NovelToon NovelToon
Om Posesif Itu, SUAMIKU!

Om Posesif Itu, SUAMIKU!

Status: tamat
Genre:Romantis / Nikahmuda / Cinta Seiring Waktu / Tamat
Popularitas:312.2k
Nilai: 5
Nama Author: Icha Annisa Amanda

Hanya kisah sederhana yang menceritakan tentang kehidupan rumah tangga dua anak manusia yang memiliki perbedaan usia yang sangat jauh berbeda.

Walaupun dengan perbedaan usia yang sangat jauh itu, mereka tetap saja saling jatuh cinta. Dan sama-sama berusaha untuk menjaga kesucian cinta mereka.

Si pria dewasa yang bertingkah seperti bocah, dengan sikap posesif dan pencemburunya. Dan si Gadis Kemarin Sore yang bertingkah sok dewasa.

Mereka diibaratkan bagaikan dua sayap dari satu ekor burung. Patah satu sayap saja, maka seekor burung pun tidak bisa terbang dengan satu sayap lainnya. Begitulah mereka, saling menyayangi, saling merawat dan saling menjaga, agar tidak ada sayap yang patah, dan agar seekor burung bisa tetap terbang sesuai dengan keinginan hatinya.


Om Posesif Itu, SUAMIKU!


________

Ig: Ichaannisaamanda

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Icha Annisa Amanda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

FAKTA

Banyak hal yang Om Zidan sampaikan padaku. Mulai dari bagaimana cara berpakain yang baik di hadapan pria yang bukan mahromku. Sampai bagaimana bersikap di hadapan mereka. Tentu saja aku mendengar dengan baik apa yang ia sampaikan. Dan juga melaksanakannya.

"Aku memantau kalian!" ucap Om Zidan sebelum pintu ruang kerjanya tertutup. Aku hanya mampu tersenyum mendengar ucapannya. Begitulah dia, dengan kecemburuan dan juga sikap posesifnya.

Tepat pukul 14.18 Vino, Gilang dan Tiara datang. Vino datang dengan motornya sendiri. Sementara Tiara dibonceng oleh Gilang. Dan tidak lupa juga, mereka membawa barang-barang yang diperlukan untuk membuat kerajinan.

"Assalamu'alaikum...." dengan sopan ketiganya mengucap salam padaku. Aku yang berdiri menyambut kedatangan mereka dengan penuh senyum keramahan.

"Wa'alaikumussalam. Ayo, langsung masuk aja!" Aku menarik tangan Tiara. Mengajaknya untuk masuk terlebih dahulu. Sementara Gilang dan Vino menyusul sambil menenteng satu keresek biru besar.

"Duduk dan minum dulu, Ra."

Empat gelas air dingin sudah aku siapkan di atas meja ruang tamu. Ada tiga toples cemilan juga di sana. Sesuai dengan pesanan Pak Ketua Kelas.

"Ini untuk Tiara semua, ya?" ucap Vino memberi sindiran tajam.

"Hehehe. Silahkan minum Vino .... Gilang." Aku mengalihkan pandanganku saat menyebut nama Gilang. Memilih untuk menatap ke sudut ruangan.

"Minum, Lang. Anggap aja rumah sendiri!" Vino menepuk bahu Gilang pelan. Gilang hanya tersenyum kecil. Entah, apa arti senyumnya.

Setelah minum. Vino pun mengeluarkan semua alat dan bahan dari keresek biru tadi. Ia mulai menjelaskan dan membagi tugas dalam membuat kerajinan kelompok ini. Rencananya, kami akan membuat sebuah kapal yang terbuat dari stick es cream.

Aku dan Tiara mendapat tugas memotong, mengelem, dan mengecat stick. Sedangkan Vino dan Gilang yang akan membuat kerangka dan juga menyusunnya.

"Buat kapal Titanic ya, Vin!!" ucap Tiara. Gadis itu menatap Vino dengan serius dan penuh harap.

"Titanic? Gampang itu mah!" Balas Vino dengan gaya sombongnya.

"Serius, ya! Soalnya aku mau jadi nahkodanya!" Seru Tiara kegirangan. Disambut dengan acungan jempol dari Vino dan Gilang.

"Eh, tapi kalian berdua yang jadi Jack dan Rose-nya!" Vino menatapku dan Gilang bergantian. Lalu ia tersenyum canggung sambil mengelus tengkuknya. Karena tidak mendapatkan respon apapun dari kami berdua.

Setelah itu, suasana menjadi sedikit kaku. Bahkan Gilang tidak pernah mengeluarkan suara atau bahkan mengangkat kepala. Ia hanya fokus dengan tumpukan stick di hadapannya.

Aku tidak tau dan tidak mau tau apa yang terjadi padanya. Bukan urusanku.

*

*

*

*

"Eh istirahat dulu," ucapku sambil meletakkan nampan yang berisi air dingin lagi di atas meja. "Lanjut nanti lagi, setelah solat ashar!"

"Istirahat dulu, Lang!" Vino kembali menepuk punggung Gilang. Membuat pria itu menghentikan kegiatannya.

"Aku mau numpang ke kamar mandi. Boleh nggak?" ucap Gilang. Menatap ke arahku.

"Boleh, lurus aja. Di bawah tangga itu!" Aku menunjuk ke arah tangga menuju kamarku dan Om Zidan.

"Oh, ya. Makasih." Gilang bangkit lalu berjalan ke arah yang aku tunjuk tadi.

"Emmm, Manda?" Panggil Vino begitu bayangan Gilang hilang dari pandangan kami.

"Iya?"

"Boleh aku nanyak sesuatu?"

"He'em. Mau tanya apa, Vin?" Aku sedikit bergeser mundur. Menjaga jarak dengan Vino.

"Yang setiap hari nganter dan jemput kamu ke sekolah siapa?"

"Om Zidan," jawabku tanpa ragu.

"Oooo, jadi dia Om-mu, Manda? Aaaa.... boleh nyalon nggak jadi pacarnya?" Sahut Tiara. Gadis itu mencubit gemas pipinya sendiri.

"Dih. Cewek emang nggak bisa liat yang goodlooking, ya?!" Cibir Vino.

"Yeah. Goodlooking itu perlu juga, Vin. Untuk memperbaiki keturunan!" Tiara tidak mau kalah debat rupanya.

"Khemmm. Tapi sayang, Ra. Om Zidan udah ada yang punya!"

"Hahahahahahahaha....." Tawa Vino langsung pecah setelah mendengar ucapanku. "Sabar, sabar, sabar, ya!"

Pria itu mengelus punggung Tiara. Seolah-olah sendang mengejeknya.

"Aku masih ada kok," ujar Vino pelan.

"Apaan sih, Vin. Nakjis!" Gadis itu menipis tangan Vino. Lalu mengibas tangannya jijik.

"Idih. Becanda juga!"

Hahaha. Aku hanya menggeleng pelan melihat tingkah keduanya.

"Eh, aku tinggal sebentar ya. Mau siapin tempat sholat buat kalian!" Ucapku sembari menatap Vino dan Tiara.

"Aku ikut, ya, Manda!" Rengek Tiara. "Aku nggak berani berduaan sama si Vino di sini! Nanti aku diapa-apain sama dia!"

"Idih. Nggak ***** kali!" timbal Vino kesal.

"Hahaha, ya udah. Ikut dan bantu aku siapin tempat aja! Tunggu bentar ya, Vin."

Aku dan Tiara pun keluar dari ruang tamu. Bersamaan dengan itu, Gilang keluar juga dari kamar mandi.

"Vino masih di sana?" Tanyanya.

"Iya, masih kok, Lang," jawab Tiara.

"Okelah!"

Pria itu melangkah melewati kami begitu saja.

"Kayaknya dia suka deh sama kamu," bisik Tiara.

"Nggak mungkinlah, Ra." Aku menggeleng keras. Menolak penyataan dari Tiara.

"Sumpah deh, Manda. Cara dia ngeliat kamu itu-"

"Sussst... Jangan dibahas ya, Ra."

Aku menatap Tiara dengan penuh permohonan. Bukan tanpa alasan aku tidak ingin membahas hal itu. Aku hanya tidak ingin memancing api cemburu dalam diri Om Zidan.

Cukup sudah dia menahan diri untuk tidak muncul di hadapan teman-temanku. Tapi jangan sampai dia sakit hati karena mendengar apa yang sedang kami bicarakan. Karena dia sekarang sedang memantau kami dari ruang kerjanya.

"Oke. Aku nggak akan bahas itu lagi." Tiara tersenyum lalu kembali mengikuti langkahku menuju kamar tamu.

Aku dan Tiara menggelegar karpet di sana. Lalu menggelegar sajadah lagi di atasnya. Dua setelan mukenah dan juga dua sarung aku keluarkan dari lemari.

Setelah semuanya siap. Aku dan Tiara pun memanggil Vino dan juga Gilang. Kami pun melakukan sholat ashar berjamaah. Dengan Vino yang menjadi imannya.

Dan sebelumnya, aku sudah meminta izin pada Om Zidan. Dia mengizinkan, walaupun dengan wajah yang sedikit ditekuk kesal.

.

.

.

.

"Ini mau diselesain sekarang, atau gimana?" tanya Vino sambil mengamatinya kapal yang baru setengah jadi itu.

"Sekarang aja, Vin. Besok aku mau menikmati hari libur!" Jawab Tiara.

"Gilang?" Vino menatap ke arah Gilang.

"Aku ngikut aja."

"Hehehe... Manda? Nggak apa-apakan kita selesein sekarang?" tanya Vino padaku selaku Tuan Rumah.

"Iya, nggak papa. Santai aja!"

Kami lanjut lagi mengerjakan tugas. Dan dijeda sebentar saat adzan magrib tiba. Saat itulah, Om Zidan tiba-tiba keluar dari persembunyiannya.

"Manda!" Panggil Om Zidan. Membuat aku dan juga yang lainnya langsung menoleh ke arahnya. Tanpa basa-basi, aku pun langsung menghampiri Om Zidan.

"Kenapa, Sayang?" Bisikku pelan.

"Istirahat dulu, ajak mereka makan!" Om Zidan menurunkan tangannya yang hendak menyentuh pipiku. "Aku udah pesenin makanan untuk kalian!"

"Untuk Om?" Aku menatapnya sejenak. "Udah dipesen juga, 'kan?"

"Udah, tenang aja. Aku juga nggak mau mati kelaparan dan biarin kamu jadi janda muda. Na'udzubillah!" candanya.

Dia tersenyum lalu melangkah melewatiku menuju dapur.

'Terimakasih karena udah mau bersabar, Sayang.'

"Kenapa, Manda? Om-mu nggak marah kan?" tanya Tiara begitu aku kembali duduk di sampingnya.

"Nggak kok. Cuman ngingetin buat makan aja. Ya udah, istirahat dulu. Om Zidan udah pesenin makanan buat kita!"

"Aku jadi nggak enak!" ucap Vino pelan.

"Santai aja, Vin. Anggap aja rumah sendiri!" ucapku dan hanya dibalas cenggiran oleh Vino. Berbeda dengan Gilang yang malah lebih menjadi pendiam. No comment.

Selang beberapa menit. Pintu pun diketuk. Sepertinya pesan Om Zidan sudah datang. Saat aku hendak melangkah mendekati pintu. Tiba-tiba saja Om Zidan menahan tanganku.

"Biar aku aja," ucapnya pelan.

Aku pun mundur dan memutar langkahku menuju dapur. Menyiapkan air minum dan juga piring.

"Nggak apa-apakan aku ikut makan dengan kalian?" Tanya Om Zidan sambil meletakkan dua keresek putih yang ia bawa di atas meja.

Aku tersenyum sambil menatapnya. "Tentu saja, Sayang," ucapku pelan. Padahal dalam hati aku sudah mulai was-was sendiri.

Om Zidan membantuku membawa piring menuju ruang tamu. Yang mana hal itu membuat Vino, Gilang dan juga Tiara saling beradu tatap. Seolah-olah saling bertanya satu sama lain.

"Nggakk masalah kan kalo kita makan bersama?" ucap Om Zidan ramah.

"Eh, iya, Om. Nggak apa-apa." Vino menyingkirkan beberapa barang di sampingnya. Memberikan ruang kosong untuk Om Zidan.

"Silahkan. Nikmati makan malamnya."

"Terimakasih, Manda."

Kami makan dengan posisi melingkar. Disebelah kananku ada Tiara dan di sebelah kiri ada Om Zidan. Sementara tepat di depanku ada Vino dan juga Gilang.

Suasana awalnya hening. Sampai tiba-tiba-

"Uhuk....." Aku tersedak setelah mataku dan juga mata Gilang sempat saling menatap.

"Minum-" Spontan Om Zidan dan juga Gilang langsung menyodorkan air minum untukku. Bedanya, Om Zidan sembari mengelus punggungku.

"Minum dulu!" Gelas yang Om Zidan pegang sudah menempel di depan bibirku. Mau tidak mau, aku harus minum dari gelas itu.

Aku memejamkan mata. Tidak sanggup melihat bagaimana reaksi Vino, Tiara dan juga Gilang.

"Lain kali pelan-pelan!" Tegas Om Zidan. Aku hanya mengangguk pelan.

Kejadian tadi membuat suasana semakin sunyi. Bahkan sampai makan malam selesai pun tidak ada yang mengeluarkan suara. Mungkin semua sibuk dengan praduga mereka.

Tepatnya pukul 20. 45 tugas kami sudah selesai. Dengan pelan dan penuh kebanggaan Vino meletakkan kapal yang sama sekali tidak mirip Titanic itu di atas meja.

"Kamu yang bawa ke sekolah, ya, Manda!"ucapnya.

"Insyaallah, Vin!" jawabku tersenyum canggung.

"Oh ya udah, kalo gitu, kita pamit pulang dulu!" Vino dan Tiara bangkit dari duduknya. Tapi Gilang, dia malah menatapku dengan penuh tanda tanya.

"Apa maksudnya, Manda?" Lirihnya.

"Emmm, maksud apa?" Aku balik bertanya. Tanpa berani membalas tatapannya.

"Lang-"

"Sebentar, Vin. Aku ingin mendengarkan penjelasan Manda!" Tegas Gilang.

"Khemmm. Biarkan saya yang menjelaskannya!" Suara Om Zidan terdengar dari belakangku. Dengan kuat aku meremas ujung baju yang kukenakan. Takut sendiri untuk mendengarkan apa yang akan Om Zidan katakan. Tau sendiri, 'kan. Bagaimana dia saat apa yang sudah menjadi miliknya diganggu orang!

"Saya dan Manda-" Dia menyentuh bahuku. Sedikit meremasnya. Lalu dengan satu tarikan napas ia kembali berkata.

"Kami sudah menikah sejak satu tahun yang lalu!"

Deg. Jantungku berdetak kencang seketika itu juga. Mataku terasa panas. Dan aku yakin, reaksi ketiganya juga tak jauh berbeda dengan diriku. Kaget dan tidak akan menyangka dengan fakta yang mereka dengar barusan.

"Apa itu benar, Cha?" Lirih Gilang bertanya.

Aku tak mampu berkata lagi. Dan hanya menggagukan kepala sebagai jawaban : iya, itu memang benar!

"Selamat atas pernikahanmu." Gilang bangkit dari duduknya.

"Selamat, Anda beruntung sekali mendapatkan jodoh seperti Manda! Tolong jaga dia. Saya pamit pulang. Assalamu'alaikum!" ucapnya lalu dia hilang begitu saja.

"Om Zidan, Manda, kita pamit juga," ucap Vino dan juga Tiara.

"Tunggu, jaga rahasia ini baik-baik. Saya percaya pada kalian!" ujar Om Zidan.

"Insyaallah. Kami akan tidak akan memberitahu siapapun tentang hal ini."

"Terimakasih."

"Sama-sama. Kalau gitu kita pamit, Om Zidan, Manda. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam. Hati-hati!" Aku langsung membalik tubuhku menghadap Om Zidan. Menatapnya dengan tatapan sedikit kecewa.

"Maaf, Manda!" Dia menarik tubuhku dalam dekapannya. "Maaf, aku udah nghancurin semuanya!"

Aku hanya mampu diam dalam pelukan Om Zidan. Ingin berteriak marah pun aku tidak bisa. Mungkin ini sudah jalannya. Apapun risiko kedepan nanti. Aku akan berusaha untuk menerima dengan lapang dada.

1
᪤ ˖ ْ LT junimo, Kimberly.
MasyaAllah.. lucu amat, Om-Om perjaka satu ini, meminta hadiah yaitu Manda menutupi auratnya. Suami idaman!
Heryta Herman
waaah..tmn baik om zidan si om bian rupanya.../Good/
Heryta Herman
subhanallah...
Qaisaa Nazarudin
Tahajjud?? Bukannya tadi katanya Manda lagi lampu merah ya??🤔🤔🤔
Qaisaa Nazarudin
54kg?? Aku 55kg,Suami ku bilang aku kurus ..
Atiah arini
suka semoga ada kelanjutannya aamii
ChaManda: Terimakasih banyak untuk dukungannya, Kak💐💐
total 1 replies
💞Nia Kurnaen💞
ntar tak cek,apakah undanganku sudah sampai belum...🤭🤭🤭
💞Nia Kurnaen💞
😭😭😭
💞Nia Kurnaen💞
smoga om zidan baik baik sj.
💞Nia Kurnaen💞
haiiiissss...baper abiiiiisss😅😅😅
💞Nia Kurnaen💞
Dan netizen yg baik hati pun terbaper baper di buat pasangan ini...🤭🤭🤭
💞Nia Kurnaen💞
Mungkin Gilang emng msh ada rasa sama Manda
💞Nia Kurnaen💞
bobo sendiri...pas bangun jadi berdua...hihiiiiii...serem dong...ikutan POLOS untuk sesaat...😜
💞Nia Kurnaen💞
Full romantic...❤❤❤
💞Nia Kurnaen💞
wuidiiiiihhhh...ternyata Manda laris maniiiiisss...bnyak bngt mantannya...jangan2 pd dm smua tuh trs d bc ma om suami makanya sikapnya jd aneh...buat gilang jaga jarak ya...🤭
💞Nia Kurnaen💞
uluh...uluh...jadi ikutan baper...thor,masih punya stok gak yang kyak om Zidan,kalau ada pesan satu ya,dibungkus kasih tanda pake karet merah...😍😍😍😂😂😂
ChaManda: udah habis setookkk kakk😅😅😅
total 1 replies
💞Nia Kurnaen💞
Apa kabar bu Diah,jika tahu Manda adalah istrinya om Zidan...btw jadi penasaran setampan siapa sih om Zidan...🤔🤭🤭🤭
💞Nia Kurnaen💞
Sepertinya seru...jd mulai baca.
Salam kenal untuk authornya.
ChaManda: semoga suka ya kakk, terimakasih banyak udah mampir 🙏
total 1 replies
mh_iya89
wah ternyata ketinggalan 3 judul aku,cerita tentang om om🤭 sambil nunggu updatean piramid mampir disini dulu deh,yg 2 nyusul bacanya,,,Sama kok neng icha,sodaraku juga namanya ANNISA panggilan nya ICHA🤭
ChaManda: wah terimakasih kak udah berkenanan mampir, sehat-sehat selalu ya orang baekkkk, hehe peluk sayang buat kakaknyaaa😚💓
total 1 replies
Merry Mey
bagus ceritanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!