NovelToon NovelToon
PENDEKAR IBLIS

PENDEKAR IBLIS

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Spiritual / Balas Dendam / Dikelilingi wanita cantik / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: zhar

"Dendam bukan jalan keluar. Tapi bagiku, itu satu-satunya jalan pulang"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zhar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26

Seraya turun dari tempat duduknya, Datuk Pengemis Nyawa menyambut hormat dua tokoh istimewa itu.

"Benar... tempatmu jelek dan bau lagi," ledek si Bocah sambil memiting hidungnya, membuat si Nenek tertawa kembali. Sementara itu, Datuk Pengemis Nyawa hanya tersenyum kecut menahan geram. Ia tidak berani berurusan dengan dua tokoh yang terkenal sangat hebat itu. Bahkan, ia telah merencanakan untuk mengajak mereka membasmi orang yang akan datang. Jika kedua tokoh menakutkan itu ikut serta, maka jelas ia tak perlu turun tangan sendiri.

Meski ia yakin beberapa tokoh kuat sudah bersedia membantunya, akan jauh lebih baik jika kekalahan Pendekar Iblis berlangsung sangat telak.

"Ada apa gerangan, Bocah Setan Tua dan Nenek Peniup Dupa, hingga kalian meninggalkan persemedian mu dan datang kemari?!" tanya Datuk Pengemis Nyawa mewakili keheranan semua yang hadir.

"Aku hanya ingin menyaksikan kepengecutan kalian dalam mengalahkan Pendekar Iblis," ledek si Nenek.

Seketika semua orang maju selangkah, tersinggung oleh ucapannya. Namun, Datuk Pengemis Nyawa memberi isyarat dengan tangannya agar mereka tenang.

"Apa alasan Nenek mengatakan kami pengecut?!" tanya Datuk Pengemis Nyawa, nadanya mulai meninggi.

"Ya pengecut lah… Jelas-jelas Pendekar Iblis hanya seorang pemuda ingusan, malah mau dikeroyok oleh tokoh-tokoh sehebat kalian," celetuk Bocah Setan Tua sambil memainkan tanah. Tingkahnya benar-benar seperti bocah sepuluh tahun.

"Kami tidak akan main keroyokan. Kami hanya ingin menjajal kehebatan orang yang sedang digemparkan itu. Nyawanya tetap milik Datuk Pengemis Nyawa," bela Biksu Zhaur dengan nada geram.

"Baguslah kalau begitu. Jadi aku tidak sia-sia datang kemari untuk menyaksikan pertunjukan kalian," seringai Nenek Tua sambil terkekeh.

Mendengar bahwa mereka datang hanya untuk menonton, Datuk Pengemis Nyawa sempat kecewa. Namun ia tidak kehabisan akal untuk mencoba mengajak tokoh-tokoh hebat itu berpihak padanya.

"Apa kalian tidak penasaran juga dengan kemampuannya? Mengujinya dengan beberapa jurus hebat kalian, misalnya…" rayu Datuk Pengemis Nyawa.

"Tanganku sudah kaku, tidak bisa bersilat lagi," celetuk Bocah Setan Tua dengan tenang.

Padahal mereka tadi jelas melihat bagaimana bocah itu menghindari pukulan si nenek dengan sangat gesit.

"Aku tak mau mempermalukan diri sendiri harus melawan bocah ingusan. Tapi… kalau yang meminta itu Kadipaten Ambangan, mungkin akan kupikirkan," seringai si Nenek penuh teka-teki.

Mata Datu Pengemis Nyawa terbelalak kaget. Kartunya telah terbongkar, namun ia berusaha tetap tenang agar para tamu lainnya tidak menyadari hal itu.

Tiba-tiba, mereka dikejutkan oleh teriakan lantang yang menggema dari luar gua, disertai semburan tenaga dalam yang luar biasa kuat.

"DATU PENGEMIS NYAWA… CEPAT KELUAR… SAMBUT AJALMU!"

Bukan hanya suara itu yang mengejutkan, tapi juga hembusan angin dahsyat seperti badai topan yang menerpa tempat itu. Bocah Setan Tua memegang erat kaki Nenek Peniup Dupa yang tertanam kuat di tanah, sementara para pendekar lainnya melakukan hal serupa agar tidak terhempas. Hembusan itu begitu kuat hingga memporak-porandakan isi ruangan meja, kursi, dan perabotan lain beterbangan ke segala arah.

“Hahaha! Dia datang…!!” teriak Bocah Setan Tua sambil berjingkrak-jingkrak kegirangan. Para tokoh lain hanya menghela napas kesal, sementara Nenek Peniup Dupa malah menggenggam tangan Bocah Setan Tua dan ikut berputar-putar penuh suka cita.

Benarlah apa yang dikatakan oleh Pengemis Laknat kepada Aji Mahendra tempat itu memang akan didatangi oleh beberapa pihak penting...

Para pendekar dunia persilatan yang ingin menyaksikan pertarungan hebat, diam-diam mengintip dari balik rimbunnya hutan. Beberapa pasang mata menatap tajam ke arah seorang pemuda yang berdiri gagah di tepi Rawa Lintah. Yang membuat mereka terheran-heran adalah kenyataan bahwa lintah-lintah buas itu justru enggan mendekat, padahal tubuh pemuda itu seharusnya menjadi santapan lezat bagi mereka. Bahkan, makhluk-makhluk mengerikan itu tampak menjauh.

"Hebat benar tenaga dalam pemuda itu. Panas tubuhnya saja mampu mengusir Lintah Penguasa Rawa. Pantas saja Nyi Pelet Peteng bisa dikalahkan olehnya…" gumam seseorang dari balik semak.

"Apa yang harus kita lakukan jika ternyata dia juga tak bisa dikalahkan di sini, Kakang?" tanya salah satu pengintip yang sejak tadi memperhatikan, bahkan sempat melihat Bocah Setan Tua dan Nenek Peniup Dupa memakan lintah.

"Seperti perintah Guru, tugas kita hanya mencari informasi dan membawanya ke Kadipaten Ambangan. Kita tidak boleh mencampuri urusan di sini," jawab seorang lainnya yang wajahnya sangat mirip dengan si penanya. Mereka adalah Jala dan Jalu, dua murid Datuk Pengemis Nyawa, si ahli racun dengan wajah setengah hancur.

Tak jauh dari mereka, Seraut Wajah pendekar misterius lainnya terbelalak kaget menyaksikan kemunculan beberapa tokoh hebat di mulut gua. Bukan karena jumlah mereka yang banyak, tetapi karena siapa mereka sebenarnya.

1
Hendra Yana
terimakasih
Hendra Yana
up lagi dong
Hendra Yana
lanjut
Hendra Yana
lanjut up nya
Hendra Yana
lanjut
Hendra Yana
mantap
Hendra Yana
di tunggu up selanjutnya
Hendra Yana
up
Hendra Yana
di tunggu up selanjutnya
Hendra Yana
mantap
Hendra Yana
kaya bkl seru nih
lanjut dong
Hendra Yana
semangat
Das ril
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!