kepergian ayahku bermula dari pengkhianatan ibuku. Sejak itu, penderitaan datang bertubi-tubi padaku.

FlsBck Onn

"Teganya kau mengkhianatiku, Nia," ucap ayahku sambil melemparkan foto-foto kemesraan ibuku dengan pria lain ke hadapan ibu, Nia, ibu Sarena.

"Mas, aku capek hidup miskin. Aku merindukan kehidupanku yang dulu. Aku ini terlahir dari keluarga kaya, Mas. Ibuku bahkan tidak merestui pernikahan kita. Sejujurnya, aku baru sekarang merasa menyesal menikah denganmu dan tidak mendengarkan kata-kata ibuku," jawab Nia dengan suara lirih.

"Lalu, mengapa kau mau menikah denganku, Nia, jika kau tak sanggup hidup miskin? Aku bahkan tak tahu asal-usulku. Kau tahu, aku tak mengingat siapa diriku sebenarnya. Aku pikir kau tidak akan pernah menyesal menikah denganku," ujar Ahmad, ayah Sarena. Kata-kata itu membuat hatinya sangat perih mendengar jawaban Nia.

Semua berawal ketika ayah Sarena ditemukan tak sadarkan diri di tepi sungai. Saat itu, Nia kabur dari rumah karena tidak mau dijodohkan. Mereka bertemu tanpa sengaja. Nia, yang melihat Ahmad terdampar tak sadarkan diri, menolongnya. Sejak saat itu, mereka saling jatuh cinta dan menikah diam-diam tanpa restu keluarga Nia.

"Saat itu, aku masih labil dan bodoh, Mas. Aku tidak tahu mana yang baik dan mana yang tidak. Aku pikir menikah denganmu akan membuatku bahagia, meskipun kita tak punya apa-apa. Tapi kenyataannya, aku malah sangat menderita," Nia pun bangkit dari duduknya, mengambil tas, lalu berjalan pergi.

"Ibu, Ibu mau ke mana? Ibu, jangan tinggalkan Sarena, Bu!" tangis Sarena sambil memeluk kaki ibunya.

"Sarena, tinggal lah di sini bersama ayahmu. Ibu harus pergi. Jaga dirimu baik-baik." Nia pun pergi dengan cepat meninggalkan Sarena. Sarena mencoba mengejar, namun ditahan oleh Ahmad.

"Tinggallah di sini. Apa kau juga ingin meninggalkan ayah seperti ibumu, hah?" ucapnya dingin.

Ahmad kemudian menggendong Sarena dan membawanya masuk ke dalam rumah. Setelah Nia pergi, Ahmad mulai berubah. Dia menjadi dingin dan cuek.

"Sarena, kelak jika ayah sudah tidak ada, kau harus tetap kuat dan semangat. Jangan jadi pecundang seperti ayah."

"Ayah, jangan tinggalkan Sarena. Jika Ayah juga pergi, siapa yang akan merawat Sarena?" ucap Sarena dengan tangis.

"Suatu hari nanti, kau pasti akan bahagia, Nak," kata Ahmad, lalu ia memeluk Sarena dan mencium keningnya.

"Tinggallah di rumah. Ayah mau keluar sebentar," ujar Ahmad. Setelah itu, ia meninggalkan Sarena.

Ahmad pergi ke tempat di mana dulu dia ditemukan oleh Nia.

"Air sungai ini cukup deras. Jika aku menceburkan diri, pasti akan terbawa," gumam Ahmad.

Ahmad pun membuka bajunya dan meletakkannya di tepi sungai. Ia lalu menceburkan diri, dan seketika air sungai itu membawanya pergi.

---

Malam itu, Sarena masih menunggu ayahnya yang tak kunjung kembali. Dia pun keluar rumah dan meminta bantuan tetangga untuk mencari ayahnya.

"Sarena, tadi ayahmu bilang mau ke mana?" tanya Tetangga A.

"Tadi ayah tidak bilang apa-apa. Dia hanya mengatakan ingin keluar sebentar," jawab Sarena.

"Baiklah, ayo kita bantu mencarinya. Kasihan anak ini," ujar warga.

"Kasihan sekali anak ini. Siang tadi, ayah dan ibunya bertengkar. Ibunya pergi dari rumah, sekarang ayahnya juga hilang," gumam Tetangga B.

"Ya Allah, Ayah, jangan tinggalkan Sarena, Ayah," gumam Sarena dalam hatinya.

"Sabar ya, Nak," ucap Pak RT yang ikut mencari Ahmad, ayah Sarena.

---

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!